FISIOLOGI HEWAN
STRUKTUR DAN FUNGSI SEL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 :
DOSEN PENGAMPU :
PROF. Dr. Dra. ASNI JOHARI M.Si
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sel...........................................................................................3
B. Struktur dan Fungsi Sel Hewan.............................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari seluruh aspek kehidupan. Dalam kehidupan
sehari-hari biologi mengambil peran yang sangat penting. Untuk itulah kita mempelajari
biologi khususnya mengenai sel. Hal ini dikarenakan sel merupakan dasar dari sebuah
kehidupan. Sel-sel tersebut membentuk suatu kesatuan untuk membentuk kehidupan. Kita bisa
melihat bahwa alam semesta ini begitu luas, namun apabila kita selidiki lebih dalam lagi
ternyata terdapat kehidupan yang lebih kecil dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan.
Dari masa ke masa dilakukan penelitian dan penemuan mengenai sel dimulai dari
penemuan Robert Hook dengan sel gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masih
dilakukan penelitian yang bahkan sudah mencapai pada tahap genetik.
Berangkat dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di segala bidang
aspek keilmuan menghasilkan pemikiran-pemikiran baru dengan teori-teori baru yang
dihasilkan, dan mampu menjawab serta menutupi pendapat atau teori-teori sebelumnya. Ini
menunjukkan sifat ilmu pengetahuan yang selalu dinamis dengan perubahan-perubahannya.
Ilmu pengetahuan zaman era global ini sudah semakin canggih, dengan penemuan-penemuan
baru yang dihasilkan dapat digunakan untuk menutupi hal-hal kecil dalam diri manusia. Meski
demikian, dengan semakin merambatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini,
ternyata masih belum bisa menyaingi apa yang ada dalam tubuh kita.
Semua tubuh organisme terusun atas sel-sel. Mulai dari sayap kupu-kupu hingga
mahkkota bunga yang berwarna-warni. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak bisa
dilihat dengan kasat mata. Untuk ukuran sekecil itu, sel tergolong sangat luar biasa. Sel seperti
sebuah pabrik yang senantiasa bekerja agar proses kehidupan terus berlangsung. Sebagai suatu
pabrik kehidupan, sel memiliki karakteristik yang dapat membedakan dimana ia tumbuh dan
berkembang. Dengan mengetahui komponen sel, kita akan dapat memahami fungsi sel bagi
kehidupan itu sendiri.
Dalam makalah ini, pembahasan mengenai sel hanya akan lebih menekankan pada
struktur dan fungsi sel hewan. Seperti yang telah diketahui, susunan sel hewan merupakan
susunan sel yang dimiliki oleh manusia, sehingga pembahasan tersebut akan dapat mengaacu
pada diri kita sendiri dan sekitarnya
1
B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan sel
2. Apa saja organel yang terdapat pada sel
3. Apa saja fungsi yang terdapat pada organel sel
C.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sel
Sel merupakan bentuk paling sederhana dari kehidupan sebagai penyusun jaringan. Sel
merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Dapat dikatakan bahwa sel
adalah unit terkecil mahluk hidup. Terdapat dua tipe sel yaitu sel prokariot dan sel eukariot.
Tiap sel dikelilingi oleh membran yang terbuat dari posfolipid lapis ganda (bilayer). Dari
membran sel ke arah dalam merupakan sitoplasma yang terdiri dari cairan sel dan organel sel.
Sejarah Sel
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Inggris, Robert Hooke, pada tahun
1665. Ia menggunakan mikroskop paling sederhana untuk mengamati sayatan tipis kulit kayu
dari sebuah pohon. Ia menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding
yang tebal. Kemudian, ruang-ruang tersebut dinamainya dengan sel.
Pada tahun 1674, seorang ilmuwan Belanda yang bernama Antonie van Leeuwenhoek
menyempurnakan teknik pembuatan lensa mikroskop. Penemuannya tersebut dapat
digunakan untuk mengamati mikroorganisme bersel tunggal seperti bakteri. Awalnya, ia
berhasil mengamati suatu bakteri yang diambil dari kotoran gigi. Ia melanjutkan
penelitiannya pada protozoa yang diambil dari danau.
Beberapa ilmuwan lainnya yang melakukan penelitian tentang sel, di antaranya Robert
Brown, Mathias J. Schleiden, dan Theodore Schwann. Pada tahun 1831, Robert Brown
berhasil menemukan inti sel (nukleus). Kemudian, Schleiden pada tahun 1838 melakukan
pengamatan terhadap tumbuhan dan menyatakan bahwa semua tumbuhan disusun oleh sel-
sel. Pada waktu yang hampir bersamaan, Schwann mengamati hewan dan menemukan bahwa
semua hewan terdiri atas sel-sel.
Teori Sel
Penemuan sel memunculkan beberapa teori sehubungan dengan definisi sel itu sendiri.
Berikut adalah teori-teori tentang sel yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan.
Sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup. Teori ini dikemukakan oleh
Rudolf Virchow. Teorinya dikenal dengan ‘Omnis cellula a cellula’, yang artinya sel
berasal dari sel itu juga.
Sel merupakan kesatuan struktural makhluk hidup. Definisi ini dinyatakan oleh
Schleiden dan Schwann.
Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Definisi ini dinyatakan oleh Max
Schultze.
Sel merupakan kesatuan hereditas makhluk hidup. Definisi ini dikemukakan oleh
Edmund B.Wilson.
Macam organel yang terdapat dalam sel bervariasi, tergantung pada fungsi masing-
masing sel. Misalnya, sel pangkreas Banyak memiliki RE, sel makrofag kaya akan lisosom,
dan sel hati banyak mengandung vesikula pinositik. Kebanyakan organel mempunyai satu unit
membrane, namun mitokondria dan inti (nucleus) mempunyai dua unit membrane.
Sel hewan tersusun atas protoplasma. Protoplasma merupakan bahan hidup di dalam
sel berupa cairan koloid campuran majemuk protein, lemak, dan bahan organik lainnya.
Protoplasma merupakan substansi dasar kehidupan dalam sel. Protoplasma sel hewan tersusun
atas tiga bagian utama, yaitu :
3
1. Membran sel (Cell Membrane / Plasma Membrane)
Membran sel atau membran plasma merupakan bagian sangat penting dari sel.
Tanpa membran sel, sebuah sel tidak mungkin melangsungkan kehidupannya. Membran
sel berfungsi :
Sebagai pelindung sel, melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel
Sebagai pengatur transportasi molekul dan reseptor atau penerima rangsangan dari
luar sel
Memelihara perbedaan-perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya.
Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar
Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel
Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimia
Mengontrol/mengendalikan pertukaran zat antara sitoplasma dan lingkungannya.
Membran sel adalah selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu (glukosa, asam amino, gloserol dan berbagai ion). Membran sel
pada hewan maupun tumbuhan, umumnya terdiri atas tiga lapis yang terstruktur protein-
lemak-protein. Ketiga lapisan ini secara bersama-sama disebut lipoprotein. Membran sel
mempunyai kemampuan memilikh bahan-bahan yang melintasinya dengan tetap
memelihara perbedaan kadar ion di luar dan di dalam sel.
Membrane sel membantu pengaturan lalu lintas barbagai zat melalui proses transport pasif
dan aktif. Transport aktif adalah proses transport yang memerlukan penggunaan nergi dari
ATP. Selain itu, membrane sel juga berfungsi sebagai tempat melekatbbagi berbagai enzim
2. Inti sel (Cell nucleus)
Pada umumnya, sel mempunyai sebuah inti. Akan tetapi, beberapa jenis sel
mempunyai lebih dari satu inti, contohnya sel otot lurik. Cairan dalam ini disebut
nukleoplasma atau karioplasma, diselubungi oleh dua unit membrane inti. Dalam inti
terdapat anak inti atau nucleolus, yang merupakan partikel-partikel yang sangat menyerap
zat pewarna. Kandungan terpenting dari nukleoplasma adalah kromatin. Nukleolus adalah
daerah yang terdapat di dalam inti sel (nukleus) yang bertanggung jawab dalam pembentukan
protein menggunakan RNA (Asam ribonukleat). Fungsi Nukleolus Bertanggung jawab dalam
pembentukan protein
Inti sel berfungsi untuk mengatur (mengontrol) seluruh aktivitas sel dan pewarisan
faktor keturunan. Sedangkan anak inti berfungsi untuk mensintesis berbagai macam
molekul RNA, khususnya pembentukan RNA (RNA Ribosom)
3. Sitoplasma (Cytoplasma)
5
Sitoplasma merupakan bagian sel yang hidup yang terdapat di luar inti sel.
Sitoplasma diselubungi oleh selaput tipis yang disebut membrane sitoplasma. Sebagian
besar aktivitas sel, seperti metabolisme, gerakan dan biosintesis berlangsung di dalam
sitoplasma. Oleh karena itu di dalam sitoplasma terdapat berbagai perlengkapan sel yang
disebut organel. Di dalam sitoplasma terdapat juga pigmen dan cadangan bahan makanan
berupa pati, lemak, tepung dan glikogen.. Organel-organel yang terdapat di dalam
sitoplasma adalah sebagai berikut :
a. Mitokondria (Mitochondrion)
Mitokondria berasal dari kata mitos dan chondrion. Mitos artinya benang
dan chondrion berarti butir. Mitokondria merupakan organel yang memiliki dua
unit membrane, yaitu membrane luar dan membrane dalam. Antara kedua unit
membrane tersebut terdapat ruang antar membrane dan di sebelah dalam membrane
terdapat matriks. Mitokondria tampak seperti benang-benang halus atau butir-butir
yang tersebar dalam sitoplasma. Jumlah mitokondria dalam satu sel dapat mencapai
800 buah. Mitokondria memiliki ketebalan sekitar 0,35-0,74 mikron.
Mitokondria berfungsi sebgaia pusat respirasi sel dan penghasil energi
terbesar di dalam sel, sehingga merupakan sumber energi untuk sel. Oleh karena
itu, pada sel-sel yang membutuhkan banyak energi akan ditemukan banyak sekali
mitokondria, seperti [ada sel otot, sel kelenjar dan sebagainya. Dengan demikian
mitokondria disebut juga power house of sel.
Di dalam matriks mitokondria terdapat DNA mitokondria. Gen-gen pada
inti sel akan memberikan informasi untuk memproduksi enzim-enzim tertentu di
sitoplasma, kemudian enzim-enzim tersebut masuk ke dalam mitokondria,
menyebabkan DNA mitokondria dapat berkembang baik dan membentuk protein
(enzim) sendiri.
6
b. Retikulum Endoplasma (Endoplasmic Reticulum)
c. Ribosom (Ribosome)
e. Lisosom (Lysosome)
Lisosom merupakan organel berbentuk oval atau bundar yang dibatasi oleh
membran tunggal dan berisi sejumlah enzi pencernaan. Misalnya pada sel darah
putih (leukosit), bakteri-bakteri yang telah difagositosis akan dicerna oleh enzim-
enzim lisosom. Lisosom berfungsi juga untuk mencernakan organel-organel sel
yang telah rusak atau sudah tua. Kemudian tempat organel yang dicernakan tadi
akan diisi oleh organel baru. Contohnya pada saat berudu berubah menjadi katak,
ekor berudu secara bertahap diserap oleh sel-sel ekor yang banyak mengandung
lisosom, hasil penghancuran ekor ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan sel
baru dan perkembangan katak selanjutnya. Pada sel sperma, lisosom penting dalam
proses penembusan obum oleh sperma. Lisosom tersebut terdapat pada kepala
sperma.
f. Nukleolus
Nukleus adalah inti dari sel yang mengatur dan mengendalikan aktivitas sel baik
itu metabolisme hingga ke pembelahan sel. Nukleus ditemukan pada sel eukariotik dan
mengandung sebagaian besar materi ginetik yang bentuknya DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama protein-protein. Nukleus terdiri dari bagian-bagian
seperti Membran inti (karioteka), Nukleoplasma (Kariolimfa), Kromatin/kromosom,
Nukleolus.
Fungsi Nukleus
-Untuk menjaga integritas gen-gen
-Mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen
-Menyimpan informasi genetik
-Tempat terjadinya replikasi
-Mengendalikan proses metabolisme dalam sel
g. Sitoskeleton (Cytoskeleton)
Sitoskeleton meruapakan rangkaian benang-benang yang tersusun atas
silium dan flagelum, berfungsi sebagai penyokong sel dan mempertahankan bentuk
sel. Di samping itu, sitoskeleton juga berperan dalam hal terjadinya perubahan
bentuk sel dan erat kaitannya dengan gerak keseluruhan sel atau gerak organel di
dalam sel.
Benang penyusun sitoskeleton dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Mikrofilamen (Microfilament)
Mikrofilamen merupakan benang - benang tipis, (sering disebut filamen aktin),
benang-benang protein aktin dengan diameter sekitar 7 nm. Mikrofilamen
tidak dimiliki oleh semua sel. Contoh sel yang memiliki mikrofilamen adalah
sel otot lurik yang dikenal sebagai aktin dan miosin berfungsi sebagai
kontraksi. Fungsi mikrofilamen adalah untuk kontraksi otot, gerak ameboid,
10
Filamen antara tersusun dari komposisi protein yang berbeda-beda antara jenis sel
yang satu dengan sel lainnya. Selain itu, filamen antara memiliki diameter yang lebih
besar dari diameter mikrofilamen tetapi lebih kecil dari diameter mikrotubul, yaitu
sekitar 8-10 nm. Filamen antara berperan untuk memperkuat atau mempertahankan
bentuk sel. Filamen ini sangat dominan keberadaannya di dalam sel yang sering
mengalami tekanan mekanik seperti pada sel-sel epitel kulit dan sepanjang serabut saraf
h. Sentriol
Sentriol hanya ditemukan pada sel hewan. Di dalam sel terdapat dua sentriol yang
terdapat di dalam sentrosom. Satu sentriol terdiri dari satu batang yang tersusun dari 9
mikrotubul. Pada saat terjadi pembelahan sel, kedua sentriol akan memisahkan diri,
bergerak menuju kutub yang berlawanan dan berkembang menjadi benang gelondong.
Sentriol berfungsi pada saat terjadinya pembelahan sel yaitu pada pergerakan
kromosom atau kromatid.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Isnaeni,wiwi.2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta:Kanisius
Nurani,Laela Hayu.2014.Biologi Sel. Yogyakarta.