Biokimia Umum
Hari/tanggal
Waktu
PJP
Asisten
LIPID
Kelompok VI
Bong Ai Yin
Muhammad Andhika Nur
Fauzi Abdurrahman Munggaran
Ulfa Miranda Damanik
B04128001
B04120146
B04120140
B04120134
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menunjukan sifat
dan struktur lipid melalui uji-uji kualitatif dan mempelajari sifat-sifat lipid melalui
beberapa reaksi uji kualitatif.
Teori
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi
endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfilik, artinya lipid mampu
membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam
lingkungan basah. Berdasarkan jenis grup penyusunnya, lipid dapat dibedakan
menjadi 8 kategori yaitu asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sphingolipid,
saccarolipid, dan poliketida. Lipid memang tidak dapat larut di dalam air, tetapi
dapat larut dalam pelarut organik non polarseperti suatu hidrokarbon atau dietil
eter.
Istilah lipid sering disinonimkan dengan asam lemak, meskipun asam
lemak adalah subgrup lipid yang disebut trigliserida (trigliserol). Lemak terbentuk
dari satu gliserol yang mengikat 3 asam lemak. Molekul gliserol memiliki 3 gugus
hidroksil (OH-). Asam lemak memiliki gugus
Lipid dibagi dalam dua golongan besar, yaitu lipid sederhana dan dan lipid
gabungan. Lipid sederhana adalah senyawa ester yang diperoleh dari gabungan
asam lemak dan gliserol. Contohnya minyak dan lilin. Lipid gabungan adalah
lipid sederhana yang yang mempunyai gugus tambahan seperti P dan N. Contoh :
Fosfolipid atau fosfomyelin.
Berdasarakan sifat kimianya, lipid terbagi menjadi dua. Pertama, lipid
yang dapat disabunkan, contohnya lemak dan minyak. Kedua, lipid yang tidak
dapat disabunkan, contohnya steroid.
METODE PRAKTIKUM
Praktikum
dilaksanakan
di Laboratorium
Pendidikan
Departemen
HASIL PERCOBAAN
Uji Kelarutan
Bahan Uji
No
Pelarut
1
2
3
4
5
Minyak
Kelapa
+
+
-
Air
Eter
Kloroform
Alkohol
Asam
Encer
Keterangan:
+++ : sangat larut
++ : larut
+ : sedikit larut
: tidak larut
Lemak
Hewan
+
+
-
Mentega
Margarin
Gliserol
+
+
-
+
+
-
Asam
Stearat
+
+
-
+++
Hasil
Asap
++
+
+
Bau
++
++
++
+
Uji Akrolein
No
Bahan Uji
1
Minyak kelapa
2
Lemak hewan
3
Gliserol
4
Asam stearate
5
Pati
Keterangan:
++ : ada asap / bau minyak dibakar
+ : sedikit asap / bau gosong
: tidak ada asap / tidak ada bau
No Bahan Uji
.
1
Minyak kelapa
2
Minyak kelapa tengik
3
Lemak hewan
4
Mentega
5
Blue band
6
Asam Oleat
Uji Ketidakjenuhan
Keterangan: (+): Jenuh
(-): Tidak jenuh
Uji Ketengikan
Hasil
Keterangan
+
+
+
-
Merah muda
Putih
Putih
Merah kekuningan
Merah oranye
Putih
No Sampel
.
1
Minyak kelapa tengik
2
Minyak kelapa
3
Lemak hewan
4
Mentega
Keterangan: (+): Tengik
Hasil
+
+
+
Merah
Merah muda
Putih
Merah
Salkowski
+
Uji
Lieberman Burchad
+
Keterangan
Salkowski
Lieberman Burchad
Terbentukcin Terbentukcincinhijau
cinmerah
PEMBAHASAN
Uji Kelarutan
Umumnya, zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar,
namun tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini
dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan
dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak
memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar,
jadi tidak dapat larut. Derajat kelarutan lipid dapat ditentukan dengan pengamatan
langsung. Zat polar lebih mudah larut dalam pelarut polar daripada dalam pelarut
nonpolar, begitu juga sebaliknya. Lipid merupakan molekul senyawa organik yang
pada umumnya bersifat nonpolar, maka lipid lebih mudah larut dalam pelarutpelarut nonpolar seperti kloroform, eter, benzena, aseton, petroleum eter, dan lainlain (Poedjiaji 1994).
Prinsip uji kelarutan adalah ada tidaknya residu yang tertinggal. Hasil
percobaan yang diperoleh menunjukkan bahwa semua bahan percobaan
menghasilkan resedu ketika dilarutkan dalam air. Hal ini karena air bersifat polar
sedangkan lipid bersifat non polar. Namun, gliserol walaupun termasuk lipid,
seharusnya dapat larut dalam air karena memiliki gugus OH yang dapat
berikatan hydrogen dengan molekul air dan alkohol. Selanjutnya, pada pelarut
kloroform dan eter, semua bahan uji kecuali gliserol larut dalam kedua pelarut
tersebut. Hal ini terjadi karena kloroform dan eter memiliki polaritas yang rendah
(nonpolar), sehingga dapat melarutkan bahan-bahan tersebut. Pada percobaan
dengan pelarut alkohol dan asam encer, didapati hasil yang larut hanya gliserol.
Hal ini karena gliserol memiliki gugus OH.
Uji Akrolein
Akrolein ialah propenal yang berbau tajam, tidak sedap, dan spesifik,
seperti bau minyak goreng yang dibakar. Akrolein terbentuk apabila gliserol atau
atau suatu lemak dipanaskan kuat dengan suatu dehidrator (Poedjiaji 1994).
Gliserol pada percobaan sebagai kontrol positif, sedangkan pati adalah kontrol
negatif.
Uji Ketidakjenuhan
Asam lemak tidak jenuh mempunyai ikatan rangkap yang dapat diadisi
oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan ini, pereaksi Iod Hubl berfungsi
mengoksidasikan asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap memjadi ikatan
tunggal. Iod dalam pereaksi ini memutuskan ikatan rangkap pada asam lemak dan
menggantikan posisi dari ikatan rangkap. Warna merah yang semakin pudar pada
larutan bahan percobaan menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh telah
mereduksi pereaksi Iod Hubl. Jika warna merah pada larutan percobaan tidak
hilang, ini menunjukkan bahwa bahan percobaan tersebut merupakan asam lemak
jenuh yang tidak mempunyai ikatan rangkap.
Pada uji ini, ternyata hanya asam oleat yang termasuk dalam asam lemak
tidak jenuh. Hal ini dapat dilihat dari warna merah larutan yang menjadi pudar.
Sebaliknya, bahan percobaan yang lain semuanya termasuk dalam asam lemak
jenuh karena warna merahnya tetap dan tidak menjadi pudar.
Uji Ketengikan
Minyak atau lemak menjadi tengik karena oksidasi. Ketengikan minyak
atau lemak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida teroksidasi oleh
oksigen di udara bebas. HCl yang dicampurkan ke dalam larutan percobaan
menyumbang ion-ion hydrogen yang dapat memecahkan unsur lemak dan
terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas ketika bereaksi dengan
serbuk CaCO3. Hasilnya, terbentuk molekul-molekul peroksida. Dalam uji ini,
pembentukan warna merah muda yang dihasilkan oleh kertas floroglusinol
menunjukkan bahwa bahan percobaan tersebut telah menjadi tengik. Terjadinya
warna merah muda karena terjadinya reaksi antara floroglusinol dengan molekul
oksigen yang mengoksidasikan minyak atau lemak. Kertas floroglusinol berfungsi
sebagai penampak bercak. Dari hasil percobaan ini, terdapat bahwa minyak kelapa
dan lemak hewan tidak tengik karena kertas floroglusinol berwarna putih,
sedangkan pada minyak kelapa tengik dan mentega terbentuk warna merah muda.
Uji Salkowski
Uji
Salkowski
merupakan
uji
kualitatif
yang
dilakukan
dalam
sampel
tersebut
terdapat
kolesterol,
maka
berubah
menjadi
kuning
dengan
warna
fluoresens
Lieberman
Buchard
merupakan
uji
kuantitatif
untuk
dilarutkan
(dari percobaan
ke
dalam
Salkowski).
Setelah
itu,
asam
kloroform
sulfat
pekat
ini
ditandai
dengan
adanya
perubahan
warna
dari
beberapa
bahan
percobaan
yang
digunakan,
dapat
DAFTAR PUSTAKA
D Firda. 2011. Analisis lipid. [terhubung berkala].
http://www.slideshare.net/firdaD/analisislipid (1 April 2013)
Poedjiaji A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :UI Press.
Samosir Jerisco. 2010. Uji Kelarutan, Uji Ketidakjenuhan , Uji Akrolein, Uji
Kolesterol. [terhubung berkala]. http://id.shvoong.com/exactsciences/biology/2089454-uji-kelarutan-uji-ketidakjenuhan-uji/ (1 April
2013)