Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRATIKUM FISIOLOGI

PEMERIKSAAN JANTUNG KATAK


Di
Susun Oleh :
HEENA ANASHA 14171008
NURI LAHANTA 14171009
WARISATUL AMBIYA 14171010
ALFAZRI PRASETYO PULUNGAN 14171011
REZKY DARA GEUBRINA 14171012
ANNISYAH ZULMI 14171014
YENI ULVIA 14171015
DESTA YOURLANDA 14171119
IKA IRMALA SARI TOBING 14171116
ALWAN RIZQI 14171118
RINA MULYA ADNAN 14171120
FATYA AZARA 14171093
AMALIAH AMINI 14171097
MELYSA 14171097
ABDUL HAKIM 14171121
DEVI NATASYA 14171125
NOVA FITRIANTI 14171016

2016, MEDICAL EDUCATION UNIT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
Jalan Blang Bintang Lama Km.8,5
Lampoh Keudee, Aceh Besar 23375
Phone : 0651- 21255
Fax : 0651 - 21255
Laporan Hasil Pratikum Fisiologi
PEMERIKSAAN JANTUNG KATAK

Alat & Bahan Praktikum


A. Alat Pratikum
- Spuit 5cc
- Spuit 10cc
- Jam /StopWacth
- Gantungan sendok
- Wadah plastik
B. Bahan Pratikum
- katak/kodok
- NaCl
- Ringer Laktat
- Adrenalin/Epineprin
- Atropin
- Air dingin
- Air Panas

PROSEDUR KERJA PRATIKUM

Persiapan jantung katak


- Seekor katak di bunuh dengan memasukkan satu jarum yang kuat kedalam lobang di daerah
occipital,sehingga otak dan medulla.
- Katak di fixir di atas papan dalam keadaan terlentang, lalu kulit bagian kepala perut
dipotong dan diding dada dibuka,sehingga langsung dapat di lihat jantung.
- Dengan pinset jantung dapat di balikkan keatas dan dapat di gantung dengan posisi apex
jantung ke arah atas tetesi ringer laktat sewaktu praktikum ini berlangsung.
- Catatlah frekwensi jantung permenit.

Pengaruh Dengan suhu


- Tetesi dengan ringer Laktat 5cc dengan suhu 45c
kemudian perhatikan bagaimana pengaruhnya ? Catatlah Frekwensi denyut Jantung/Menit.
- Ulangi Prosedur di Atas Dengan menetesi ringer laktat dingin.
- kemudian perhatikan bagaimana pengaruhnya ?
- Catatlah Frekwensi denyut Jantung/Menit.

Pengaruh Obat-obtan
- Tetesi jantung katak dengan larutan adrenalin/epinefrin. kemudian perhatikan bagaimana
pengaruhnya ?Catatlah Frekwensi denyut Jantung/Menit.
- Ulangi Lagi prosedur ditas , dengan menetesi atropin. kemudian perhatikan bagaimana
pengaruhnya ? Catatlah Frekwensi denyut Jantung/Menit.

Automasi
- Potonglah jantung katak yang melekat dengan tubuh,sehingga bebas dari jaringan sekitarnya.
- letakan disuatu objek glass.
- Teteslah dengan larutan ringer laktat sehingga nanti terlihat berkontraksi
- buatlah kesimpulan dari praktikum ini.

Tabel. Hasil Pratikum Pemeriksaan Jantung Katak

Aktivitas Jantung Setelah Mati

Kategori Denyut
Jantung/Menit Alasan / Efek Samping

Sesudah Mati 105 x/m Pembahasan

Adrenalin/Epinefrine 120 x/m Pembahasan

Atropine 93 x/m Pembahasan

NaCl 90 x/m Pembahasan


Ringer Laktat 88 x/m Pembahasan

Air Panas 108 x/m Pembahasan

Air Dingin 75 x/m Pembahasan

Grafik. Hasil Pratikum Pemeriksaan Jantung Katak


PEMBAHASAN HASIL PRATIKUM

Secara anatomis, jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus ven
osus, dua atrium dan satu ventrikel.Jantung katak berbeda dengan jantung manu
sia. Jantung katak mempunyai centrum automasi sendiri. Artinya tetap berdenyu
t meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan saraf atau dikeluarka
n dari tubuh.
Pada pengamatan pertama, setelah melakukan double pithing terhadap
katak, frekuensi denyut jantung setelah dibedah adalah 105 denyut per menit .
hal tersebut menunjukkan bahwa jantung katak masih tetap berdenyut dengan
keadaan ritmis (berirama).

Pada percobaan selanjutnya, jantung katak di tetesi dengan larutan


aquades dingin. hasil yang didapat adalah jantung katak memengalami
perlambatan denyut yaitu berkisar 75 denyut permenitnya. Hal ini menunjukan
bahwa jantung bersifat termolabil dimana Jantung dapat berubah denyutnya
karena pengaruh suhu lingkungan. Sebagai contoh kita berpindah dari daerah
suhu panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung menurun.

Pada pengamatan tentang pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut
jantung , di temukan hasil yang berbeda mengenai denyut jantung permenit.
Pada percobaan pertama ketika jantung di tetesi cairan ringer laktat fekuensi
denyut jantung di peroleh 90 denyut permenit. Larutan ringer berfungsi untuk
mempercepat denyut jantung. Hal ini disebabkan karena larutan ringer laktat
bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot jantung
meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari
frekuensi denyut jantung normal.

Selanjutnya, pada saat di tetesi NACL, frekuensi denyut jantung katak


memperlihatkan bahwa kontraksi otot jantung pada katak menjadi lebih lambat
setelah diteteskan larutan NaCl berkisar 88 denyut per menitnya dibandingkan
dengan frekuensi denyut jantung katak normal dan yang diteteskan dengan
larutan ringer laktat. Hal ini disebabkan karena larutan NaCl bersifat hipotonis
dan mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga
kontraksi otot jantung menjadi lemah.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa jantung katak yang ditetesi dengan


adrenalin, berkontraksi lebih cepat yaitu 108 denyut per menit nya. Hal ini
menunjukkan kontraksi otot jantung meningkat. Ini sesuai dengan teori dimana
adrenalin bersifat adrenergik yang berfungsi untuk mempercepat kontraksi otot
jantung. Hal ini menunujkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan
permeabilitas membran terhadap Na dan Ca. Di dalam SA node, peningkatan
permeabilitas membran terhadap Na menyebabkan penurunan potensial
membran sampai nilai ambang. Sementara di dalam AV node peningkatan
permeabilitas membran terhadap Na akan mempermudah sabut otot jantung
untuk mengkonduksi implus sabut otot berikutnya sehingga mengurangi waktu
pengkonduksian implus dari atrium ke ventrikel. Sedangkan peningkatan
permeabilitas terhadap Ca akan meningkatkan kontraksi otot semakin cepat.
Peningkatan kontraksi otot jantung ini akan meningkatkan cardiac output
sehingga tekanan darah dapat meningkat.

Pada pengamatan jantung katak yang ditetesi atropine maka kontraksi dan
denyut jantung katak menjadi lambat jika dibandingkan dengan percobaan
menggunakan adrenalin yaitu berkisar 93 denyut per menitnya.Hal ini
dikarenakan Sulfat atropin berfungsi sebagai menurunkan denyut nadi dan
kontraksi jantung.

Selanjutnya, saat jantung katak ditetesi air panas, maka kontraksi jantung
katak menjadi sangat cepat yaitu berkisar 120 denyut per menitnya yang
merupakan denyut jantung yang paling tinggi dari semua percobaan. Hal ini
menunjukkna bahwa suhu panas dan dapat meningkatkan permeabilitas
membran otot jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut jantung
sehingga menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri.

KESIMPULAN
Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum kardiovaskuler, maka
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus,
dua atrium, dan satu ventrikel.
2. Jantung memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje
dan serabut his. Tanpa adanya koordinasi syaraf simpatis dan
parasimpatis jantung tetap dapat berdetak diluar. Otomasi jantung
menjelaskan tentang pengaruh kerja jantung yang berkaitan dengan sifat
jantung sinsitium, dimana kerja jantung di pengaruhi oleh Organ berupa
serabut yang bekerja sebagai satu unit.
3. Suhu dan zat kimia dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Suhu
rendah (dingin) akan menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan
suhu tinggi akan meningkatkat frekuensi denyut jantung dan pada zat
kimia, dimana adrenalin berfungsi untuk mempercepat kerja jantung.
4. Pemberian adrenalin akan meningkatkan kontraksi denyut jantug yang
selanjutnya akan meningkatkan cardiac output dan tekanan darah.
Pemberian adrenalin ini biasanya dilakukan pada pasien dengan syok
dimana terjadi penurunan denyut jantung dan tekanan darah. namun
sebaliknya, pemberian atropin akan menurunkan kontraksi otot jantung.
Dan juga pemberian larutan NACL membuat kontraksi otot jantung lebih
lambat dibandingkan dengan pemberian larutan ringer laktat kaena
larutan nacl bersifat hipotonis dan ringer laktat bersifat hipertonis.
5. Pengaruh suhu dan zat kimia menjelaskan tentang sifat jantung yang
termolabil.
DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel. 2009.Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Jakarta: Kedokteran


EGC.

Philip I. Aaronson & Jeremy P.T Ward. 2010. At a Glance Sistem


Kardiovaskular. Penerjemah dr. Juwalita Surapsari. Jakarta : Erlangga

Guyton,hall.2008. fisiologi kedokteran.jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai