BUKUPANDUAN
PANDUANMODUL
MODUL
KEPERAWATAN KRITIS
Disusun Oleh:
2019
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
Menjadikan Program Studi Ners yang profesional dan unggul dalam manajemen disaster
pada tahun 2018.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus dalam ilmu perawatan yang menghadapi
secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atau masalah yang mengancam jiwa
(American Association of Critical-Care Nurses). Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU
memiliki mordibitas dan mortalitas yang tinggi. Menenali ciri-ciri dengan cepat dan
penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien yang berada dalam keadaan kritis dapat
membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk sembuh
(Jevon dan Ewens, 2009). Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris
merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa
batas, yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik
berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepsikan bahwa pasien
kritis memerlukan pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap
tindakan yang dilakukan. Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan
intensif oleh karena dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau
terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya.
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dan perencanaan asuhan keperawatan yang
etis, legal dan peka budaya pada klien yang mengalami kritis dan mengancam kehidupan.
Perencanaan asuhan keperawatan dikembangkan sedemikian rupa sehingga diharapkan
mampu mencegah atau mengurangi kematian atau kecacatan yang mungkin terjadi.
TUJUAN UMUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep keperawatan kritis serta fungsi
dan peran perawat dalam menjalankan proses keperawatan kritis.
TUJUAN KHUSUS
a. Mahasiswa memahami apa saja konsep dan prinsip keperawatan kritis
b. Mahasiswa mengetahui bagaimana proses keperawatan yang dilakukan dalam
keperawatan kritis
c. Mahasiswa mengetahui peran dan fungsi perawat dalam keperawatan kritis
RANCANGAN PEMBELAJARAN
1. Area Kompetensi
PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual
model dan middle rangetheories;
b. menguasai konsep teoritis ilmubiomedik;
c. menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanityvalues);
d. menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang
keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak,
keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas, keperawatan gawat
darurat dan kritis, manajemen keperawatan, serta keperawatan bencana;
e. menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
f. menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
g. menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
h. menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;
KETERAMPILAN KHUSUS
a. mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan
berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai
standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang
telah atau belum tersedia;
b. mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan
medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa,
atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan keluarga dan
keperawatan gerontik) sesuai dengan delegasi dari nersspesialis;
e. mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai
sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
f. mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi
klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan
kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
g. mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
h. mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat
untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya;
i. mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
j. mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik
asuhan keperawatan;
KETERAMPILAN UMUM
a. menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
e. meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
f. bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan
kode etik profesinya;
g. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh
sejawat;
h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya;
i. bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan bidang profesinya;
j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi
dan kliennya;
k. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
3. Karakteristik mahasiswa
Keperawatan Kritisditujukan bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan tahun ke-4
pada smester VII, yang telah mendapat ilmu tentang Keperawatan Klinik (KMB,
Keperawatan Anak, Keperawatan Maternitas, Ilmu Keperawatan Jiwa)
4. Pre-Assesssment
Evaluasi yang digunakan adalah evalusi proses (formatif) dan evaluasi akhir
(sumatif) terdiri dari ujian, penugasan, tutorial, dan nilai pratikum. Syarat untuk dapa
mengikuti ujian pratikum maupun ujian adalah dengan kehadiran minimal sebagai
berikut:
a. Kuliah : 75%
b. Pratikum : 100%
5. Metode Evaluasi
Penilaian hasil belajar menggunakan penilaian formatif dan sumatif. Penilaian
formatif adalah penilaian aktifitas harian menggunakan cheklist, laporan, kuis dll.
Penilaian sumatif menggunakan ujian tertulis (MCQ) dan pratikum.
a. 40% hasil MCQ
b. 20% penugasan
c. 20% hasil SGD, terdiri dari:
a) Proses selama tutorial :50%
b) Mini kuis :50%
d. 20% hasil ujian pratikum dan simulasi, terdiri dari:
a) Proses selama praktek klinik keperawatan :50%
b) Responsi :50%
6. Topik-topik Terkait
a. Silabus Semester VII (Tujuh)
KEPERAWATAN KRITIS
Melakukan simulasi Manajemen pada kasus kritis Kuliah Power Case study
pengelolaan asuhan berbagai sistem point SGD
keperawatan pada individu LCD
dengan kasus kritis terkait
berbagai sistem dengan
memperhatikan aspek legal
dan etis
Melaksanakan fungsi Peran dan fungsi perawat Kuliah Power Case study
advokasi pada kasus Fungsi advokasi pada kasus point SGD
kritis terkait berbagai kritis terkait berbagai sistem LCD Problem Based
sistem learning (PBL)
a. Topik pratikum
Proses tutorial menggunakan metode seven jump dalam menganalisiis scenario, meliputi:
Setiap skenario diselesaikan dalam satu mingggu dengan dua kali pertemuan
scenario dimana langkah 1s/d 5 dilaksanakan pada peteemuan pertama, lankah 6
dilakuakan antara pertemuan pertama dan kedua. Langkah tujuh dilakasnakan pada
pertemuan kedua.
Metode tutorial ini menuntut mahasiswa secara aktif dalam mencari informasi
atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah.
2. Skenario tutorial
Skenario 1
General learning objective: after completing the tutorial process, the student are able to
analyzing the Nursing care of vulnerable groups
Tn. A berusia 68 tahun dengan keluhan utama yang dirasakan adalah sesak nafas. Pasien
datang di IGD pada tanggal 03 Juni 2018 jam 07.30 WIB dengan keluhan perutnya keras
dan sesak nafas. Diagnosa medis pasien AHF + CAD – OMI Anteroseptal. Saat di IGD
mendapat terapi Infus RL 500cc/24 jam, Injeksi furosamid 40 mg, Injeksi ranitidin 50
mg, Pemberian oksigen nasal canul 4 lpm dan pasien menolak dilakukan pemasangan
kateter. Pasien dipindahkan ke ruang kemuning pada jam 09. 30 WIB dan mendapatkan
terapi infus RL 500 cc/24 jam, Injeksi furosamid 2 x 1 amp, spironolactone 1 x 25 mg,
ISDN 3 x 5 mg, ramipril 1 x 2,5 mg, paracetamol 3 x 500 mg, ASA 1 x 80 mg.
Pemeriksaan laboratorium, Hemoglobin menurun 10,6 g/dl, Kreatinin serum meningkat
2,23 mg/dl dan Urea meningkat 82,3 mg/dl. Foto thorax Ap didapatkan pembesaran
jantung ( Kardiomegali ).
Students task :
Method of study :
General learning objective: after completing the tutorial process, the student are able to
analyzing the nursing care of refugee
Tn. B berusia 76 tahun dengan keluhan utama yang dirasakan adalah nafasnya
ngongsroh. Pasien datang di IGD pada tanggal 07 Juni 2018 jam 13.00 WIB dengan
keluhan Sejak 3 hari yang lalu badannya lemes + sesak nafas. Diagnosa medis pasien
AHF + CAD – OMI Anteroseptal + Pleuropneumonia D/S. Saat di IGD mendapat terapi
Infus NS 500cc/24 jam, Injeksi furosamid 40 mg, Injeksi ranitidin 50 mg, Pemberian
oksigen masker non-rebrithing 10 lpm dan kateter sudah dipasang di RS NU Jombang.
Kemudian pasien dipindahkan ke ruang kemuning pada jam 13.00 WIB dan
mendapatkan terapi infus RL 300cc/24 jam, Injeksi lasix 2 x 1 amp, ISDN 3 x 5 mg,
spironolactone 1 x 25 mg, Nebul combivent 2x. Pemeriksaan laboratorium, Hemoglobin
menurun 9,8 g/dl, Kreatinin serum meningkat 2,69 mg/dl dan Urea meningkat 104,8
mg/dl. Foto thorax Ap didapatkan pembesaran jantung ( Kardiomegali ) dan effusi
pleura D/S.
Students task :
Method of study :
Pengertian Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian
medikasi intravena pada klien.
Tujuan 1. Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai
kebutuhan klien.
2. Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu
pemberian yang lama.
Petugas Perawat
Persiapan alat Persiapan Alat :
1. Syringe pump dan tiang penyangga
2. Spuit 10 cc/ 20 cc/ 30 cc/ 50 cc dan medikasi klien.
3. Selang penghubung.
Persiapan Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
perawat
Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Prosedur 1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Siapkan spuit dan medikasi klien.
3. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan
akses intravena.
4. Nyalakan syringe pump.
5. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
6. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
7. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan
dengan suara dan lampu yang menyala merah.
8. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.
9. Merapikan alat
10. Merapikan pasien
11. Pencatatan dan pelaporan
Bench, S & Brown, K. (2011). Critical Care Nursing: Learning from Practice.
Elliott, D., Aitken, L. & Chaboyer, C. (2012). ACCCN’s Critical Care Nursing,
2nd ed. Mosby: Elsevier Australia
Urden, L.D., Stacy, K. M. & Lough, M. E. (2014). Critical care Nursing: diagnosis
and Management. 7th ed. Mosby: Elsevier Inc.