• Xilem primer yang berada disebelah dalam xilem sekunder berhenti berfungsi.
• Protoxilem terjepit dan rusak, namun parenkim masih dapat bertahan.
• Empulur berubah bentuk akibat tekanan dari luar karena tubuh sekunder yang
membesar.
• Floem primer terdorong luar, sehingga fungsi pengangkutan terhenti dan pada
tumbuhan dikotil, prottoxilem membentuk serat.
• Bila pertubuhan sekunder berlangsung terus menerus, maka floem sekunder
akan terkena tekanan dari bagian dalam sebab silinder xilem membesar terus ke
garis tengah.
• Floem akan mengalami perubahan, berdasarkan pada struktur asalnya.
• Jika banyak serat yang tersusun dalam pita tangesial, maka floem yang tidak
berfungsi lagi dalam pengangkutan tidak akan remuk.
Gambar 17.2
Pengaaruh terhadap celah dan jalan daun
• Pada saat kambium pembuluh tampak didaerah infravasikular, pembelahan
pertama sel kamnium yang disusul perkembangan floem dan xilem sekunder
mula-mula terjadi di tepi celah daun dan berkembang kearah tengah celah
Jalan daun dihadapan celah mengalami perubahan yang mencolok.
• Pada spesies yang meluruhkan daunnya, jalan daun terputus dari berkas
pembuluh di musim akhir pertama.
• Bagian bawah jalan daun berada didalam silinder berkas pembuluh batang dan
sebelum daun gugur, terbentuk kambium fesikuler, sejalan terjadinya berkas
pembuluh yang lain pada batang. Bagian atas mengarah keluar dan berakhir
pada berkas daun, tampa mengahasilkan aktifitas kambium.
• Jika ujung jalan daun membentuk sudut dengan silinder pembuluh batang ,
maka jaringan pembuluh yang terbentuk diatasnya mengakibatkan rusaknya
jalan daun dan ujung yang terputus kearah luar. Jika tumbuh horizontal, maka
ujung tersebut tertanam dalam jaringan sekunder tampa terputus.
Gambar 17.3
PENYEMBUHAN LUKA DAN PERISTIWA PENEMPELAN.
• Penyembuhan luka dan peristiwa penyatuan induk dengan tunas diwaktu proses
penempelan akan mengakibatkan pertumbuhan sekunder dan aktivitas
kambium.
• Luka pada daun bagian batang yang tidak mengalami pertumbuhan sekunder
biasanya mula-mula berakibat terjadinya bekas luka/ goresan, yakni rebahnya sel
mati disertai terbentuknya sejumlah zat yang nampaknya melindungi permukaan
dari kekeringan dan luka luar. Periderm berkembang dari sel hidup dibawah bekas
luka.
• Jika cabang / sumbu batang yang mengalami pertumbuhan sekunder terluka,
maka pembentukan periderm didahului oleh pembentukan kalau yang
terjadidengan adanya sel parenkim yang berproliferasi (tumbuh dengan cepat)
dekat luka. Kalus merupakan jaringan yang selnya dapat berdiferensiasi menjadi
kambium jika jaringan tersebut terputus karena luka.
• Pada usaha penempelan (Okulasi), umumnya sebuah tunas ketiak dibatang
induk diganti dengan tunas ketiak yang berasal dari batang tanaman yang
diinginkan.
• Tunas yang dikehendaki ditempelkan dibekas tempat tunas ketiak dibatang induk.
• Keberhasilan suatu penempelan didasari peristiwa serupa dengan yang terjadi
pada penyembuhan luka.
• Sel mati dipermukaan sayatan akan terurai dan membentuk lapisan nekrotik.
• Sel utuh dibawah lapisan nekrotik akan membesar, membelah, dan membentuk
jaringan kalus mengisi ruang antara induk dan tunas yang ditempelkan.
• Akhirnya kambium disetiap pihak yang terlibat penempelan akan bersinambungan
melalui kalus dengan terdiferensiasinya sel kalus menjadi sel kambium.
• Penyesuaian letak kambium dari tiap pihak memudahkan kesinambungan
kambium dan keberhasilan dalam penyatuan jaringan sekunder.
• Kalus terbentuk dari berbagai sel hidup.
AKTIFITAS KAMBIUM SEHUBUNGAN DENGAN MUSIM.
PERTUMBUHAN
DIKOTIL SEKUNDER ANOMALI
BERKAYU PADA DIKOTIL
PERTUMBUHAN
DIKOTIL BASAH SEKUNDER ANOMALI
PADA DIKOTIL
DIKOTIL
MEMANJAT
Coniferae
• Contoh batang Coniferae berkayu adalah batang pinus
• pada keadaan primer batang menujunkan sejumlah berkas pembuluh yang
masing-masing terpisah oleh daerah interfasiikuler yang sempit.
• Kambium pembuluh yang terdiri dari bagian fasikuler dan interfasikuler
membentuk silinder xilem dan floem sekunder berkesinambungan.
• Dimuka celah daun, jaringan sekunder dibentuk secara bertahap.
• Xilem primer masih dapt dilihat dekat empulur dan floem primer sama sekali
lenyap.
• Jika floem primer remuk maka dapat terlihat batas antara floem dan korteks.
• Korteks berisi saluran harsa, yang membesar tangensial ketika keliling batang
bertambah.
• Periderm pertama dibentuk dibawah epidermis dan bertahan lama seblum
diganti beberapa tahun kemudian.
Dikotil berkayu
• Pada kebanyakan dikotil pohon daerah interfasikuler tampak sempit (Salix,
Quercus) atau lebih sempit lagi (Tillia).
• pada semua pohon jaringan pembuluh sekunder membentuk silinder yang
bersinambung dan tidak ada jari-jari empulur primer yang lebar
•Batang tilia memiliki beberapa ciri yang umum ditemukan pada dikotil berkayu
•Dibatas dalam dari xilem sekunder, terdapat xilem primer yang memiliki tepi
bergelombang disekeliling empulur
• xilem sekunder memiliki komponen trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem
yang tersusun dalam pita paratrakeal
• floem sekunder mudah dikenali karena beberapa jari empulur padanya
mengalami dilatasi dan karena ada pita ( lapisan sel tangensial) yang terdiri dari
serat dan pita yang mengandung pembuluh tapis, sel pengantar, dan parenkim.
•Periderm pertama terjadi dibawah epidermis dan bertahan sampai beberapa tahun
sehingga korteks pun bertahan
•Batas korteks dikenal karena adanya serat dibagian tepi floem ( serat protoflem)
dan pada lapisan lebih dalam ( serat floem sekunder )
Dikotil basah
•banyak diantara dikotil basah memiliki pertumbuhan sekunder yang
serupa dengan dikotil berkayu yang seusia
•Contohnya, Hibiscus caccabinus
•Epidermis batang bertahan pada waktu awal perkembangan periderm
pertama, yakni di bawah epidermis bersama dengan lentisel
•Satu lapisan sel atau lebih dibawah epidermis dapat berisi kloroplas
•Floem primer menghasilkan serat dibatas luar ( serat protofloem )
•Floem sekunder juga menghasilkan serat
•Jari-jari dalam jaringan pembuluh sekunder primer tadinya uniseriat,
namun kemudian dibentuk pula yang multiseriat
•Selain itu, banyak jari-jari empulur yang melebar pada waktu batang
bertambah tua
•Empulur terdiri dari prenkim dan mengandung sel lendir
•Pati dan kristal dapat ditemukan pada empulur, korteks, jari-jari empulur,
dan parenkimaksial
Dikotil memanjat
Pada banyak monokotil basah tak terdapat atau sedikit sekali terdapat
pertumbuhan yang menambah tebal batang. Kebanyakan monokotil
yang berbatang tebal dengan ruas pendek dan dedaunan yang merapat
memiliki meristem penebalan primer.
Meristem itu berada di daerah perisikel tepat di bawah, dan terdiri dari
suatu kawasan meristematik yang menghasilkan derivat radial.
Derivat itu biasanya baerupa parenkim ke arah luar (sentrifugal) dan
ke arah dalam (sentripetal), dibentuk baikoleh parenkim maupun berkas
pembuluh kolateral.
Persamaan Perbedaan