Anda di halaman 1dari 15

MEMBERIKAN SUNTIKAN INSULIN

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah
yang dibina oleh Ibu Sulastyawati, S.Kep.Ns.M.Kep

Oleh
Aprilia Dwi Nisa Anjani
P17220181019

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
September 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Keperawatan Medikal Bedah yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Insulin ...................................................................................................3
2.2 Mekanisme Kerja Insulin ...................................................................................4
2.3 Efek Samping Insulin .........................................................................................4
2.4 Penggolongan Sediaan Insulin ...........................................................................6
2.5 Cara Pemberian Insulin ......................................................................................7
2.6 Cara Injeksi Insulin ............................................................................................7
2.7 Lokasi Injeksi Insulin .........................................................................................7
2.8 Standar Operasional Prosedur Injeksi Insulin ....................................................8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................11
3.2 Saran .................................................................................................................11

Daftar Rujukan ....................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses
metabolisme dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin,
glukagon, ephineprin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Pada berbagai kondisi
insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon pengatur yang paling
dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi katabolisme
netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing bergantung pada
apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai
organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of Langeerhans)yang
terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha (α) menghasilkan glukagon, sel beta (β)
menghasilkan insulin dan merupakan jenis sel pankreas paling banyak, sel deltha
(D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui, dan sel PP
menghasilkan polipeptida pancreas.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormon
ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, sekresi
hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin
hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Perangsangan
glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek
glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam
meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot
serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat).

1
2

Insulin adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan


berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan
insulin karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita
diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas terhadap kesehatan,
mulai kebutaan hingga impotensi. Sebelum ditemukan teknik sintesis insulin,
hormon ini hanya bisa diperoleh dari ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat
sedikit insulin bisa diperoleh. Setelah ditemukan teknik sintesis insulin di bidang
bioteknologi inilah, harga insulin bisa ditekan dengan sangat drastis sehingga bisa
membantu para penderita diabetes melitus.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan insulin?
2. Bagaimana mekanisme kerja insulin?
3. Bagaimana efek samping dari insulin?
4. Bagaimana penggolongan sediaan insulin?
5. Bagaimana cara pemberian insulin?
6. Bagaimana cara injeksi insulin?
7. Dimana lokasi injeksi insulin?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut tujuan penulisan makalah
ini.
1. Untuk mengetahui pengertian dengan insulin.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja insulin.
3. Untuk mengetahui efek samping dari insulin.
4. Untuk mengetahui penggolongan sediaan insulin.
5. Untuk mengetahui cara pemberian insulin.
6. Untuk mengetahui cara injeksi insulin.
7. Untuk mengetahui lokasi injeksi insulin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Insulin
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke
dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem
saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan reseptor-
reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus. Sebagian
besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa jam ke dalam
bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang ditemukan
dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Insulin dilepaskan ke
dalam darah oleh sel beta (β-sel) yang berada di pankreas, sebagai respons atas
kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin digunakan oleh sekitar
dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari darah untuk digunakan
sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul lain yang diperlukan, atau
untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke
glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan insulin
yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk
membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan
duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama
dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari catabolic
(rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke dalam
bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan sebaliknya.
Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk
keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak).

3
4

2.2 Mekanisme Kerja Insulin

Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah
tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga
tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau sebelum
makan) dan insulin prandial (setelah makan).
1) Sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan,
waktu malam hari dan keadaan puasa.

2) Sekresi insulin prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari
kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah
makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan cepat
mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin prandial
berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.

Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki kemampuan untuk mengambil


dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin. Sehingga
pemberian insulin eksogen diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi
insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon insulin dengan normal. Namun demikian,
insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel terhadap
insulin.

2.3 Efek Samping Insulin

 Hipoglikemia
 Lipoatrofi
 Lipohipertrofi
 Alergi sistemik atau local
 Resistensi insulin
 Edema insulin
 Sepsis
5

Hipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat


terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan
jumlah insulin. Pada 25-75% pasien yang diberikan insulin konvensional dapat
terjadi Lipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat suntikan akibat atrofi
jaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi
pada wanita muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin tidak begitu
murni. Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat
suntikan akibat lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukan di negara yang
memakai insulin murni. Regresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di
tempat tersebut.
Reaksi alergi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sistemik terutama
pada penggunaan sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupa eritem dan
indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan
berlagsung. Selama beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu
sesudah pengobatan insulin dimulai. Inflamasi lokal atau infeksi mudah terjadi bila
pembersihan kulit kurang baik, penggunaan antiseptiK yang menimbulkan
sensitisasi atau terjadinya suntikan intrakutan, reaksi ini akan hilang secara spontan.
Reaksi umum dapat berupa urtikaria, erupsi kulit, angioudem, gangguan
gastrointestinal, gangguan pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan
shock yang diakhiri kematian. Jika insulin diberikan lebih banyak dari yang
dibutuhkan untuk metabolisme glukosa timbul reaksi hipoglikemia atau syok
insulin dapat diatasi dengan memberikan gula peroral atau intravena
meningkatkan pemakaian insulin. Pada keadaan dimana jumlah insulin tidak
cukup, gula tidak dapat dimetabolismesasikan sehinggga terjadi metabolisme
lemak, pemakaian asam lemak [ keton ] untuk energi menimbulkan ketoasidosis.
6

2.4 Penggolongan Sediaan Insulin

Insulin sampai saat ini dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Kerja cepat (rapid acting)
Bentuknya larutan jernih, efek puncak 1 - 3 jam setelah penyuntikan, durasi kerja
sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara
intra vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja
panjang.Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin/ CZI).
Saat ini dikenal 2 macam insulin CZI, yaitu dalam bentuk asam dan netral. Contoh
sediaan CZI misalnya Velosulin, Semilente.
2. Kerja menengah (intermediate acting)
Jenis ini awal kerjanya adalah 1.5 – 2.5 jam. Puncaknya tercapai dalam 4 – 15 jam
dan efeknya dapat bertahan sampai dengan 24 jam. Bentuknya terlihat keruh karena
berbentuk hablur-hablur kecil, dibuat dengan menambahkan bahan yang dapat
memperlama kerja obat dengan cara memperlambat penyerapan insulin kedalam
darah. Dengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc
(pada insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat
absorpsi sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik
karena protamin bukanlah protein. Contoh : Insulatard, Monotard, Humulin N,
NPH, Insulin Lente.
3. Kerja panjang (long acting)
Merupakan campuran dari insulin dan protamine, diabsorsi dengan lambat dari
tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lama, yaitu sekitar 24 –
36 jam. Insulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal
yang konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab
apabila tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau
lipohipertrofi. Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI (Protamine Zinc
Insulin).
4. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang (Insulin premix)
Yaitu insulin yang mengandung insulin kerja cepat dan insulin kerja sedang.
Insulin ini mempunyai onset cepat dan durasi sedang (24 jam). Contoh : Mixtard
30 / 40.
7

2.5 Cara Pemberian Insulin


Insulin kerja singkat :
 IV, IM, SC
 Infus ( AA / Glukosa / elektrolit )
 Jangan bersama darah ( mengandung enzim merusak insulin )
Insulin kerja menengah / panjang :
 Saat ini juga tersedia insulin campuran (premixed) kerja cepat dan kerja
menengah.

2.6 Cara injeksi Insulin


Insulin umumnya diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan / SC ).
Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau
drip.Insulin dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja cepat, kerja
menengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulinkerja
cepat dan kerja menengah, sesuai dengan respons individu terhadap insulin, yang
dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian.
Lokasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar, demikian pula mengenai
rotasi tempat suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpanan terjamin,
semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang
sama. Harus diperhatikan kesesuaian kosentrasi insulin (U40, U100) dengan
semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap. Penyerapan
paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan,
paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secara intramuskular dalam maka
penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. Kegiatan
jasmaniyang dilakukan segera setelah penyuntikan akan mempercepat onset kerja
dan juga mempersingkat masa kerja.

2.7 Lokasi Injeksi Insulin


Tiap bagian tubuh yang ditutupi kulit yang longgar dapat dipakai sebagai tempat
injeksi insulin termasuk abdomen, paha, lengan atas, pinggang dan kuadran atas
luar dari bokong.
8

Secara umum insulin akan lebih cepat diabsorpsi dari bagian atas
tubuh seperti bagian deltoid dan abdomen dibanding dari paha dan bokong.
Rotasi dari injeksi terus dianjurkan guna menghindari absorpsi yang terhambat
karena adanya fibrosis atau lipohipertropi akibat injeksi berulang hanya pada satu
tempat. Asosiasi Diabetes America menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada
satu daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 1 ½ inci
(satu ruas jari tangan) dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di
bawah lapisan kulit.

2.8 Standar Operasional Prosedur Injeksi Insulin

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


MEMBERIKAN SUNTIKAN INSULIN
Unit : Laboratorium Keperawatan Petugas/Pelaksana :
Perawat, dosen, CI, Mhs.
Insulin adalah hormon yang digunakan untuk
menurunkan kadar gula darah pada Diabetes
Mellitus.
Pengertian
Insulin Pen adalah insulin yang dikemas dalam
bentuk pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc
insulin.
Indikasi
Tujuan Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan
diabetes mellitus.
9

Persiapan tempat dan alat Alat-alat:


1. Baki
2. Bengkok
3. Bak instrumen yang berisi insulin pen,
penutup jarum bagian luar, penutup
jarum bagian dalam, dan jarum
4. Sarung tangan
5. Alcohol swab
6. Alcohol handrub
7. Perlak
Persiapan pasien 1. Memberi tahu dan menjelaskan tujuan
tindakan
2. Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan
kebutuhan
Persiapan Lingkungan Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan
2. Pasang atau ganti jarum insulin
3. Atur dosis sesuai hasil kolaborasi dengan
tim medis
4. Menentukan lokasi injeksi (hindari
jaringan parut, luka, infeksi)
5. Membebaskan daerah yang akan di
injeksi dari pakaian
6. Memasang pengalas pada daerah yang
akan di injeksi
7. Memasang sarung tangan
8. Melakukan disinfeksi pada daerah yang
akan di injeksi
10

9. Melakukan injeksi insulin :


 Mencubit kulit tempat area injeksi
pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang
gemuk
 Injeksi dengan sudut 90˚C
 Biarkan 5-10 detik sampai insulin
masuk sempurna
10. Melepas jarum lalu buang ke bengkok
11. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
12. Mencuci tangan
13. Menjelaskan ke klien bahwa prosedur telah
selesai dilakukan
Sikap Sikap selama pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2. Menjamin privasi klien
3. Bekerja dengan teliti
Evaluasi 1. Mengevaluasi respon klien terhadap
medikasi yang diberikan 30 menit setelah
injeksi insulin dilakukan.
2. Mengobservasi tanda dan gejala adanya
efek samping pada klien.
3. Menginspeksi tempat penyuntikan dan
mengamati apakah terjadi pembengkakan
atau hematoma.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Insulin mempunyai beberapa pengaruh dalam jaringan tubuh. Insulin
menstimulasi pemasukan asam amino kedalam sel kemudian meningkatkan sintesa
protein. Insulin meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan
lemak sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa kedalam sel
untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen
didalam sel otot dan hati. Insulin endogin adalah insulin yang dihasilkan oleh
pankreas, sedangkan insulin eksogin adalah insulin yang disuntikkan dan
merupakan suatu produk farmasi.

3.2 Saran
Insulin adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan
berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan
insulin karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita
diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas terhadap kesehatan,
mulai kebutaan hingga impotensi.

11
DAFTAR RUJUKAN

iii

Anda mungkin juga menyukai