Anda di halaman 1dari 3

Vitamin K

Vitamin K merupakan senyawa yang berhubungan dengan kimia, yaitu


naphtoquinones. Senyawa ini terdiri dari 2 jenis yaitu phylloquinones yang diproduksi dari
tanaman dan cyanobacteria, serta menaquinones yang diproduksi dari bakteri. Secara harfiah,
nama vitamin K ini bermakna coagulation (pembekuan darah). Lebih dari 90% vitamin K
berasal dari makanan nabati (khususnya sayuran) tetapi ada juga kontribusi oleh bakteri usus
kita walaupun rendah. Karena mikroorganisme tersebut dapat menghasilkan dan
mengakumulasikan menaquinone. Contohnya Proprionibacterium dapat memproduksi keju
dengan kaya vitamin, sedangkan Baciullus subtilis dapat berperan dalam proses makanan
olahan kedelai melalui fermentasi.

Water-Soluble Vitamis

Vitamin B1
Vitamin B1 juga disebut dengan thiamin, yang merupakan bagian dari senyawa yang
larut dalam air dan terdiri dari 5 fosfat derivatmya, meliputi; thiamine monofosfat (ThMP),
thiamin difosfat (ThDP), thiamin trifosfat (ThTP), adenosin thiamin trifosfat (AThTP), dan
adenosin thiamine difosfat (AThDP). Senyawa ini memiliki fungsi metabolism esensial dan
defisiensi senyawa ini berhubungan dengan ketidakseimbangan dalam metabolism karbohidrat
karena terlibat dalam dekarboksilasi oksidatif dan reaksi transketolase. Seiring dengan
kemajuan zaman vitamin ini diproduksi secara kimia untuk dapat mencukupi kebutuhan
manusia maupun hewan, ada dua metode sintesis yang telah dikembangkan; 1) kondensasi
cincin pirimidin dan tiazol, 2) konstruksi cincin tiazol pada bagian pirimidin yang telah
dibentuk sebelumnya.
Vitamin B2

Gambar 1. Mikroorganisme yang digunakan dalam produksi vitamin melalui proses fermentasi
Sumber: (Parameswaran et al., 2010)

Vitamin B2 juga disebut riboflavin, ia memiliki fungsi penting dalam flavoprotein,


karena menjadi komponen utama dari kofaktor FAD (flavin adenine dinukleotida) dan FMN
(flavin mononukleotida). Terlibat dalam reaksi redoks, yang merupakan kuncinya metablisme
energi karbohidrat, lemak, keton tubuh, dan protein. Vitamin B2 juga terlibat dalam
metabolism vitamin lainnya seperti B6, B3, dan A, dalam daur ulang glutathione dan
homosistein. Senyawa ini dapat diproduksi oleh ebebrapa mikroorganisme seperti jamur

Gambar 2. Pathway Biosintesis dari riboflavin oleh jamur Ashbya gossypii


Sumber: (Amaro et al., 2013)
Ascomicetes (Ashbya gossypii, Eremothecium ashbyii), yeast seperti (Candida flaeri, C.
famata) dan oleh bakteri seperti (B. subtilis, Corynebacterium ammoniagenes).
Beberapa pendekatan metabolism telah dikembangkan dalam B. subtilis oleh ekspresi
gen berlebih dari kluster gen yang terlibat dalam sintesis riboflavin. 6 gen pada gambar 2 (RIB
1-5, 7) merupakan gen yang telah dilaporkan bisa menumpuk vitamin ketika diekspresikan
berlebih, dan deregulasi. Perubahan genetik ini menyebabkan suatu akumulasi yang meningkat
daripada wildtype. 6 gen dari jalur sintesis riboflavin telah diekspresikan berlebih untuk
meningkatkan produksi riboflavin.

From vitaminbook 970 Nutritional parameters


Produksi riboflavin secara signifikan diukur berdasarkan jenis dan konsentrasi awal
adri carbon dan sumebr nitrogen dan juga dari stimulant flavinogenik lainnya. Seperti pada
penelitian Ersin et al (1998) fermentasi dapat ditambahkan dengan suplemen, seperti
biosintesis rivoflavin dapat dimodulasi dengan logam. Karena defisiensi media iron
menyebabkan derepression dari enzim pada biosisntesis riboflavin, yang mana akan
menjadikan riboflavin bersifat overproduksi. Chromium (Cr) dapat menginduksi sintesis
riboflavin yang melibatkan derepresion dari enzim flavinogenesis oleh beberapa interaksi Cr
dengan iron. Cr menyebabkan penghambatan pertumbuhan sementara pada saat fase lag yang
berkepanjangan. Seperti dalam penelitian Li et al (2008) menyebutkan efek dari Zn2+ dan Co2+,
serta dimethylbenzimidazole (DMBI) dalam produksi vitamin B12 oleh Pseudomonan
denitrificans. Penambahan dari 3 komponen ini ke dalam medium fermentasi menyebabkan
stimulasi yang signifikan pada biosintesis vitamin B12 (dari 69.36 menjadi 78.23 µg/ml).

Anda mungkin juga menyukai