Anda di halaman 1dari 54

C11 KELOMPOK

Reaksi Uji Lipid


Dan Karbohidrat
Kelompok 01
Tajram 15020170170
Muhammad Noer Awali 15020210003
Muhammad Affan Ashar 15020210006
Muhammad Riski Syamsu 15020210008
Muhammad Rezky Hadiwijaya 15020210034
Muhammad Akram Herman 15020210035
Muhammad Faiz Dzakwan 15020210078
Andi Sakti 15020210079
Rifki Khaerul Aldi 15020210081
Percobaan 1
Uji Lipid
Pengertian Lipid
Lipid atau lemak didefinisikan sebagai biomolekul turunan hidrokarbon
yang mengandung satu gugus ester. Lipid atau lemak merupakan senyawa
organik yang terdapat dalam alam, tak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik non polar seperti dietil eter, etanol,metanol, eter, kloroform, dan
benzene. Lipid atau lemak larut dalam pelarut organik non polar karena
mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut (Ratmana, 2017).
Lipid adalah senyawa organic yang mencakup lemak, steroid, minyak, dan
beberapa bahan penyusun membrane. Bersama dengan karbohidrat dan protein,
lipid adalah salah satu struktur dasar sel makhluk hidup. Lipid tidak larut dalam
pelarut polar (air), melainkan larut dalam pelarut nonpolar (Deasy Handayani,
Ismail,dkk, 2021).
Fungsi lipid
Berikut ini beberapa fungsi lipid secara umum (Eddy S, Titik Dwi, dkk, 2021)
• Sebagai komponen struktur membrane, dimana semua membrane sel termasuk sel myelin
mengandung lapisan lipid ganda, yaitu berfungsi sebagai barrier permeable.
• Fungsi membrane Sebagian besar mengandung lipid seperti barrier permeable untuk
mencegah terjadinya infeksi dan menunda kehilangan atau penambahan air yang
berlebihan.
• Sebagai energi cadangan, khususnya senyawa triasilgliserida yang disimpan pada jaringan
adiposa.
• Sebagai komponen essensial dalam membrane dimana dapat membentuk sel dan
membrane sel. Lipid tersebut yakni poly-unsaturated fatty acid/PUFA yang mengandung
fosfolipid dan ester berupa sterol.
• Fungsi lipid untuk memproduksi hormone. Kolestrol adalah jenis lemak yang diperlukan
untuk memproduksi hormone steroid yang penting untuk tubuh. Esterogen, testosterone,
progesterone dan bentuk aktif vitamin D (kolekalsiferol) semua terbentuk dari kolesterol.
• Lipid sebagai penyerap, pelarut, dan carrier vitamin A, D, E, dan K dari usus ke dalam
aliran darah.
Uji kelarutan
Uji ini dapat digunakan untuk analisis kelarutan lipid
maupun derivat lipid terhadap berbagai macam pelarut.
Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran
pelarut. Apabila lipid dilarutkan kedalam pelarut polar maka
hasilnya tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki
sifat nonpolar sehingga hanya akan larut pada plarut yang
sama sama nonpolar (Ratmana, 2017)

Alat
pipet skala, pipet tetes, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
sendok besi/spatula

Bahan
minyak kelapa, mentega, keju, NaOH 0,1 M, alkohol,
aquadest
Cara kerja uji kelarutan lipid
1. Siapkan 9 tabung reaksi yang bersih dan bahan yang akan digunakan.
2. Pada 3 tabung reaksi pertama masukkan 2 ml pelarut yaitu aquadest. Pada 3
tabung reaksi kedua masukkan 2 ml pelarut NaOH 0,1 M. Pada 3 tabung reaksi
ketiga masukkan 2 ml pelarut alkohol.
3. Masukkan mentega, keju, dan 3 tetes minyak kelapa kedalam masing-masing
tabung reaksi yang berisi pelarut.
4. Kemudian homogenkan dengan kuat. Lalu amati perubahan yang terjadi
Hasil percobaan
1. Pada pelarut NaOH tidak ada sampel yang larut baik minyak kelapa, mentega dan
keju.
2. Pada pelarut alkohol tidak ada sampel yang larut baik Minyak kelapa, mentega
dan keju.
3. Pada pelarut aquadest tidak ada sampel yang larut baik minyak kelapa, mentega
dan keju.

Pereaksi NaOH Pereaksi Alkohol Pelarut Aquadest


kesimpulan
Jika sampel tidak larut air maka sampel dapat tergolong non polar
dikarenakan air merupakan pelarut polar sehingga akan larut dengan sesama
polar dan berpisah dengan non polar. Sedangkan apabila sampel tidak larut
pada alkohol maka sampel dapat dikatakan polar karena alkohol merupakan
pelarut non polar yang dapat melarutkan senyawa non polar juga. Pada
praktikum ini kemungkinan terjadi kesalahan dalam proses percobaan
dikarenakan lipid seharusnya dapat larut pada alkohol sedangkan dari hasil
praktikum lipid tidak larut.
Uji ketidakjenuhan lipid
Uji ini dapat dilakukan untuk identifikasi larutan yang
tergolong ke dalam asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Bila
larutan kloroform yang ditambah asam lemak dicampur
dengan unsur halogen, ia akan mengubah warna larutan
unsur halogen (bromin atau iodin) dimana kondisi tersebut
sangat ideal jika dijadikan indikator adanya ikatan rangkap
dalam suatu larutan asam lemak (Ariyo Prabowo Hidayanto,
2017)

Alat
Pipet skala, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beaker,
sendok tanduk, pipet tetes, sendok besi/spatula, batang
pengaduk, botol semprot.
Bahan
Iodium, kloroform, Minyak kelapa, Margarin, Keju
Cara kerja uji ketidakjenuhan lipid
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan pada masing-masing tabung reaksi pelarut
3. kloroform 1 ml dan iodium 2 ml.
4. Kemudian masukkan mentega, keju, dan minyak kelapa 3 tetes pada masing-
masing tabung reaksi yang telah berisi pelarut.
5. Lalu homogenkan, kemudian diamati perubahan yang terjadi
Hasil percobaan
1. Pada larutan sampel minyak kelapa, terjadi perubahan warna menjadi pink.
2. Pada larutan sampel yang berisi mentega terjadi perubahan warna menjadi merah
muda.
3. Pada larutan yang berisi keju terjadi perubahan warna menjadi kehitaman.
kesimpulan
1. Pada larutan sampel minyak kelapa, terjadi perubahan warna
menjadi pink bening sehingga larutan dapat dikatakan jenuh.

2. Pada larutan sampel yang berisi mentega terjadi perubahan warna


menjadi merah muda sehingga larutan dapat dikatakan jenuh.

3. Pada larutan yang berisi keju terjadi perubahan warna menjadi


kehitaman sehingga sampel dapat dikatakan jenuh.
Uji gliserol/akrolein
Pada uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau
dalam bentuk lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat
atau akrolein. Uji akrelein digunakan untuk menguji
keberadaan gliserin (Ratmana, 2017).

Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gegep kayu, bunsen, pipet tetes

Bahan
KHSO4, pelarut gliserin, minyak kelapa
Cara kerja uji gliserin/akrolein
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan bubuk KHSO4 kira-kira setinggi 1 cm pada masing-masing tabung
reaksi.
3. Kemudian pada tabung reaksi pertama masukkan pelarut gliserin sebanyak 4
tetes dan pada tabung reaksi kedua masukkan pelarut minyak kelapa sebanyak 4
tetes.
4. Homogenkan dan lakukan pemanasan diatas bunsen hingga mendidih.
5. Lalu, dinginkan pada rak tabung reaksi. Kemudian amati perubahan yang terjadi.
Hasil percobaan
Pada sampel yang ditetesi dengan gliserol tercium bau khas yang kuat
sedangkan pada sampel yang ditetesi dengan minyak kelapa tercium bau khas.
kesimpulan
Pada sampel yang ditetesi dengan gliserol tercium bau khas yang
kuat sedangkan pada sampel yang ditetesi dengan minyak kelapa tercium
bau khas sehingga dapat dikatakan minyak kelapa positif gliserol. Bau
khas tersebut muncul akibat terjadinya dehidrasi gliserol dalam bentuk
bebas dan menghasilkan akrolein aldehid.
Uji saponifikasi
Uji saponifikasi ini di dasarkan pada reaksi saponifikasi, di
mana trigliserida atau lemak beraksi dengan NaOH atau
larutan yang alkali lainnya dan menghasilkan sabun dan
griserol (Anna Safitri dan Anna Roosdiana,2020)

Alat
Pipet skala, cawan porselen, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
gelas beaker, penjepit kayu, bunsen, erlenmeyer, sendok
tanduk, pipet tetes, sendok besi/spatula, batang pengaduk,
botol semprot, aluminium foil, timbangan analitik, dan gelas
arloji.
Bahan
Minyak kelapa, mentega, keju, NaOH, KOH, alkohol netral,
aquadest, gliserin, n-Heksana, iodium, kloroform, indikator
phenolptalein, KHSO4, asam sulfat, dan asam asetat.
Cara kerja uji saponifikasi
1. Siapkan alat dan bahan tabung 1 di tambahkan dengan pelarut NaOH sebanyak 3
ml dan tabung 2 di tambakan KOH sebanyak 3 ml.
2. kemudian masing-maing tabung di isi dengan minyak kelapa sebanyak 5 tetes.
Selanjutnya kita panaskan masing-masing tabung reaksi yang berisi sampel
dengan menggunakan lampu spritus/bunsen
3. Setelah di panaskan kita tunggu tabung reaksi dingin kemudian di homogenkan
dengan cara di kocok-kocok.
4. amati hasilnya.
Hasil percobaan
Pada uji saponifikasi digunakan sampel minyak kelapa dengan pelarut air
suling dan natrium hidroksida beralkohol dan terbentuk busa pada tabung
reaksi .
Lalu diulangi percobaan engan pereaksi KOH dan terbentuk busa pada tabung
reaksi.
kesimpulan
Pada uji saponifikasi digunakan sampel minyak kelapa dengan
pelarut air suling dan natrium hidroksida beralkohol dan terbentuk busa
pada tabung reaksi sehingga sampel positif uji saponifikasi (terjadi
pembentukan sabun) dan mengandung garam natrium. Pada pengujian
dengan KOH juga terbentuk busa.
Uji asam lemak bebas
Atau uji Hebner merupakan untuk menentukan jumlah asal
lemak yang tidak larut dalam air. Lemak dengan BM yang
tinggi akan mempunyai bilangan hebner yang rendah
(Ratmana, 2017).
Alat
Tabung Reaksi, rak tabung, Pipet tetes, Timnbangan analitik,
gelas ukur, dan enlemeyer
Bahan
N-Heksan, Indikator PP, Alkohol netral, Minyak kelapa dan
margarin
Cara kerja uji asam lemak bebas
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Timbang sampel minyak kelapa dan margarin sebanyak 5 gram
3. Masukkan kedalam Erlenmeyer
4. Selanjutnya masukkan pelarut n-Heksana sebanyak 5 ml dan
dihomogenkan.
5. Setelah itu masukkan alcohol netral sebanyak 12,5ml dan di homogenkan
6. Di tambahkan indikator PP dan dititrasi dengan pelarut KOH.
7. Amati hasilnya.
Hasil percobaan
1. Pada sampel minyak kelapa terjadi perubahan warna menjadi merah
sangat pucat sehingga dapat dikatakan sampel negatif mengandung asam
lemak bebas.
2. Pada sampel mentega terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
kuning keputihan sehingga sampel negatif mengadung asam lemak
bebas.

Sampel Minyak Kelapa Sampel Mentega


kesimpulan
Pada sampel minyak kelapa terjadi perubahan warna menjadi merah
sangat pucat sehingga dapat dikatakan sampel negatif mengandung asam
lemak bebas. Pada sampel mentega terjadi perubahan warna dari kuning
menjadi kuning keputihan sehingga sampel negatif mengadung asam
lemak bebas.
Uji asam Lieberman-Buchard
Merupakan uji kuantitatif untuk kolestrol. Prinsip uji
Lieberman Buchard adalah mengidentifikasi adanya kolestrol
dengan penambahan asam sulfat ke dalam campuran. Warna
hijau yang muncul menandakan hasil yang positif. (Ratmana,
2017).
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum uji lipid
adalah tabung reaksi, pipet tetes, dan rak tabung.

Bahan
N-Heksan, Indikator PP, Alkohol netral, Minyak Adapun
bahan yang digunakan adalah minyak kelapa, asam asetat
dan asam sulfat pekat.
Cara kerja uji Lieberman-Buchard
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tambahkan minyak kelapa sebanyak 5 tetes pada tabung reaksi yang bersih
3. Selanjutnya pengerjaan dilakukan dilemari asam
4. Tambahkan 10 tetes asam asetat dan 2 tetes asam sulfat pekat
5. Lalu homogenkan
6. Amati warna yang terbentuk
Hasil percobaan
Pada uji Lieberman-Bouchard tidak ada perubahan warna menjadi hijau
kesimpulan
Pada uji Lieberman - Bochar tidak ada perubahan warna menjadi
hijau sehingga sampel dinyatakan negati kolestrol. Karena uji ini
digunakan untuk melihat ada tidaknya kandungan kolestrol dalam lipid
ketika dicampurkan dengan kloroform dan asam sulfat pkat sehingga
terjadi perubahan warna menjadi hijau pekat apabila sampel positif
mengandung kolestrol.
02
Uji Reaksi
Karbohidrat
Pengertian karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1
atom O. Karbo hidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang
berperan struktural & metabolik. Pada tumbuhan untuk sintesis CO ₂+ H2O yang
akan menghasilkan amilum / selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan
pada binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada
tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi. yang
melalui proses metabolisme (A. Yuliana, dkk. 2018).
Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin
saccharum gula). Melihat struktur molekulnya, tepat karbohidrat lebih
didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon yang
mengandung unsu-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan
rumus empiris total (CH₂O). Contohnya glukosa (C6H12O6), sukrosa
(C12H22O11), sellulosa: (C6H10O5)n (A. Yuliana, dkk. 2018).
Fungsi karbohidrat
Ada beberapa pembagian senyawa karbohidrat. Karbohidrat diklasifikasikan dalam
empat golongan, yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana, yang tidak dapat
dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lebih kecil lagi. Berdasarkan jumlah atom
karbonnya, monosakarida diklasifikasikan menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C),
pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C), dan heptosa (7 atom C). Berdasarkan gugus
karbonilnya, karbohidrat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu golongan aldosa dan
ketosa. Aldosa mempunyai gugus karbonil terminal O=CH, yang disebut gugus aldehid,
sedangkan ketosa mempunyai gugus karbonil C=O di tengah-tengah yang berikatan
dengan atom karbon lainnya, yang disebut gugus keton (N. K. Firani. 2017).
Uji Benedict Karbohidrat
Uji benedict untuk membuktikan adanya gula pereduksi yang
dimana uji benedict didasarkan pada reduksi dari Cu2+ menjadi
Cu+ oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton
bebas (gula pereduksi) (A. Yuliana, dkk. 2018).
Rekasi ini spesifik untuk karbohidrat yang mempunyai gugus bebas
yaitu semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan
trehalose. Reaksi yang terjadi adalah reduksi dan oksidasi (A.
Yuliana, dkk. 2018).

Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum uji karbohidrat
adalah tabung reaksi, pipet tetes, bunsen, penjepit kayu.

Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah pereaksi benedict, larutan
karbohidrat: glukosa, sukrosa, laktosa, amilum, peptin.
Cara kerja uji Benedict Karbohidrat
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Masukkan larutan benedict kedalam tabung reaksi sebanyak 0,5 ml
3. Masukkan masing-masing sampel karbohidrat kedalam tabung reaksi yang berisi
larutan benedict sebanyak 5 tetes.
4. Lalu dihomogenkan dan dipanaskan dalam menggunakan spritus selama 3
menit.
Hasil percobaan
3 tabung menunjukkan hasil reaksi positif yaitu tabung berisi laktosa, sukrosa
dan glukosa. Sedangkan 2 tabung menunjukkan hasil reaksi negative yaitu
tabung berisi pektin dan amilum.
1. Larutan laktosa : terjadi perubahan warna hijau
2. Larutan sukrosa: terjadi perubahan warna menjadi warna hijau.
3. Larutan glukosa : terjadi perubahan menjadi warna merah bata
4. Larutan amilum : tidak terjadi perubahan warna.
5. Larutan pektin : tidak terjadi perubahan warna
kesimpulan
Pada uji Benedict glukosa, sukrosa dan laktosa terjadi perubahan
warna larutan menjadi merah bata yang menandakan bahwa pereaksi
Benedict mampu mereduksi gula pereduksi. Sedangkan pada sampel
pektin dan tidak dapat direduksi oleh pereaksi benedict sehingga larutan
warna tidak berubah menjadi merah bata. Adanya pemanasan pada uji
benedict dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara sample
dan pereaksi sehingga waktu pemanasan bergantung pada hasil
pengamatan
Uji Iodine
Uji iodin untuk membuktikan adanya polisakarida seperti amilum, glikogen,
dan dekstrin. Polisakarida memiliki struktur spiral (menutup) yang apabila
polisakarida (amilum) ditetesi iod, maka molekul iod akan terperangkap
didalamnya akbiatnya larutan akan berwarna biru (A. Yuliana, dkk. 2018).

Alat
Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet
tetes, gegep kayu, lemari asam, Bunsen, botol semprot.

Bahan
Bahan yang digunakan yaitu glukosa, alktosa, peptin,
amilum, sukrosa, pereaksi iodin.
Cara kerja uji Iodine
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan larutan karbohidrat sebanyak 1 ml (glukosa, amilum, sukrosa,
laktosa, pektin) ke dalam masing-masing tabung reaksi
3. Masukkan pereaksi iodin ke dalam masing-masing tabung sebanyak 2 tetes.
4. Homogenkan
5. Amati perubahan yang terjadi
Hasil percobaan
Pada pengujian ini terdapat satu jenis karbohidrat yang bereaksipada pereaksi
iodine yaitu sukrosa yang berubah warna menjadi biru
kesimpulan
Pada pengujian iodine terdapat satu jenis karbohidrat yang bereaksi
pada pereaksi iodine yaitu sukrosa yang menandakan bahwa sukrosa
merupakan karbohidrat jenis polisakarida.
Uji Mollisch
Untuk membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif yang dimana karbohidrat oleh asam organic pekat
akan dihidrolisis menjadi monosakarida. Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat
menjadi furfural dan golongan heksosa menghasilkan hidroksi-metilfurfural. Pereaksi mollisch akan bereaksi
dengan furfural membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (A. Yuliana, dkk. 2018).

Alat
Alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, rak tabung, pipet
tetes, lemari asam, Bunsen, dan botol semprot.

Bahan
Bahan yang digunakan yaitu glukosa, laktosa, sukrosa,
amilum, peptin, asam sulfat pekat, dan reagen mollisch.
Cara kerja uji Mollisch
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan karbohidrat ke dalam masing-masing
tabung reaksi
3. Dimasukkan perekasi mollisch sebanyak 2 tetes ke dalam masing-masing tabung
yang berisi larutan karbohidrat.
4. Dimasukkan sebanyak 2 mL larutan asam sulfat pekat di dalam lemari asam dan
diteteskan melalui dinding tabung reaksi tetes demi tetes.
5. Diamati perubahan warnannya.
Hasil percobaan
Pada praktikum yang telah dilakukan, pada kelima sampel setelah
ditambahkan pereaksi Molisch semua sampel terdapat cincin ungu.
kesimpulan
Pada pengujian Mollisch, semua sampel bereaksi dengan pereaksi
Mollisch, menandakan bahwa sample positif karbohdirat jenis
monosakarida atau disakarida
Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk mebedakan antara monosakarida dan disakarida
dimana ion Cu+3 (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi
lebih cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata (A. Yuliana, dkk. 2018).

Alat
Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet skala, pipet tetes,
bunsen, dan penjepit tabung.

Bahan
Pereaksi barfoed, amilum, pektin, sukrosa, laktosa, glukosa,
larutan fosfomolibdat.
Cara kerja uji Barfoed
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan larutan karbohidrat yaitu amilum, pektin, glukosa, sukrosa, dan
laktosa sebanyak 0,5 ml ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda.
3. Tambahkan pereaksi barfoed sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi larutan karbohidrat.
4. Kemudian panaskan semua tabung reaksi diatas bunsen selama 3 menit. Lalu
dinginkan tabung reaksi di dalam air selama 2 menit.
5. Tambahkan 1 ml larutan fosfomolibdat. Amati perubahan warna yang terjadi.
Hasil percobaan
Uji Barfoed, pada praktikum yang telah dilakukan, sampel sukrosa dan
glukosa yang mengalami perubahan sehingga positif karbohidrat jenis
disakarida dan monosakarida sedangkan pada sampel amilum, pektin dan
laktosa tidak mengalami perubahan warna
kesimpulan
Pada pengujian Barfoed, hanya sample sukrosa dan glukosa yang
positif karbohidrat yang menandakan bahwa pektin dapat direduksi oleh
reagen barfoed ). Asam sulfat akan mengikat pektin yang telah
direaksikan dengan reagen Barfoed sehingga pada proses pemanasan
terjadi reaksi hidrolisis. Tujuan dilakukannya pemanasan yaitu untuk
mengoptimalkan pada proses reaksi untuk identifikasi disakarida.
Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff untuk membuktikan adanya golongan ketosa (fruktosa) yang dimana disakarida sukrosa
yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa memberi reaksi positif dengan uji seliwanoff.
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan oenambahan resosinol
akan mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah jingga (A. Yuliana, dkk.
2018).
Alat
Tabung reaksi, rak tabung, gegep kayu, bunsen, pipet tetes.

Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu pereaksi
benedict, amilum, glukosa, sukrosa, laktosa, pektin, pereaksi
seliwanoff
Cara kerja uji Seliwanoff
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Masukkan larutan karbohidrat yaitu amilum, pektin, glukosa, sukrosa, dan
laktosa pada masing-masing tabung reaksi yang berbeda. Untuk reagen glukosa,
laktosa, dan sukrosa sebanyak 0,5 ml serta reagen amilum dan pektin sebanyak 5
mL.
3. Tambahkan pereaksi seliwanoff sebanyak 1 ml.
4. Panaskan semua tabung.
5. Amati perubahan yang terjadi.
Hasil percobaan
Uji Seliwanoff, pada praktikum yang telah dilakukan, terjadi perubahan pada
sampel sukrosa, glukosa dan laktosa. Sampel sukrosa berwarna merah terang
menandakan terjadi hidrolisis glukosa dan adanya fruktosa yang lebih tinggi
dibandingkan sampel glukosa dan laktosa, pada amilum dan pektin tidak
terjadi perubahan warna dikarenakan tidak terjadinya hidrolisis glukosa
sehingga pereaksi Seliwanoff tidak dapat bekerja.
kesimpulan
Pada pengujian Seliwanoff, pada glukosa, sukrosa dan laktosa
mengalami perubahan dikarenakan sampel telah tereduksi menjadi
glukosa sehingga dapat di deteksi oleh pereaksi Seliwanoff
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
 
Anna Safitri, A. R. (2021). Biokimia Bahan Alam Analisis dan Fungsi. MNC
Publishing : Malang.
Anna Yuliana, dkk. (2018). Buku Ajar Biokimia Farmasi. Jakad Publishing. Surabaya
Handayani Deasy, Ismail, dkk, 2021. Biokimia. Jakarta: Yayasan Kita Menulis
Hidayanto, ariyo prabowo, 2017. Modul Praktikum Biokimia. Universitas Esa
Unggul.
Novi Khila Firani. 2017. Metabolisme karbohidrat tujuan biokimia dan
patologis. UB Press. Malang
Ratmana, Galih Hanum. (2017). Biokimia dasar. Umsida Press, Sidoarjo.
Suprayitno Edy, Titik Dwi, dkk. 2021. Biokimia Produk Perikanan. Malang:
Universitas Brawijaya Press

Anda mungkin juga menyukai