: 13 Mei 2014
Jam Praktikum
: 8.00 10.30
DosenPembimbing
KelompokPraktikum : 4CA1 / 4
Anggotakelompok :
1. Muhammad Andhika Nur
2. Nadia Yulianti
3. Intan RenitaYulianti
B04120146
B04120150
B04120152
...................................
...................................
...................................
PENDAHULUAN
A. Mengukur Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2
Dasar teori
Hewan selalu memerlukan energi dalam hidup nya untuk pertumbuhan,
produksi, bekerja dan mempertahan kan suhu tubuh agar kehidupan nya
berlangsung optimal. Semua energi tersebut berasal dari oksidasi zat makanan.
Pengukuran metabolisme adalah pengukuran panas yang diproduksi oleh
seekor hewan. Ringkasnya:
Energi makanan = energi kerja + energi disimpan + energi panastubuh.
Kalorimetri secara tak langsung dapat dilakukan dengan mengukur
konsumsi oksigen dalam waktu tertentu. Energi dalam tubuh hewan berasal
dari oksidasi makanann yaitu hidratarang, lemak, dan protein. Satu liter
oksigen yang terpakai untuk mengoksidasi, hidratarang menghasilkan panas
5.0 Kalori, lemak menghasilkan panas 4.7 Kalori, dan protein menghasilkan
panas 4.6 Kalori.
Hidratarang:
C6H12O + 6O2
6CO2 + 6H2O
(Glukosa)
RQ= 6/6 = 1.0 dengan nilai kalor 5.0 Kal/lt O2
Lemak:
2C51H98O + 145O2
102CO2 + 92H2O
(Tripalmitin)
RQ= 102/45 = 0.70 dengan nilai kalor 4.7 Kal/lt O2
Protein:
2C3H7O2N + 6O2
(Alanin)
RQ= 5/6 = 0.83 dengan nilai kalor 4.9 Kal/lt O2
RQ campuran makanan adalah 0.82 dengan nilai kalori 4.825 Kalori/liter
oksigen yang dikonsumsi.
Semua perhitungan harus dalam keadaan suhu dan tekanan baku (pada 273 oK,
tekanan
760
menghitungnya :
mmHg).
Gunakan
hukum
Boyle-Gay
Lusac
untuk
P1 V 1 P2 V 2
=
T1
T2
Tujuan
Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2.
Bahandanalat
1.
2.
3.
4.
5.
Metabolorstoples
Barometer
Thermometer
Timbangan
Tikus
Tata kerja
Tikus ditimbang (dalam Kg). Lalu sistem dipastikan tidak bocor. Suhu
dan tekanan udara dicatat, ditulis sebagai T1 (oK) dan P1. Tikus dimasuk kan ke
dalam metabolor. Spoit ditarik di luar metabolor (20ml). Ruang metabolor
ditutup, udara dimasukan dalam spoit, stop watch diperhatikan saat udara
dalam spoit dimasukan ke dalam stoples = waktu 0 detik percobaan,
diperhatikan bahwa permukaan air di pipa U menjadi tidak sama. Lama 20 ml
udara dihabiskan oleh tikus dicatat, yaitu saat permukaan di pipa U kembali
sama tinggi. Tutup metabolor dibuka. Cara tersebut diulangi kembali dari spoit
yang ditarik di luar metabolor sampai tutup metabolor terbuka. Konsumsi O2
dihitung dalam 1 hari. Konsumsi O2 dihitung dalam keadaan STP. Produksi
panas dihitung dan laju metabolisme dihitung.
ENDOKRIN
PENDAHULUAN
A. UJI KEHAMILAN
Tujuan
Uji-uji kehamilan yang dipraktikumkan akan menunjuk kan bahwa deteksi
kehamilan dapat dilakukan secara dini tanpa membutuhkan pengamatan klinis
anatomis atas pasien.
Dasarteori
Implantasi adalah peristiwa berkontak nya suatu benda asing pada
endometrium uterus. Secara normal setiap benda asing yang masuk ke dalam
tubuh akan mendapatkan perlawanan dari sistem homeostasis tubuh. tetapi
dalam peristiwa implantasi tidak terjadi penolakan atas blastocyst atau implan
tersebut. Ini berarti bahwa untuk memungkinkan terjadinya implantasi, tubuh
harus menyiapkan diri untuk menerima blastocyst tadi. Salah satu yang telah
diketahui adalah dihasilkan nya salah satu atau sejumlah hormon yang
bekerja pada uterus menyebabkan uterus ada berada dalam status siap
menerima blastocyst.
Pada manusia dikenal ada nya hormon Human Chrorionic Gonadotropin
(HCG) yang diproduksi pada usia kehamilan masihdini (antara 35 sampai 89
hari setelah konsepsi). Pada kuda dihasilkan hormon Pregnant Mare Serum
Gonadotropin (PMSG) mulai hari ke-50 sampai ke-100 setelah kopulasi.
Karena kedinian sekresi hormon-hormon ini, identifikasi HCG atau PMSG
dijadikan dasar berbagai uji kehamilan seperti uji Galli Mainini, Gravindex,
Prognosticon, Ascheim Zondek, dan sebagainya. Pada hewan, berbagai uji
untuk menemukan PMSG dalam urine kuda betina sebagai indikator
kebuntingan juga telah dilakukan.
Uji Galli Mainini didasarkan kenyataan bahwa pada umumnya wanita
yang baru hamil / usia kehamilan masih dini, bila air seni nya disuntik kan
pada katak jantan dapat mengeksresikan spermatozoa. Namun mekanisme
terjadinya eksresi spermatozoa oleh kataktersebut, belum jelas diketahui.
Uji Gravindex da berbagai uji imunologis lainnya didasarkan pada reaksi
antigen (HCG) dengan antibodi terhadap HCG. Kondisi reaksi dibuat
sedemikian rupa agar hasil reaksi dapat terlihat langsung tanpa harus
menggunakan alat-alat tambahan. Biasanya penilaian positif atau negatif
Air seni wanita hamil muda (wanita yang terlambat haid lebih dari 14
hari)
Air seni dari seorang mahasiswi / wanita yang tidak hamil
Larutan NaCl fisiologis
Tata kerja
1. Keempat ekor katak jantan tersebut diperiksa apakah di dalam cairan
kloaka nya terdapat spermatozoa atau tidak. Bila terdapat spermatozoa
maka katak tidak boleh dipakai. Ada atau tidaknya spermatozoa tersebut,
maka dilakukan cara sebagai berikut:
a. Sedikit (lebih kurang 1 mL) larutan fisiologis dimasuk kan ke dalam
kloaka katak dengan pipet pasteur atau pipet penetesmata.
b. Lalu dengan pipet yang sama cairan kloaka dikeluarkan dan diteteskan
pada kaca objek. Kaca objek ditutup dengan kaca penutup dan diamati
di bawah mikroskop dengan pembesaran 100X atau 450X.
2. 3-5 mL air seni yang akan diperiksa tersebut disuntik kan ke dalam
kantung limfe katak dengan jarum ditusuk kan ke bawah kulit di daerah
ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat pembatas paha - perut.
Masih tetap di bawah kulit air seni itu disemprotkan ke dalam kantong
limfe abdominal.
3. Katak dimasuk kan ke dalam stoples yang berisi sedikit air dan ditutup
dengan kawat kasa. katak diusahakan agar tidak keluar. Kalau perlu diberi
pemberat di atas kawat kasa tersebut.
Hasil Percobaan
Metabolisme
Endokrin
Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa sampel urin B menunjukkan
hasil positif mulai menit ke-30 ketika pemeriksaan spermatozoa di dalam cairan
kloaka katak jantan tersebut. Setelah menit ke-60 spermatozoa katak dari cairan
kloaka bertambah banyak.
Pembahasan
Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan semua
reaksi kimia yang terlibat dalam mempertahankan keadaan hidup sel-sel dan
organisme (Kimball, 1988). Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju
Mainini, dengan cepat mulai dipakai di seluruh dunia, karena itu murah, handal
dan relatif cepat.
Dalam tes ini, sejumlah kecil urin dari pasien disuntikkan ke kantung
bening punggung seekor kodok jantan dewasa. Urin Seorang wanita hamil
mengandung hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin atau hCG.
Hormon ini menyebabkan kodok untuk memproduksi sperma dalam waktu tiga
jam, dan sel-sel sperma dapat dengan jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok
akan merasakan sakit selama tes ini, dan setelah dua minggu hewan dapat
digunakan untuk tes lain.
Prestasi nyata Galli Mainini yang telah menemukan bahwa katak jantan
dan kodok yang cocok untuk tes ini. Sebelumnya, tikus betina, tikus, kelinci dan
kodok yang digunakan, dan mereka bereaksi jauh lebih lambat. Selanjutnya, hal
itu perlu untuk membunuh dan membedah mereka untuk melihat reaksi.
Secara prinsip pemeriksaan ini adalah mencari sperma yang keluar karena
dirangsang oleh hormon HCG. Gambaran cara kerjanya adalah seekor katak
jantan dari jenis Bufo Vulgaris disuntik dengan urin wanita yang diduga hamil
muda kemudian didiamkan selama 30 menit. Urin yang mengandung HCG akan
merangsang sperma katak jantan keluar dari bagian kloaka-nya. Dengan
menggunakan mikroskop dapat dilihat adakah katak yang disuntik tersebut
mengeluarkan sperma atau tidak. Jika terdapat sperma maka kesimpulannya urin
mengandung HCG dan wanita tersebut dinyatakan hamil begitupun sebaliknya.
Sebagai kontrol maka digunakan katak yang hanya disuntik dengan air suling.
Bisa dibayangkan betapa repotnya cara memeriksa kehamilan sebelum
ditemukannya test pack.
Kesimpulan
Laju metabolisme/hari/BM kelinci yang digunakan pada percobaan adalah
21,15 kal/hari. Urin B yang digunakan untuk tes kehamilan dapat merangsang
pengeluaran sperma kodok. Dengan demikian, urin B positif.
Daftar Pustaka
Campbell , N.A., 2004. Biologi, Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta
Kimball, J. W. 1988. Biologi. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.