Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PEMERIKSAAN REFLEKS REGANG PATELLA

Disusun Oleh :

Kelompok A 5 Anggota : Inggrid Hendriette J. de Fretes Irjani Korwa Ita S. Rohrohmana Janaoris D. C. Dewi Jasika Pabetting Theresia M.L.S. Wayne Tri Kurniawati Ucha NaChita Bay Viktor I. Heretringgi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH 2010

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teoritis Unit dasar aktifitas refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri atas alat indera, neuron aferen, satu sinaps atau lebih yang umumnya terdapat di pusat integrasi sentral, neuron eferen dan efektor. Aktifitas di lengkung refleks di mulai direseptor sensorik, berupa potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Lengkung refleks yang paling sederhana adalah lengkung refleks yang mempunyai sinaps tunggal diantara neuron aferen dan eferen. Lengkung refleks semacam itu dinamakan monosinaptik, dan refleks yang terjadi ditempat tersebut dinamakan erfleks monosinaptik. Bila otot rangka dengan persarafan yang utuh diregangkan, otot ini akan berkontraksi. Respon seperti ini disebut refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks regang adalah regangan pada otot, dan responnya adalah kontraksi otot yang diregangkan tersebut. Alat inderanya adalah kumparan otot (muscle spindle). Fungsi utama refleks regang adalah kemampuannya untuk mencegah gerakan tubuh yang bergoyang ( oscillation) atau menyentak nyentak (jerkiness). Hal ini juga merupakan fungsi peredam (damping) atau pelancar (smoothing) yang di gunakan untuk melancarkan kontraksi otot. Salah satu refleks regang yaitu refleks regang dinamik, dicetuskan oleh sinyal dinamik yang kuat yang dijalarkan dari ujung sensoris primer kumparan otot akibat regangan atau pemampatan yang berlangsung cepat. Jadi, bila otot tiba- tiba diregang atau dimampatkan akan ada sinyal kuat yang dijalarkan ke medula spinalis; hal ini akan segera menimbulkan refleks kontraksi yang kuat. Contoh klinis , ketukan pada tendon patella akan membangkitkan refleks patella (knee jerk), refleks regang otot quardiceps femoris, karna ketukan pada tendon akan

meregangkan otot. Kontraksi serupa akan timbul bila otot quardiceps di regangkan secara manual. Refleks regang dapat dibangkitkan pada hampir semua otot besar ditubuh. 1.2 Masalah a. Bagaimana cara melakukan Percobaan Refleks Regang Patella yang baik dan benar? b. Apa keuntungan dari Pemeriksaan Refleks Regang Patella? c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gerakan eksitasi yang terjadi pada lutut? 1.3 Tujuan a. Mengetahui dengan jelas cara melakukan Percobaan Refleks Regang Patella yang baik dan benar. b. Mengetahui keuntungan dari Pemeriksaan Refleks Regang Patella b. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gerakan ekstensi pada lutut

BAB II METODE KERJA


2.1 Alat Alat atau sarana yang digunakan dalam praktikum ini adalah Hammer reflex (palu refleks) 2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah orang coba (pasien). Dalam hal ini, anggota kelompok kami secara bergilir menjadi Pasien maupun Pemeriksa. 2.3 Tata Kerja Praktikum ini dilakukan dengan 2 posisi, yaitu Posisi Duduk dan Posisi Tidur. A. Posisi penderita duduk : 1. Penderita duduk di kursi, tempat tidur atau meja 2. Lutut penderita direfleksikan dengan sudut 90o 3. Untuk memberikan relaksasi otot, penderita diminta menarik jari-jari tangannya berlawanan arah (jendrasic maneuver) 4. Pemeriksa mencari 2 cekungan pada lutut di bawah patella (intero- lateral dan infero- medial) 5. Diantara kedua cekungan tadi terdapat tendon patella (terasa keras dan tegang) 6. Hammer reflex diayunkan dan dipukulkan pada tendon patella tanpa tenaga/dengan mengandalkan gravitasi beratnya hammer reflex 7. Tampak gerakan ekstensi lutut dan kontraksi otot quadriceps femoris.

B. Posisi penderita tidur 1. Penderita tidur terlentang

2. Posisi lutut penderita difleksikan dengan sudut 60o dengan tangan kiri pemeriksa menahan fossa poplitea 3. Untuk memberikan relaksasi otot penderita diminta menarik jari-jari tangannya berlawanan arah (jendrasic manuoever) 4. Pemeriksa mencari 2 cekungan pada lutut dibawah patella (infero-lateral dan infero medial) 5. Diantara kedua cekungan tadi terdapat tendon patella (terasa keras dan tegang) 6. Hammer reflex diayunkan dengan mengandalkan gerakan sendi pergelangan tangan (Wrist joint) dan beratnya hammer reflex (seolah-olah tanpa tenaga). 7. Tampak gerakan ekstensi lutut dan kontraksi otot quadriceps femoris

BAB III HASIL PRAKTIKUM

Setelah melakukan percobaan tersebut, kami mendapatkan hasil sebagai berikut:

TABEL HASIL PEMERIKSAAN REFLEKS REGANG PATELLA Nama Pasien Reflex Duduk 1. Irjani Korwa 2. Ita S. Rohrohmana 3. Janaoris D. C. Dewi 4. Jasika Pabetting 5. Theresia M.L.S. Wayne 6. Tri Kurniawati 7. Ucha NaChita Bay 8. Viktor I. Heretringgi + + + + + + + + Posisi Tidur

Keterangan : + : Timbul gerakan ekstensi lutut : Melakukan posisi pemeriksaan

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Diskusi Hasil Berdasarkan tabel hasil pemeriksaan kelompok kami, diperoleh semua pasien memberikan refleks positif terhadap pukulan hammer reflex (rangsangan). Namun terdapat perbedaan tingkat kepekaan refleks regang pada masing-masing pasien. Ada pasien yang memiliki tingkat kepekaan lebih tinggi daripada yang lain. Tingkat kepekaan tersebut dipengaruhi oleh derajat fasilitasi pusat-pusat yang terletak di Medula Spinalis dan akibat hilangnya masukan eksitatorik dari pusat yang lebih tinggi (tingkat kepekaan menurun atau menghilang) atau akibat hilangnya masukan inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak. Bila ada banyak sekali impuls fasilitasi dijalarkan dari bagian atas system saraf pusat ke medulla spinalis, sentakan lutut akan semakin berlebihan. Sebaliknya bila impuls fasilitasi ditekan atau diredam, maka sentakan otot akan semakin lemah atau hilang sama sekali. Hal demikian terjadi pada kelompok kami yakni salah satu anggota kelompok kami memiliki sentakan yang lebih kuat dibanding anggota lain. Selain itu, gaya gravitasi juga mempengaruhi peregangan pada otot eksitatorik (pada reflex regang patella). Hal ini dibuktikan dengan adanya kecenderungan melengkung pada sendi lutut dimana pada saat itu terjadi peregangan pada otot quadriceps femoris Keuntungan dari praktikum pemeriksaan reflex regang ini adalah sebagai penilaian pendahuluan fungsi sistem saraf sebelum pemeriksaan lebih jauh pada seorang pasien, selain itu untuk mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitatorik dan inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak. Selain keuntungan juga terdapat kesalahan-kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan pada praktikum ini. Antara lain kondisi pasien yang kurang rileks, terjadi kesalahan mekanik pada sarana praktikum (hammer reflex), dan ketidaktelitian dalam

pemeriksaan (Pada saat pencarian tendon patella atau pada saat pemukulan dengan hammer reflex pada daerah tendon patella). Jadi, Pemeriksaan reflek regang patella ini sangat berguna dan penting dalam pemeriksaan klinis seorang pasien. 4.2 Diskusi Jawaban Pertanyaan 1. Sebutkan receptor reflex patella! Jawab : Reseptor reflex patella adalah Musculle spindles (sekoci otot). 2. Sebutkan effektor reflex patella! Jawab : Efektor reflex patella adalah Musculle fibers (serabut otot rangka). 3. Neuron apa yang bertindak sebagai pusat integrasi reflex regang? Jawab: Neuron yang bertindak sebagai pusat integrasi reflex regang adalah neuron motorik anterior 4. Pada penderita hemiphlegi oleh karena stroke system pyramidal, apakah masih ada reflex regang-monosinaps? Jawab: Masih ada, karena anterior motor neuron masih berfungsi mempersarafi otot rangka. 5. Sebutkan 2 contoh reflex regang fisiologis yang lain. Jawab: 1. Reflex kontraksi otot triceps. Ketukan pada tendo Achilles mengakibatkan reflex sentakan pada pergelangan kaki. 2. Ketukan pada tendon triceps brachi misalnya akan menimbulkan respon ekstensi pada sendi siku, yang merupakan reflex kontraksi otot triceps.

6. Sebutkan 5 contoh reflex somatik!

Jawab: 1. 2. 3. 4. 5. Memukul Menendang Menggelengkan kepala Mengangkat tangan Menoleh

7. Sebutkan 5 contoh reflex otonomik Jawab : a. b. c. d. e. Usus Jantung Uterus Lambung Vesica urinaria

8. Apa beda reflex monosinap dengan reflex polisinap? Jawab : Monosinap adalah lengkungan reflex yang mempunyai sinap tunggal diantara neuron aferen dan eferen. Sedangkan polisinap adalah lengkungan yang mempunyai lebih dari satu interneuron diantara neuron aferen dan eferen.

BAB V KEPUSTAKAAN

Ganong, W.F. 2008.Buku Ajar Fisilogi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Guyton & Hall. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC

Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,EGC

Anda mungkin juga menyukai