Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“MENGHITUNG TETESAN INFUS”


MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Dosen Pengampu:
Ni Putu Sumartini, M.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
M. Agung Ariandra Rahman (P07120421070)
Meiysha Puji Lestari (P07120421071)
Samratul Qalbi Assani (P07120421081)
Santi Amalisa (P07120421082)
Winda Ramdantillah (P07120421088)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Menghitung Tetesan Infus" dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
(KMB). Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang “bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ni Putu Sumartini, M.Kep. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB). Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 11 September 2022

Hormat Kami

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian.................................................................................................................. 3
B. Tujuan ....................................................................................................................... 3
C. Indikasi dan Kontraindikasi ...................................................................................... 3
D. Cara Menghitung Tetesan Infus ................................................................................ 3
E. Prosedur Pelaksanaan ................................................................................................ 6
F. Contoh Soal ............................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehilangan cairan terjadi setiap saat dan mutlak diganti agar metabolisme tubuh dapat
berlangsung normal. Harus ad Keseimbangan antara jumlah air yang berasal dari
masukkan serta dari hasil oksidasi karbohidrat,lemak dan protein dan pada satu pihak
lsin dengan keluarnya air melalui ginjal, paru-paru, kulit dan saluran cerna.
Keseimbangan air ini dikelola dengan pengaturan masukkan dan pengeluaran.
Air tubuh terdapat didalam sel (intrasel) dan diluar sel (ekstrasel). Coran ekstraselular
meliputi cairan interstisial dan plasma yang mempunyai komposisi yang sama.
Natrium merupakan kation terpenting sedangkan anion terpenting adalah klorida dan
bikarbonat. Kation terpenting pada instrasel adalah kalium dan magnesium sedangkan
anion terpenting adalah fosfat organik, Protein dan sulfat. Biasanya perubahan
komposisi plasma darah mencerminkan perubahan yang terjadi dalam semua cairan
tubuh. Kehilangan cairan normal berlangsung akibat pemakaian energi yang dapat
dibagi menjadi tiga kategori yaitu kehilangan cairan insensible, produksi urin seta
kehilangan cairan melalui tinja. Selain itu dapat terjadi kehilangan cairan abnormal
yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang berupa pengurangan masukkan cairan
atau peningkatan pengeluaran cairan. Pemenuhan cairan berdasarkan kehilangan
cairan akibat penyakit dan kehilangan yang tetap berlangsung secara normal.
Cara pemberian cairan akibat kehilangan oleh karna penyakit bia diberikan secara oral
ataupun parenteral. Perlu diperhatikan bahwa sebiknya pemberian cairan diusahakan
secara oral tapi pada keadaan yang tidak memungkinkan, dapat pula diberikan secara
intravena pada bayi dan anak yang akit perlu dipeerhatikan hal-hal seperti pemilihan
jenis cairan, jumlah dan lama pemberian yang disesuaikan dengan kedaan penyakit
dan gejala klinik lainnya karena terdapat perbedaan komposisi, metabolisme dan
derajat kematangan sisten pengaturan air dan elektrolit. Untuk itu keputusan yang
tepat dan teliti dalam menentukan hal diatas mutlak diperlukan.
Infus adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh melalu rute intravena
dengan laju konstan selama periode waktu tertentu. Infus dilakukan untuk seorang
pasien yang membutuhkan obat sangat cepat atau membutuhkan pemberian obat
secara pelan tetapi terus-menerus. Dalam memberikan infus kepada pasien harus
dalam keadaan steril baik alat-alat maupun perawat. Selain itu juga harus

1
memperhatikan berapa kebutuhan cairan yang diperlukan oleh pasien. Dalam duniah
Kesehatan penting bagi kita untuk mengetahui takaran yang sesuai dalam
menggunakan suatu alat dalam sunia Kesehatan tersebut, seperti misalnya berapa cc
yang harus disuntikkan atau berapa banyak tetesan infus yang akan diberikan kepada
pasien tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perhitungan tetesan infus?
2. Apa tujuan dari menghitung tetesan infus?
3. Apa sajakah indikasi serta kontraindikasi dari menghitung tetesan infus?
4. Bagaimana cara menghitung tetesan infus?
5. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan dalam menghitung tetesan infus?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perhitungsan tetesan infus.
2. Untuk mengetahui tujuan dari menghitung tetesan infus.
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam menghitung tetesan infus.
4. Untuk mengetahui cara menghitung tetesan infus.
5. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan dalam menghitung tetesan infus.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Menghitung tetesan infus adalah pemberian cairan intravena yaitu memasukkan
cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan pada klien dengan
dehudrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai pengobatan, serta
klien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut.
Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan pemberian cairan infus.

B. Tujuan
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
5. Memonitor tekanan Vena Central (CVP)
6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan

C. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi:
Untuk pasien yang terpasang infus
Kontrainndikasi:
Tidak ada

D. Cara Menghitung Tetesan Cairan Infus


1. Rumus untuk mengetahui beberapa tetes per menit
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛)
N=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Keterangan:
N = Jumlah tetesan dalam menit

3
2. Rumus untuk mengetahui beberapa ml per jam
(𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 60)
ml/jam =
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

3. Rumus untuk mencari beberapa ml/ 24 jam


ml/24 jam = 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 24 𝑥 60
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

4. Faktor Tetesan
1. Blood set 1 cc: 15 tts/menit
2. Makro/dewasa
• Faktor tetes Otsuka -Icc = 15 tetes
• Faktor tetes Terumo – 1 cc = 20 tetes
3. Mikro/ Pediactric set 1 cc: 60tts/menit

Perlengkapan dan peralatan yang berhubungan dengan infus

Meliputi tiang infus, label untuk bobol infus dan selang IV, plester, penyangga
lengan,set infus, penyaring dan alat pengatur aliran. Label yang membuat
informasi seperti berikut: nama pasien dan nomer identifikasi jumlah larutan
utama dan jumlah total: kecepatan aliran, tanggal persiapan dan kadaluarsa, syarat
penyimpanan (jika dapat disimpan), nama orang yang menyiapkan atau mengganti
infus. Setiap selang juga harus diberi label dengan informasi mengenai tanggal
dan waktu penggantungan dan nama inisial orang yang menggantung selang.

a. Memilih set pemberian


Pemilihan set IV tergantung pada kebutuhan pada situasi tertentu.
b. Ukuran tetesan T
Tabung tetesan memberikan tetesan mikro (60tts/ml) atau tetesan makro
(10-15tts/ml) system tetesan makro harus dipilih bila diperlukan jumlah
larutan yang banyak atau tetesan yang tepat.
c. Vent
Vent memungkinkan udara untuk masuk kedalam botol yang vakum dan
untuk menggantikan larutan karena mengalir keluar. Tidak seperti botol
kaca yang kaku, wadah IV yang fleksibel tidak memerlukan Vent selang
yang tepat harus di pilih untuk botol IV yang fleksibel atau kaku.

4
d. Port IV
Port IV diperlukan untuk memberikan infus dan obat-obatan sekunder. Set
aliran continue didesign dengan katup pemeriksaan balik (Back cheek
valve) yang memungkinkan piggyback bekerja dan mulai diinfuskan
kembali setelah piggyback lengkap.
e. Tabung Volumetrik
Tabung volumetric set IV digunakan untuk memberikan infus dan obat-obat
sekunder. Tabung volumetric sering digunakan pada anak-anak dan diruang
perawatan intensif ICU untuk mengurangi resiko sejumlah besar cairan di
infuskan terlalu cepat.
f. Pertimbangan penyaring IV
Flebitis yang berhubungan dengan infus umum terjadi dan terdapat akibat
dari partikel-partikel dan mikroba-mikroba dalam system IV atau iritasi
yang disebabkan oleh kateter IV. Penyaring IV didesign untuk menyaring
partikel-partikel yang sangat kecil dan mikroba-mikroba dari infus IV.

Alat-alat pengontrol aliran


a. Klem
Setiap set pemberian IV mempunyai satu klem atau lebih untuk mengatur
aliran. Klem putar menyesuaikan diameter selang dan memperlambat atau
meningkatkan kecepatan aliran. Klem geser juga dapat menghentikan atau
memulai aliran IV dan tidak harus digunakan bersama dengan klem putar.
b. Alat-alat bantu
Alat bantu yang mengatur aliran dapat ditambahkan pada set pemberian
untuk mengontrol kecepatan tetesan yang lebih tepat dari pada klem putar.
c. Pompa dan alat pengontrol IV
Alat-alat elektrolit mengalirkan cairan dengan tingkat akurasi yang lebih
tinggi kemampuan untuk menyembunyikan alarm jika terjadi sumbatan
dapat membantu identifikasi masalah-masalah aliran sedini mungkin.
Pompa mempunyai kemampuan untuk menambahkan tekanan pada infus
pada kondisi aliran yang terbatas.

Mengatur kecepatan aliran infus cairan yang terlalu cepat atau lambat.
Setelah infus IV difiksasi dan selang IV paten, perawat harus mengatur

5
kecepatan infus sesuai dengan programn dokter. Kecepatan infus yang
terlalu lambat dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular dan sirkulasi yang
lebih lanjut pada klien yang mengalami dehidrasi, syok, atau menderita
penyakit kritis. Kecepatan infus yang terlalu cepat dapat menyebabkan
cairan berlebihan yang sangat berbahaya pada beerapa gangguan ginjal,
kardiovaskular, dan neurologis. Perawat menghitung kecepatan infus untuk
mencegah pemberian.

Pompa Infus mengatur cairan IV. Pompa ini dirancang untuk mengalirkan
jumlah cairan tertentu selama periode waktu tertentu atau untuk
mengalirkan cairan berdasarkan kecepatan aliran atau tetesan per menit.

Kepatenan jarum IV atau kateter memiliki makna bahwa jarum dan keteter
terbuka, sehingga larutan dapat mengalir. Perawat dapat mengkaji
kepatenan IV dengan menurunkan kantung larutan IV dibawah ketinggian
tempat insersi dan mengobservasi adanya aliran balik darah keselang infus.
Apabila tidak ada aliran balik kedarah dan cairan infus tidak mengalir
dengan mudah pada saat klien penggeseran dibuka maka mungkin terdapat
bekuan diujung kateter.

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Membaca program dokter dan diikuti enam benar untuk memastikan larutan yang
benar:
1. Benar pasien.
Dengan cara memeriksa identitas pasien. Jika pasien tidak sanggup merespon
secara verbal. Dapat menggunakan respon non verbal seperti menggelengkan
atau mengangguk. Jika pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat
gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarga, sedangkan bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap obat yang nama
dagangannya asing harus diperiksa nama generiknya. Bila perlu hubungi
apoteker. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau

6
kemasannya harus diperiksa 3 kali. Pertama saat membaca permintaan obat
dan botolnya diambil dari rak obat. Kedua label botol dibandingkan dengan
obat yang diminta. Ketiga saat obat dikembalikan ke rak obat, jika lebarnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi. Jika pasien meragukan obatnya perawat harus memeriksa kembali.
Saat memberi obat perawat harus ingat fungsi obat yang diberikan
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat perawat harus memeriksa dosisnya jika ragu perawat
harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum
dianjurkan kepada pasien
4. Benar Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien.
Kecepatan respon yang diinginkan sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rectal, dan inhalasi.
5. Benar Waktu
Waktu pemberian obat sangat penting pada saat pelaksanaan pemberian obat,
khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan dosis rute waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan, bila pasien menolak minum obat atau obat tidak dapat
diminum harus dicatat alasannya dan dilaporkan

2. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan dari set infus (sesuai petunjuk pada bungkus)

• Tetes mikro (mikrodrip) = 60 tetes


• Tetes makro (makrodrip)
- 1 cc = 15 tetes
- 1 cc = 20 tetes
Memilih salah satu rumus berikut.
Rumus untuk mengetahui beberapa tetes per menit

7
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛)
𝑁=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
N: Jumlah tetesan dalam meit

Rumus untuk mengetahui beberapa ml/jam


(𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 60)
ml/jam=
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

Rumus untuk mencari beberapa ml/24 jam


ml/24 jam =𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 24 𝑥 60
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

3. Mencuci tangan
a. Menempatkan diri berdiri tegak di depan wastafel dengan jarak kurang lebih 15
cm dari bibir wastafel
b. Membuka kran:
Apabila menggunakan handle kran putar: membuka kran air dengan semua ujung
jari tangan dominan dengan cara memutar keran ke arah kiri atau berlawanan arah
dengan jarum jam secara perlahan sehingga air bersih cukup mengalir keluar
untuk membasuhi kedua tangan.
c. Membasahi kedua tangan

Membasahi bagian lengan bawah tangan dominan di bawah air bersih yang
mengalir pada keran dan lengan bawah tangan dominan secara perlahan-lahan
diangkat ke atas sampai 90° sehingga air mengalir membasahi ujung tangan
sampai siku (siku tangan berada di dalam wastafel) secara berulang-ulang
sehingga seluruh sisi ujung tangan sampai siku basah oleh air. Lakukan juga
langkah tersebut untuk lengan bawah pada tangan non dominan.

d. Mengambil sabun

Apabila menggunakan sabun cair dengan cara melakukan tangan non dominan di
bawah tube botol sabun cair untuk menampung sabun dan menekan tube botol
sabun cair biasa dengan tangan yang dominan sebanyak 3 ml (2-3 kali tekan) atau
sabun cair antiseptik sebanyak 1 ml (1 kali tekan) kemudian meratakan sabun
pada kedua telapak tangan dan menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15
detik hingga berbusa

8
Apabila menggunakan sabun batangan dengan cara mengambil sabun yang sudah
siap digunakan dari tempatnya dengan menggunakan tangan dominan, kemudian
basahi sabun di bawah air bersih yang mengalir dan digosok-gosok pada kedua
telapak tangan sebanyak ± 5 kali (sampai berbusa). Lalu simpan sabun pada
tempatnya kembali (usahakan sabun tidak membawa air dengan cara ditiriskan
terlebih dahulu)

e. Membersihkan pergelangan tangan non dominan dengan cara telapak tangan


dominan memegang pergelangan tangan non dominan kemudian menggosok-
gosok pergelangan tangan non dominan secara memutar sampai dengan siku.
lakukan hal yang sama pada pergelangan tangan dominan
f. Membersihkan kedua telapak tangan dan sela-sela jari

Membersihkan telapak tangan dengan menyatukan kedua telapak tangan dan


kedua telapak tangan saling menggosok-gosok sebanyak 10 kali dalam 10-15
detik

g. Membersihkan punggung tangan dan sela-sela jari

Membersihkan punggung tangan non dominan dengan cara telapak tangan


dominan menempel pada punggung tangan non dominan kemudian menggosok-
gosok punggung tangan non dominan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik

Membersihkan sela-sela jari punggung tangan non dominan dengan cara


meregangkan jari-jari tangan non dominan dan punggung tangan non dominan
masih menempel pada telapak tangan dominan, kemudian jari-jari tangan dominan
berada di sela-sela jari tangan non dominan

Lakukan hal yang sama pada punggung tangan dominan.

h. Membersihkan persendian jari tangan dan dominan dengan cara menekuk tangan
non dominan dan menempelkan telapak tangan dominan kemudian menggosok
punggung tangan non dominan dengan menggerakkan telapak tangan dominan di
atas pergelangan tangan lalu turun ke punggung jari tangan dan dominan sampai
kukus secara bolak-balik dilakukan sebanyak 10 kali dalam 10-15 detik. Lakukan
hal yang sama pada persendian jari tangan dominan.
i. Membersihkan ibu jari tangan non dominan dan area sekitarnya dengan cara
menggunakan ibu jari tangan non dominan dengan tangan dominan dan tangan

9
dominan menggosok memutar mengelilingi ibu jari tangan dan dominan sebanyak
10 kali dalam 10-15 detik. Lakukan secara bergantian pada ibu jari tangan
dominan.
j. Membersihkan ujung jari dan garis-garis tangan

Membersihkan garis-garis tangan dengan cara ujung jari-jari tangan dominan di


kuncupkan lalu ditempelkan pada telapak tangan non, kemudian ujung jari tangan
dominan tersebut menggosok secara garis tangan non dominan

Membersihkan ujung jari beserta ujung kuku dengan cara merapatkan keempat
jari-jari tangan dominan kemudian menempelkan pada telapak tangan non
dominan lalu menggosok-gosok secara searah (dari atas/ dekat ibu jari tangan dan
dominan ke bawah/ arah kelingking tangan non)

Membersihkan ujung ibu jari dan kuku tangan dominan dengan cara
menempelkan pada telapak tangan untuk menggosok-gosok secara searah (dari
atas/dekat ibu jari tangan Non dominan ke bawah/ke arah kelingking tangan non
dominan)
Lakukan lakukan semua langkah di atas sebanyak 10 kali dalam 10 sampai 15
detik dan melakukan secara bergantian pada ujung jari tangan dan dominan dan
garis tangan dominan.
k. Membilas kedua tangan di bawah air mengalir dengan cara telapak tangan saling
menggosok-gosok di bawah air yang mengalir kemudian menegakkan kedua
tangan bagian bawah sampai siku membentuk sudut 90 derajat sehingga ujung jari
tangan sampai siku dan semua sisi telapak tangan serta sisi-sisi lengan bawah
terbilas oleh air. Dapat dilakukan secara berulang sampai busa sabun hilang dan
tangan terasa tidak licin.

l. Menutup keran

Apabila menggunakan handle keran putar: mengambil tisu secukupnya dan


membersihkan kedua telapak tangan terlebih dahulu kemudian mengambil tisu
lalu menempelkan tisu pada handle keran putar dengan seluruh ujung jari tangan
dominan berada di atas handle keran putar dengan seluruh ujung jari tangan
dominan berada di atas handle keran putar yang sudah dialasi tisu kemudian
memutar keran ke arah kanan atau searah dengan jarum jam. Kemudian tisu
dibuang ke tempat sampah.

10
m. Mengeringkan tangan

Bila menggunakan mesin pengering tadahkan kedua tangan di bawah mesin jaga
agar kedua tangan tidak menyentuh permukaan mesin.
Bila menggunakan tisu dengan cara mengambil tisu set yang sudah siap ambil
kemudian gosok setelah selesai buang tisu
Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama 1
menit dengan jam kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infus

4. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik drip selama
satumenit dengan jam, kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infus

5. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai larutan dan waktu

11
CONTOH SOAL

1. Klien Ny. U mendapatkan orderan kebutuhan cairan infus normal saline (NaCl
0,9%) 1000 ml per jam. Berapakagh kecepatan infusnya? (menggunakan factor
tetes makro yaitu 20 gtt/ml)
2. Tn M berusia 49 tahun diresepkamn pemberian cairan Ringer Laktat 2000 cc
via IV line sebagai bentuk resuitasi cairan selama 8 jam. Hitung tetes permenit
cairan yang diberikan kepada tuan M.

Jawab:
(1000 𝑚𝑙 ) 𝑥 20 gtt/ml = 41,6 gtt/ml
1. (𝑗𝑎𝑚 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)

2000 𝑋 20
2. Tetes permenit (TPM) = 480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 =83 tpm

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menghitung tetesan infus adalah pemberian cairan intravena yaitu memasukkan
cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu
tertentu dengan menggunakan infus set. Tindakan ini dilakukan pada klien dengan
dehudrasi, sebelum transfusi darah, pra dan pasca bedah sesuai pengobatan, serta
klien yang tidak bisa makan dan minum melalui mulut. Tujuannya adalah untuk
mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular, sirkulasi pada klien dehidrasi dan syok
serta mencegah kelebihan cairan pada klien.
Cara Menghitung Tetesan Cairan Infus
Rumus untuk mengetahui beberapa tetes per menit
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢𝑘𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛)
N=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Keterangan:
N = Jumlah tetesan dalam menit

Rumus untuk mengetahui beberapa ml per jam


(𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 60)
ml/jam =
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

Rumus untuk mencari beberapa ml/ 24 jam


ml/24 jam = 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑥 24 𝑥 60
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠

Faktor Tetesan
Blood set Icc : 15 tts/menit
Makro/dewasa
• Faktor tetes Otsuka -1 cc = 15 tetes
• Faktor tetes Terumo – 1 cc = 20 tetes
Mikro/ Pediactric set 1 cc: 60tts/menit

B. Saran
Dalam pemberian terapi intravena khususnya infus, tetesan infus sangat penting untuk
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga dalam perhitungannya
dibutuhkan ketelitian khusus untuk faktor tetes yang digunakan. Hal ini dikarenakan

13
faktor tetes untuk dewasa dan anak-anak itu berbeda. Ketelitian perawat sangat
penting dalam menyesuaikan jumlah tetesan dengan waktu yang telah ditentukan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Jakarta: EGC.

Heriana, Palpina. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia. Kalimantan Barat: Bina Rupa

Aksara Publisher.

Nurachmah, Elly. (2000). Prosedur Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

15
CHECHKLIST TETESAN INFUS

ASPEK YANG DI NILAI NILAI

0 1 2
Definisi: menghitung dan mengatur tetesan infut
Tujuan: tetesan infus sesuai dengan dosis yang telah di tentukan
sehingga pasien tidak mengalami ketidakseimbangan cairan
dengan elektrolit
Indikasi
• Pasien yang terpasang infus
Persiapan alat:
• Kertas dan pensil
• Jam tangan jarum detik
Tahap prainteraksi
• Cuci tangan
• Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil pasien dengan panggilan yang di
senangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga
4. Menjelaska tentang kerahasiaan
Tahap kerja
1. Observasi kepatenan selang dan jarum
• Buka pengatur tetesan dan observasi kecepatan aliran cairan
dari larutan IV ke dalam bilik tetsan kemudian tutup pengatur
tetesan apabila kecepatan tetesan telah sesuai dengan
kecepatan yang di programkan.
• Apabila cairan tidak mengalir, rendahkan botol atau kantung
cairan IV sampai lebih rendah dari tempat masuknya infus dan

16
observasi adanya aliran balik daran
• Agar cairan dapat di infuskan dengan kecepatan yang benar ,
selang dan jarum IV harus bebas dari prlitiran, lekukan, dan
bekuan darah
• Aliran darah yang cepat kedalam bilik tetesan ,mencerminkan
kepatenan selang IV, mengatur tetesan sesuai kecepatan yang
sudah di programkan aka mencegah beban cairan berlebih.
• Dapat mengindikasikan kepatenanjarum yag berada dalam
vena. Tekanan venaa lebih besar daripada tekanan di dalam
selang IV.
• Periksa catatan medis untuk pemberian larutan dan zat aditif
yang tepat. Program yang biasa diresepkan adalah pemeberian
larutan selama 24 jam, biasanya dibagi kedalam 2 sampai 3 L
2. Kenali faktor tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan/ml
(tts/ml) dari sebuah set infus. Misalnya
Makrodip (tetes,mikro)60 tts/ml
• Travenol lab 10 tts/ml
• McGlow lab 15 tts/ml
• Baxter 10 tts/ml
3. Mengatur tetesan infus sesuai dengan jumlah tetesan dalam
menit
4. Mengamati tetesan tetap lancar
5. Memastika tidak ada udara di dalam selang infus

Tahap terminasi

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan


kegiatan
2. Menyampasikan hasil prosedur yang telah dilakukan
3. Melakukan kontrk untuk tindakan selanjutnya
4. Berikan reinforcement sesuai denga kemampuan klien

Tahap dokumentasi

17
Catat seluruh hasil tindakan dalam keperawatan

Keterangan:

0 = tidak dikerjakan

1 = dikerjakan dengan lengkap/tidak sempurna

3 = dikerjaka dengan benar/ sempurna

Penguji Praktek

(………..………………)

18

Anda mungkin juga menyukai