PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peredaran zat-zat gizi dari karbohidrat, lemak, dan protein dalam proses
metabolisme dipengaruhi oleh berbagai hormon, termasuk hormon insulin,
glukagon, ephineprin, kortisol, dan hormon pertumbuhan. Pada berbagai kondisi
insulin dan glukagon secara normal merupakan hormon pengatur yang paling
dominan mengubah jalur metabolik dari anabolisme netto menjadi katabolisme
netto bolak-balik dan penghematan glukosa, yang masing-masing bergantung
pada apakah tubuh berada dalam keadaan kenyang atau puasa.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya
sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans (Islets of
Langeerhans) yang terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha (α) menghasilkan
glukagon, sel beta (β) menghasilkan insulin dan merupakan jenis sel pankreas
paling banyak, sel deltha (D) menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum
jelas diketahui, dan sel PP menghasilkan polipeptida pancreas.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua
hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara
umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah
sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula dalam
darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino
darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan
epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang
glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis
(pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat).
Insulin adalah hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen, dan
berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon. Kekurangan
insulin karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita
diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas terhadap kesehatan,
mulai kebutaan hingga impotensi. Sebelum ditemukan teknik sintesis insulin,
hormon ini hanya bisa diperoleh dari ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat
sedikit insulin bisa diperoleh. Setelah ditemukan teknik sintesis insulin di bidang
bioteknologi inilah, harga insulin bisa ditekan dengan sangat drastis sehingga bisa
membantu para penderita diabetes melitus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa dimaksud dengan insulin?
2. Apa saja fungsi dari insulin ?
3. Bagaiman mekanisme kerja insulin?
4. Bagaimana efek samping dari insulin?
5. Bagaimana pembuatan insulin manusia oleh bakteri?
6. Bagaimana penggolongan sediaan insulin?
7. Bagaimana cara pemberian insulin?
8. Bagaiman cara injeksi insulin dan dimna lokasi injeksi insulin ?
9. Apa saja penyakit akibat gangguan hormon insulin ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dengan insulin.
2. Untuk mengetahui fungsi dari insulin
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja insulin.
4. Untuk mengetahui efek samping dari insulin.
5. Untuk mengetahui pembuatan insulin manusia oleh bakteri
6. Untuk mengetahui penggolongan sediaan insulin.
7. Untuk mengetahui cara pemberian insulin.
8. Untuk mengetahui cara injeksi insulin dan lokasi innjeksi insulin
9. Untuk mengetahui penyakit akibat gangguan hormon insulin
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai suatu media
informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum terutama penderita dibetes
militus untuk mengetahui mengenai hormon insulin
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Insulin
Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke
dalam sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem
saraf pusat). Oleh karena itu, kekurangan insulin atau kekurangpekaan reseptor-
reseptor memainkan peran sentral dalam segala bentuk diabetes mellitus.
Sebagian besar karbohidrat dalam makanan akan diubah dalam waktu beberapa
jam ke dalam bentuk gula monosakarida yang merupakan karbohidrat utama yang
ditemukan dalam darah dan digunakan oleh tubuh sebagai bahan bakar. Insulin
dilepaskan ke dalam darah oleh sel beta (β-sel) yang berada di pankreas, sebagai
respons atas kenaikan tingkat gula darah, biasanya setelah makan. Insulin
digunakan oleh sekitar dua pertiga dari sel-sel tubuh yang menyerap glukosa dari
darah untuk digunakan sel-sel sebagai bahan bakar, untuk konversi ke molekul
lain yang diperlukan, atau untuk penyimpanan.
Insulin juga merupakan sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa
ke glycogen untuk penyimpanan internal dalam hati dan sel otot. Tingkatan
insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk
membangun molekul dari unit yang lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel
dan duplikasi, sintesa protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal
utama dalam mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari
catabolic (rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke
dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke anabolic, dan
sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang lebih rendah berguna sebagai
pemicu masuk keluarnya ketosis (fase metabolik pembakaran lemak).
Jika jumlah insulin yang tersedia tidak cukup, jika sel buruk untuk
merespon efek dari insulin (kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin),
atau jika insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik oleh
orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan disimpan dengan
baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah tingkat gula darah yang tetap tinggi ,
miskin sintesis protein, dan lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti
acidosis yaitu meningkatnya keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.
Insulin telah digunakan sebagai terapi pada manusia sejak awal tahun 1990.
Tetapi tahukah Anda jika insulin memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan
berdasar pada durasi kerjanya? Yang dimaksud dengan durasi kerja insulin adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh insulin untuk mencapai aliran darah dan
mulai menurunkan kadar gula dalam darah sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh
penderita. Berdasar waktu yang diperlukan dalam bekerja, insulin terbagi dalam 4
jenis insulin yaitu reaksi pendek, reaksi panjang, reaksi menengah dan reaksi
cepat.
Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, ia adalah jenis
obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh dalam
waktu 30 menit sejak ia dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini bekerja
secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah penderita, dan segera
menghilang setalah 6-8 jam kemudian. Maka penderita diabetes harus mengulang
beberapa kali dalam sehari jika menggunakan insulin jenis ini. Insulin reaksi
panjang merupakan jenis insulin yang mulai bekerja 1 hingga 2 jam setelah ia
disuntikkan ke dalam tubuh seseorang. Tetapi obat insulin ini tidak memiliki masa
reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara stabil dalam waktu yang lama yaitu 24
sampai 36 jam di dalam tubuh penderita diabetes. Karena pengaruhnya dapat
bertahan dalam waktu yang lama, maka penderita dapat tetap mimiliki energi
meskipun ia tidak mengkonsumsi makanan.
Obat insulin yang termasuk jenis ini adalah Levemir dan Lantus. Sebuah
studi yang dilakukan oleh Russel Jones pada tahun 2007 mengungkapkan bahwa
Levemir lebih mampu ditoleransi oleh tubuh manusia dengan baik karena
menimbulkan efek penambahan berat badan yang minimal. Jenis insulin reaksi
menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja menurunkan gula darah sejak
1 sampai 2 jam setelah disuntikkan ke dalam tubuh. Obat ini bereaksi secara
maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir setelah 10-16 jam setelahnya, contohnya
Humulin m3, Hypurin, dan Insuman. Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja
5-15 menit setelah masuk ke dalam tubuh penderita. Ia memiliki tingkat reaksi
maksimal selama 30-90 menit, dan pengaruhnya akan segera menghilang setelah
3-5 jam kemudian. Contoh obat insulin ini berupa Lispro, Actrapid, Novorapid,
dan Velosulin.
Masa reaksi obat insulin juga dipengaruhi oleh kemampuan tubuh
seseorang dalam merespon obat ini. Maka diproduksi pual jenis insulin campuran,
yang merupakan kombinasi dari dua jenis-jenis insulin di atas. Selain itu
penggunaanya harus dibawah pengawasan dokter untuk menentukan dosis yang
sesuai dengan kebutuhan setiap penderita.
Indikasi Terapi dengan Insulin
· Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
· Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi
jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
· Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan pembedahan, infark
miokard akut atau stroke.
· DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulinbila
diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah.
· Ketoasidosis diabetik.
· Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
· Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan
suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat,
secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan
kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau
ketika terjadi peningkatan kebutuhaninsulin.
· Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
· Kontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
Fungsi hormon insulin yang utama adalah untuk melawan beberapa fungsi
hormon yang menyebabkan hiperglikemia dan sekaligus bersamaan dalam
mempertahankan jumlah glukosa dalam darah tetap normal. Insulin berperan
dalam penggunaan glukosa oleh sel tubuh untuk pembentukan energi. Apabila
tidak ada insulin maka sel tidak dapat menggunakan glukosa sehingga proses
metabolisme menjadi terganggu.Disamping fungsinya yang mengatur dalam
metabolisme glukosa, insulin juga berfungsi untuk:
Merangsang terjadinya sintesis asam lemak (fatty acids), yang mana asetil
ko-enzim A dikonversi menjadi asam lemak. Inilah yang dinamakan
lipogenesis.
Meningkatkan pengangkutan asam amino ke dalam sel.
Mengurangi terjadinya pemecahan lipid (lemak) yang disebut lipolisis.
Memodulasi transkripsi dan merangsang pemindahan protein, sintesis
DNA, pertumbuhan sel, dan penggandaan sel, yang semuanya terkait
dengan fungsi pertumbuhan.
Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan.
Menyeimbangkan paras glukosa di dalam darah dan mencegah kencing
manis.
Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa di dalam hati.
Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati. Bila glukosa terlalu banyak dalam darah, hormone insulin
mendorong penyimpanan glukosa (glikogen) di hati (lever) dan sel otot.
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah
tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
meningkat, dan sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi
sehingga tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya.
Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau
sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).
1) Sekresi insulin basal kira-kira 1 unit/jam dan terjadi diantara waktu makan,
waktu malam hari dan keadaan puasa.
2) Sekresi insulin prandial menghasilkan kadar insulin 5-10 kali lebih besar dari
kadar insulin basal dan diproduksi secara pulsatif dalam waktu 0,5-1 jam sesudah
makan dan mencapai puncak dalam 30-45 menit, kemudian menurun dengan
cepat mengikuti penurunan kadar glukosa basal. Kemampuan sekresi insulin
prandial berkaitan erat dengan kemampuan ambilan glukosa oleh jaringan perifer.
Pada pasien diabetes mellitus tidak memiliki kemampuan untuk
mengambil dan menggunakan gula darah, sehingga kadar gula darah meningkat.
Pada diabetes tipe I, pancreas tidak dapat memproduksi insulin. Sehingga
pemberian insulin eksogen diperlukan. Pada diabetes tipe 2, pasien memproduksi
insulin, tetapi sel tubuh tidak meerespon insulin dengan normal. Namun demikian,
insulin juga digunakan pada diabetes tipe 2 untuk mengatasi resistensi sel
terhadap insulin.
Jika jumlah insulin dalam tubuh seseorang sedikit, sel-sel tubuh akan
kekurangan bahan sumber energi sehingga tidak dapat memproduksi energi
sebagaimana seharusnya. Berikut beberapa kelainan yang dapat terjadi jika
seseorang kekurangan insulin.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, insulin dapat diperoleh
dari luar tubuh dan diproduksi secara massal melalui rekayasa genetika. Pada
tahun 1978, para ilmuwan dari Genetch dan Duerte California Medical Center
berhasil melakukan kloning gen untuk insulin manusia. Dua tahun berikutnya,
para peneliti berhasil memasukkan gen manusia, yaitu gen pengkode produksi
protein interferon ke dalam bakteri. Tahun 1982, US FDA menyetujui obat
pertama hasil rekayasa genetika yaitu insulin yang diproduksi oleh bakteri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Insulin adalah hormon utama yang mengendalikan glukosa dari darah ke dalam
sebagian besar sel (terutama sel otot dan lemak, tetapi tidak pada sel sistem saraf
pusat).
2. Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 4 macam, yaitu:
1. Insulin kerja singkat
2. Insulin kerja menengah
3. Insulin kerja panjang
4. Insulin infasik (campuran)
3. Fungsi insulin:
· Membantu pembakaran dan penyerapan glukosa oleh sel badan
· Mengimbangkan paras glukosa didalam darah dan mencegah kencing
manis.
· Membantu sel menyimpan tenaga dalam bentuk glukosa didalam hati
· Membantu proses penyimpanan glukosa berlebihan dalam bentuk lemak
didalam hati.
4. Tahapan dalam proses pembuatan Insulin, yaitu:
a) Pengisolasian Vektor (plasmid E.coli) dan DNA Pengkode Insulin.
b) Penyelipan DNA Insulin ke dalam Vektor (plasmid E.Coli)
c) Pemasukan Plasmid Rekombinan ke dalam Sel E.Coli
d) Pengklonan Sel yang Mengandung Plasmid Rekombinan
e) Identifikasi Klon Sel yang Membawa Gen Insulin
f) Pomproduksian dalam Sekala Besar
B. SARAN
Semoga dapat dijadikan sumber informasi dan pengetahuan untuk para
pembaca dan masyarakat umum, dan selalu mencari sumber referensi lain agar
ilmu yang didapat selalu menjadi terbaru
DAFTAR PUSTAKA