Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT


…………………………………………………………………………………………

OLEH:
DESI ROFIQO KHOIROTUN NISA
(1714201148)

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. LISA MUSTIKA SARI, M. Kep.

PRODI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG
T.A 2019/2020
CARA PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT DAN NILAINYA
a. Pengertian
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan
tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidakdigerakan oleh
otot, hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi ( memendek / kerja
berat & memanjang / kerja ringan ) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot,
proses kelelahan ini terjadi saat waktu ketahanan otot ( jumlah tenaga yang
dikembangkan oleh otot ) terlampaui.
Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik secara kualitas
maupun kuantitas mengembangkan ketegangan otot untuk melakukan kontraksi.
b. Tujuan
Untuk mengetahui kekuatan atau kemampuan otot
c. Indikasi
Pasien dengan penyakit yang mengalami kelemahan anggota gerak
d. Persiapan alat
 Buku catatan
e. Prosedur pelaksanaan 
1. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada pasien
2. Cuci tangan
3. Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan adanya
kelainan dan deformitas.
4. Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan
persendian ekstremitas.
5. Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor,
ukuran otot (atropi, hipertropi), serta ukur lingkar ekstremitasnya (perbedaan
>1cm dianggap bermakna). Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan
otot.
6. Sternocleidomastoideus: klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan
tahanan tangan pemeriksa.
7. Trapezius: letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien menaikkan
bahu melawan tahanan tangan pemeriksa.
8. Deltoideus: minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan dorongan
tangan pemeriksa ke arah bawah.
9. Otot panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,
letakkan tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu
tungkai, dorong tungkai kebawah.
10. Abduksi panggul:posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,
letakkan tangan pada permukaan lateral masing-masing lutut klien, minta
klien meregangkan kedua tungkai, melawan tahanan pemeriksa.
11. Adduksi panggul: posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi,
letakkan tangan di antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu
tungkai, minta klien merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa.
Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot.
12. Bisep: minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba memeluknya,
pemeriksa menahan lengan agar tetap ekstensi.
13. Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba merentangkannya
melawan usaha pemeriksa untuk membuat lengan klien tetap fleksi
14. Otot pergelanagan tangan dan jari-jari : minta klien merengangkan  kelima jari
dan melawan usaha pemeriksa untuk mengumpulkan kelima jari.
15. Kekuatan genggaman: minta klien menggenggam jari telunjuk dan jari tengah
pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien.
16. Hamstring: posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk minta klien
meluruskan tungkai melawan tahan pemeriksa
17. Kuadrisep: posisikan klien telentang,lutut setengah ekstensi,klien menahan
usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut
18. Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa untuk
mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha pemeriksa untuk
memfleksikan kakinya.
19. Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk menemukan area yang
mengalami edema atau nyeri tekan, tungka, bengkak, krepitasi, dan nodul.
20. Dokumentasikan hasil pemeriksaan
Adapun cara untuk memeriksa kekutan otot dengan menggunakan derajat
kekuatan otot tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kekuatan otot ekstermitas atas.
a. Pemeriksaan kekuatan otot bahu.
Caranya:
1) Minta klien melakukan fleksi pada lengan ekstensi lengan dan beri tahanan.
2) Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan, lalu beri
tahanan.
3) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
b. Pemeriksaan kekuatan otot siku.
Caranya:
1) Minta klien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan.
2) Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beri tahanan.
3) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
c. Pemeriksaan kekuatan otot pergelangan tangan.
1) Letakkan lengan bawah klien di atas meja dengan telapak tangan menghadap
keatas.
2) Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi telapak tangan dengan melawan
tahanan.
3) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
d. Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari tangan
Caranya:
1) Mintalah klien untuk meregangkan jari-jari melawan tahanan.
2) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
2. Pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah
a. Pemeriksaan kekuatan otot panggul.
Caranya:
1) Atur posisi tidul klien, lebih baik pemeriksaan dilakukan dalam posisi
supine.
2) Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi tungkai dengan melawan
tahanan.
3) Minta klien untuk melakukan gerakan abduktif dan adduksi tungkai
melawan tahanan.
4) Nilai kekuatan otot dengan menggunkan skala 0-5.
b. Pemeriksaan kekuatan otot lutut.
Caranya:
1) Minta klien untuk melakukan gerakn fleksi lutut dengan melawan tahanan.
2) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
c. Pemeriksan kekuatan otot tumit.
Caranya:
1) Minta klien untuk melakukan gerakan plantarfleksi dan dorsifleksi dengan
melawan tahanan.
2) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.
d. Pemeriksaan kekuatan otot jari-jari kaki.
Caranya:
1) Minta klien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
dengan melawan tahanan.
2) Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5.

Skala kekuatan otot

Skala Ciri-ciri

0 Lumpuh total
1 Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi ( hanya
2
bergeser)
Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan tahanan
3
pemeriksa
4 Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatanya berkurang
5 Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

DAFTAR PUSTAKA
Swartz, Mark II, 1995. Buku Ajar Diagnostic Fisik. Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2011. Anatomi & Fisiologi: kurikulum berbasis kompetensi untuk
keperawatan dan kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai