Judul: Teori Pengkajian Status Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Teori
Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Pada Klien dengan Gangguan Cairan
Dosen: Amellia Mardhika, S.Kep., Ns., M.Kes.
Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Teori Pengkajian Status
Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Teori Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Pada
Klien dengan Gangguan Cairan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Pengkajian Status Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Tindakan Keperawatan serta
Evaluasi Pada Klien dengan Gangguan Cairan” dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amellia Mardhika, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku
Dosen Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
I. BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 2
2. BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Kelebihan Cairan....................................................................................3
2.2 Kelebihan Volume Cairan ECF..............................................................3
2.3 Diagnosa keperawatan yang berhubungan.............................................4
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................5
2.5 Intervensi Keperawatan..........................................................................7
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan umum :
Tujuan khusus :
1. Penulis mampu mengetahui tentang cara pengkajian pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
1
2. Penulis mampu mengetahui tentang cara membuat diagnosa keperawata pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
4. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
5. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan Cairan
1. Definisi
Kelebihan air atau hipoosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai air tubuh berlebihan yang berhubungan dengan pelarut.
Kondisi kelebihan cairan Berhubungan dengan:
a gagal jantung
b gagal hepar
c gagal ginjal
d intake air berlebihan: oral atau intravena
e sindrome sekresi ADH tidak tepat
Kondisi kelebihan cairan ditandai dengan:
a nilai osmolaritas serum < 275 mOsm/L atau < 280 mOsm/L
b bingung
c sakit kepala
d kramp
e delirium
f perubahan personalitas
g konvulsi
h koma
i anoreksia/mual/muntah
3
a Hiperaldosteronisme
b intake cairan berlebihan
c intake sodium berlebihan
d gagal ginjal
e gagal jantung
f gagal hepar
Ditandai dengan:
a edema
b efusi
c berat badan naik
d napas pendek
e orthopnea
f intake cairan lebih besar dari output
g bunyi jantung S3
h chest X-ray: kongesti pulmonary
i suara napas abnormal : rales (crackles)
4
aktivitas adalah suatu keadaan dimana individu mengalami ketidakcukupan
energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan
atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan. Ditandai dengan:
a cepat lelah
b lemah
c iritabilitas otot
2. Risiko Injuri
Definisi: Risiko injuri adalah suatu kondisi dimana individu yang berisiko
untuk mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang
berhubungan dengan sumber adaptif dan pertahanan.
Berhubungan dengan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Ditandai dengan:
a hipotensi postural
b kehilangan kesadaran
c kerusakan kognitif
3. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan integritas kulit adalah suatu kondisi dimana seseorang
mengalami perubahan dermis dan/atau epidermis.
Berhubungan dengan:
Edema
4. Konstipasi atau Diare
Definisi: Konstipasi adalah suatu penurunan frekuensi defekasi yang normal
pada seseorang disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap
atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering. Diare adalah feses keluar
dengan cepat dan tidak berbentuk. Berhubungan dengan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Kurang Pengetahuan
5
Definisi: Kurang pengetahuan adalah tidak ada atau kurangnya informasi
pengetahuan tentang topik yang spesifik. Berhubungan dengan:
Pembelajaran program terapi baru yang diadakan tidak adekuat.
d. Pemeriksaan Fisik
Berat badan pada pasien gangguang keseimbangan cairan dan
elektrolit biasanya mengalami kenaikan karena penumpukan cairan di
dalam tubuh.
Tanda-tanda vital pada pasien gangguan keseimbangan cairan biasa
terjadi peningkatan frekuensi pernapasan karena adanya penumpukan
6
cairan di paru-paru, pada penderita hipertensi tekanan darah akan
semakin meningkat, sedangkan pada nadi akan tetap normal.
Tingkat kesadaran
Kondisi fisik
Mata : Pada penderita gangguan keseimbangan cairan biasanya
ditemukan pandangan mata kabur, dan edema pada kantong mata.
Rambut : rambut rontok, tipis, dan kasar
Hidung : pernapasan cuping hidung
Mulut : ulserasi dan pendarahan, nafas berbau amonia,
muntah serta cegukan, peradangan gusi.
Leher : pembesaran vena jugularis
Kulit : turgor kulit jelek, dan terlihat bersisik.
Paru : Pada auskultasi ditemukan suara roncki
Abdomen : Inspeksi biasanya ditemukan distensi pada abdomen.
Ekstremitas : Ektremitas mengalami edema
Genitalia : Adanya infeksi atau tidak.
7
c. Manajemen Cairan
Memantau tingkta serum elektrolit.
Memantau albumin serum dan kadar total protein.
Memantau EKG untuk perubahan yang berhubungan dengan kalium
abnormal, kalsium, dan magnesium.
Pantau tanda-tanda hyperkalemia seperti mual, muntah, kram perut,
dan takikardi ventrikel.
Memantau kecukupan ventilasi.
d. Monitoring Cairan
Tentukan riwayat jumlah dan jenis asupan cairan dan kebiasaan
eliminasi.
Memantau asupan dan keluaran.
Memantau nilai elektrolit serum dan urin yang sesuai.
Memantau serum dan urin kadar osmolalitas.
Memantau membran mukosa, turgor kulit, dan haus.
Monitor warna, kuantiras, dan berat jenis urin.
Berikan agen farmakologis untuk meningkatkan output urin.
Berikan cairan IV yang sesuai.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,
yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa
adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar
(buffer) kimia dalam cairan tubuh. B.SaranDiharapkan mahasiswa dapat memahami
kebutuhan cairan dan elektrolit terutama cara memasangkan infuse, menghitung
tetesan infuse dan tranfusi darah, serta mampu melakukan tindakan yang benar
kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami kebutuhan cairan dan elektrolit terutama
cara memasangkan infuse, menghitung tetesan infuse dan tranfusi darah, serta mampu
melakukan tindakan yang benar kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://Repository.Poktekeskupang.ac.id
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_
%26_REKREASI/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/247598-pengetahuan-tentang-kesadaran-hidrasi-pa-
0b2436e6.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/KDM-2-Komprehensif.pdf
http://repository.unimus.ac.id/1765/3/13%20BAB%20II.pdf
10