Anda di halaman 1dari 4

PENILAIAN KETERAMPILAN

Materi : Pemeriksaan Fisik Ekstremitas

Kelas / Semester :B/1

Hari / Tanggal :

Nilai
Aspek yang dinilai
0 1 2
Pengertian
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani
saat diagnosis penyakit. Hasilnya dicatat dalam rekam medis
yang digunakan untuk menegakkan diagnosis dan
merencanakan perawatan selanjutnya.
Ekstremitas disebut juga anggota gerak merupakan
perpanjangan dari anggota tubuh utama. Ekstremitas pada
tubuh manusia terdiri dari ekstremitas atas (anggota gerak
atas) yang disebut dengan lengan dan ekstremitas bawah
(anggota gerak bawah) yang disebut dengan tungkai dimana
keduanya terhubung ke batang tubuh.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah terjadi nyeri, bengkak
(edema), benjolan (hematoma), atau perubahan bentuk
pada ekstremitas klien.
Indikasi
1. Dilakukan pada klien yang mengalami fraktur (patah
tulang) pada bagian ekstremitas.
2. Klien yang mengalami nyeri dan bengkak pada bagian
ekstremitas.
3. Klien yang mengalami gangguan kemampuas gerak.

[1]
Kontraindikasi
-
Persiapan alat
1. Hand sanitizer
2. Handscoon bersih
3. Reflek Hammer
4. Medline (jika perlu)

Tahap pra interaksi


1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat.
3. Membaca catatan keperawatan atau catatan medis.
Tahap Orientasi
1. Beri salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Validasi data pasien.
4. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
5. Meminta persetujuan klien.
Tahap kerja
1. Mencuci tangan menggunakan hand sanitizer.
2. Melakukan teknik pemeriksaan berupa inspeksi
(melihat) sekaligus palpasi (meraba) pada ekstrimitas
atas dan bawah klien. Tindakan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah ada benjolan, nyeri
atau luka pada ekstremitas klien.
3. Meminta klien untuk menggerakkan ekstremitas atas
dan bawah (lengan dan kaki) dengan gerakan ke
depan, ke belakang, ke samping hingga memutar.
Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terjadi nyeri atau masalah lainnya saat klien

[2]
melakukan gerakan.
4. Melakukan teknik pemeriksaan secara perkusi dengan
alat refleks hammer. Pada ekstremitas atas, dilakukan
pemeriksaan refleks biseps dengan cara meletakkan
ibu jari pada tendon bisep klien kemudian ketukkan
refleks hammer pada ibu jari dengan sekali ayunan.
Selanjutnya pemeriksaan refleks trisep dengan
meletakkan tangan pada lengan klien kemudian
ketukkan refleks hammer pada siku klien dengan
sekali ayunan.
5. Pada ekstremitas bawah, dilakukan dilakukan
pemeriksaan pada refleks patella atau lutut dengan
meminta klien untuk duduk mengayunkan kaki (jika
bisa duduk) dan mengangkat kaki klien (jika tidak
bisa duduk) kemudian ketukkan refleks hammer pada
lutut klien dengan sekali ketukkan. Selanjutnya
pemeriksaan refleks Achilles dengan mengetukkan
refleks hammer pada tumit klien dengan sekali
ayunan. Bertujuan untuk memeriksa apakah refleks
klien normal atau tidak.
6. Melakukan pemeriksaan nilai kekuatan otot pada
bagian ekstremitas klien dengan cara menekan bagian
ekstremitas dan meminta klien untuk melawan
tekanan tersebut sekuat tenaga.
Nilai kekuatan otot :
0 = paralisis total
1 = tidak dapat menggerakkan sendi
2 = dapat menggerakan sendi namun tidak mampu
melawan tekanan
3 = mampu menggerakkan sendi dan melawan

[3]
tekanan tetapi tidak kuat terhadap tahanan dari
pemeriksa
4 = seperti nomor 3 tetapi kekuatan terhadap tahanan
masih ringan
5 = kekuatan otot normal
(Suratun, 2008)
Tahap Terminasi

1. Mengucapkan terima kasih kepada klien.

2. Merapikan alat dan bahan.

3. Berpamitan kepada klien.

Tahap Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan (respon objektif dan subjektif)

2. Cuci tangan

3. Dokumentasikan dalam bentuk SOAP

[4]

Anda mungkin juga menyukai