Anda di halaman 1dari 16

RESPIRASI MANUSIA

Laporan Praktikum

Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Fisiologi Hewan

Yang Dibina Oleh Dr. Abdul Gofur, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 1:

Alfi Nur Faizah 170342615558

Ayu Paridah 170342615606

Fakhriza Rizqi V 170342615578

FatmaYuni R 170342615516

Naizesa Salsabila 170342615547

Offering I 2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

PRODI S1 BIOLOGI

OKTOBER 2018
TANGGAL PRAKTIKUM : 17Oktober 2018

TUJUAN

1. Menentukan volume tidal, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, dan volume
cadangan inspirasi
2. Mengetahui frekuensi pernapasan dan factor-faktor yang mempengaruhi irama
pernapasan
3. Mendapatkan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi

DASAR TEORI

Respirasiadalah prosesmenghirup udara dariluar sehingga menyebabkan udara di


luar yang banyak mengandung oksigen (O₂) masuk kedalam tubuh yang kemudain di
proses dan dikembalikan lagi ke luar tubuh dengan cara menghembuskan udara yang
banyak mengandung karbondioksida(CO₂). Fungsi utama respirasi adalahsebagai ventilasi
paru, pertukaran oksigen dankarbondioksida antara alveoli dan darah secara
difusi,pengangkutan oksigen dan karbondioksidadalam darah dan cairan tubuh ke dan
darisel jaringan tubuh, serta pengaturanventilasi dan hal-hal lain dari pernapasan (Guyton
and Hall, 2010).

Fungsi paru dapat diukur menggunakan kapasitas paru adalahadalah


spirometer.Spirometer dapat mengukur kapsitas inspirasi, kapasitas residufungsional,
kapasitas vital dan kapsitasparu total.Kapasitas vital paru adalahjumlah udara maksimum
yang dapatdikeluarkan seseorang dari paru, setelahterlebih dahulu mengisi paru
secaramaksimum dan kemudian mengeluarkansebanyak-banyaknya (kira-kira 4600militer)
(Juarfianti et al., 2015).

Frekuensi respirasi seseorang berbeda-beda. Rata-rata frekuensi respirasi pada


orang dewasa meningkat seiring denganbertambahnya usia dan ekspansi dada cenderung
menurun karena kekakuan dindingdada. Frekuensi pernafasan dihitung dengan melakukan
percobaan inspirasi dan ekspirasi penuh. Frekuensi pernafasan bervariasi sesuai dengan
usia (Potter & Ferry, 2005).

Pada saat respirasi manusia mengeluarkan CO2.Banyaknya kadarCO2 dalam udara


repirasi manusia dapat di ketahui dengan melakukan titrasi. Metode titrasi dapat dilakukan
dengan menghitung kadar CO2 yang terlalut dalam aquades yang telah ditetesi larutan PP
dan NaOH. Proses titrasi dapat dihentikan ketika terjadi perubahan warna (Prasetyawan et
al., 2017).

ALAT DAN BAHAN

Alat: Bahan:

1. Spirometer 1. Alkohol 70%

2. Pipa tiup 2. Aquades

3. Kantung plastik 3. Phenolpthalen

4. Buret 4. NaOH 0,1 M

5. Labu erlenmeyer 125 mL

6. Tutup labu erlenmeyer

7. Statis

8. Pipa kaca

PROSEDUR KERJA

Mengukur volume pernapasan

1. Menghirup udara dengan inspirasi normal, kemudian ,menghembuskan sekuat


mungkin pada spirometer (volume tidal dan volume cadangan ekspirasi) Mengulangi
percobaan tersebut sebanyak tiga kali, hitung rata-ratanya

2. Menghembuskan udara dengan ekspirasi normal , kemudian menghembuskan lagi


dengan kuat (volume cadangan ekspirasi) Mengulangi percobaan tersebut sebanyak tiga
kali, hitung rata-ratanya

3. Mengurangkan hasil langkah satu terhadap langkah dua (Volume tidal)

4. Melakukan pernapasan secara dalam-dalam dan menghembuskan sebanyak-


banyaknya udara (Kapasitas vital ), Mengulangi percobaan tersebut sebanyak tiga kali,
hitung rata-ratanya

5. Mengurangkan hasil langkah satu terhadap langkah empat (Volume cadangan


inspirasi)
Irama Pernapasan

1. Pelaku duduk santai, hitung frekuensi pernapasannya dalam satu menit

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi, kemudian mencatat waktunya .

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi dengan hembusan yang sangat panjang , kemudian mencatat
waktunya

2. Pelaku melakukan pernapasan dengan cepat selama satu menit, Kemudian pelaku
bernapas normal selama satu menit, hitung frekuensinya per menit

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi, kemudian mencatat waktunya .

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi dengan hembusan yang sangat panjang , kemudian mencatat
waktunya

3. Pelaku bernapas di dalam kantong plastik dengan cara memasukan hidung dan
mulutnya di dalam plastik selama dua menit, kemudian pelaku bernapas normal di luar
kantong plastik, hitung frekuensinya per menit

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi, kemudian mencatat waktunya .

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi dengan hembusan yang sangat panjang , kemudian mencatat
waktunya

4. Pelaku lari ditempat 60 langkah, setelah itu duduk di kursi dan hitung frekuensi
pernapasannya per menit

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi, kemudian mencatat waktunya .

Pelaku menarik napas panjang, menutup hidung, menahan selama mungkin sampai
pelaku harus bernapas lagi dengan hembusan yang sangat panjang , kemudian mencatat
waktunya
Kandungan CO2 dalam udara ekspirasi
Mengisi 2 labu erlenmeyer dengan 100 mL Aquades

Menambahkan tiap labu 3-5 tetes phenolptalin dan 5 tetes NaOH 0,1 M hingga larutan
berwarna merah delima, kemudian labu ditutup rapat

Memasukkan pipa kaca pada salah satu labu, meniupkan udara pernapasan melalui pipa
kaca hingga warna merah pada larutan hilang. Catat waktu yang diperlukan

Mengisi buret dengan dengan larutan 0,1 M NaOH, mencatat batas volume larutan

Meletakkan labu erlenmeyer berisi larutan tepat dibawah ujung bawah buret dengan
memberi landasan kertas putih

Meneteskan larutan ke dalam labu setetes demi setetes dengan perlahan. Setiap setetes
menggoyangkan labunya

Menggoyangkan terus labu hingga terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah

Bila sudah terjadi perubahan warna hentikan penetesan. Mencatat angka batas volume
pada buret

Menentukan titik ekivalensi dengan cara menentukan angka pertengahan dari angka
volume NaOH saat mulai namak terjadi perubahan warna dengan satu angka
sebelumnya

Menghitung volume zat pentiter (NaOH) yang terpakai dengan rumus XmL NaOH X
10 = Y 𝛍 mol 𝐂𝐎𝟐
Melakukan lari di tempat sebanyak 60 langkah, menghembuskan udara ke dalam labu
sampai warna hilang. Catat waktu yang diperlukan

Mengisi buret dengan dengan larutan 0,1 M NaOH, mencatat batas volume larutan

Meletakkan labu erlenmeyer berisi larutan tepat dibawah ujung bawah buret dengan
memberi landasan kertas putih

Meneteskan larutan ke dalam labu setetes demi setetes dengan perlahan. Setiap setetes
menggoyangkan labunya

Menggoyangkan terus labu hingga terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah

Bila sudah terjadi perubahan warna hentikan penetesan. Mencatat angka batas volume
pada buret

Menentukan titik ekivalensi dengan cara menentukan angka pertengahan dari angka
volume NaOH saat mulai namak terjadi perubahan warna dengan satu angka
sebelumnya

Menghitung volume zat pentiter (NaOH) yang terpakai dengan rumus XmL NaOH X
10 = Y 𝛍 mol 𝐂𝐎𝟐

HASIL PENGAMATAN
1. Mengukur Volume Pernapasan
Percobaan Ulangan Rata-rata
1 2 3
Volume 1,3 L 1,2 L 0,5 L 1.5
cadangan
ekspirasi dan
volume tidal
Volume 0,2 L 0,4 L 0,2 L 0,4
cadangan
ekspirasi
Volume tidal 1,1 L 0,8 L 0,3 L 0,7333 L

Kapasitas vital 1,6 L 1,6 L 1,6 L 1,6 L

Volume -0,3 L -0,4 L -1,1 L -0,26667 L


cadangan
inspirasi

2. Irama Pernapasan
Percobaan Frekuensi (n / Waktu) Waktu

Pelaku duduk santai (t=1) 16 1 menit

Menarik nafas panjang dan menahan 9 detik


hingga pelaku harus bernapas lagi
Menarik nafas panjang dan menahan 18 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi dengan
hembusan yang lebih panjang
Bernapas cepat (t=1) 63 1 menit

Menarik nafas panjang dan menahan 13 detik


hingga pelaku harus bernapas lagi
Menarik nafas panjang dan menahan 19 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi dengan
hembusan yang lebih panjang
Bernapas normal setelah bernapas dengan 13 1 menit
hidung dan mulut di dalam kantong plastik
(t=1)
Menarik nafas panjang dan menahan 9 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi
Menarik nafas panjang dan menahan 19 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi dengan
hembusan yang lebih panjang
Bernapas setelah lari di tempat 60 langkah 31 1 menit
(t=1)
Menarik nafas panjang dan menahan 8 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi
Menarik nafas panjang dan menahan 18 detik
hingga pelaku harus bernapas lagi dengan
hembusan yang lebih panjang

3. Kandungan CO2 Dalam Udara Ekspirasi


Percobaan Waktu yang dibutuhkan

Peniupan udara pernapasan pada labu 1 menit 29 detik

Percobaan titrasi Volume

Batas volume larutan NaOH awal 25 mL

Batas volume NaOH saat warna berubah 23 mL

Titik ekivalensi 1,95

Zat pentiter (NaOH) terpakai 19, 5 µ mol CO2

Percobaan Waktu yang dibutuhkan

Berlari di tempat 60 langkah, meniup 19 detik


udara pernapasan pada labu
Percobaan titrasi Volume

Batas volume larutan NaOH awal 23 mL

Batas volume NaOH saat warna berubah 3,5 mL

Titik ekivalensi 19,45 mL

Zat pentiter (NaOH) terpakai 194,5 µ mol CO2


ANALISIS DATA
Praktikum respirasi dilakukan tiga kali percobaan dengan perlakuan yang
berbeda.Perlakuan pertama yaitu mengukur volume pernapasan, perlakuan kedua
mengukur irama pernapasan, pengukuran ketiga mengukur kandungan CO2 dalam udara
ekspirasi.Setiap perlakuan dilakukan oleh orang berbeda.Percobaan pertama dan kedua
dilakukan oleh perempuan sedangkan percobaan ketiga dilakukan oleh laki-laki.Ketiga
percobaan dilakukan secara serentak dengan tujuan untuk mempercepat dan efisiensi
waktu yang dibutuhkan untuk praktikum.

Percobaan pertama yaitu mengukur volume pernapasan.Pada percobaan ini


bertujuan untuk mengetahui volume cadangan ekspiasi dan volume tidal, kapasitas vital,
dan volume cadangan inspirasi.Untuk mengetahui volume cadangan ekspiasi dan volume
tidal subjek menarik nafas secara normal lalu menghembuskan dengan sekuat tenaga pada
respirometer selanjutnya lihat angka yang tertulis pada respirometer kemuian catat dan
percobaan diulangi sebanyak tiga kali. Percobaan pertama memperoleh hasil 1,3 L lalu
percobaan kedua diperoleh 1,2 L dan yang ketiga diperoleh 0,5 L. Setelah dilakukan
pengulangan lalu hitung rerata dari ketiganya maka diperoleh 1,5 L sebagai volume
cadangan ekspiasi dan volume tidal. Selanjutnya mengukur volume cadangan ekspirasi
dilakukan dengan langsung menghembuskan nafas pada respirometer sebanyak tiga kali
pengulangan juga setelah diperoleh hasilnya lalu dihitung rerata nya yaitu 0,4 L. Langkah
selanjutnya mengukur volume tidal dengan cara mengurangi volume cadangan ekspiasi
dan volume tidal dengan volume cadangan ekspirasi maka diperoleh hasil 1,1L.
Menghitung kapasitas vital dilakukan dengan cara mengambil nafas sekuar-kuat nya lalu
menghembuskan sekuat-kuat nya pada respirometer, percobaan diulangi sebanyak tiga kali
lalu dihitung rerata nya yaitu 1,6L. yang terakhir menghitung volume cadangan inspirasi
dihitung dengan mengurangkan kapasitas vital dengan volume cadangan ekspiasi dan
volume tidal diperoleh hasil 0,1L.

Percobaan kedua yaitu mengukur irama pernapasan dengan menghitung frekuensi


per menit. Pertama subjek duduk santai lalu melakukan pernafasan biasa selama 1 menit
diperoleh 16 kali tarikan nafas, selanjutnya subjek menarik nafas panjang dan menahan
nafas hingga subjek harus bernafas lagi diperoleh 9 detik, selanjut nya menarik nafas
panjang dan menahan hingga subjek harus berbafas lagi dengan hembusan yang lebih
panjang maka diperoleh hasil 18 detik. Perlakuan selanjut nya subjek bernafas cepat
selama 1 menit dan diperoleh hasil 63 kali tarikan nafas dalam waktu 1 menit, selanjutnya
subjek diberi perlakuan yang sama seperti perlakuan pertama sehingga diperoleh hasil
untuk subjek menarik nafas panjang dan menahan nafas hingga subjek harus bernafas lagi
13 detik dan menahan hingga subjek harus berbafas lagi dengan hembusan yang lebih
panjang 19 detik. Percobaan ketiga yaitu subjek bernafas normal setelah bernafas dengan
hidung dan mulut di dalam kantung plastik diperoleh hasil 13 kali tarikan nafas dalam 1
menit, perlakuan kedua dan ketiga juga sama seperti percobaan 1 dan 2 yaitu menghitung
tarikan nafas panjang dan menahan nafas hingga subjek harus bernafas lagi diperoleh 9
detik dan menghitung seberapa lama subjek menahan hingga subjek harus berbafas lagi
dengan hembusan yang lebih panjang diperoleh 19 detik. Perlakuan terakhir yaitu
menghitung nafas subjek setelah lari ditempat sebanyak 60 langkah kemudian dihitung
berapa kali tarikan nafas dalam 1 menit diperoleh hasil 31 kali tarikan nafas dalam 1 menit,
selanjutnya mengukur tarikan nafas panjang dan menahan nafas hingga subjek harus
bernafas lagi diperoleh hasil 8 detik juga menghitung seberapa lama subjek menahan
hingga subjek harus berbafas lagi dengan hembusan yang lebih panjang diperoleh hasil 18
detik.

Percobaan ketiga yaitu mengukur kandungan CO2 dalam udara ekspirasi


percobaan dilakukan dengan dua kali pengulangan tetapi dengan cara yang sedikit berbeda.
Perlakuan pertama subjek yang melakukan pernafasan secara normal lalu meniupkan
dengan sedotan kedalam Erlenmeyer yang di isi dengan KOH 100 ml yang telah ditetesi
dengan indikator PP 2-3 tetes yang berwarna keunguan, tabung tersebut ditiup hingga
warnanya berubah menjadi bening. Setelah itu di titrasi dengan NaOH hingga warna nya
berubah menjadi ungu. Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu membuat larutan
kontrol yang warna nya akan dijadikan pembanding dengan larutan yang akan dilakukan
titrasi. Hasil yang diperoleh peniupan hingga warna berubah menjadi bening dengan
respirasi normal membutuhkan waktu 1 menit 29 detik membutuhkan NaOH sebanyak 2ml
untuk titrasi dengan titik ekivalen 1,95 dan zat peniter yang terpakai sebanyak 19,5 µ mol
CO2, batas volume awal NaOH 25ml dan batas volume NaOH saat warna berubah 23 ml.
Perlakuan kedua nya itu subjek harus berlari ditempa tsebanyak 60 langkah lalu melakukan
percobaan sesuai prosedur perlakuan pertama dengan tetap menggunakan pembanding
yang telah dibuat diawal. Hasil yang diperoleh yaitu larutan KOH yang telah ditetesi
indikator PP berwarna keunguan berubah warna menjadi bening setelah ditiup selam 19
detik dengan batas awal volume larutan NaOH 23 ml, batas volume NaOH saat warna
berubah 3,5 ml mempunyai titik ekivalen 19,45 dan zat peniter NaOH yang terpakai
sebanyak 194,5 µ mol CO2.

PEMBAHASAN
Mengukur volume pernapasan
Alat yang digunakan adalah Spirometer, alat ini menggunakan prinsip hukum
Archimedes.Ketika spirometer ditiup, maka tabung yang berisi udara akan naik turun
karena adanya gaya dorong ke atas akibat tekanan dari udara yang masuk ke spirometer.
Pada percobaan ini adalah menghitung jumlah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi
pada manusia. Pertama objek melakukan pernafasan secara normal kemudian
menghembuskan nafas secara maksimal di spirometer, perlu diketahui bahwa saat keadaan
normal volume paru-paru manusia mencapai 4500 ml, yang disebut sebagai kapasitas total
udara pernapasan manusia,kemudian hasil menunjukkan 3 kali dari percobaan didapat
jumlah udara yang menurun yaitu 1300 ml, 1200 ml, dan 500 ml dan jika dirata-ratakan
dengan jumlah 1500 ml. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor mengenai jumlah yang
ada, baik itu faktor usia,dan jenis kelamin. Berkurangnya tingkatan volume tersebut
dikarenakan adanya gerak objek, serta kelelahan kerena pernafasan yang dilakukan secara
terus menerus serta pisisi tubuh juga karena posisi tubuh saat duduk dan berdiri memiliki
perbedaan pada kapasitas volume pernafasannya.Kemudian juga obyek yang digunakan
adalah berjenis kelamin perempuan memiliki potensi lebih kecil kebutuhan respirasinya
dibanding pria. Volume tidal adalah ketika objek melakukan inspirasi atau eksprasi secara
normal, dan jumlahnya sekitar 500 ml. Pada prosesedur langkah ke-3 dihitung volume tidal
dari objek yang digunakan yaitu dengan volume tidal dan volume cadangan ekspirasi
dikurangi volume cadangan ekspirasi (Molenaar,2014).

Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara yang masih dapat dikeluarkean
setelah dilakukan ekspirasi secara maksimum, biasanya mencapai 1100 ml. Dari hasil
kegiatan didapat rata rata nilai adalah 400 ml. Volume cadangan inspirasi adalah volume
udara ekstra yang diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai 3000 ml.
Volume cadangan inspirasi dapat dihitung dengan volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi dikurangi kapasitas vital dan didapat hasil cadangan ekpirasi pada praktikum kali
ini dengan jumlah rata-rata 1000 ml.Percobaan berikutnya adalah mengukur volume
kapasitas vital (FVC) paru paru dimana untuk mendapakannya maka objek melakukan
penarikan nafas sebanyak-banyaknya. Dari hasil didapat bahwa rata-rata volumenye adalah
1600 ml. Diketahui nilai normal kapasitas vital adalah sampai 4000 ml. Hal ini diakibatkan
beberapa hal baik itu pengaruh dari ekternal dan internl tubuh, karena dapat dipastikan
setiap tubuh memiliki kapasitas rata-rata vital berbeda(Molenaar,2014).

Irama pernapasan
Pada praktikum irama pernafasan ini ada satu pelaku praktikan yaitu laki-laki. Pada
perlakuan ulangan pertama percobaan kesatu, dengan praktikan duduk santai dihitung
frekuensi pernapasannya dalam 1 menit didapatkan hasil untuk praktikan frekuensi
pernafasannya adalah 16 kali. Pada percobaan kedua setelah bernafas cepat selama 1 menit
didapatkan hasil 63 kali. Setelah bernapas normal didalam kantong plastik didapatkan hasil
sebanyak 13 kali. Pada percobaan ketiga dengan praktikan lari ditempat 60 langkah
didapatkan hasil 31 kali. Pada percobaan terakhir dengan pengulangan langkah 1-4 setiap
kali selesai melakukan kegiatan pelaku menarik napas panjang dengan menutup hidung
dan menahan selama mungkin sampai pelaku harus bernapas lagi didapatkan hasil adalah 1
menit 19 detik dan pelaku laki-laki adalah 51 detik.

70

60

50

40

30
Perempuan
20

10

0
Duduk Setelah Bernapas Setelah Setelah Menarik
santai bernapas normal bernapas di berlari di napas
cepat kantong tempat 60 panjang
plastik langkah

Pada perlakuan ulangan kedua percobaan kesatu, dengan praktikan duduk santai
dihitung frekuensi pernapasannya selama 1 menit didapatkan hasil untuk praktikan
perempuan frekuensi pernafasannya adalah 16 kali. Pada percobaan kedua setelah bernafas
cepat selama 1 menit didapatkan hasil 78 kali. Setelah bernapas normal didapatkan hasil
untuk praktikan perempuan adalah 25 kali. Pada percobaan ketiga setelah bernapas selama
2 menit dan bernafas normal di luar kantung plastic didapatkan hasil 13 kali. Pada
percobaan keempat dengan praktikan lari ditempat 60 langkah didapatkan hasil 31 kali
untuk praktikan perempuan. Pada percobaan terakhir dengan pengulangan percobaan 5
dengan perlakuan pelaku yang menghembuskan napas panjang didapatkan hasil untuk
pelaku perempuan adalah 1 menit 19 detik.

Perempuan
70
60
50
40
30
20
10
Perempuan
0

Irama dasar respirasi dikendalikan oleh sistem saraf dalam medula dan pons. Area
penyampaian impuls saraf ke otot pernafasan terletak bilateral dalam bentuk reticular
batang otak, inilah yang disebut pusat pernafasan. Pusat pernafasan berdasarkan fungsinya
terbagi menjadi tiga yaitu : Medullary rhytmicity area (medulla), pneumothaxic area
(pons), dan apneustic area (pons). Medulla rhytmicity area berfungsi mengendalikan
irama dasar respirasi. Pneumotahxic area berperan dalam transmisi mpuls penghambat ke
area inspirasi agar menutup sebelum paru-paru penuh oleh udara. Apneustic area berperan
dalam memberi impuls tranmisi untuk memperpanjang inspirasi, artinya bekerja secara
berlawanan dan bersinergi dengan Pneumothaxic area. (Soewolo, 2003). Irama respirasi
dapat kembali normal karena kerja dari otot yang dikendalikan oleh saraf dapat dirubah
secara sadar akan tetapi akan kembali stabil untuk menjaga ekstenbilitasnya. Tubuh
mahkluk hidup akan merespon baik itu negatif ataupun postif ketika dalam respirasi terjadi
perubahan yang mengakibatkan kondisi tubuh terganggu dengan tujuan agar dapat kembali
pada kondisi normal.

Kandungan CO2 dalam udara ekspirasi


Pada percobaan ketiga ini yaitu bertujuan untuk menentukan kandungan CO2 dalam
udara ekspirasi.Dari analisis data yang diperoleh diketahui bahwa peniupan pada kedua
tabung yang telah disediakan berpengaruh terhadap perubahan warna larutan pada tabung.
Pada tabung A waktu yang diperlukan untuk merubah larutan menjadi bening yaitu 89
detik sedangkan pada tabung B yang praktikan diminta untuk lari 60 langkah terlebih
dahulu membutuhkan waktu 19 detik, hal ini menunjukkan berubahnya warna menjadi
bening pada tabung A lebih lambat dibandingkan dengan tabung B. Hal sesuai dengan teori
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pearce (2009) yaitu semakin lama melakukan aktivitas,
frekuensi pernapasan semakin meningkat di sebabkan gerakan badan yang kuat memakai
banyak oksigen dalam otot yang memberi energi untuk aktivitas, akan menimbulkan
kenaikan pada jumlah karbondioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi
paru-paru sehingga impuls merangsang pusat pernapasan. Pada saat melakukan aktivitas
jumlah oksigen yang dihirup lebih banyak sehingga memungkinkan jumlah karbondioksida
yang dikeluarkan juga banyak.Olah raga dapat meningkatkan aliran darah melalui paru-
paru sehingga menyebabkan oksigen dapat berdifusi ke dalam kapiler paru dengan volume
yang lebih besar atau maksimum(Guyton & Hall, 1997). Terjadinya perubahan warrna dari
merah delima menjadi bening, disebabkan akibat perubahan kondisi pada larutan dari basa
menjadi asam.Hal ini karena di dalam udara pernapasan terkandung CO2 yang bereaksi
dengan H2O (akuades) yang membentuk asam karbonat, sehingga larutan berubah menjadi
asam (berwarna bening). Menurut reaksi CO2 + H2O H2CO3
Percobaan selanjutnya sama halnya dengan percobaan sebelumnya akan tetapi pada
perlakuan kedua ini praktikan diminta untuk lari 60 langkah terlebih dahulu sebelum
meniupkan udara pernafasan ke dalam tabung erlenmeyer yang kedua. Setelah praktikan
melakukan hal tersebut praktikan meniupkan udara pernafassan melalui sedotan pada
tabung B dan diperoleh hasil waktu untuk membuat larutan menjadi bening yaitu 19 detik.
Selanjutnya dilakukan titrasi pada tabung B dan membutuhkan volume NaOH sebanyak
19,45 ml untuk merubah larutan menjadi berwarna merah delima kembali. Hal ini setara
dengan 194,5 μmol CO2.tabung A yaitu pada saat subjek bernapas normal membutuhkan
1,95 ml larutan NaOH untuk mengubah larutan yang berwarna bening menjadi merah
delima, dan pada tabung B yaitu pada saat subjek berlari ditempat sebanyak 60 langkah
membutuhkan 19,5 ml larutan NaOH untuk mengubah larutan yang berwarna bening
menjadi merah delima. Hal ini sesuai dengan teori yaitu dimana volume larutan NaOH
yang dibutuhkan untuk mengubah warna titrasi lebih banyak ketika bernapas setelah
berlari daripada yang bernapas normal.Hal ini dikarenakan CO2 banyak dikeluarkan ketika
kita melakukan aktivitas yang lebih berat daripada CO2 yang dikeluarkan pada berpanas
biasa.

Grafik antara perlakuan dan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi dengan 1 ml NaOH
0,1 M setara dengan 10 μmol CO2.
250

194.5
200

150

100

50
19.5

0
Tanpa Lari Setelah Lari

Grafik antara perlakuan dengan waktu yang diperlukan untuk membuat


larutan menjadi bening. Dengan t dalam sekon

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sebelum Lari Sesudah Lari

KESIMPULAN
Alat yang digunakan untuk mengetes volume paru adalah spirometer.Udara
pernapasan setiap orang berbeda-beda, dilihat dari ukuran paru-paru, kekuatan bernapas,
dan cara bernapas mereka. Pada praktikum ini terdapat hasil yang volumenya tidak sampai
nilai literatur, hal ini disebabkan bernbagai faktor dari pernafasan yang kurang menepatkan
kenormalan. Frekuensi pernafasan memiliki irama yang dilakukan oleh otot dengan
regulasi dari sistem saraf. Irama respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kondisi tubuh, kebutuhan oksigen, serta ektenbilitas yang dimiliki oleh tubuh. Kandungan
CO2 dalam ekspirasi pada saat bernafas dipengaruhi oleh aktivitas tubuh. Semakin banyak
tubuh melakukan kegiatan aktivitas metabolisme pada tubuh dapat menghasilkan banyak
CO2 pada tubuh. Kandungan CO2 dalam darah dapat menurunkan pH darah yang dapat
berakibat buruk pada tubuh. Tubuh akan mengeluarkan CO2 denan ekspirasi melalui sitem
pernafasan.
DAFTAR RUJUKAN
Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-11.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jurfianti., Engka, J.N.A., and Supit, S. 2015. Kapasitas Vital Paru Pada Penduduk Dataran
TinggiDesa Rurukan Tomohon. Jurnal e-Biomedik (eBm). Volume 3 Nomor 1

Molenaar, R.E., Rampengan, J. J.V., Marunduh, S. R. 2014. Forced Expiratory Volume


In One Second (Fev-1) Padapenduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi. Jurnal e-
Biomedik (eBM). Volume 2.

Pearce, E.C. 2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.

Potter and Ferry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik
Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prasetyawan, I.B., Maslukah, L., and Rifai, A. 2017. Pengukuran Sistem Karbon Dioksida
(CO2) Sebagai Data Dasar Penentuan Fluks KarbonDi Perairan Jepara. Jurnal
Buletin Oseanografi Marina. Vol 6 No 1:9–16. ISSN : 2089-3507

Rifa’I, A., Edi, S.S., and Sunarno.2013. Aplikasi Sensor Tekanan Gas Mpx5100 Dalam
Alat Ukur Kapasitas Vital Paru-Paru.Unnes Physics Journal. ISSN 2252-6978

Tumiwa, H.T., Rattu , A.J.M., Paul A,T., and Kawatu. 2016.Gambaran Kapasitas Vital
Paru Dan Volume Oksigen Maksimum (Vo2max) Pada Atlet Sepak Bola Ps.Bank
Sulutgo Di Kota Manado Tahun 2016. Pharmaconjurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5.
ISSN 2302 – 2493

Soewolo.dkk., 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Jurusan Biologi Universitas Negeri


Malang.

Anda mungkin juga menyukai