Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR

Judul: Teori Pengkajian Status Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Teori
Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Pada Klien dengan Gangguan Cairan
Dosen: Amellia Mardhika, S.Kep., Ns., M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Merita Lia Pratiwi (152011913011) 8. Renim Gunawan (152011913019)


2. Ila Vimasturoh (152011913012) 9. Rizal Nurul Fajar (152011913020)
3. Muhammad Tegar Oktavianto 10. Dea Oktaviani (152011913022)
(152011913013) 11. Reffy Shofiyyun Nissa (152011913023)
4. Nunung Reni Hastari (152011913014) 12. Vanja Adhelin S.B (152011913024)
5. Rani Tiara Efendi (152011913015) 13. Ronny Erlangga (152011913037)
6. Kumairoh Rosidah (152011913016) 14. Nikmah Khalida Khusnaini
7. Amelia Qurratul A’ini (152011913017) (152011913038)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Teori Pengkajian Status
Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Teori Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Pada
Klien dengan Gangguan Cairan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Keperawatan Dasar. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Pengkajian Status Hidrasi Tubuh (Kelebihan Cairan Tubuh), Tindakan Keperawatan serta
Evaluasi Pada Klien dengan Gangguan Cairan” dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amellia Mardhika, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku
Dosen Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 05 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii

I. BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 2

2. BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Kelebihan Cairan....................................................................................3
2.2 Kelebihan Volume Cairan ECF..............................................................3
2.3 Diagnosa keperawatan yang berhubungan.............................................4
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan................................................................5
2.5 Intervensi Keperawatan..........................................................................7

3. BAB III PENUTUP


Kesimpulan..................................................................................................9
Saran ..........................................................................................................9

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prayitno (2012) mengatakan Hidrasi merupakan suatu kondisi atau keadaan
yang menggambarkan jumlah cairan dalam tubuh sesorang yang diketahui dari
pengujian warna urin. Hidrasi dapat diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam
tubuh dan merupakan syarat penting untuk menjamin fungsi metabolism dalam tubuh.
“Hidrasi adalah proses dimana ion molekul dikelilingi oleh air” (bhataramedia.com,
2014.)
Cairan merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang prestasi atlet,
namun sangat disayangkan banyak atlet maupun pelatih yang kurang menyadari akan
hal itu. Kekurangan cairan dinamankan dehidrasi. Menurut Murray,B (2007) hidrasi
diartikan sebagai keseimbangan cairan dalam tubuh dan merupakan syarat penting
untuk menjamin fungsi metabolisme sel tubuh. Sementara dehidrasi berarti kurangnya
cairan didalam tubuh karena jumlah yang keluar lebih besar dari jumlah yang masuk.
Manusia mengeluarkan cairan lewat pernafasan, keringat, urine dan tinja. Hidrasi
menjadi salah satu kunci terbangunnya tubuh yang sehat, karena pasokan air yang
cukup. Sebab, jika hidrasi kurang, beberapa penyakit dapat menyerang tubuh (Irfan,
Dhea. 2015).
Sedangkan Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh, karena jumlah cairan
yang keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk (Ambarwati Sri Ayu,
2003). Dehidrasi dapat terjadi akibat kehilangan air yang terlalu banyak, tidak minum
air dalam jumlah cukup, ataupun akibat kedua hal di atas (Gavin, 2006).
1.2 Tujuan
Tujuan Studi Kasus

Tujuan umum :

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan


kebutuhan cairan dan elektrolit.

Tujuan khusus :

1. Penulis mampu mengetahui tentang cara pengkajian pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

1
2. Penulis mampu mengetahui tentang cara membuat diagnosa keperawata pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit.
4. Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit
5. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan Cairan
1. Definisi
Kelebihan air atau hipoosmolaritas serum adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai air tubuh berlebihan yang berhubungan dengan pelarut.
Kondisi kelebihan cairan Berhubungan dengan:
a gagal jantung
b gagal hepar
c gagal ginjal
d intake air berlebihan: oral atau intravena
e sindrome sekresi ADH tidak tepat
Kondisi kelebihan cairan ditandai dengan:

a nilai osmolaritas serum < 275 mOsm/L atau < 280 mOsm/L

b bingung

c sakit kepala

d kramp

e delirium

f perubahan personalitas

g konvulsi

h koma

i anoreksia/mual/muntah

j berat badan meningkat

k gravitasi urine rendah


2.2 Kelebihan Volume ECF
1. Definisi
Kelebihan volume ECF adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kelebihan volume cairan vaskular dan interstitiil.
Berhubungan dengan:

3
a Hiperaldosteronisme
b intake cairan berlebihan
c intake sodium berlebihan
d gagal ginjal
e gagal jantung
f gagal hepar
Ditandai dengan:
a edema
b efusi
c berat badan naik
d napas pendek
e orthopnea
f intake cairan lebih besar dari output
g bunyi jantung S3
h chest X-ray: kongesti pulmonary
i suara napas abnormal : rales (crackles)

j pola napas berubah

k perubahan status mental


l hematokrit menurun

m tekanan vena sentral dan tekanan arteri pulmonar meningkat


n distensi vena jugularis
o oliguri
p gravitasi urine menurun
q azotemia
2.3 Diagnosa Keperawatan yang Berhubungan
Beberapa diagnosa keperawatan lain yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
cairan, elektrolit, dan asam basa adalah:
1. Defisit Self Care Atau Intolerans Aktivitas
Definisi: Defisit self care adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri. Intolerans

4
aktivitas adalah suatu keadaan dimana individu mengalami ketidakcukupan
energi fisiologis atau psikologis untuk bertahan atau memenuhi kebutuhan
atau aktivitas sehari-hari yang diinginkan. Ditandai dengan:

a cepat lelah

b lemah

c iritabilitas otot

2. Risiko Injuri
Definisi: Risiko injuri adalah suatu kondisi dimana individu yang berisiko
untuk mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang
berhubungan dengan sumber adaptif dan pertahanan.
Berhubungan dengan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Ditandai dengan:
a hipotensi postural
b kehilangan kesadaran
c kerusakan kognitif
3. Kerusakan Integritas Kulit
Definisi: Kerusakan integritas kulit adalah suatu kondisi dimana seseorang
mengalami perubahan dermis dan/atau epidermis.
Berhubungan dengan:
Edema
4. Konstipasi atau Diare
Definisi: Konstipasi adalah suatu penurunan frekuensi defekasi yang normal
pada seseorang disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap
atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering. Diare adalah feses keluar
dengan cepat dan tidak berbentuk. Berhubungan dengan:
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Kurang Pengetahuan

5
Definisi: Kurang pengetahuan adalah tidak ada atau kurangnya informasi
pengetahuan tentang topik yang spesifik. Berhubungan dengan:
Pembelajaran program terapi baru yang diadakan tidak adekuat.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Data Dasar
Data dasar meliputi nama, jenis kelamin, tanggal lahir, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan diagnosa medis klien.
b. Riwayat Keperawatan
Riwayat keperawatan pada masalah gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang perlu diperhatikan antara lain :
 Asupan cairan dan makanan.
 Pengeluaran cairan melalui urin, feses, dan muntah.
 Perubahan berat badan.
 Status kelebihan atau kehilangan cairan
 Penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
cairan.
c. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas
mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku pasien. Perawat
mengumpulkan pemeriksaan awal pasien tentang kapasitas fisik dan
intelektual saat ini, yang menentukan tingkat perlunya psikososial,
spiritual yang saksama.

d. Pemeriksaan Fisik
 Berat badan pada pasien gangguang keseimbangan cairan dan
elektrolit biasanya mengalami kenaikan karena penumpukan cairan di
dalam tubuh.
 Tanda-tanda vital pada pasien gangguan keseimbangan cairan biasa
terjadi peningkatan frekuensi pernapasan karena adanya penumpukan

6
cairan di paru-paru, pada penderita hipertensi tekanan darah akan
semakin meningkat, sedangkan pada nadi akan tetap normal.
 Tingkat kesadaran
 Kondisi fisik
Mata : Pada penderita gangguan keseimbangan cairan biasanya
ditemukan pandangan mata kabur, dan edema pada kantong mata.
Rambut : rambut rontok, tipis, dan kasar
Hidung : pernapasan cuping hidung
Mulut : ulserasi dan pendarahan, nafas berbau amonia,
muntah serta cegukan, peradangan gusi.
Leher : pembesaran vena jugularis
Kulit : turgor kulit jelek, dan terlihat bersisik.
Paru : Pada auskultasi ditemukan suara roncki
Abdomen : Inspeksi biasanya ditemukan distensi pada abdomen.
Ekstremitas : Ektremitas mengalami edema
Genitalia : Adanya infeksi atau tidak.

2.5 Intervensi Keperawatan


a. Diagnosa Kelebihan Cairan Tubuh
Batasan Karakteristik :
 Azotemia.
 Penurunan Hb.
 Edema.
 Ketidakseimbangan elektrolit.
 Asupan melebihi haluaran.
 Oliguria.
 Dyspnea.
b. Keseimbangan Cairan
 Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam.
 Tidak terjadinya edema perifer.
 Tidak terjadinya mata cekung.
 Kelembapan mukosa kulit dalam keadaan normal.
 Elektrolit serum dalam keadaan normal.

7
c. Manajemen Cairan
 Memantau tingkta serum elektrolit.
 Memantau albumin serum dan kadar total protein.
 Memantau EKG untuk perubahan yang berhubungan dengan kalium
abnormal, kalsium, dan magnesium.
 Pantau tanda-tanda hyperkalemia seperti mual, muntah, kram perut,
dan takikardi ventrikel.
 Memantau kecukupan ventilasi.
d. Monitoring Cairan
 Tentukan riwayat jumlah dan jenis asupan cairan dan kebiasaan
eliminasi.
 Memantau asupan dan keluaran.
 Memantau nilai elektrolit serum dan urin yang sesuai.
 Memantau serum dan urin kadar osmolalitas.
 Memantau membran mukosa, turgor kulit, dan haus.
 Monitor warna, kuantiras, dan berat jenis urin.
 Berikan agen farmakologis untuk meningkatkan output urin.
 Berikan cairan IV yang sesuai.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,
yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan
mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai
kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa
adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan system dapar
(buffer) kimia dalam cairan tubuh. B.SaranDiharapkan mahasiswa dapat memahami
kebutuhan cairan dan elektrolit terutama cara memasangkan infuse, menghitung
tetesan infuse dan tranfusi darah, serta mampu melakukan tindakan yang benar
kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit

3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami kebutuhan cairan dan elektrolit terutama
cara memasangkan infuse, menghitung tetesan infuse dan tranfusi darah, serta mampu
melakukan tindakan yang benar kepada pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://Repository.Poktekeskupang.ac.id

http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_
%26_REKREASI/PRODI._KEPERAWATAN/197011022000121-
HAMIDIE_RONALD_DANIEL_RAY/Bahan_Kuliah/CAIRAN_TUBUH.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/247598-pengetahuan-tentang-kesadaran-hidrasi-pa-
0b2436e6.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/KDM-2-Komprehensif.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1765/3/13%20BAB%20II.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai