Anda di halaman 1dari 6

UJI KUALITATIF LIPID

Nurul Kamilah-1192060073
Program Studi Pendidikan Biologi

ABSTRAK
Lipid merupakan komponen penting dari tanaman, hewan dan membran mikroba. Lipid
adalah campuran senyawa yang terbagi menjadi beberapa sifat berdasarkan struktural, terutama
pada gugus nonpolar yang dominan. Tujuan setelah melakukan percobaan ini mahasiswa
diharapkan mampu mendeteksi keberadaan lipid pada bahan pangan, mengetahui zat yang
mampu melarutkan lipid dan mengetahui ketidakjenuhan lipid. Percobaan uji protein ini
dilakukan pada Hari Selasa, tanggal 09 November 2021. Uji enzim yang dilakukan dalam
penelitian merupakan uji kualitatif lipid yang dilakukan melalui beberapa percobaan yang
meliputi: uji kelarutan, uji pembentukan emulsi, uji salkowski, dan uji penyabunan. Adapun
alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, kertas
cakram. Adapun bahan yang digunakan adalah bahan uji berupa jus buah, minyak zaitun,
minyak kelapa, mentega, margarin. Regen Sudan III/IV (C24H20N40), alkohol 96%, eter,
kloroform, Na2CO3, benzene, larutan bromina dalam kloroform. Hasil pada uji kelarutan
bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipida terhadap berbagai jenis pelarut organik.
Uji pembentukan emulsi digunakan untuk mengetahui apakah minyak dan air dapat dicampur
secara merata dan stabil dalam bentuk emulsi. Uji salkowski bertujuan untuk mengetahui
adanya kolesterol dalam suatu sampel. Dan uji penyabunan digunakan untuk mengetahui
bahwa minyak dan soda NaOH atau Koh dapat membentuk sabun
Kata kunci: Lipid, Polar, Non Polar, Kolesterol, Emulsi

ABSTRACT
Lipids are important components of plant, animal and microbial membranes. Lipids
are a mixture of compounds that are divided into several properties based on the structure,
especially the dominant nonpolar group. The purpose of this experiment is that students are
expected to be able to detect the presence of lipids in foodstuffs, identify substances capable of
dissolving lipids and determine the unsaturation of lipids. This protein test experiment was
carried out on Tuesday, November 9, 2021. The enzyme test carried out in this study was a
qualitative lipid test that was carried out through several experiments which included:
solubility test, emulsion formation test, salkowski test, and saponification test. The tools used
in this experiment are test tubes, tube racks, dropper pipettes, paper discs. The materials used
are test materials in the form of fruit juice, olive oil, coconut oil, butter, margarine. Regen
Sudan III/IV (C24H20N40), 96% alcohol, ether, chloroform, Na2CO3, benzene, bromine
solution in chloroform. The results of the solubility test aim to determine the level of lipid
solubility against various types of organic solvents. Emulsion formation test is used to
determine whether oil and water can be mixed evenly and stably in the form of an emulsion.
Salkowski test aims to determine the presence of cholesterol in a sample. And the saponification
test is used to find out that oil and soda NaOH or Koh can form soap
Keywords: Lipids, Polar, Non Polar, Cholesterol, Emulsion
PENDAHULUAN
Lipid merupakan komponen penting dari tanaman, hewan dan membran mikroba. Lipid
adalah campuran senyawa yang terbagi menjadi beberapa sifat berdasarkan struktural, terutama
pada gugus nonpolar yang dominan. (Sumbono, 2016:125) Lipid adalah salah satu kategori
molekul biologis yang besar yang tidak mencakup polimer. Senyawa yang disebut lipid
dikelompokkan bersama karena memiliki satu ciri penting yaitu lipid tidak memiliki atau
sedikit sekali afinitasnya terhadap air. Perilaku hidrofobik lipid didasarkan pada struktur
molekulernya. Meskipun lipid bisa memiliki beberapa ikatan polar yang berikatan dengan
oksigen, lipid sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. (Campbell, 2000)
Senyawa – senyawa yang termasuk dalam lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang di kenal. Bloor membagi lipid dalam tipe
golongan besar yakni:
1. Lipid Sederhana, yaitu ester atau lemak dengan berbagai alkohol. Contohnya : lemak atau
gliserida dan lilin (Waxes)
2. Lipid gabungan, yaitu ester atau asam lemak yang mempunyai gugus tambahan.
Contohnya: fosfolipid, dan serebrosida.
3. Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid. Contohnya: asam
lemak, gliserol, dan sterol (Poedjiadi, 2004:52)
Lipid memiliki banyak peran metabolisme, misalnya, mereka bertindak sebagai bahan
penyimpanan pada hewan, tumbuhan dan sel mikroba, bertanggung jawab atas struktur
membran sel, dan melindungi tubuh terhadap dingin dan lingkungan lainnya. Salah satu peran
fisiologis penting lipid adalah bahwa mereka adalah prekursor senyawa mirip hormon, yaitu
dilakukan terutama oleh asam lemak tak jenuh ganda. (Bayizit, 2014)
Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap), asam lemak esensial adalah asam lemak
yang tidak dapat disintesis melalui jalur kimia dan diperoleh dari makanan. Contohnya asam
linoleat. Asam lemak non-esensial adalah asam lemak yang dapat disintesis melalui jalur kimia.
Asam lemak dibagi menjadi: Asam Lemak Jenuh yaitu asam lemak yang tidak mengandung
ikatan rangkap. Dan asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap
dan dapat terjadi dalam konfigurasi cis atau trans. (Hanum, 2017:115)
Tujuan setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu mendeteksi
keberadaan lipid pada bahan pangan, mengetahui zat yang mampu melarutkan lipid dan
mengetahui ketidakjenuhan lipid.

METODE
Percobaan uji protein ini dilakukan pada Hari Selasa, tanggal 09 November 2021. Uji
enzim yang dilakukan dalam penelitian merupakan uji kualitatif lipid yang dilakukan melalui
beberapa percobaan yang meliputi: uji kelarutan, uji pembentukan emulsi, uji salkowski, dan
uji penyabunan. Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, kertas cakram. Adapun bahan yang digunakan adalah bahan uji berupa jus
buah, minyak zaitun, minyak kelapa, mentega, margarin. Regen Sudan III/IV (C24H20N40),
alkohol 96%, eter, kloroform, Na2CO3, benzene, larutan bromina dalam kloroform.
Mengenai prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum uji kualitatif lipid ini ada
empat prosedur kerja sebagai berikut:
1. Uji Kelarutan
Lima buah tabung reaksi disiapkan. Masing-masing tabung diisi dengan akuades,
alcohol 96%, eter, kloroform, Benzene sebanyak 2 mL. Tabung reaksi di kocok kuat selama
2 menit hingga homogen. Biarkan selama 10 menit dan amati kelarutan yang terjadi.

2. Uji Pembentukan Emulsi


Alat dan bahan disiapkan. Larutan sampel dimasukkan kedala tabung reaksi
masing-masing sebanyak 0,5 mL. Masing-masing tabung ditambahkan dengan 2 mL
aquadest. Tabung reaksi dikocok kuat selama 3 menit hingga terbentuk emulsi yang keruh.
Kemudian diamkan selama 5 menit dan amati emulsi terpisah kembali menjadi 2 cairan
atau tidak. Percobaan diulangi dengan menambahkan 1 mL sabun cair. Kemudian kocok
dengan kuat dan diamkan selama 5 menit lagi, dan amati kembali apakah emulsi yang
terbentuk stabil.

3. Uji Salkowski
Sampel dan 4 buah tabung reaksi disiapkan. Sampel dimasukkan kedalam tabung
reaksi masing-masing sebanyak 1 mL. H2SO4 pekat ditambahkan dan campurkan secara
hati-hati di dalam lemari asam. Setelah kedua lapisan campuran terpisah, perhatikan
timbulnya warna berturut-turut.

4. Uji Penyabunan
Sampel dan tabung reaksi disiapkan. Minyak goreng dimasukkan ke dalam tabung
reaksi sebanyak 5 tetes. Kemudian tambahkan larutan NaOH 10% dalam alkohol 90%
hinga terbentuk gumpalan. Tabung dikocok, lalu kemudian tabung ditutup menggunakan
kapas. Panaskan dalam penangas air selama 1 menit, kemudian amati terbentuknya sabun
berupa busa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Uji Kelarutan
Uji kelarutan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipida terhadap berbagai
jenis pelarut organik. Menurut (Hanum, 2017, hal. 124) Uji ini dapat digunakan untuk
analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terdahadap berbagai macam pelarut. Dalam
uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.
Lipid atau lemak adalah jenis senyawa organik yang bersifat nonpolar. Karena
nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam
pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform. (Wijanarko & Putri, 2012, hal. 136)
Berdasarkan hasil uji kelarutan yang telah dilakukan yang terdapat pada Tabel 1, sampel
yang termasuk non polar diantaranya: minyak kelapa, mentega, margarine, dan lemak.
Sedangkan pelarut yang bersifat nonpolar adalah eter, benzene, aseton, dan klorofom.
Untuk sampel dan pelarut yang tidak disebutkan berarti memiliki sifat polar.
Tabel 1. Hasil uji kelarutan
Sampel Eter Benzene Aceton Alkohol Kloroform Aquadest
Gliserol - - - Sukar larut - Larut
Mentega Larut Larut Larut - Larut -
Margarin Larut Larut Larut - Larut -
Lemak Larut Larut Larut - Larut -
Minyak
Larut Larut Larut - Larut -
Kelapa
Gambar 1. Hasil uji kelarutan

2. Uji Pembentukan Emulsi


Uji pembentukan emulsi uji ini digunakan untuk mengetahui apakah minyak dan
air dapat dicampur secara merata dan stabil dalam bentuk emulsi. Seperti yang telah dikatan
bahwa sampel digunakan yang merupakan non polar tidak bisa larut dalam aquades yang
bersifat polar. Selain itu, diketahui margarin, mentega dan minyak juga diketahui
mempunyai keseimbangan hidrofilik, lipofilik atau HBL yang berbeda-beda. HLB suatu
surfaktan adalah skala empiris berdasarkan pada persentase relatif kelompok fungsional
hidrofilik dan lipofilik dalam molekul surfaktan. Nilai HLB ini berkisar antara 1 sampai
20, dimana angka yang lebih rendah pada umumnya menunjukkan kelarutan dalam minyak
(lipofilik) dan angka yang lebih tinggi menunjukkan kelarutan dalam air (hidrofilik). HLB
yang tepat dari surfaktan, dalam suatu emulsi, biasanya digunakan lebih dari satu surfaktan.
Kombinasi dari beberapa surfaktan akan menambah kesempurnaan sifat fisik maupun
kimia dari emulsi. Selain memiliki gugus polar dan non-polar dalam satu molekulnya, suatu
surfaktan memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan antar muka dan tegangan
permukaan. Dengan tegangan antar muka yang rendah yang didapatkan dari kombinasi
surfaktan tersebut, mikroemulsi yang dihasilkan akan lebih stabil. (S., Permana, & Suter,
2018) Oleh karena itu jika sampel diberi emulgator maka kestabilannya berbeda-beda
seperti waktu yang tertera dalam tabel 2.

Tabel 2. Hasil uji pembentukan emulsi


Sampel Aquadest Emulgator
Mentega Tidak tercampur merata/ 46 detik
tidak stabil
Margarin Tidak tercampur merata/ 60 detik
tidak stabil
Minyak Kelapa Tidak tercampur merata/ 60 detik
tidak stabil

Gambar 2. Hasil uji pembentukan emulsi


Pada uji ini terdapat prosedur kerja dimana emulsi akan menjadi keruh. Hal ini
disebabkan surfaktan pada suhu tinggi dapat menyebabkan larutan menjadi keruh yang
disebut sebagai titik cloud. Suhu tinggi menyebabkan dehidrasi meningkat pada bagian
hidrofil, sehingga molekul pengemulsi teragregatasi. Agregat cukup besar mempunyai
kemampuan memencarkan cahaya, sehingga menyebabkan larutan kelihatan menjadi
keruh. Suhu di atas titik cloud, menyebabkan agregat tumbuh menjadi besar dan
mengendap yang dipengaruhi oleh gravitasi. Titik cloud semakin tinggi disebabkan
meningkatnya hidrofobik pada molekul surfaktan. Peningkatan hidrofobik disebabkan
bagian hidrokarbon meningkat atau ukuran kelompok hidrofil menurun (S., Permana, &
Suter, 2018)

3. Uji Salkowski
Uji salkowski bertujuan untuk mengetahui adanya kolesterol dalam suatu sampel.
Pada uji ini terdapat prosedur kerja dimana adanya penambahan H2SO4, penambahan
H2SO4 ini berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid (Wulandari et al, 2013 dalam
Agustina, 2017). Asam sulfat (H2SO4) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak
berwarna, tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan
kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik leleh
10,49OC dan titik didih pada 340OC tergantung kepekatan serta pada temperatur 300OC
atau lebih terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. (Agustina, 2017, hal. 44)
Berdasarkan hasil dari uji salkowski yang telah dilakukan, terdapat tiga lapisan
warna ungu yaitu hasil dari reaksi kloroform dan kolesterol berupa cholestat DNA.
Fluoresensi biru dan merah merupakan hasil reaksi koleste DNA dengan asam sulfat yang
berupa asam sulfonat. Sedangkan warna kuning merupakan sisa asam sulfat yang tidak ikut
bereaksi hasil positif. Pada uji salkowski ini ditunjukkan oleh larutan kolesterol dan minyak
kelapa, karena uji salkowski ini hanya spesifik memberi warna pada larutan yang
mengandung kolesterol.

Gambar 3. Hasil uji salkowski


4. Uji Penyabunan
Uji penyabunan digunakan untuk mengetahui bahwa minyak dan soda NaOH atau
Koh dapat membentuk sabun. Pada dasarnya minyak yang mempunyai gugus karboksilat
akan bereaksi dengan soda NaOH atau Koh dengan membentuk suatu garam karboksilat
yang larut dalam air garam dan sebut sebagai sabun. Selaras dengan yang dikatakan oleh
(Hanum, 2017, hal. 117) Reaksi Saponifikasi atau penyabunan adalah reaksi hidrolisis
lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga
menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Seperti yang terdapat pada
gambar 4, yang menampakkan terbentuknya sabun.

Gambar 4. Hasil uji penyabunan


KESIMPULAN
Berdasarkan pada penelitian pada uji kualitatif lipid, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Lemak bersifat non polar, lemak hanya dapat larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau
kloroform. Sampel yang bersifat nonpolar yaitu minyak kelapa, mentega, margarine, dan
lemak.
2. Margarin, mentega dan minyak juga diketahui mempunyai keseimbangan hidrofilik,
lipofilik atau HBL yang berbeda-beda. Menyebabkan ketika sampel diberi emulgator maka
kestabilannya pun berbeda-beda.
3. Larutan kolesterol dan minyak kelapa pada uji salkowski menampakkan hasil positif,
karena uji salkowski ini hanya spesifik memberi warna pada larutan yang mengandung
kolesterol.
4. Reaksi Saponifikasi atau penyabunan adalah reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan
menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan
garam asam lemak atau sabun.

UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, laporan praktikum uji kualitatif lipid ini dapat selesai dengan tepat
waktu, dan semoga memberikan hasil yang memuaskan. Saya ucapkan terimakasih kepada
dosen mata kuliah biokimia Ibu Sri Hartati, M.Pd. dan Ibu Epa Paujiah, M.Si. yang telah
membimbing dalam pembuatan laporan praktikum. Terimakasih juga kepada asisten praktikum
Biokimia yaitu Teh Fitria Haryani yang telah membantu dalam menyusun laporan praktikum
ini hingga selesai. Terimakasih kepada orang tua serta seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan berupa moril maupun materil. Serta tak lupa terimakasih juga kepada teman-teman
yang telah memberikan support dalam penyusunan laporan praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E. (2017). UJI AKTIVITAS SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK
DAUN TIIN (Ficus Carica Linn) DENGAN PELARUT AIR, METANOL DAN
CAMPURAN METANOL-AIR . KLOROFIL, 38-47.
Bayizit, A. A. (2014). Fungal Lipids: The Biochemistry of Lipid Accumulation. International
Journal of Chemical Engineering and Applications, 5(5), 409-414.
Campbell, N. A. (2000). Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hanum, G. R. (2017). BIOKIMIA DASAR. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Poedjiadi, A. d. (2004). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
S., N. I., Permana, I. D., & Suter, I. K. (2018). STABILITAS MIKROEMULSI VCO DALAM
AIR PADA VARIASI HLB DARI TIGA SURFAKTAN SELAMA PENYIMPANAN.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 7(4), 184-191.
Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Sleman: Deepublish.
Wijanarko, B., & Putri, L. D. (2012). EKSTRAKSI LIPID DARI MIKROALGA
(NANOCHLOROPSIS sp.) DENGAN SOLVEN METHANOL DAN
CHLOROFORM. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 1(1), 130-138.

Anda mungkin juga menyukai