Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wiyulyanto

Nim : G30119050

PERCOBAAN 3
Uji Lipid

1. Prinsip percobaan

a) Uji kelarutan
Pada umumnya minyak dan air tidak dapat larut dalam air, tetapi sedikit larut
dalam alkohol dan larut sempurna dalam elarut organik seperti eter, aseton,
benzena, kloroform atau pelarut nonpolar lainnya. Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan cairan akan terpisah
menjadi dua lapisan. Sebaliknya minyak dalam soda akan membentuk emulsi
yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi
dengan soda membentuk sabun.

b) Uji pembentukan emulsi


Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan dalam cairan lain
dimana keduanya tidak saling melarutkan aga terbentuk emulsi yang stabil,
diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying
agent, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase
cairan. Bahan emulsifier dapat berupa protein, gum, sabun, atau garam
empedu.

c) Uji salkowski
Kelompok lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen penting yang
terdapat dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol utama
yang banyak di alam. Untuk mengetahui sterol dan kolesterol, dapat dilakukan
uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu diantaranya adalah
reaksi Lieberman Burchad. Uji ini positif bila reaksi menunjukan warna yang
berubah dari merah, kemudia biru dan hijau. Warna hijau yang terjadi
sebanding dengan konsentrasi.

d) Uji penyabunan
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol.
Proses hidrolisis yag disengaja biasanya dilakukan dengan penambahan basa
kuat seperti NaOH atau KOH, melalui pemanasan dan menghasilkan gliserol
dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabuan atau
saponifikasi.

2. Tujuan Percobaan
1) Uji kelarutan
Untuk menentukan mengetahui tingkat kelarutan lipida terhadap berbagai jenis
pelarut organik.
2) Uji pembentukan emulsi

Untuk mengetahui apakah minyak dan air dapat bercampur secara merata dan
stabil dalam bentuk emulsi.
3) Uji salkowski
Untuk mengetahui adanya kolesterol dalam sampel.
4) Uji penyabunan
Untuk membuktikan bahwa minyak dn soda, NaOH dengan KOH dapat
membentuk sabun.

3. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, penangas
air, penjepit tabung dan pengatur waktu,

Bahan yang digunakan yaitu Larutan kolesterol, minyak goreng, margarin,


mentega, gliserol, gajih/lemak, pelarut eter, kloroform, aseton, benzena, alkohol,
aquades dan sabun cair.

4. Prosedur Kerja
1. Uji Kelarutan
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 100mg sampel
(minyak goreng, margarin, mentega, gliserol dan gajih/lemak). Kemudian
ditambahkan 2ml pelarut yang berbeda pada tiap tabung (pelarut eter,
kloroform, aseton, benzena, alkohol dan aquades), dicampurkan dengan kuat
hingga homogen selama 2 menit, kemudian jika hasil kurang jelas diambil 1
tetes dan diteteskan pada kertas saring. Selanjutnya dikeringkan dan
perhatikan adanya bercak (uji bercak).

2. Uji pembentukan emulsi

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 0,5ml sampel


(minyak goreng, margarin, mentega). Kemudian ditambahkan 2ml aquades
pada masing-masing tabung, dihomogenkan dengan kuat hingga terbentuk
emulsi yang keruh, kemudian didiamkan selama 5 menit dan diperhatikan
apakah emulsi terpisah kembali menjadi 2 cairan. Diulangi percobaan dengan
menambahkan 1 ml sabun cair, dihomogenkan dan didiamkan 5 menit, lalu
diperhatikan emulsi stabil atau tidak.

3. Uji salkowski

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing sebanyak 1ml sampel


(Larutan kolesterol, minyak goreng, margarin, mentega) yang telah
ditambahkan dengan kloroform, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat, setelah
lapisan campuran terpisah diperhatikan warna yang timbul.

4. Uji penyabunan

Dimasukkan 5 tetes minyak goreng ke dalam tabung reaksi, Kemudian


diteteskan NaOH 10% dalam alkohol 90% hingga terbentuk gumpalan,
dihomogenkan lalu tabung ditutup menggunkan kapas, kemudian dipanaskan
dalam penangas air selama 1 menit dan diperhatikan terbentuknya sabun.

5. Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil
1. UJI KELARUTAN
Sampel Eter Benzene Aceton Alkohol Kloroform Aquades

Gliserol - - - Sukar - Larut


larut
Mentega Larut Larut Larut - Larut -
Margarin Larut Larut Larut - Larut -
Lemak Larut Larut Larut - Larut -
Minyak Larut Larut Larut - Larut -
goreng

2. UJI PEMBENTUKAN EMULSI


Sampel Aquades elmugator

Mentega Tidak mencampur 46 detik


rata/tidak stabil
Margarin Tidak mencampur 60 detik
rata/tidak stabil
Minyak goreng Tidak mencampur 60 detik
rata/tidak stabil

3. UJI SALKOWSKI
Warna yang Hasil reaksi percampuran
terbentuk
Ungu Hasil reaksi kloroform dan dan kolesterol berupa
kolistadiena
Biru merah Hasil reaksi dengan H2SO4
Kuning Sisa asam yang tidak bereaksi

4. UJI PENYABUNAN
Sampel Hasil

Minyak goreng Terjadi perubahan ada gumpalan yang terbentuk


5.2 PEMBAHASAN
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolar seperti kloroform atau eter. Jenis lipida yang paling banyak
digunakan adalah lemak atau triasilgliserol yang merupakan bahan bakar
utama bagi semua organisme (Lehninger, 1982). Pada praktikum kali ini
dilakukan identifikasi lipid yaitu:
1. UJI KELARUTAN
Umumnya lemak dan minyak tidak larut dalam air, tertaipi sedikit larut
dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, aseton benzene, atau pelarut non polar lainnya. Minyak dan air
akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dan
soda (Na2CO3)akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk
sabun.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa sampel lipid/lemak menunjukan


hasil yang berbeda-beda tiap reagen. Sampel pertama adalah gliserol larut
dalam ( aquades) dan sukar larut dalam ( alkohol ). Sampel kedua adalah
minyak kelapa. Minyak kelapa larut dalam semua reagen(premium,
petroleum, aseton alkohol, Na2CO3, eter )kecuali pada air. Sampel ketiga
adalah mentega larut dalam ( eter, benzene, aseton, dan kloroform).
Sampel keempat adalah margarin larut dalam (eter, benzene, aseton, dan
kloroform). Sampel kelima adalah lemak larut dalam (eter, benzene,
aseton, dan kloroform)

2. UJI PEMBENTUKAN EMULSI


Aasil pengamatan menunjukkan bahwa air setelah ditetesi minyak kelapa,
dapat membentuk emulsi. Terbentuk emulsi tetapi emulsinya stabil atau
dengan kata lain bahwa kedua cairan ini tidak larut ( tidak menyatu ),
larutan mengalami emulsi stabil dikarenakan adanya emulsigator pada
reagen uji sehingga kondisinya stabil. Minyak kelapa akan menyatu
dengan minyak kelapa yang ditetesi. Sedangkan pada sabun, minyak
kelapa tersebut larut. Hal ini dikarenakan larutan sabun termasuk
emulsifier sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan antara kedua
fase cairan. Emulsifier akan membentuk lapisan disekeliling minyak
sebegai akibat menurunnya tegangan permukaan dan diadsorpsi

3. UJI SALKOWSKI
Pada percobaan ini, kita ingin membuktikan adanya sterol (kolesterol)
dalam suatu bahan. Pada percobaan ini digunakan asam asetat anhidrid,
kloroform, dan asam sulfat pekat yang bertindak sebagai pereaksi. Adapun
hasil yang diperoleh dari percobaan ini ialah minyak kelapa yang
ditambahkan dengan kloroform mengalami perubahan dari segi
kejernihannya, yakni menjadi lebih bening.Pada penambahan asam asetat
anhidrit dan asam sulfat pekat terhadap minyak kelapa, terjadi perubahan
warna yakni larutan menjadi berwarna merahlama kelamaan
menjadiwarna hijau pekat. Sedangkan pada larutan kolesterol, baik
saatditambahkan dengan klorofom, asam asetat anhidrit, maupun asam
sulfatpekat tidak mengalami perubahan Hal ini karena minyak kelapa
merupakan minyak nabati, sementara kolesterol tidak terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan termasuk minyak nabati, tetapi hanya terkandung
dalam hewandan manusia.Sedangkan pada larutan kolesterol, hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan teori yang ada, bahwa larutan kolesterol
akan bereaksi positif terhadap pereaksi Seharusnya hasil yang diperoleh
ialah terjadi perubahan. Sedangkan pada uji Salkowski bahwa kolestrol
menghasilkan hasil positif yaitu berwarna ungu .

4. UJI PENYABUNAN
Pada uji penyabunan, kita ingin mengetahui terjadinya hidrolisisminyak
oleh alkali. Pada percobaan ini, dilakukan dua jenis percobaan,yakni
hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun (saponifikasi). Pada percobaan
hidrolisis minyak kelapa, digunakan NaOH untuk menghidrolisis minyak
kelapa dalam pelarut alkohol. Alkohol di sini berfungsi untuk mempercepat
reaksi hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama
kelamaan alkohol akan menguap.Untuk menyempurnakan reaksi
hidrolisis, maka dilakukan pemanasan +15 menit sampai busa (sabun)
yang terbentuk larut semuanya. Menurut teori yang ada, lemak dan minyak
dapat terhidrolisis denganbantuan basa kuat, seperti NaOH atau KOH
melalui pemanasan danmenghasilkan asam lemak dan gliserol.

6. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
a. Lipid tidak larut dalam air suling, alkohol, dan larutan Na2CO3, tetapi
dapat larut dalam eter dan kloroform yaitu pada sampel minyak
kelapa, margarin, mentega larut engan pelarut benzen dan minyak
kelapa serta margarin juga larut dalam pelarut eter
b. Larutan sabun merupakan emulsifier, sehingga akan membentuk
emulsi yang stabil saat dicampurkan dengan minyak, yaitu pada
larutan air+Na2CO3 serta air sabun
c. Percobaan penyabunan prinsip kerjanya yaitu alkali bergabung
dengan asam lemak akan membentuk sabun yang berfungsi
sebagai emulgator.
d. Percobaan salkowski kadar kolesterol yang banyak dalam lipid
yaitu minyak goreng dan margarin.

7. DAFTAR PUSTAKA
Lenhinger, Albert L, 1984.Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Penerjemah :
Maggy
Thenawijaya. Jakarta: Erlangga
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta:UI-Press.
Pramarsh. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai