Anda di halaman 1dari 2

Konsep Stele

Konsep stele menerangkan filogeni struktur sistem pembuluh primer dalam sumbu
tumbuhan. Konsep ini dimaksudkan untuk menganalisis homologi struktur sumbu di berbagai
takson. Kata stele berarti tiang atau pilar dan inti sumbu tumbuhan (akar dan batang) yang
terdiri dari sistem pembuluh dengan parenkim didaerah interfasikuler, celah daun, empulur(bila
ada) , dan perisikel. Stele juga disebut silinder pusat atau silinder pembuluh, meskipun termasuk
kedalam perenkim. Sumbuh tumbuhan digambarkan sebagai stele berbentuk pilar ditengah yang
dikelilingi korteks yang pada gilirannya ditutup oleh epidermis. Oleh karena batas antara korteks
dan stele pada batang kurang jelas, maka penggunaan konsep stele tidaklah muda. Seiring
dengan perjalanan waktu, konsepstele mengalami perubahan sehingga para ahli tidak mengacu
kepada tiangjaringan pembuluh dengan parenkimdi dekatnya, melainkan hanya pada jaringan
pembuluhnya.

Klasifikasi stele didasari terutama pada penyebaran jaringan pembuluh dan jaringan
bukan pembuluh. Macam steleyang dikenal dapat dibagi menjadi 2 kelompok dasar. Yang
pertama adalah protostele dengan sumbu xylem padat, tanpa empulur, dikelilingi floem. Dari
segi filogeni, macam stele ini paling primitif. Kelompok kedua adalah sifonostele dengan xylem
tidak padat, melainkan memiliki solinder parenkim ditengah. Floem tetap mengelilingi xylem di
sebelah luar.macam-macam stele adalah sebagai berikut:

1. Protostele. Jenis stele paling sederhana disini adalah haplostele dengan xylem bundar
pada penampang melintang, dikelilingi oleh floem. Contohnya adalah Rhynia, yang telah
berupa fosil, dan Selaginella.
2. Sifonostele. Karena berongga, stele ini juga disebut solenostele. Ada 2 subjenis, yakni
sifonostele amfifloik dengan floem pada sebelah luar dan sebelah dalam silinder xylem.,
contohnya Adiantum dan Marsilea. Subjenis lainnya adalah sifonostele ektofloik dengan
floem hanya dibagian luar. Sifonostele hanya terdapat pada paku.
Perkembangan

Apeks pucuk merupakan tempat meristem apeks, beserta jaringan meristematik yang
diturunkannya, bersama-sama menghasilkan dasar tubuh tumbuhan. Banyak peneliti telah
mencoba mendeskripsikan daerah atau kawasanyang selnya aktif membelah pada meristem
apeks Angiospermae. Teori yang masih banyak diterima adalah yang diusulkan Schmidt
91924) yang membagi daerah apeks tengah menjadi dua daerah utama, yakni tunika dan
korpus. Tunika yang tebalnya beragam (biasanya antara 1-6 sel) berupa lapisan luar .
pembelahan sel, terutama berlangsung dalam bidang antiklinal ( bidang tegak lurus terhadap
permukaan). Korpus adalah daerah dibawah tunika, dan pembelahan sel terjadi dengan
bidang pembelahan menyebar kesemua arah. Perbedaan antara kedua kawasan itu terutama
kuantitatif dan sering ada pentahapan diantara keduannya, dengan lapisan korpus terluar
menunjukkan pembelahan arah antiklinal lebih sering dibandingkan dengan sel dibagian
tengah. Ukuran dan ketajaman batas kawasan dapat beragam dalam tumbuhan yang sama,
bahkan pada taraf perkembangan yang berbeda beda.

Bila diperhatikan apeks mekanis daripertumbuhan apeks diharapkan adanya suatusistem


yang lapisan luarnya membantu bertambah luasnya permukaan dan lapisan sel ditengahnya
mengakibatkan pertambahn volume.

Sel apeks sentral(yang beradaditengah) pada tunika dan korpus kadang-kadang lebih
besar dengan vakuola lebih besar dibandingkan dengan yang ada dikedua sisinya, dinamakan
pemula tunikaatau korpus.

Anda mungkin juga menyukai