Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

PERAWATAN RESUSITASI CAIRAN

Dosen Pengampu :

Ismar Agustin, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Deni Pranata ( PO7120123062 )


2. Engla Karcinta ( PO7120123080 )
3. Elisa Desriyadi ( PO7120123082 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan- Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta. kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinggan penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Teknik Sistem Informasi dengan judul "
Perawatan Resusitasi Cairan ".
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Palembang, 23 Februari 2024

Kelompok 13

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
FORM STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL............................................................................1
A. Pendahuluan....................................................................................................................................1
B. Diagnosis Perawatan Resusitasi Cairan .......................................................................................1
C. Luaran Perawatan Resusitasi Cairan................................................................................................1
D. Media dan alat Pembelajaran ..........................................................................................................1
E. Gangguan Keseimbangan Perawatn Resusitasi Cairan..............................................................2
F. Fungsi Perawatan Resusitasi Cairan................................................................................................2
G. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Perawat Resusitasi Cairan...............................3
H. Deskripsi Kegiatan Resusitasi Cairan...............................................................................................4
I. Penjelasan Istilah..................................................................................................................................5

iii
FORM STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

A. Pendahuluan
Resusitasi cairan merupakan tata laksana yang paling sering dilakukan pada
manajemen kasus akut. Secara umum, resusitasi cairan diindikasikan pada pasien dengan
ketidakstabilan hemodinamik yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti
sepsis, trauma, maupun gangguan kardiovaskuler. Tindakan resusitasi cairan ini
dilakukan sebagai tindakan life-saving sebelum klinisi mencari sebab dari ketidakstabilan
hemodinamik. Pemberian cairan secara agresif pada keadaan yang tidak sesuai indikasi
resusitasi cairan dapat menyebabkan komplikasi seperti edema paru akut yang justru
memperburuk keadaan pasien.
Resusitasi cairan dapat dilakukan dengan berbagai jenis cairan. Secara umum,
cairan terbagi menjadi dua, yaitu kristaloid dan koloid. Pemilihan dan penggunaan cairan
dalam resusitasi harus tepat, agar target terapi tercapai dan komplikasi dapat dihindari.
Resusitasi cairan diikuti dengan pemantauan pasien secara berkala, seperti tanda vital dan
urine output, untuk menilai fluid responsiveness secara objektif kepada pasien. Bila
pasien tidak berespons terhadap resusitasi cairan, klinisi harus menentukan alur tata
laksana selanjutnya dalam menangani ketidakstabilan hemodinamik.
Pemilihan cairan resusitasi yang ideal adalah cairan yang dapat membawa atau
mentransport oksigen ke jaringan,bertahan di ruangan intravaskular beberapa jam,
memiliki komposisi yang serupa dengan cairan ekstraseluler, isi dari cairan mudah di
metabolisme dan diekskresikan, steril, tidak toksik, dan biaya yang terjangkau. Namun,
cairan resusitasi yang ideal tersebut tidak ada. Sehingga pemilihan cairan resusitasi
tergantung dari keadaan dan kondisi pasien.

B. Diagnosis Perawatan Resusitasi Cairan


 Hipovolemia
 Risiko Syok
 Perfusi Perifer Tidak Efektif

C. Luaran Perawatan Resusitasi Cairan


 Status Cairan Membaik
 Tingkat Syok Menurun
 Perfusi Perifer Meningkat

D. Media Dan Alat


 Buku panduan peserta skill lab sistim emergensi dan traumatologi
 Boneka manikin dewasa
 Sarung tangan
 Abocath 18 dan 16G

1
 Transfusi dan infus set
 Cairan kistaloid/koloid

E. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektolit


Cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh diatur sedemikan rupa agar
keseimbangan fungsi organ vital dapat dipertahankan.

a. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh


Bentuk gangguan yang paling sering terjadi adalah kelebihan atau kekurangan
cairan yang mengakibatkan perubahan volume.

b. Overhidrasi
Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.
Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah
menjadi sangat rendah.Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air
lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan pada terapi cairan,
masuknya cairan irigator pada tindakan reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelam.

1. Dehidrasi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang
kurang atau keluaran yang berlebihan.

a. Gangguan Keseimbangan Elektrolit


Gangguan keseimbangan elektrolit yang umum yang sering ditemukan pada
kasuskasus di rumah sakit hanyalah beberapa sahaja. Keadaan-keadaan tersebut adalah :

 Hiponatremia dan hypernatremia


 Hipokalemia dan hyperkalemia
 Hipokalsemia

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Perawatan Resusitasi Cairan


Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan menurut Kondorura (2018) antara lain

a. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh dan berat dan secara aktivitas
organ, sehingga dapat memenuhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan
cairan dan elektrolit 7 tubuh berdasarkan usia, berat badan, kebutuhan (mI)/24 jam usia 3
hari dengan berat badan 3,0 kg harus memenuhi 200-300 ml/24 jam, usia 1 tahun berat
badan 9,5 kebutuhan cairannya 1150-1300, untuk usia 3 tahun berat badan 11,8 kg
kebutuhan cairannya 1350-1500 dan untuk anak usia 6 tahun dengan berat badan 18,7 kg
kebutuhan cairannya 1800-2000, 10 tahun dengan berat badan 20 kg, pada 14 tahun
dengan berat badan 45 kg dan 18 tahun dengan 54 kg,

2
b. Temperatur (suhu)
Suhu lingkungan dan evaporasi ingginya mengakibatkan proses pengeluaran
cairan melalui keringat cukup banyak, sehinggatubuh akan banyak kehilangan cairan.
Keadaan demam, setiap 10% untuk kenaikan 1 derajat Celsius (Efendi, 2019).

c. Diet
Apabila kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan makanan yang
tersimpan di dalamnya, sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke
intraseluler yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

d. Stres
Stres bisa mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit melalui
proses peningkatan metabolisme 8 sehinggamengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang
dapat menimbulkanretensi sodium dan air

e. Sakit
Pada kondisi sakit banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang
rusak tersebut dibutuhkan adanya prosespemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.

G. Deskripsi kegiatan Resusitasi cairan


Kegiatan Waktu Deskripsi
1. Pengantar 5 Menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur kerja,
peran masing-masing mahasiswa dan alokasi
waktu.
2. Demonstrasi 10 Menit 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi cara
singkat tentang cara resusitasi cairan oleh Instruktur pada model
pengelolaan resusitasi 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
cairan oleh instruktur. dimengerti.
3. Praktek cara 10 Menit 1. Satu orang mahasiswa sebagai asisten
pengelolaan jalan membantu menyiapkan seluruh alat. Satu orang
napas. mahasiswa mempraktekkan cara resusitasi
cairan. Mahasiswa lainnya menyimak dan
mengoreksi bila ada yang kurang.
2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa dan
melakukan supervisi menggunakan ceklis/daftar
tilik.
4. Diskusi 10 Menit 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
praktek cara resusitasi cairan : apa yang dirasa
mudah, apa yang sulit.
2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur

3
mendengar dan memberikan jawaban.
3. Instruktur mejelaskan penilaian umum tentang
jalannya praktek tindakan resusitasi cairan :
apakah secara umum berjalan baik, apakah ada
sebagian mahasiswa yang masih kurang. Bila
perlu mengumumkan hasil masing-masing
mahasiswa.
Total waktu 35 Menit

H. Standar Prosedur Operasional atau ( SPO )

PERAWATAN RESUSITASI CAIRAN

Definisi Memberikan perawatan pada pasien yang menjalani pemberian


cairan intravena dengan cepat sesuai indikasi
Tujuan
Diagnosis 1. Hipovolemia
Keperawatan 2. Risiko Syok
3. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Luaran 1. Status Cairan Membaik
Keperawatan 2. Tingkat Syok Menurun
3. Perfusi Perifer Meningkat
Prosedur 1. Identifikasi pasien menggunakan minimal dua identitas
(nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis)
2. Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukanMonitor tanda dan
gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit:
A. Sarung tangan bersih
B. Cairan kristaloid (Ringer Laktat, NaCl 0,9% atau
Asering)
C. Produk darah, jika perlu
D. Set infus atau set transfusi (blood sef)
E. Kateter IV ukuran besar (nomor 16 atau 18)
F. Torniket
G. Spuit 3 cc
H. Tabung sampel darah
I. Alcohol swab
J. Plester
K. Monitor jantung
L. Gunting
M. Oksimetn nadi
N. Stetoskop

4
O. Pengalas
P. Bengkok
4. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5. Pasang sarung tangen
6. Monitor status hemodinamik ((rokuensi napas, frekuensi
nadi, kekuatan nadi, TD, tekanon nadi, MAP)
7. Monitor status oksigenasi (sæturasi oksigen, AGD)
8. Monñor status cairan (intake-output akral, CRT, turgor kulit)
Sumber Bacaan 1. Buku PPNI
2. Modul Teori Keperawatan Dasar D III Keperawatan
Palembang
3. Modul Praktikum Keperawatan D III Keperawatan
Palembang
4. Rahman, D. R. B. A. (2019). Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I, 5.

I. Penjelasan Istilah
Istilah Pengertian
Hipovolemia Suatu kondisi saat kadar bagian cair dari
darah (plasma) terlalu rendah.
Perfusi Perifer keadaan dimana seseorang mengalami
atau beresiko mengalami suatu penurunan
sirkulasi darah ke perifer
Overhidrasi kondisi ketika tubuh mengalami kelebihan
cairan
Dehidrasi kondisi ketika tubuh kekurangan cairan
atau jumlah cairan yang keluar lebih
banyak dari cairan yang masuk
Hiponatremia Kondisi yang terjadi ketika kadar natrium
dalam darah terlalu rendah.
Hypernatremia Konsentrasi natrium yang tinggi dalam
darah.
Hipokalemia Kadar potasium, zat kimia yang penting
bagi tubuh, yang rendah dalam darah.
hyperkalemia Kadar kalium elektrolit dalam darah yang
tinggi.
Hipokalsemia Kondisi ketika darah memiliki terlalu
sedikit kalsium

Anda mungkin juga menyukai