: 6 Mei 2014
Jam Praktikm
: 8.00 10.30
Dosen Pembimbing
Manalu, M.Sc
B04120146
B04120150
B04120152
.....................................
.....................................
.....................................
BAB 6
RESPIRASI
GERAKAN-GERAKAN PERNAPASAN
Tujuan
Mempelajari gerakan-gerakan napas dan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti pengaruh-pengaruh dari sikap badan, menelan dan berbicara, kerja fisik,
kadar CO2, rangsangan sensorik yang kuat. Juga akan mempelajari berbagai macam volume
pernapasan.
Dasar Teori
Sikap badan, kerja fisik, dan macam-macam rangsangan dapat mempengaruhi gerakangerakan pernapasan. Gerakan pernapasan harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dalam
keadaan dan suasana tertentu, sehingga kebutuhan akan zat-zat makanan, O2, panas, dapat
terpenuhi dan zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dapat dibuang.
Bahan dan Alat
-
dan memendek, sehingga ruangan di dalamnya dapat membesar atau mengecil. Satu ujung pipa
itu tertutup sedangkan yang lain terbuka dan dapat dihubungkan dengan pipa penyambung
karet/plastik dengan tambur marey.
Stetograf ini dipasang melingkar dada sehingga gerakan-gerakan napasan menyebabkan
perbedaan tekanan dalam ruangan dirangkaian stetograf, pipa penyambung, tambur dan karena
itu naik dan turunnya penulis pada tambur mencerminkan gerakan-gerakan napas yang dapat
direkam pada kimograf. Stetograf dipasang pada dada subyek setinggi puting susu yaitu tempat
yang mempunyai gerakan-gerakan napas maksimal. Pada waktu pemasangan itu, ujung untuk
hubungan dengan sistem perekaman harus terbuka. Pipa penyambung dihubungkan dengan
ujung stetograf tersebut pada saat subjek akan melakukan suatu perlakuan. Penulis baru
ditempelkan pada tromol kimograf jika diperlukan rekam-rekaman saja. Putarkan tromol pada
kecepatan rendah . Subjek yang direkam gerakan-gerakan napasnya dalam posisi duduk atau
1
rekamannya dibuat.
Sewaktu berdiri, rekamannya juga dibuat.
Sementara subjek berdiri, stetograf satu lagi dipasang, tetapi melingkari abdomen bagian
atas. gerakan-gerakan napas abdomen dan dada direkam bersama-sama. Kemudian
Hasil Pengamatan
Tabel 1 Pengaruh posisi / aktivitas terhadap frekuensi respirasi
Kecepatan 2.5 mm/secs
Posisi
Amplitudo
Frekuensi
Gambar gelombang
2
(cm/menit)
(gel/menit)
Tidur
(thorakal)
(Terlampir)
15
4.6
Duduk
(thorakal)
15
(Terlampir)
Berdiri
(thorakal)
(Terlampir)
15
4.6
Berdiri
(perut)
15
6.2
(Terlampir)
Minum
(inspirasi)
(Terlampir)
15
Minum
(ekspirasi)
15
(Terlampir)
Membaca
(Terlampir)
15
Lari
(Terlampir)
15
Tahan
napas
(biasa)
Napas
dalam dan
berhenti
Napas
cepat dan
dalam
7.4
(Terlampir)
14 detik
(Terlampir)
22 detik
(Terlampir)
15
7.2
Contoh perhitungan
Duduk (thorakal/dada)
Kecepatan (v) = 2,5 mm/secs
Amplitudo (A) = 15 cm/menit
mm
150 mm
cm
A=v x 60 secs=2.5
x 60 secs=
=15
(
secs
menit
menit
Pembahasan
Pernapasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau
pernapasan dalam dan di dalam paru-paru atau pernapasan luar. Udara ditarik ke dalam
paru-paru pada waktu menarik napas dan didorong ke luar paru-paru pada waktu mengeluarkan
napas. Udara masuk melalui jalan pernapasan (Evelyn 2009). Ventilasi adalah pergerakan udara
ke dalam dan ke luar paru-paru. Hiperventilasi mengacu pada pernapasan yang amat dalam dan
cepat. Hipoventilasi mengacu pada pernapasan yang amat dangkal. Frekuensi pernapasan
dijelaskan dalam napas per menit. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal yang sehat antara
15 -20 napas per menit. Irama atau pola pernapasan mengacu pada keteraturan inspirasi dan
ekspirasi. Secara normal, pernapasan memiiki jarak yang sama dan dapat digambarkan sebagai
teratur dan tidak teratur. Ada dua tipe pernapasan yaitu pernapasan kostal yang dapat diobservasi
melalui pergerakan dada dan pernapasan diafragma yang diobservasi melalui pergerakan
abdomen. Faktor yang mempengaruhi pernapasan adalah usia, aktivitas fisik, demam, obat,
stress. Berdasarkan frekuensi pernapasan dibagi menjadi empat tipe. Pertama, eupnea yaitu
pernapasan normal yang tenang, berirama, dan tak perlu upaya. Kedua, takipnea yaitu
pernapasan cepat yang ditandai dengan napas cepat dan dangkal. Ketiga, Bradipnea yaitu
pernapasan yang lambat dan abnormal. Keempat, apnea yaitu henti napas (Berman et.al 2009).
Selain itu, Proses resiprasi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain lingkungan, gaya hidup,
status kesehatan, perubahan pola napas, dan gangguan pada sistem pernapasan. Selainitu,
aktivitas fisik juga mempengaruhi proses pernapasan (Guyton 2006).
Saluran pernapasan atas dan saluran pencernaan (esofagus) berada bersebelahan.
Terdapat epiglotis di antara dua saluran ini yang mencegah masuknya makanan atau benda selain
udara masuk ke dalam saluran pernapasan. Saat kita bernapas sambil melakukan hal lain seperti
menenggak air minum, maka kemungkinan besar akan tersedak. Hal ini karena, epiglotis tidak
menutup sempurna saluran pernapasan saat air yang kita minum masuk bersamaan dengan udara
yang kita hirup. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terjadi perubahan laju pernapasan sesaat
ketika probandus menelan air sambil melakukan inspirasi. Saat probandus melakukan ekspirasi,
hal yang sama terjadi.
Percobaan merekam laju pernapasan saat probandus sedang membaca menghasilkan
grafik laju pernapasan yang tidak sempurna. Laju pernapasan terkadang naik dan terkadang
turun, mengikuti naik dan turunnya nada suara probandus saat membaca.
Pada saat setelah berlari, frekuensi napas akan lebih tinggi dari normal. Hal ini
dikarenakan tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen untuk berlari. Sehingga tubuh akan
otomatis merespon kekurangan oksigen dengan meningkatkan frekuensi napas.
Kesimpulan
Aktifitas dan gerakan tubuh sangat mempengaruhi frekuensi napas dan dalam/tidak nya
napas.
Daftar Pustaka
Bermann et al. 2009. Kozler and Erbstechiques in clinical nursing. Jakarta : EGC
Guyton, Arthur.2006.Edisi 11.Text Book of Medical Physiology.Cina:Elsevier Saunders.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan dari Anatomy and
Physiology for Nurse. Penerjemah: Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: Gramedia.