Oleh :
Rully Fadilah
1914201297
Dosen Pembimbing:
Ns.Aldo Yuliano,M.M
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT atas nikmat dan hidayahnya yang
senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada hambatan dan
halangan yang berarti. Sholawat dan slam tidak lupa juga penulis ucapkan kepada junjungan kita
yakninya Nabi Muhammad SAW.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah “ Keperawatan Kritis ” Bpk. Ns.Aldo Yuliano,M.M yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Konsep Dasar Teoritis..................................................................................................................5
2.1.1 Defenisi......................................................................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi.......................................................................................................................5
2.1.3 Epidemiologi..............................................................................................................................7
2.1.4 Etiologi.......................................................................................................................................8
2.1.5 Patofisiologi................................................................................................................................8
2.1.6 Manifestasi Klinis.......................................................................................................................9
2.1.7 Komplikasi.................................................................................................................................9
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik Dan Hasil.............................................................................................9
2.1.9 Penatalaksanaan........................................................................................................................10
2.1.10 Pengobatan.............................................................................................................................11
2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis Pasien Pangkreatitis Akut..........................................................11
BAB III......................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep dasar pankreatitis akut ?
2. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan teoritis pankreatitis akut?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Defenisi
Pangkreatitis adalah implamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius
dengan intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal. Pankreatitis juga
didefenisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin
dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh.
Terletak pada kuadran bagian kiri antara kurvatura duodenum dan limpa dan
panjangnya mencapai 15 cm.
B. Fisiologi
Pankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan) sekaligus kelenjar endokrin.
1. fungsi endokrin
Sel pankreas yang memproduksi hormon disebut sel pulau langerharis, yang
terdiri dari sel alfa yang memproduksi glukagon dan sel beta yang memproduksi
insulin.
- Glukagon, efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar
glukosa darah dan membuat semua jenis maknan dapat digunakan untuk
proses energi. Glukagon merangsang hati untuk mengubah glikogen
menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan penggunaan lemak
dan asam amino untuk produksi energi. Proses glukoneogenesis merupakan
pengubahan kelebihan asam amino menjadi karbohidrat sederhana yang dapat
memasuki reaksi pada respirasi sel. Sekresi glukagon dirangsang oleh
hipoglikemia. Hal ini dapat terjadi pada keadaan lapar atau selama stress
fisiologis, misalnyaolahraga.
- Insulin, efek insulin adalah menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan penggunaan glukosa untuk produksi energi, insulin
meningkatkan transport glukosa dari darah ke sel dengan meningkatkan
permeabilitas membran sel terhadap glukosa (namun otak, hati dan sel-sel
ginjal tidak bergantung pada respirasi sel untuk asupan glukosa). Di dalam sel,
glukosa digunakan pada respirasi sel untuk menghasilkan energi. Hati dan otot
rangka mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis) yang disimpan
untuk digunakan di lain waktu. Insulin juga memungkinkan sel-sel untuk
mengambil asam lemak dan asam amino untuk digunakan dalam sintesis
lemak dan protein (bukan untuk produksi energi).
2. fungsi eksokrin
Kelenjer eksokrin pada pankreas disebut acini, yang menghasilkan enzim yang
terlibat pada proses pencernaan ketiga jenis molekul kompleks makanan. Enzim
pankreatik amilase akan mencerna zat menjadi maltosa. Kita bisa menyebutnya
enzim “cadangan” untuk amilase saliva. Lipase akan mengubah lemak yang
teremulasi menjadi asam lemak dan gliserol. Pengemulsifan atau pemisahan lemak
pada garan empedu akan meningkatkan luas permukaan sehingga enzim lipase akan
dapat bekerja secara efektif. Tripisinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif, yang
akan menjadi tripsin aktif di dalam duodenum. Tripsin akan mencerna polipeptida
menjadi asam-asam amino rantai pendek. Cairan enzim pankreatik dibawa olwh
saluran-saluran kecil yang kemudian bersatu membentuk saluran yang lebih besar,
dan akhirnya masuk ke dalam duktus pankreatikus mayor. Duktus tambahan juga
bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa muncul dari sisi medial pankreas dan
bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk kemudian menuju ke
duodenum. Pankreas juga memproduksi cairan bikarbonat yang bersifat basa.
2.1.3 Epidemiologi
Usia umumnya manusia mengalami perubahan fisiologi secara drastic menurun
dengan cepat selang usia 40 tahun. Pankreatitis sering muncul pada pasien yang
mengonsumsi alkohol yang berumus dari yang berumur 40 tahun. Tetapi dapat muncul
juga pada usia muda sebagai pecandu berat alkohol. Pada orang dengan pendapatan
tinggi dan rentan stress. Cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-
minuman yang banyak mengandung alkohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress
psykologinya, oleh karena itu penyakit ini banyak dialami oleh pejabat, kontraktor,
pekerja biasa dengan gaji lembur yang tinggi dan rendah nilai agamanya.
2.1.4 Etiologi
konsumsi alkohol yang cukup lama, konsumsi alkohol akan mengakibatkan suasana
lebih alkalis pada enzim-enzim pankreas. Suasana itu akan berakibat timbulnya
kerusakan pada pankreas.
Infeksi bakteri, walaupun jarang bakteri juga dapat mencapai pankreas untuk merusak
organ pankreas. Kerusakan ini akan berdampak pada peningkatan enzim pankreas
yang justru dapat merusak pankreas.
Infeksi virus, virus yang sering menimbilkan kerusakan pada pankreas adalah virus
parotitis.
2.1.5 Patofisiologi
Konsumsi alkohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor beresiko
mengakibatkan edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian
didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan
pada pankreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi oleh mikroorganisme maka akan
berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan ambang suhu tubuh (unsur panas).
Adanya reflek enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada pankreas
yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung.
Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjlar
sampai kepunggung. Distensi pada pankreas yang melampaui beban akan berdampak
pada penekanan dinding duktus dan pankreas serta pembuluh darah pankreas. Pembuluh
darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan
menumpuk pada pankreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang
dan umbilicus. Kerusakan yang terjadi pada pankreas secara sistemik dapat
meningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi
tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk
meningkatkan ritmik kontraksi yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Mual
akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada
peningkatan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan
komposisi cairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah.
Penurunan cairan dalam tubuh yang secara klinis alkan berakibat hipotensi pada
penderita.
2.1.7 Komplikasi
Nekrosis pankreas, nekrosis pankreas terjadi karena adanya sekresi pankreas yang
mengalami reflek ke pankreas setelah dari empude yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada pankreas.
Syok dan kegagalan organ multiple. Syok dan kegagalan organ terjadi karena adanya
penurunan volume cairan yang dapat berakibat pada penurunan volume darah dan
vaskulerisasi, sehingga organ dapat mengalami kegagalan fungsi akibat penurunan
perfusi.
Gagal ginjal
o Kadar anylase dan lipase serum. Kadar anylase serum akan naik cepat dalam
waktu 24 jam dan akan menurun dengan cepat pada waktu 48 jam-72 jam.
Sedangkan lipase serum akan meningkat dalam 48 jam dan akan tetap tinggi
dalam waktu 5-7 hari.
o Hiperglikemia dan glukosuria yang bersifat sementara. Terjadinya pankreatitis
dapat mempengaruhi fungsi dari pulau-pulau lagerhans yang merupakan
produksi insulin.
o Kenaikan kadar bilirubin. Kenaikan ini terjadi karena pada pankreatitis akut
dapat terjadi reflek pada getah empedu.
o Kenaikan kadar fibrinogen. Kenaikan ini sebagai dampak kerusakan dari
pankreas.
o Pada ambilan cairan peritoneum banyak mengandung sekresi pankreas. Plasma
pankreas dapat mengalir ke rongga abdomen disertai dengan hasil sekresi pada
pankreas.
o Feses penderita yang berwarna pucat dan berbau sangat busuk. Ini terjadi
karena kandungan lemak yang tinggi pada feses.
o Pada USG terlihat peningkatan diameter pankreas karena mengalami edema.
2.1.9 Penatalaksanaan
Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya
meperidin untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk
mengurangi mual dan muntah.
Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada gaster
dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang masuk.
Pemberian makanan melalui total pereteral nutrision (PTN)
Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi volume sekresi yang ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan
muntah.
Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin.
Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defisit cairan dalam tubuh.
Pemberian insulin (bila terdapat hiperglikemia yang berat).
Drainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai tujuan
mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada
pankreas.
2.1.10 Pengobatan
Pengobatan awal utama pada pankreatitis akut adalah obat-obatan, sedangkan
pembedahan hanya dilakukan bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti
pseudokista pankreas.
- Mengatasi nyeri
- Mengurangi sekresi pankreas
- Mencegah atau mengobati syok
- Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Mengobati infeksi sekunder
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan monitoring nyeri secara
mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
- Ajarkan teknik teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemebrian analgetik jika perlu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pangkreatitis adalah implamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius
dengan intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal. Pankreatitis juga
didefenisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin
dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh.
Secara klinis pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan
kenaikan enzim dalam darah dan urin. Berdasarkan definisi, pada pankreatitis akut
bersifat reversibel jika stimulus pemicunya dihilangkan; pankreatitis kronik diartikan
sebagai desktruksi parenkim eksokrin pankreas yang bersifat ireversibel.
Leppäniemi, A., et al. (2019). 2019 WSES Guidelines for the Management of Severe Acute
Pancreatitis. World Journal of Emergency Surgery, 14(1), pp. 1-20.
Shah, A., Mourad, M., & Bramhall, S. (2018). Acute Pancreatitis: Current Perspective on
Diagnosis and Management. Journal of Inflammation Research, 2018(11), pp. 77-85.
Riyadi, Sujoyo Sakarmin. Askep pada pasien dengan gangguan eksokrin dan endokrin pada
pankreas. 2008. Graha Ilmu : Jogjakarta