LIPID UJI KETENGIKAN, UJI SALKOWSKI, DAN UJI LIEBERMAN BUCHARD
Kelompok 10 Raden Dani Najar Saputra J3L112187 Andini Eka Pratiwi J3L112115 Dewi Rosmayanti J3L411211 Wika Herfiza J3L112057
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Pendahuluan Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. lemak dan minyak yang digunakan dalam makanan sebagian besar adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak. Berikut adalah reaksi pembentukan trigliserida.
Gambar 1 Reaksi pembentukan Trigliserida (Lehninger 1982) Lemak dan minyak dikenal terdapat dua tipe kerusakan yang utama, yaitu ketengikan dan hidrolisa. Ketengikan terjadi bila komponen, cita-rasa ,dan bau mudah menguap terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak yang tak jenuh. Komponen-komponen ini menyebabkan bau dan cita-rasa yang tidak dinginkan dalam lemak dan minyak atau produk-produk yang mengandung lemak dan minyak (Winarno 1991). Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co dan Mn, logam pofirin seperti hematin, hemoglobin, mioklobin, klorofil, dan enzim-enzim lipoksidase (Stryer 1996). Lemak yang utama dalam tubuh adalah trigliserid, kolesterol, phospholipid, dan glikolipit. Lemak mempunyai peran penting dalam tubuh yaitu, Berperan utama sebagai bahan bakar dan komponen penting dalam membrane sel dan struktur sel serta membuat stabilitas membran sel dalam bentuk lipoprotein. Asam lemak dan gliserol adalah unsur utama dalam trigliserid dan phospholipid (Nelson 2004). Kolesterol adalah steroid alkohol tidak jenuh yang mempunyai berat molekul tinggi, terdiri atas sebuah cincin perhydrocyclopentanthroline dan sebuah rantai yang mempunyai 8 atom karbon. Struktur karbohidrat ialah sebagai berikut:
Gambar 2 Struktur Kolesterol (Hull 1996) Fungsi kolesterol Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi untuk membangun dan memperbaiki membran membran sel, sintesa asam empedu dan vitamin D, precursor hormone progestins, glucocorticoidds, mincralocorticoids, androgens, dan estrogen. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penyempitan yang disebut artherosclerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh darah jantung menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (Almatsier 2004). Tujuan Mengetahui penyebab minyak menjadi tengik dan dan menguji kolesterol dengan metode Salkowski dan Lieberman Buchard. Metode Alat-alat yang digunakan ialah pipet mohr 10 ml, pipet tetes, bulp, gelas piala 100 ml dan 250 ml, botol semprot, erlenmeyen, sumbat karet dan tabung reaksi. Bahan-bahan yang digunakan ialah minyak kelapa bagus dan tengik, lemak hewan, mentega, margarin, HCl pekat, Serbuk CaCO 3 , kertas saring, kloroform anhidrat, H 2 SO 4 pekat, CH 3 COOH
anhidrat, floroglusinol, dan akuades. Uji ketengikan. Sebanyak 2,5 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang bersih dan kering. Kemudian ditambahkan 2,5 ml HCl pekat kedalam Erlenmeyer, dicampukan dengan hati-hati, hingga terbentuk larutan yang homogen. Setelah itu serbuk CaCO 3 dimasukkan kedalam tabung erlenmeyer, lalu segera ditutup dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas floroglusinol. Kertas flouroglusinol tersebut dijepit sehingga kertasnya tergantung. Larutan tersebut dibiarkan selama 10-20 menit. Setelah selesai perubahan warna yang terjadi diperhatikan. Larutan tengik apabila terjadi perubahan warna menjadi merah
muda. Uji ketengikan ini dilakukan terhadap minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan, margarin,dan mentega. Uji Salkowski. Beberapa milligram kolesterol dilarutkan kedalam 3 ml kloroform anhidrat pada tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama. Tabung tersebut dikocok perlahan hingga terbentuk lapisan cairan yang terpisah. Lapisan cairan tersebut kemudian diamati warnanya. Uji Lieberman Buchard. Sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sufat pekat dimasukan kedalam larutan-larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski. Campuran tersebut kemudian dikocok secara perlahan dan dibiarkan beberapa menit. Data Hasil Pengamatan Tabel 1 Hasil Uji Ketengikan Bahan uji Warna kertas Hasil pengamatan Minyak kelapa Merah muda pekat ++ Minyak kelapa tengik Merah muda lebih pekat +++ Lemak hewan Tidak berwarna - Mentega Tidak berwarna - Margarin Merah muda + Ket : +/++/+++ Positif bahan tengik/terbentuk warna merah muda - Negatif bahan tengik/tidak terbentuk warna merah muda
Gambar 3 Hasil Uji Ketengikan (a) Minyak Kelapa, (b) Minyak Kelapa Tengik, (c) Lemak Hewan, (d) Mentega, (e) Margarin
Tabel 2 Hasil Uji Kolesterol Nama uji Hasil pengamatan Perubahan warna larutan Uji Salkowski - Biru-merah-ada lapisan kuning Uji Lieberman Buchard + Hijau Ket :Uji Salkowski + Terbentuk warna merah b c e d a - Tidak terbentuk warna merah Uji Lieberman Buchard + Terbentuk warna hijau - Tidak terbentuk warna hijau
Gambar 4 Hasil Uji Kolesterol (a) Uji Salkowski, (b) Uji Lieberman Buchard Pembahasan Uji lipid secara kualitatif yaitu uji ketengikan, uji Salkowski, dan uji Lieberman Buchard. Uji ketengikan lipid digunakan untuk mengetahui oksidasi lipid. Ketengikan dari lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Uji Salkowski dan Lieberman Buchard merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui adanya kolesterol dalam minyak atau lemak dalam sampel yang diuji (Gordon 1990). Uji ketengikan lipid digunakan untuk mengetahui oksidasi lipid. Parameternya adalah apabila larutan berwarna merah muda (takjenuh) merupakan larutan tengik, . Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Pada uji ketengikan, warna merah muda menunjukkan bahwa bahan tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. berikut merupakan reaksi yang terjadi, Hasil percobaan dari minyak kelapa, minyak kelapa tengik, dan margarin menunjukkan hasil yang positif, sedangkan lemak hewan, dan mentega menunjukan hasil yang negatif. Hal-hal yang mempengaruhi ketengikan tersebut adalah proses penyimpanan bahan uji yang cukup lama dan kurang tertutup, sehingga berinteraksi dengan udara bebas yang menyebabkannya menjadi tengik atau rusak. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah muda pada kertas saring yang telah dicelupkan kedalam larutan floroglusinol. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen a b yang mengoksidasi lemak atau minyak tersebut. Akan tetapi, terbentuknya warna merah muda pada kertas floroglusinol dari sampel tidak bersamaan. Sampel yang lebih cepat membentuk warna merah muda yaitu minyak kelapa tengik disusul minyak kelapa biasa dan margarin. Hal ini berarti minyak kelapa tengik lebih cepat teroksidasi dibandingkan dengan sampel lainnya. Sedangkan untuk sampel mentega dan lemak hewan tidak mengalami oksidasi karena di dalam komposisinya sudah ditambahkan antioksidan sehingga ketengikan dapat dicegah (Winarno 1991). Ada beberapa pereaksi dan bahan yang ditambahkan dalam uji ketengikan, penambahan HCl pekat berfungsi sebagai katalisator yaitu untuk mempercepat terjadinya ketengikan. HCl pekat yang ditambahkan akan menyumbangkan ion- ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif, pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida. Penambahan CaCO 3 , CaCO 3 merupakan sumber oksigen dan mengoksidasi minyak atau lemak yang diuji. Floroglusinol berfungsi sebagai indikator atau penanda terbentuknya warna merah muda yaitu untuk melihat kualitas sampel masih bagus atau tidak ( tengik ). Hal yang menyebabkan minyak atau lemak bisa tengik yaitu asam lemak yang teroksidasi menguap dan ditangkap oleh floroglusinol (Anwar1994). Minyak atau lemak yang mudah mengalami oksidasi spontan adalah yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Cara menghindari penurunan mutu akibat proses oksidasi yaitu dengan penambahan antioksidan (Gordon 1990). Cara antioksidan mencegah atau menghentikan proses oksidasi yaitu menurunkan konsentrasi O 2 , menangkap senyawa yang dapat mengionisasi terbentuknya peroksida dengan pemindahan hidrogen, menetralkan oksigen untuk mencegah terbentuknya peroksida dan mengikat ion logam yang dapat mengkatalisis reaksi Gambar 5 Reaksi asam lemak takjenuh yang teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. pembentukan radikal (Pratt 1992). Penyebab tengik minyak kelapa dibagi atas tiga golongan, yaitu, Oxidative rancidity (ketengikan oleh oksidasi), Enzymatic rancidity (ketengikan oleh enzim) dan Hydrolitic rancidity (ketengikan oleh proses hidrolisis). Ketengikan oleh oksidasi terjadi karena proses oksidasi oleh oksigen udara terhadap asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Pada suhu kamar sampai suhu 100 C, setiap satu ikatan tidak jenuh dapat mengabsorpsi dua atom oksigen sehingga terbentuk persenyawaan peroksida yang bersifat labil. Pembentukan peroksida ini dipercepat oleh adanya cahaya, suasana asam, kelembaban udara dan katalis. Ketengikan oleh proses hidrolisis disebabkan oleh hasil hidrolisis minyak yang mengandung asam lemak jenuh berantai pendek sedangkan ketengikan enzimatis disebabkan oleh aktivitas organisme yang menghasilkan enzim tertentu yang dapat menguraikan trigliserida menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Enzim peroksidase dapat mengoksidasi asam lemak tidak jenuh sehingga terbentuk peroksida (Divino 1996). Sifat-sifat dan daya tahan minyak terhadap kerusakan sangat tergantung pada komponen-komponen penyusunnya, terutama kandungan asam lemaknya. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung untuk mengalami oksidasi sedangkan yang mengandung lebih banyak asam lemak jenuh lebih mudah terhidrolisis.Faktor-faktor yang dapat mempercepat oksidasi pada minyak adalah suhu, cahaya atau penyinaran, tersedianya oksigen dan adanya logam- logam yang bersifat sebagai katalisator proses oksidasi. Oleh karena itu, minyak harus disimpan pada kondisi penyimpanan yang sesuai dan bebas dari pengaruh logam dan harus dilindungi dari kemungkinan serangan oksigen, cahaya serta temperatur tinggi. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH (kelembaban udara) ruang penyimpanan, suhu (temperatur), ventilasi, tekanan dan masalah pengangkutan (Lin 1991). Uji Salkowski, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan. Reaksi positif yang menandakan adanya kolesterol untuk uji Salkowski yaitu timbul warna merah dibagian kloroform sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan florosensi hijau bila dilihat dengan sinar refleksi. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama ditambahkan asam sulfat. Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid (Gordon 1990). Berdasarkan percobaan, kolesterol yang dilarutkan dalam kloroform anhidrat dan ditambah asam sulfat pekat terbentuk tiga fase. Pada bagian kloroform terbentuk warna merah dan pada lapisan asam terbentuk warna kuning. Hal ini menunjukkan reaksi negatif ( tidak terdapat kolesterol ). Uji Lieberman Buchard, kolesterol dan ester kolesterol diekstraksi dengan menggunakan campuran alkohol eter. Reaksi positif yang menunjukkan adanya kolesterol pada sampel yang diuji yaitu terbentuknya warna hijau pada larutan setelah ditambah asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Berdasarkan data dan hasil pengamatan pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa sampel positif terhadap pereaksi liberman dengan perubahan warna pada larutan menjadi hijau, sedangkan pada uji salkowski sampel positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru menjadi merah pada bagian kloroform dan warna kuning pada bagina asam, terbentuknya dua (warna merah,kuning) atau 3 fase (merah,coklat,kuning). Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji kualitatif lipid ialah uji kelarutan lipid, uji Akrolein, uji ketidakjenuhan lipid, uji ketengikan, uji Salkowski untuk kolesterol, dan uji Lieberman Buchard. Sedangkan untuk Uji Kuantitatif Lipid menurut Firestone Schmidl dan Labuza (2000) dalam skripsi Efrison (2004) menyebutkan bahwa untuk menganalisa kandungan lemak dalam makanan dapat dilakukan dengan cara volumetris, gravimetris, dan kromatografi. Kromatografi yang dapat dipakai seperti kromatografi gas (CG), kromatografi lapisan tipis (TLC), kromatografi ekslusi (SEC), kromatografi cairan (LC) dan kromatografi yang memiliki unjuk kerja baik seperti HP-SEC dan HPLC. Kromatografi gas digunakan untuk melarutkan dan menghitung lipida seperti triasilgliserol dan turunan-turunan FAME. TLC sangat sesuai untuk memisahkan ester kolestrol, mono, di, triacylglycerols, asam lemak bebas, kolestrol, dan fospolipid. SEC dan HP-SEC digunakan untuk memisahkan produk hidrolitik, oksidasi dan pemanasan lemak. Sedangkan HPLC digunakan untuk memisahkan lipida non-volatil yang memiliki berat molekul tinggi. Penambahan asam asetat anhidrat pada uji Lieberman-Buchard dimaksudkan untuk mencairkan asam sulfat (Cook 1958). Penggunaan asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat, etil asetat, atau butanol. Dalam uji Salkowaki dan Lieberman-Buchard, steroid diubah menjadi hidrokarbon polimer tak jenuh. Perlakuan kolesterol dalam kloroform dengan penambahan asam sulfat dapatmenambahkan substansi air membentuk bikolestadienil. Senyawa ini dapat merupakan campuran dari 3,3 n-biskolesta-3,5-dienil dan 3,3 n-biskolesta- 2,4-dienil (Cook 1958). Daftar Pustaka Almatsier S. 2004. Prinsip dasar ilmu gizi. Adhistiana Resty, Penerjemah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Terjemahan dari : Basic Principles Of Nutrition. Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi. Cook RP. 1958.Cholesterol Chemistry: Biochemistry and Pathology. New York: Academic Press Inc. Divino GL, Koehler PE, Akoh CC. 1996. Enzymatic and autooxidation of Defeated Peanut, J. Food Sci. New York : Morty Company. Efrison. 2004. Pengaruh Pengukusan terhadap Kadar Kolesterol pada berbagai Organ Ayam Broiler. Skripsi . Fakultas Kedokteran Program Studi Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta. Gordon, Gunawan. 1990. Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas. Bandung : Ilmu dan Peternakan Institut Teknologi Bandung. Hull A. 1996. Penyakit Jantung, Hipertensi ,dan Nutrisi. Dadang Hawari, Penerjemah. Jakarta : Bumi Aksara. Terjemahan dari: Heart Disease, Hypertension, and Nutrition. Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Lin SS. 1991. Fats and Oils Oxidation in Introduction to Fats ans Oils Technology, An.Oil Chem Soc. Champaign : Illinois. Nelson DL, Michael MC. 2004. Dasar-Dasar Biokimia Ed.4. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta: Erlangga. terjemahan dari :Lehninger Principles of Biochemistry Fourth Edition. Pratt, Pandjiwidjaja. 1992. Teknologi Minyak dan Lemak I. Bogor : Jurusan Teknologi Industri Fateta Institut Pertanian Bogor. Stryer L. 1996. Biokimia Edisi IV. Sadikin, Penerjemah. Jakarta: EGC. Tejemahan dari : Biochemistry Ed. IV. Winarno FG. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.