Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRAKTIKUM PEMBERIAN INSULIN INJEKSI IM (Intramuskuler)

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pengampu : Sadar Prihandana

Disusun Oleh:

1. Tri Wulandari (P1337421018094)


2. Vina Novita A (P1337421018095)
3. Wiwi Puji Setyawati (P1337421018096)
4. Wulandita Permata A (P1337421018097)
5. Yuniar Puspita Sari (P1337421018098)
6. Zahrotul Chayati (P1337421018099)
7. Roudhotul Maksunah (P1337421018100)
8. A’isyah Nurul Az Zahrah (P1337421018101)
9. Dinda Ainun Nisa (P1337421018102)
10. Anjas Riyanto (P1337421018103)
11. Rahma Pawitra Sari (P1337421018104)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL


Jl. Dewi Sartika No. 1 Debong Kulon RT. 001 / RW. 001, Tegal Selatan, Debong
Kulon, Tegal, Kode Pos: 52133
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulisan makalah dengan judul “Modul Praktikum Pemberian Injeksi Insulin IM
(Intramuskuler)” dapat diselesaikan.

Penulis menyadari makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
membantu demi terwujudnya penulisan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan makalah masih jauh dari sempurna untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
masyarakat luas.

Tegal, 14 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ..................................................................................2
2.2 Cara Kerja
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi........................................................
2.4 Pelaksanaan ................................................................................
2.5 SOP (Standar Operasional Prosedur) ..........................................
BAB III PENUTTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peredaran zat-zat gizi dan karbohidrat, lemak,dan protein dalam proses metabolisme
dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin, glukagon, epineprin,
kortisol, dan hormon pertumbuhan.
Pada berbagai kondisi insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon
pengatur yang paling dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi
katabolisme netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yangb masing-masing
bergantung pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endoktrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ
endokrin di dukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of Langeerhans) yang terderi
dari tiga jenis sel yaitu; sel alpha (à) mengahsilkan glukagon, sel beta (ß) menghasilkan
insulin dan merupakan jenis sel pankreas yang paling banyak, sel delta (D) menghasilkan
somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan
polipeptida pankreas.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh dua hormon ini.
Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Secara umum, sekresi hormon insulin
akan menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresi hormon glukagon
akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah
rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek
kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang
glikogenelisis (pemecaghan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi
asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang
bukan karbohidrat).
Insulin adalah hormon yang merubah glukosa menjadi glikogen, dan berfungsi
mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan insulin karena cacat
genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita diabetes militus (kencing
manis) oleh karena itu pemberian injeksi insulin IM diperlukan bagi penderita DM untuk
memenuhi kadar insulin dalam tubuh.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Injeksi Insulin?
2. Bagaimana Cara Kerja Injeksi Insulin Melalui IM (Intramuskuler)?
3. Apa Saja Indikasi dan Kontra Indikasi Pemberian Injeksi Insulin Melalui IM
(Intamuskuler)?
4. Bagaimanaa penatalaksanaan dari pemberian Injeksi IM (Intramuskuler)?
5. Bagaimana SOP dari Pemberian Injeksi Insulin IM (intramuskuler)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk memberi tahu kepada pembaca tentang Pemberian Injeksi Insulin IM
(Intramuskuler).
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi dari Injeksi Insulin
b. Untuk mengetahui Cara Kerja Injeksi Insulin Melalui IM (Intramuskuler)
c. Untuk mengetahui Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Injeksi Insulin Melalui
IM (Intamuskuler)
d. Untuk mengetahui pelaksanaan dari pemberian Injeksi IM (Intramuskuler)
e. Untuk mengetahui SOP dari Pemberian Injeksi Insulin IM (intramuskuler)

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah kedalam sebagian
besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf pusat).
Insulin terdiri atas dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
disulfida.
Sebelum insulin dapat berfungsi, insulin harus berikatan dengan protein reseptor yng
besar di dalam membrana sel.

2.2 Cara Kerja Injeksi Insulin Melalui IM (Intramuskuler)


Mekanisme insulin meningkatkan transpor glukosa melalui membran sel otot. Insulin
meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel-sel otot dalam cara yang sungguh berbeda
dari cara meningkatkan transpor ke dalam sel-sel hati. Transpor ke dalam hati terutama
akibat mekanisme penangkapan yang disebabkan oleh fosforilasi glukosa atas pengaruh
glukokinase. Tetapi ini hanya merupakan faktor kecil dalam efek insulin untuk
memindahkan glukosa ke dalam sel-sel otot. Yang lebih penting, insulin langsung
mempengaruhi membran sel otot untuk mempermudah transpor glukosa.
Hormon insulin memiliki cara kerja yang penting yang perlu untuk diketahui. Cara
kerja hormon insulin di saat terjadi peningkatan glukosa adalah dengan memberi sinyal
kepada organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin.
Setelah hormon insulin dihasilkan maka selanjutnya hormon insulin akan memberi
sinyal kepada sel-sel di seluruh tubuh untuk mengambil glukosa di dalam aliran darah.
Ketika glukosa sudah mulai diserap masuk ke dalam sel-sel darah maka kadar glukosa
tubuh menjadi menurun dan normal kembali.
Glukosa yang di serap oleh sel-sel tubuh digunakan sebagai energi, sedangkan sel-sel
yang ada di organ hati hanya akan menyimpannya dalam bentuk glikogen yang bisa
diubah kembali saat tubuh memerlukan glukosa.
2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Injeksi Insulin Melalui IM (Intramuskuler)
Indikasi Pemberian Injeksi Insulin
4
a. Semua penyandang DM Tipe I memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin
oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
b. Penyandang DM Tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
c. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard atau stroke.
d. DM Gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkkan insulin bila diet aja
tidak dapat mngembalikan kadar glukosa darah.
e. Ketoasidosis diabetik.
f. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
g. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen
tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap
akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah
mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan
kebutuhan insulin.
h. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
i. Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.

Konra indikasi dari pemberian insulin


a. Pasien hipoglikemi
b. Pasien yang mempunyai riwayat alergi terhadap insulin maka tidak dianjurkan untuk
diberikan injeksi insulin

2.4 Pelaksaan Pemberian Injeksi Insulin Melalui IM (Intramuskuler)


Insulin kerja singkat :
1. IM
2. Infus ( AA/Glukosa/ Elektrolit)
3. jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin)
Insulin kerja menengah/ panjang:
Saat ini juga tersedia insulin campuran ( Premixed) kerja cepat dan kerja menengah.

5
2.5 SOP (Standar Operasional Prosedur) pemberian injeksi Insulin IM

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Tindakan Keperawatan : Memberikan Terapi Injeksi Insulin/ Insulin Pen
1 Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk menurunkan kadar gula
darah pada Diabetes Mellitus
Insulin Pen : adalah insulin yang dikemas dalam bentuk pulpen insulin
khusus yang berisi 3 cc insulin
2 Tujuan   Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.
3 Hal-hal yang 1. Vial insulin yang tidak digunakan sebaiknya disimpan dilemari es.
harus 2. Periksa vial insulin tiap kali akan digunakan (misalnya : adanya
diperhatikan perubahan warna).
3. Pastikan jenis insulin yang akan digunakan dengan benar.
4. Insulin dengan kerja cepat (rapid-acting insulin) harus diberikan
dalam 15 menit sebelum makan. Interval waktu yang
direkomendasikan antara waktu pemberian injeksi dengan waktu
makan adalah 30 menit.
5. Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil
laboratorium (kadar gula darah).
6. Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Khusus Untuk Insulin Pen :
1.   Insulin Pen yang tidak sedang digunakan harus disimpan dalam
suhu 2 – 8 °C dalam lemari pendingin (tidak boleh didalam
freezer).
2.   Insulin Pen yang sedang digunakan sebaiknya tidak disimpan
dalam lemari pendingin. Insulin Pen dapat digunakan/dibawa oleh
perawat dalam kondisi suhu ruangan (sampai dengan suhu 25 °C)
selama 4 minggu.
3.   Jauh dari jangkauan anak-anak, tidak boleh terpapar dengan api,
sinar matahari langsung, dan tidak boleh dibekukan.
4.   Jangan menggunakan Insulin Pen jika cairan didalamnya tidak
berwarna jernih lagi.
5.   Kontraindikasi : Klien yang mengalami hipoglikemia dan
hipersensitivitas terhadap human insulin.
4 Alat yang 1.    Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
dibutuhkan 2.    Vial insulin.
3.    Kapas + alkohol / alcohol swab.
4.    Handscoen bersih.
5.    Daftar / formulir obat klien.

Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi


1.    Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana pemberian
terapi injeksi insulin (Prinsip 6 benar : Nama klien, obat/jenis
insulin, dosis, waktu, cara pemberian, dan pendokumentasian).
2.    Mengkaji cara kerja insulin yang akan diberikan, tujuan, waktu
kerja, dan masa efek puncak insulin, serta efek samping yang
mungkin timbul.
3.    Mengkaji tanggal kadaluarsa insulin.
4.    Mengkaji adanya tanda dan gejala hipoglikemia atau alergi
terhadap human insulin.
5.    Mengkaji riwayat medic dan riwayat alergi.
6.    Mengkaji keadekuatan jaringan adipose, amati apakah ada
pengerasan atau penurunan jumlah jaringan.
7.    Mengkaji tingkat pengetahuan klien prosedur dan tujuan
pemberian terapi insulin.
8.    Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan makanan
yang telah dimakan klien.
Tahap Orientasi
1.    Memberi salam pada pasien
2.    Menjelaskan kepada klien tentang persiapan dan tujuan prosedur
pemberian injeksi insulin.
3.    Menutup sampiran (kalau perlu).
Tahap Interaksi
1.    Mencuci tangan.
2.    Memakai handscoen bersih.
3.    Penyuntikan insulin
Pemakaian spuit insulin
a.    Megambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang diperlukan
untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi medik).
b.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
c.    Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
d.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
e.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak
dominan.
f.     Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan.
g.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan
kapas alkohol.
h.    Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan
jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya.
Pemakaian Insulin Pen
a.    Memeriksa apakah Novolet berisi tipe insulin yang sesuai dengan
kebutuhan.
b.    Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
c.    Memasang cap Novolet sehingga angka nol (0) terletak sejajar
dengan indikator dosis.
d.    Memegang novolet secara horizontal dan menggerakkan insulin
pen (bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga
indicator dosis sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan
diberikan kepada klien.
Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 unit (setiap rasa ”klik”
yang dirasakan perawat saatb memutar cap Insulin Pen menandakan 2 unit
insulin telah tersedia).
e.    Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
f.     Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
g.    Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
h.    Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak
dominan.
i.      Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang
dominan secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas
Insulin Pen sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi
Insulin Pen sudah kembali seperti semula (tanda obat telah
diberikan sesuai dengan dosis).
j.      Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien
sebelum dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
k.    Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan
kapas alkohol.
Tahap Terminasi
4.    Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
5.    Membereskan alat
6.    Cuci tangan
Tahap Evaluasi
7.    Mengevaluasi respon klien terhadap medikasi yang diberikan 30
menit setelah injeksi insulin dilakukan.
8.    Mengobservasi tanda dan gejala adanya efek samping pada klien.
9.    Menginspeksi tempat penyuntikan dan mengamati apakah terjadi
pembengkakan atau hematoma.
Tahap Dokumentasi
10.  Mencatat respon klien setelah pemebrian injeksi insulin.
11.  Mencatat kondisi tempat tusukan injeksi insulin.
12.  3.  Mencatat tanggal dan waktu pemberin injeksi insulin
5 Referensi Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Siatem Endokrin. Jakarta. Salemba Medika
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia.
Cara kerja hormon insulin di saat terjadi peningkatan glukosa adalah dengan memberi
sinyal kepada organ pankreas untuk memproduksi hormon insulin.
Insulin mempunyai beberapa pengaruh terhadap jaringan tubuh. Insulin menstimulasi
pemasukan asam amino kedalam sel kemudian meningkatkan sintesa protein . Insulin
meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak sebagai baha
energi. Energi menstimulasi pemasukan glukosa kedalam sel untuk digunakan sebagai
sumber energi dan membantu penyimpananan glikogen didalam sel otot dan hati. Insulin
endogin adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedangkan insulin eksogin adalah
insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.
3.2 Saran
Semoga dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan untuk para pembaca dan
masyarakat umum, dan selalu mencari sumber referensi lain agar ilmu yang didapat
selalu menjadi terbaru. Dapat dijjadikan pedoman untuk melakukan tindakan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 2012. Human physiology and mechanism of disease. Jakarta:EGC

http://nersrisal.blogspot.com/2015/07/sop-memberikan-terapi-injeksi-insulin.html

Anda mungkin juga menyukai