Anda di halaman 1dari 23

BUKU

BUKUPANDUAN
PANDUANMODUL
MODUL
KEPERAWATAN GERONTIK

SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN
BUKU PANDUAN MODUL
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2019
KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

2019
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU

VISI PROGRAM STUDI

Menjadikan Program Studi Ners yang profesional dan unggul dalam manajemen disaster
pada tahun 2018.

MISI PROGRAM STUDI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan role model


perawatan profesional.
2. Menyelenggarakan praktek keperawatan, dengan terus menerus meningkatkan mutu
pelayanan melalui pendidikan dan pelatihan yang menitikberatkan pada manajemen
disaster.
3. Menyelenggarakan kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat dalam pengembangan program studi Ners untuk menghasilkan lulusan yang
profesional .

TUJUAN PROGRAM STUDI NERS ADALAH :

1) Menyelenggarakan kurikulum keperawatan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki


kemampuan profesional dalam bidang keperawatan.
2) Mengelola pelayanan keperawatan secara bertanggung jawab dengan menunjukan sikap
profesional.
3) Pengembangan kemampuan profesional dosen melalui pelatihan, magang dan
perencanaan studi lanjut.
4) Mengembangkan soft skill dalam melaksanakan profesi keperawatan.

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Peningkatan angka harapan hidup (AHH) di Indonesia merupakan salah satu indikator
keberhasilambangunan di Indonesia. AHH tahun 2014 pada penduduk perempuan adalah
72,6 tahun dan laki-laki adalah 68,7 tahun. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah lanjut usia
di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014, jumlah
penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun
2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta jiwa. Usia lanjut akan menimbulkan masalah
kesehatan karena terjadi kemunduran fungsi tubuh apabila tidak dilakukan upaya pelayanan
kesehatan dengan baik.
Fokus mata ajar keperawatan gerontik adalah membahas konsep dasar keperawatan
gerontik, berbagai teori keperawatan gerontik dan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar lansia. Penerapannya pada asuhan keperawatan gerontik melingkupi
pembahasan mengenai kebutuhan bio, psiko, sosial dan spiritual pada lanjut usia dengan
sasaran individu, keluarga dan kelompok/ komunitas.
Pembahasan mata ajar ini meliputi teori dan praktikum laboratorium dalam pemenuhan
kebutuhan klien lanjut usia dengan gangguan bio, psiko, social dan spiritual. Proses
pembelajaran mata kuliah gerontik ini diarahkan agar mahasiswa memperoleh kemampuan
dalam melakukan asuhan keperawatan yang meliputi melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa yang sesuai, merencanakan intervensi keperawatan, melakukan tindakan
keperawatan di laboratorium dan melakukan evaluasi dan dokumentasi pada berbagai contoh
kasus gangguan kebutuhan dasar lansia. Proses pembelajaran pada mata ajar ini dilakukan
melalui teori dengan pendekatan Student Center Learning (SCL) dan praktikum laboratorium
kampus.

TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini mahasiswa mampu :

1. Mengelola asuhan keperawatan pada lansia baik sehat maupun yang mengalami
berbagai masalah kesehatan dengan menerapkan beberapa konsep dasar gerontik,
teori biopsikososiokultural dan spiritual pada proses penuaan
2. Mengembangkan rasa percaya diri dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik

TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti proses pembelajaran, mahasiswa mampu :
1. Melakukan pra interaksi sehingga terbina dan terpelihara hubungan terapeutik antara
perawat dank lien
2. Mengkaji status kesehatan klien meliputi riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan
pengkajian khasus lansia
3. Merumuskan diagnose keperawatan dan menyusun rencana perawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana dengan yang telah dibuat
5. Menggunakan upaya prevensi primer, sekunder serta tersier dalam tindakan
keperawatan
6. Menggunakan berbagai sumber daya, kerjasama antar disiplin pelayanan kesehatan
dalam melaksanakan tindakan keperawatan
7. Melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan
8. Mendokumentasikan proses keperawatan
9. Melakukan terapi aktifitas kelompok (TAK) pada lansia

RANCANGAN PEMBELAJARAN

1. Area Kompetensi

PROGRAM STUDI NERS


SIKAP
a. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
b. menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri.
c. mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan
profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggung jawabnya, dan
hukum/peraturanperundangan;
d. mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis danpeka
budaya sesuai dengan Kode Etik PerawatIndonesia;
e. memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung
jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan
elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggung jawabnya.

PENGUASAAN PENGETAHUAN
a. menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual
model dan middle rangetheories;
b. menguasai konsep teoritis ilmubiomedik;
c. menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanityvalues);
d. menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang
keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak,
keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas, keperawatan gawat
darurat dan kritis, manajemen keperawatan, serta keperawatan bencana;
e. menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
f. menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
g. menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;
h. menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;

KETERAMPILAN KHUSUS
a. mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan
berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai
standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang
telah atau belum tersedia;
b. mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan
medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa,
atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan keluarga dan
keperawatan gerontik) sesuai dengan delegasi dari nersspesialis;
e. mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai
sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
f. mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi
klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan
kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
g. mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
h. mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat
untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya;
i. mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
j. mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik
asuhan keperawatan;

KETERAMPILAN UMUM
a. menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
e. meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
f. bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan
kode etik profesinya;
g. melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh
sejawat;
h. memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya;
i. bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan bidang profesinya;
j. mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi
dan kliennya;
k. meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

2. Learning outcome Keperawatan Gerontik


Bila diberi contoh kasus keperawatan lanjut usia di rumah sakit, panti wredha
dan keluarga dengan gangguan bio, psiko, social dan spiritual, mahasiswa mampu
menyusun asuhan keperawatan individu, keluarga, dan kelompok/ komunitas sesuai
dengan konsep dan prinsip keperawatan gerontik :
1. Bila diberi pertanyaan pemicu dan bahan bacaan, mahasiswa mampu
menjelaskan konsep dan teori menua yang digunakan dalam keperawatan
gerontik dengan tepat
2. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan strategi komunikasi terapeutik sesuai
dengan masalah dan kondisi perkembangan lanjut usia
3. Bila diberi data kasus lansia (individu, keluarga, kelompok) dengan masalah
bio, psiko, sosial dan spiritual, mahasiswa mampu menyusun asuhan
keperawatan (pengkajian, analisis data, merumuskan dua diagnosis dan
merencanakan intervensi keperawatan) sesuai dengan standar NANDA

3. Karakteristik mahasiswa
Keperawatan Gerontik ditujukan bagi mahasiswa Ilmu Keperawatan tahun ke-
4 pada smester VII.

4. Pre-Assesssment
Evaluasi yang digunakan adalah evalusi proses (formatif) dan evaluasi akhir
(sumatif) terdiri dari ujian, penugasan, tutorial, dan nilai pratikum. Syarat untuk dapa
mengikuti ujian pratikum maupun ujian adalah dengan kehadiran minimal sebagai
berikut:
a. Kuliah : 75%
b. Pratikum : 100%
5. Metode Evaluasi
Penilaian hasil belajar menggunakan penilaian formatif dan sumatif. Penilaian
formatif adalah penilaian aktifitas harian menggunakan cheklist, laporan, kuis dll.
Penilaian sumatif menggunakan ujian tertulis (MCQ) dan pratikum.
a. 40% hasil MCQ
b. 20% penugasan
c. 20% hasil SGD, terdiri dari:
a) Proses selama tutorial :50%
b) Mini kuis :50%
d. 20% hasil ujian pratikum dan simulasi, terdiri dari:
a) Proses selama praktek klinik keperawatan :50%
b) Responsi :50%
6. Topik-topik Terkait
a. Silabus Semester VII (Tujuh)
KEPERAWATAN GERONTIK

Area Kemampuan akhir yang Topik Stategi Media Ajar Indikator


Kompetensi Diharapkan Pembelajaran yang
disiapkan
K A P 2 3 4 5 6
 Bila diberi pertanyaan 1. Konsep dasar keperawatan Kuliah  Power  Mini
pemicu dan bahan gerontik point Lecture,Case
bacaan, mahasiswa 2. Teori-teori penuaan  LCD studi, SGD,
mampu menjelaskan 3. Perubahan bio-psiko-sosial- Project
spiritual-kultural yang lazim
konsep dan teori menua Based
terjadi pada proses menua
yang digunakan dalam 4. Program nasional kesehatan learning
keperawatan gerontik lansia (PjBL), Lab
dengan tepat 5. Isu-isu, strategi dan kegiatan skills
untuk promosi kesehatan dan
kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang
terlibat merawat lansia.

 Mahasiswa mampu 1. Komunikasi dengan lansia Kuliah  Power  Mini


mendemonstrasikan 2. Komunikasi dengan kelompok point Lecture,Cas
strategi komunikasi keluarga dengan lansia  LCD e studi,
terapeutik sesuai dengan 3. Masalah yang umum terjadi SGD,
pada lansia dengan masalah
masalah dan kondisi Project
komunikasi
perkembangan lanjut 4. Perumusan diagnosis Based
usia keperawatan pada lansia dengan learning
masalah komunikasi (PjBL), Lab
5. Perencanaan tindakan skills
keperawatan pada lansia dengan
masalah komunikasi
 Bila diberi data kasus 1. Asuhan Keperawatan Kuliah  Power  Mini
lansia (individu, (pengkajian, analisis data, point Lecture,
keluarga, kelompok) diagnosis keperawatan,  LCD Case
dengan bio, psiko, sosial intervensi) pada lansia dengan studi,
perubahan fisiologis
dan spiritual, mahasiswa SGD,
2. Asuhan Keperawatan
mampu menyusun (pengkajian, analisis data, Project
asuhan keperawatan diagnosis keperawatan, Based
(pengkajian, analisis intervensi) pada lansia dengan learning
data, merumuskan dua perubahan psiko, sosial, dan (PjBL),
diagnosis dan spiritual pada lansia Lab
merencanakan intervensi skills
keperawatan) sesuai
dengan standar NANDA

a. Topik pratikum

Topik Tempat Waktu


1 Pengkajian lansia Skills lab 2x 60 menit
2 Oksigenasi-sirkulasi Skills lab 2x 60 menit
4 Nutrisi Skills lab 2x 60 menit
5 Eliminasi dan perawatan diri Skills lab 2x 60 menit
6 Mobilisasi Skills lab 2x 60 menit
1. Petunjuk teknis SGD

Seven jump 1. Clarifying unfamiliar terms


2. Problem definitation
3. Brainstorming
4. Analyzing the problem
5. Formulating learning issue
6. Self study
7. Reporting

Proses tutorial menggunakan metode seven jump dalam menganalisiis scenario, meliputi:

1. Clarifying unfamiliar terms/ mengklarifikasi istilah atau konsep: istila-istilah dalam


scenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak interprentasi perlu
ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan kamus keperawatan, kamus
kedokteran, tutor.
2. Problem definitation/ mengedentifikasi permaslahan: masalah-maslah yang ada dalam
scenario di identifiaksi dan dirumuskan dengan jelas berisi pertanyaan-pertanyaan.
3 Brainstorming: langkah ini berisi jawaban singkat atau hipotesis berisis pertanyaan
dari langkah ke 2
4 Analyzing the problem/ menganalisis masalah: masalh-masalah yang ditetapkan
dianalisis dengan membuat skema atau atau bagan yang merupakan alat untuk
menghubungkan pemahamam mahasiswa dalam kelompok tersebut. Pada langkah ini
setiap kelompok dapat mengemukakan penjelasan tentative, mekanisme, hubungan
sebeab akibat dan lain-lain tentang permasalahan.
5 Formulating learning issue/ menetapkan tujuan belajr: informasi yang dibutuhkan
untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun sistematis sebagai tujuan
belajar.
6 Self study / mengumpulkan informasi tambahan ( belajar mandidri ): kebutuhan
pengetahuan ditettapkan sebagai tujuan belajar untuk memecahkan masalah dlam
belajar mandiri dapat dilakukan dengan mengakses informasi melalaui internet,
jurnal, perpustakaan, kuliah, konsultasi pakar.
7 Reporting/ mensistensisi/ menguji informasi baru : mensiistensis, mengevaluasi dan
menguji informasi baru hasil belajar mandidri setiap anggita kelompok

Setiap skenario diselesaikan dalam satu mingggu dengan dua kali pertemuan
scenario dimana langkah 1s/d 5 dilaksanakan pada peteemuan pertama, lankah 6
dilakuakan antara pertemuan pertama dan kedua. Langkah tujuh dilakasnakan pada
pertemuan kedua.

Tutor bertugas sebagai fasilitattor dan mengarahkan disikusi dan memebantu


mahasiswa dalam memecahkan masalah tanpa harus menjelaskan penjelasan atau
perkuliah mini.
Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memeberikan kesempatan setiap
anggota keleompok untuk dapat menyimpan idea atau pertanyaan, mengikat bila ada
anggota kelompok yang mendominasi atau memancing anggota kelompok yang pasif
selam prosoes diskusi. Keteua dapat mengakhiri brainstorming bila dirasa sudah
cukup dan melihat bersama sekretaris apakah semua hal yang penting sudah dicatat/
didokumentasikan. Ketua di bantu sekretaris menulis hasil diskusi pad white board /
flipchart.

Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning athmosphere, keterbukaan


dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengungkapkan pendapatnya tanpa
khawatir dianggap salah, diremehkan atau bermutu oleh teman-temanya, karena
metode tutorial ini menegedepankan proses atau langkah-langkah yang harus dicapai
dalam pemecahan masalah bukan benar tidaknya jawaban yang dihasilkan.

Metode tutorial ini menuntut mahasiswa secara aktif dalam mencari informasi
atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah.

2. Skenario tutorial

Skenario 1

General learning objective: after completing the tutorial process, the student are able to
analyzing the Nursing care of vulnerable groups

Lansia yang mengalami bedrest selama beberapa hari di Rumah Sakit, dikunjungi oleh
seorang perawat jaga. Perawat di shift sebelumnya melaporkan jika lansia mengalami
halusinasi dan delusi. Perawat kemudian mengukur level oxygen dan didapatkan nilai
kurang dari 90%. Keluarga mengatakan, lansia menolak saat diberikan minum dan
mengatakan tidak nyaman dengan pemasangan kateter.

Students task :

Make question as many as possible related to the scenario!

Method of study :

Small grup discussion (SGD) employing the seven jump step.

Skenario 2

General learning objective: after completing the tutorial process, the student are able to
analyzing the nursing care of refugee
Para lansia dalam sebuah elderlyhome terlibat dalam sebuah penelitian tentang
efektifitas rempah dan salah satu jenis analgetik dalam mengurangi nyeri. Sebelum
penelitian dimulai, perawat mengkaji apakah responden memiliki riwayat alergi
terhadap jenis analgetik tertentu.

Students task :

Make question as many as possible related to the scenario!

Method of study :

Small grup discussion (SGD) employing the seven jump step.

3. Panduan pratikum PENGKAJIAN LANSIA

1. Pengertian 1. Pra lansia adalah kelompok orang dengan usia antara 40 – 59 tahun

2. Lansia adalah kelompok orang dengan usia lebih dari 60 tahun

2. Tujuan Sebagai acuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia melalui kegiatan


Kelompok Lanjut USia yang mandiri dalam masyarakat

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 440/76 C tentang Standar Pelayanan


Kegiatan Pengembangan Lansia
4. Referensi Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pengelolaan Kegiatan
Kesehatan di Kelompok Lanjut Usia. Jakarta: Departemen Kesehatan
5. Alat dan Alat :
Bahan
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Timbangan
4. Obat-obatan
5. ATK
6. Prosedur 1. Persiapan
a. Petugas menentukan sasaran kegiatan
b. Petugas mempersiapkan alat yang akan digunakan
c. Petugas mempersiapkan daftar hadir peserta
2. Pelaksanaan
a. Petugas mempersilahkan pasien mengisi daftar hadir
b. Berat badan pasien ditimbang dan dicatat
c. Petugas mengukur tensi pasien, dan mencatatnya
d. Petugas memberikan obat kepada pasien, bila diperlukan
e. Jika ada pasien yang berisiko maka diberikan rujukan ke
Puskesmas
7. Alur
Proses

8. Unit Seluruh Tenaga Medis di Puskesmas Ngemplak Simongan


Terkait

9. Dokumen Daftar Hadir


Terkait Resep

10. Catatan
Revisi

SOP MOBILISASI

Pengertian Membantu pasien pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah


memindahkan pasien dari satu tempat ke tempat lain

Kebijakan Mencegah pasien jatuh dan komplikasi akibat salah


melakukan gerakan

Persiapan 1. Kursi roda 1 buah


2. Brancard 1 buah
3. Selimut (1 buah)
4. Bantal (kalau perlu)

Prosedur Kerja PRA INTERAKSI

1. Mengkaji kebutuhan pasien yang akan dipindahkan dari


satu tempat ke tempat lain
Rasional: untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai kebutugan pasien akan menggerakan anggota
tubuh.

2. Melaporkan /memvalidasi pasien dan indikasi


memindahkan pasien yang akan dipindahkan dari satu
tempat ke tempat lain
Rasional :agar perawat dapat membandingkan data
subjektif dan data objektif pasien.
3. Menyiapkan alat dan bahan
Rasional :untuk membantu perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien mengenai mobilisasi
atau imobilisasi.

INTERAKSI

Orientasi

1. Menyampaikan salam
Rasional : Salam untuk melahirkan kedisiplinan,sopan
santun dan menyampaikan saling hormat antara perawat
dengan pasien

2. Menanyakan nama pasien


Rasional : agar tidak salah orang dalam memeriksa
pasien, selain itu memudahkan dalam berinteraksi dengan
pasien

3. Memperkenalkan diri
Rasional :Fungsi memperkenalkan diri dengan
pasien/keluarga untuk membina hubungan saling percaya
(BHSP) kepada pasien dengan keluarganya

4. Menyampaikan maksud dan tujuan memindahkan pasien


Rasional : Menjelaskan maksud dan tujuan pada pasien
agar pasien mengerti maksud dan tujuan dalam
perawatannya agar pasien dapat menerima dengan baik

5. Menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan


Menjelaskan prosedur kerja pada pasien berfungsi agar
pasien mengerti tahap kerja yang akan dilaksanakan
dalam membantunya berpindah posisi.

6. Mencuci tangan
Rasional : Mencuci tangan berfungsi untuk agar tangan
bersih saat merawat pasien

Kerja

Memindahkan pasien dari brankard ketempat tidur atau


sebaliknya

1. Mengangkat pasien oleh sekurang – kurangnya oleh tiga


orang perawat ( sesuai kebutuhan )
Rasional: mengangkat pasien sekurang-kurangnya oleh
tiga orang perawat bertujuan untuk melindungi pasien
dari cedera atau jatuh saat proses pengangkatan. Perawat
1 bertugas untuk mengangkat kepala pasien, perawat 2
bertugas untuk mengangkat pinggang pasien, peawat 3
bertugas untuk mengangkat bagian kaki atau tungkai
pasien.
2. Ketiga perawat berdiri pada sisi kanan pasien dengan
urutan sebagai berikut : perawat I ( paling tinggi ) berdiri
dibagian kepala, perawat II berdiri dibagian pinggang,
perawat III berdiri dibagian kaki
Rasional: perawat yang paling tinggi bertugas
mengangkat bagian kepla pasien agar posisi kepala
pasien lebih tinggi dari badan pasien. Perawat kedua
diusahakan agar berbadan paling besar diantara perawat
lainnya agar kuat pada saat mengangkat pinggang pasien.
Perawat ketiga berbadan lebih kecil dari perawat yang
lain karena bertugas mengangkat kaki pasien (bagian
yang paling ringan).
3. Lengan kiri perawat I dibawah kepala sampai pangkal
lengan pasien dan lengan kanan dibawah punggung
pasien (bila pasien gemuk lengan kanan perawat I
melalui badan pasien ke bawah pinggang sehingga
berpengangan dengan pergelangan tangan kiri perawat
II )
Rasional : untuk mengunci bagian kepala pasien agar
pegangan kencang sehingga kepala pasien tidak
menengadah
4. Lengan kiri perawat II dibawah pinggang pasien, lengan
kanan dibawah bokong pasien
Rasional : untuk mengunci bagian pinggang dan bokong
pasien agar pasien tidak terjatuh
5. Kedua lengan perawat II mengangkat seluruh tungkai
pasien
Rasional: untuk mengunci bagian tungkai pasien agar
mengangkat tubuh pasien menjadi seimbang.
6. Setelah siap salah seorang perawat memberi aba-aba
untuk bersama-sama mengangkat pasien
Rasional: Agar mengangkat pasien dapat bersamaan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih anatara perawat
yang satu dengan perawat yang lainnya pada saat
mengangkat pasien.
7. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan
menuju ketempat tidur atau brankard yang telah
disediakan
Rasional: Agar pada saat perawat akan melangkah untuk
memindahkan pasien ke brangkar bisa bersamaan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara perawat
yang satu dengan perawat yang lannya sehingga posisi
pasien tetap seimbang
8. Setelah pasien berada diatas tempat tidur atau brankard
posisinya diatur dan selimut dipasang atau dirapikan
Rasional : agar pasien merasa nyaman dan siap untuk
dipindahkan
Memindahkan pasien dari kursi roda ketempat tidur

1. Mendorong kursi roda kesisi tempat tidur


Rasional : bertujjuan untuk memudahkan pemindahan
pasien dari kursi roda ke tempat tidur
2. Kedua tangan perawat menopang ketiak pasien pada sisi
yang lemah / sakit dan pasien dianjurkan bertumpu pada
sisi yang kuat
Rasional : perawat menopang ketiak pasien agar pasien
dapat terjaga dan tidak terjatuh saat berpindah, pasien
bertumpu pada sis yang kuat agar tidak terjatuh, jika
bertumpu pada sisi yang lemah akan menyebabkan rasa
sakit ataupun cedera tambahan
3. Perawat memipin pasien untuk turun dari kursi roda dan
berjalan bersama-sama menuju tempat tidur
Rasional: Bertujuan agar perawat dapat menjaga
keselamatan pasien saat perjalanan dari kursi roda ke
tempat tidur
4. Menyarankan pasien bersandar pada sisi tempat tidur
kemudian dibantu oleh perawat untuk naik
Rasional : Bersandar pada sisi tempat tidur agar
memudahkan pasien naik ke tempat tidur
5. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan, kemudian
dirapikan
Rasional : Bersandar pada sisi tempat tidur agar pasien
nyaman berbaring di tempat tidur. Dirapikan agar pasien
merasa nyaman
6. Mencuci tangan
Rasional : Bertujuan agar terhindar dari kontaminasi
penyakit pasien
7. Mengevaluasi perasaan pasien ( merasa aman dan
nyaman)
Rasional : Agar perawat dapat mengetahui keadaan
pasien jika merasa kurang nyaman atau aman maka
perbaiki posisi pasien
8. Memberi pujian kepada pasien
Rasional : Agar pasien merasa senang dan merasa
nyaman
9. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
Rasional : Agar pasien dapat mempersiapkan diri saat
perawat datang kembali
10. Mengucapkan salam
Rasional : Agar pasen merasa dihormati

POST INTERAKSI

1. Mengelola alat yang telah dipakai


Rasional : Agar alat rapi dan mudah diambil jika suatu
saat diperlukan lagi
2. Mencuci tangan
Rasional : Agar tangan bersih terhindar dari kontamnasi
penyakit lewat alat yang dipakai pasien
3. Mendokumentasikan tindakan
Rasional : Sebagai bukti bawa tindakan kita sesuai
dengan SOP

Unit Terkait Bidang Dalam, Anak, Maternitas, Jiwa, Komunitas

SOP Nutrisi

Pengertian Pemberian makanan secara peoral adalah pemberian makanan


dan minuman langsung melalui mulut
Indikasi 1. Pasien yang bisa makan sendiri
2. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri

Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien


Persiapan tempat dan Alat-alat :
alat
1. Peralatan makan menurut kebutuhan misalnya: piring,
sendok, garpu, gelas minum, serbet, dan jika perlu
pisau.
2. Makanan sesuai diet dan minuman disiapkan dan
dibawa ke tempat klien
3. Lingkungan di sekitar klien dirapikan, singkirkan
segala sesuatu yang tidak menyenangkan
4. Siapkan alat yang dibutuhkan:

a. Air untuk cuci tangan, sabun dan handuk


b. Peralatan oral hygiene
4)  

Persiapan Pasien 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan tindakan


yang akan dilakukan
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman (posisi supine)
Persiapan Lingkungan Memasang sketsel

Prosedur Pelaksanaan A. Fase Orientasi:


1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan kepada klien
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan klien
B. Fase Kerja:

1. Mengkaji kebutuhan klien dan menjelaskan prosedur


2. Perawat mencuci tangan, mengidentifikasi klien dan
memberikan privacy
3. Jika diizikan, tinggikan kepala tempat tidur atau bantu
klien untuk turun dari tempat tidur
4. Berikan air, sabun dan handuk untuk cuci tangan
5. Bantu melakukan oral hygiene
6. Singkirkan barang atau sampah di dekat klien
7. Cuci tangan dan ambil baki makanan letakkan di atas
meja dan atur makanan dengan sikap dan cara yang
baik
8. Klien diingatkan untuk berdoa terlebih dahulu
9. Anjurkan klien makan sendiri sebanyak mungkin
10. Ambil baki dengan segera setelah selesai makan.
Pastikan untuk mencatat apa yang dimakan dan yang
tidak dimakan oleh klien
11. Catat asupan cairan jika perlu
12. Lakukan semua prosedur, ingat mencuci tangan dan
dokumentasikan waktu, jumlah dan jenis makanan
yang dimakan dan tidak dimakan oleh klien.

C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan:
Tanyakan respon klien setelah tindakan
2. Menyampaikan tindak lanjut  jika ada keluhan bisa
menghubungi perawat di ruangan
3. Berpamitan
Penampilan selama 1. Komunikasi terapeutik
tindakan 2. Menjaga keamanan pasien

References
Meiner S.E. (2015). Gerontologic Nursing. Mosby: Elsevier Inc. (Wajib)

Black, JM., Matassin E. (2002). Medical surgicalnursing, clinicalmanagement


for continuity of care. JB. Lipincott.co

Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas


(2- vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte
Ltd.
Craven, R.F., Hirnle, C.J. (2007). Fundamental of nursing: Human health
and function. Fifth edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins

Chenitz, W.C, Stone, J.T., Salisbury, S.A. (1991). Clinical Gerontological


Nursing: a guide to advanced practice. Philadelphia: WB Saunders.
(dianjurkan)

Touhy, T., Jett, K. (2016). Ebersole & Hess’ Toward Healthy Aging. 10th edition.

Mosby: Elsevier Inc. (Wajib).

Kozier, B., Erb, G., Berman, A.J. & Snyder (2004). Fundamental nursing:
Concepts, process, and practice. Seventh edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc.

Matteson, MA. And Mc Connel, E.S (1988). Gerontological Nursing: concept and
practice. Philadelphia: WB Saunders. (dianjurkan).

Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in older adults: theory and practice.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin. (wajib)
Miller, C. A. (2005). Nursing care of older adults : theory and practice.

Philadelphia: JB. Lippincot.


Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vot set).
Edisi Bahasa Indonesia7. Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.

Roach, S. (2006). Introductory Gerontological Nursing. Philadelphia :Lippincot.


Sherwood, L. (2004). Human physiology: From cells to systems, (5thed.). Ch 31, pp

459-509. California: Thomson Learning.


Stanhope M. & Lancaster J. (2013). Foundation of Nursing in the Community:
Community-Oriented Practice, 4th edition. Mosby: Elsevier Inc.

Stanhope M. & Lancaster J. (2016). Public Health Nursing, 9th edition.


Mosby: Elsevier Inc.

Stanley, M. & Beare, P.G. (1999). Gerontological nursing: a health promotion/


protection approch. 2nd ed. Philadephia: F. A. Davis Company

Nanda International. (2009). Nursing diagnoses: definition & classification


2009- 2011. United Kingdom: Blackwell Publishing.

Bulechek G.M., Butcher H.K., Dochterman J.M., Wagner C. (2013).


Nursing Interventions Classifications (NIC). 6th edition. Mosby:
Elsevier Inc.
Moorhead S., Johnson M., Maas M.L., Swanson E. (2013). Nursing Outcomes
Classifications (NOC): Measurement of Health Outcomes. 5th edition.
Mosby: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai