Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN KRITIS

KESEIMBANGAN DAN MONITORING CAIRAN DI RUANG ICU


Disusun Oleh :
Kelompok 5
Gira Miftania (0432950316018)
Gita Rossalina (0432950316019)
Rahmawati (0432950316026)
Sania Oktaviani (0432950316032)

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BANI SALEH’BEKASI
2019

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan Umum........................................................................................................
1.4 Tujuan Khusus.......................................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi..................................................................................................................
2.2 Pemantauan Keseimbangan Cairan......................................................................
2.3 Perhitungan Balance Cairan................................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Keseimbangan dan Monitoring Cairan di Ruang ICU”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca.

Bekasi, 12 September 2019

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasien dengan penyakit kritis yang dirawat di ruang intensif sering kali
menerima resusitasi cairan dengan jumlah yang besar cairan intravena kristaloid,
koloid atau produk darah untuk mengoreksi aliran darah yang rendah yang timbul
dari proses mengancam nyawa seperti trauma perdarahan dan infeksi. Administrasi
dari cairan intravena merupakan salah satu langkah utama yang dilakukan pada
resusitasi pasien dalam kondisi kritis yang mengalami gangguan fungsi organ.
Namun yang perlu diperhatikan konsekuensi yang muncul belakangan masih
kurang dipahami, terutama mengenai bagaimana efek samping yang timbul dari
administrasi cairan dalam jumlah yang besar kemungkinan mengubah hasil akhir
pada terapi pasien. Kelm dll mendemonstrasikan bahwa 67% pasien yang
diresusitasi sesuai protokop EDGT memiliki bukti klinis ditemukannya kelebihan
cairan setelah 24 jam dengan 48% pasien mengalami persisten kelebihan cairan
pada hari rawat ke tiga.
Pasien yang sedang mengalami penyakit kritis, mengalami perubahan yang
signifikan dalam volume, distribusi, dan komposisi cairan tubuh, untuk memahami
strategi dan implikasi dari pemberian cairan operatif, penting untuk memahami
mekanisme homeostasis yang mengacu kepada kapasitas tubuh manusia untuk
mempertahankan kondisi secara konstan dengan cara penyesuaian keseimbangan
secara dinamis [2].
Beberapa penelitian yang dilakukan di ICU menunjukkan bahwa kelebihan
cairan telah dikaitkan dengan hasil yang buruk. Ditemukan bahwa setidaknya satu
hari keseimbangan cairan negatif merupakan prediktor kelangsungan hidup pada
pasien dengan syok septik. Selain itu, penelitian menemukan bahwa rata-rata
keseimbangan cairan harian yang positif adalah prediktor yang signifikan kematian
di ICU. Namun, keseimbangan cairan positif (baik resusitasi dan kumulatif selama
4 hari) dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian. menemukan bahwa rata-rata

1
keseimbangan cairan ICU adalah terkait secara independen dengan risiko tinggi
kematian di ICU [1].
Sehingga perlu dilakukan intervensi pada pasien-pasien stabil penyakit kritis
yaitu dengan cara membuat balance cairan dan monitoring cairan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah bagaimana pengaturan keseimbangan dan monitoring cairan di ruang ICU?
1.3 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana mengatur keseimbangan dan monitoring cairan
di ruang ICU.
1.4 Tujuan Khusus
1.4.1 Mengetahui definisi keseimbangan cairan
1.4.2 Mengetahui cara pemantauan keseimbangan cairan di ICU
1.4.3 Mengetahui perhitungan cairan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah masukan dan
keluaran cairan pada tubuh manusia. Dalam proses keseimbangan cairan, tubuh
berusaha agar jumlah cairan tetap normal [2].Keseimbangan cairan adalah bagian
penting dari proses perawatan pasien kritis. Keseimbangan cairan adalah
penyeimbangan cairan yang masuk dan keluar untuk memungkinkan proses
metabolisme berfungsi dengan baik. Menjaga keseimbangan cairan berperan
penting dalam mengelola pasien yang kritis. Pemantauan keseimbangan cairan
yang akurat adalah bagian yang penting sebagai informasi dasar pasien yang
membantu perawat melakukan intervensi untuk mencapai keadaan yang stabil [1].
2.2 Pemantauan Keseimbangan Cairan
a. Parameter dinamik seperti : Tanda-tanda vital : Denyut nadi, tekanan darah,
pernafasan, pemantauan nilai elektrolit pasien.
b. Pengisian kepiler, integritas kulit (tugor kulit)
c. Masukan (input) dalam bentuk infus intravena, pemberian makanan enteral,
parenteral, dan produk darah.
d. Keluaran (output) dalam bentuk urin, muntah, diare, dan drainase.
e. Monitor obat-obatan yang masuk terutama diuretik.
Input, output dan keseimbangan cairan dipantau untuk pengamatan (observasi) [1].
2.3 Penghitungan Balance Cairan
Urin Output normal yaitu 0,5-1,5cc/kg/jam
Oliguria :
Pengurangan urin output <300cc/m2/24 jam
<0,5cc/kg/jam
<1,0cc/kg/jam
Biasanya pada dewasa <500cc/hari
Anuria :

3
Biasanya pada dewasa <100ml/hari
Input cairan :
a. Air (Makan+minum) =.......... cc
b. Cairan infus =....................... cc
c. Terapi injeksi =..................... cc
d. Air metabolisme =................. cc (5cc/kg BB/hari)
Output cairan :
a. Urin =.................................... cc
b. Feses =.............................. cc
c. Muntah/perdarahan/cairan drainage =............ cc
d. IWL =................................. cc (IWL= 15cc/kg BB/hari)
Rumus balance cairan : (Balance cairan = Intake cairan – Output cairan) [2].
2.4 Fhfuh

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keseimbangan cairan adalah penyeimbangan cairan yang masuk dan keluar
untuk memungkinkan proses metabolisme berfungsi dengan baik. Pemantauan
keseimbangan cairan yang akurat adalah bagian yang penting sebagai informasi
dasar pasien yang membantu perawat melakukan intervensi untuk mencapai
keadaan yang stabil
3.2 Saran
Diharapkan bagi perawat dapat melakukan pengontrolan cairan dengan tepat
agar terciptanya kondisi yang semakin membaik bagi pasien di ruang ICU.

DAFTAR PUSTAKA
Hayam I, Asfour. 2016. Fluid Balance Monitoring Accuracy In Intensive Care Units.
Alexandria University.

5
Raisha, Putu. 2017. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Universitas Udayana.
Riskitasari, Septyana, dkk. 2016. SIMOCI (Sistem Monitoring Cairan Intravena) Di
Ruang ICU Menggunakan ZIGBEE. Politeknik Negeri Malang.

Widyanti, Ni Yoman. 2016. Peran Deresusitasi Pada Pasien Di Intensive Care Unit.
Denpasar: FK UNUD.
www.cdc.gov/dengue/training/cme/ccm/page57297/.html.

Anda mungkin juga menyukai