Dosen:
Dr. Marline Nainggolan, MSi., Apt
Kelompok : 1
Kelas :1D
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun sebuah makalah yang berjudul Makalah Biologi Sel
dengan lancar.
Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas makalah Biologi Sel. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Marline Nainggolan, M.Si., Apt selaku dosen
pengampu matakuliah Biologi Sel yang telah membimbing penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih untuk semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar penyusunan makalah di masa yang akan datang dapat lebih baik dari sebelumnya.
Kelompok 1
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………6
2.1 Bilogi sel……………………………………………….6
1. Pengertian Sel………………………………………………………………6
Sel Prokariotik…………………………………………………………………….7
Sel Eukariotik…………………………………………………………………..7
Sel Tumbuhan …………………………………………………………………8
Sel Hewan .,………………………………………………………………………10
2. Sel bakteri archea…………………………………………………………. 12
3. Virus ………………………………………………………………………………..14
2.2 Membran Sel……………………………………………………..17
Pengertian, Ciri dan Fungsi…………………………………………………………..17
Fosfolipid…………………………………………………………….....19
3
Glikolipid………………………………………………………………….....20
Glikoprotein…………………………………………………………………21
Kolesterol…………………………………………………………………22
Kerangka Membran……………………………………………………………22
Organel ……………………………………………………………………….40
Struktur Bakteri…………………………...…………………………………..51
Struktur Flagella…………………………………………………………………………..61
Macam-Macam Flagella…………………………………………………………………61
Fungsi dan Cara Kerja Flagella………………………………………………………….67
Struktur Pili ………………………………………………………………………………67
Fimbriae dan Adhesin…………………………………………………………………..67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…………….74
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri
adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup. Penelitian menunjukkan
bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyusun organel penyusun sel
2. Untuk mengetahui struktur membrane sel
3. Untuk mengetahui bentuk sel eukariotik pada tumbuhan
4. Untuk mengetahuibentuk sel prokariotik pada hewan
5. Untuk mengetahui bentuk sel prokariotik pada bakteri
6. Untuk mengetahui struktur alat gerak pada sel prokariota
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
makhluk hidup terdiri atas sel .konsep yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup .
1.Sel Prokariotik
Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel
yang dinamakan nucleoidOrganel-organelnya tidak dibatasi membrane.
Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikanDiameter sel antara
1-10mmMengandung 4 subunit RNA polymeraseSusunan
kromosomnya sirkuler
2. Sel Eukariotik
7
Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan
nucleusOrganel-organelnya dibatasi membrane
Membran selnya tersusun atas fosfolipid.Diameter selnya antara 10-
100mmMengandungbanyak subunit RNA polymerase
Susunan kromosomnya linier Macam Sel Berdasarkan Keadaan
Kromosom dan Fungsinya :
a.Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploidSel
Germinal.
b.sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid.
Bagian-bagian Sel :
a. Bagian hidup(komponen protoplasma) , terdiri atas inti dan
sitoplasma termasuk cairan dan struktur sel seperti : mitokondria,
badan golgi, dll.
b.Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola.
8
1.Sel Tumbuhan
Menurut beberapa sumber pada sel tumbuhan terdapat beberapa
bagian sel diantaranya :
9
g.Ribosom, organel berbentuk butiran-butiran kecil yang terdapat di
sitoplasma atau menempel di permukaan retikulum endoplasma kasar
dan berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
h.Retikulum Endoplasma, organel berbentuk seperti saluran. Pada
Retikulum Endoplasma permukaan kasar diselubungi ribosom
sedangkan endoplasma permukaan halus tidak ada ribosom, tetapi di
permukaannya terdapat enzim yang berfungsi untuk membatu
metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
i.Badan golgi, organel berbentuk seperti tumpukan kue panekuk yang
mempunyai fungsi untuk membantu sintesis protein.
j.Nuklues (inti sel), organel berbentuk bulat atau lonjong yang terdapat
di tengah atau bagian tepi sel, di dalamnya terdapat cairan
inti(nukleoplasma), anak inti (nukleolus) dan selaput inti. Nucleus
berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan sel.
k.Plastida, terdapat dalam berbagai ukuran, bentuk, dan fungsi yang
terbagi menjadi Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai
penyimpan makanan),terdiri dari:
2. Sel Hewan
a.Membran Sel
10
Berfungsi untuk mengatur pertukaran zat, sebagai pelindung, tempat
menerima rangsang.
b.Nukleus
Berfungsi sebagai tempat pengendalian aktivitas sel, tempat AND yang
berfungsi sebagai faktor keturunan.
c.Retikulum Endoplasma
Berfungsi sebagai sintetis dan transportasi berbagai macam zat kimia.
d.Kompleks Golgi
Berfungsi untuk merakit mikro molekul yang kaya karbohidrat.
e.Ribosom
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
f.Mitokondria
Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob.
g.Lisosom
Berfungsi sebagai tempat mencerna bahan-bahan dari luar sel dan
bahan yang tidak dipakai dari dalam sel.
h.Badan Mikro
Berfungsi mengandung enzim katalase dan oksidasi disebut
perolisisum, yang mengandung enzim untuk daun asam glioksiat
disebut pada tumbuhan.
i.Sentrosom
Berfungsi sebagai peran dalam pembelahan sel yaitu pada pergerakan
kromatin.
j.Sentriol
Berfungsi untuk mengontrol pembentukan benang-benang gelondong
selama pembelahan sel.
Dibawah ini merupakan tabel Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
No Perbedaan Sel Tumbuhan Sel Hewan
1 Dinding Sel Ada Tidak Ada
2 Plastida Ada (kromoplas, kloroplas, Tidak Ada
dan leukoplas)
3 Sentriol Tidak Ada Ada
11
4 Vakuola Ada, vakuola berukuran Ada, vakuola berukuran
besar kecil
5 Sambungan antar sel Plasmodesmata Desmosome,
Tight junction
6 Tingkat Totipotensi Sangat Tinggi Rendah
7 Ketahanan Tekanan Kuat karena dinding sel Lemah tanpa vakuola
kontraktil
8 Sitokinesis sel Membentuk lempeng mitosis Membentuk furrowing
9 Pembentukan Spindle Secara anastral Secara Amphiastral
10 Flagela Jarang, hanya pada sperma Sering ditemukan
tumbuhan tertentu
11 Silia Sangat jarang Sering ditemukan
12 Ukuran Sel Besar Kecil
13 Organel Respirasi Kloroplast (plastida) dan Mitokondria
mitokondria
14 Sentrosom/Sentriol Tidak ada / Jarang Ada
ditemukan
15 Letak Inti Sel Berada di pheriperal Berada di tengah sel
sitoplasma
16 Elastisitas jaringan Rendah, karena adanya Tinggi, tidak adanya
dinding sel dinding sel
17 Bentuk Sel Bentuk sel tumbuhan kaku, Berbagai macam, dapat
jarang berubah bentuk berubah ubah bentuk
kecuali derivat sel dan tidak kaku
18 Glioksisom Ada Tidak ada/Jarang
19 Lisosom Jarang ditemukan Umumnya banyak
terdapat dalam sel
hewan
20 Matriks Ekstraselular Tidak ada Ada
Archabacteria
12
Secara Umum, Pengertian Archaebacteri adalah sel-sel paling awal
(kuno) yang memiliki kedekatan dengan organisme eukariotik (memiliki
membran inti sel). Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria merupakan
organisme tertua yang hidup di bumi. Archaebacteria hidup dengan
lingkungan ekstrem yang diduga lingkungan kehidupan awal di
bumi. Archaebacteria disebut juga dengan bakteri purba
13
tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan
gambut.
Ciri-Ciri Archabacteria
1. Bersifat anaerob
2. Mampu hidup di tempat yang kotor, dan halofil ekstrem, saluran
pencernaan manusia atau hewan, lingkungan beragam,
termoplastik pada suhu tinggi atau lingkungan asam, tempat
sampah
3. Menghasilkan gas metan dari sumber yang sederhana
4. Dinding sel yang bukan berupa peptidoglikan
5. Mikroskopik
6. Bersifat uniseluler/prokariotik
7. Hidup dengan soliter atau koloni
8. Bentuk yang bervariasi seperti spiral, bulat, batang dan tidak
beraturan
9. Bereproduksi dengan membentuk tunas, membelah diri, dan
secara aseksual (fragmentasi)
10. Untuk ukuran archaebacteria yakni 0,1-15 mikron.
11. Pada archaebacteria memiliki dinding sel.
12. Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan
peptidoglikan.
13. Archaebacteria ialah organisme uniseluler prokariotik (tidak
memiliki nukleus dan membran inti sel).
14. Asam nukleat archaebacteria berupa RNA.
15. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim,
lingkungan dengan derajat keasaman, suhu dan kadar garam yang
sangat tinggi.
16. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan
tunas dan fragmentasi.
14
Virus
Ciri-Ciri Virus
15
Virus memiliki ciri khas yang membedakannya dari mikroorganisme
lain, diantaranya yaitu:
Pada umumnya struktur tubuh yang dimiliki oleh virus terdiri dari asam
nukleat dan kapsid. Selain itu, virus juga memiliki struktur tambahan.
Asam nukleat ini terdiri dari DNA atau deoxyribo nucleid acid atau RNA
atau ribonucleid acid. Secara umum, struktur tubuh virus terdiri atas 4
bagian utama, yaitu kepala, isi tubuh, ekor, dan kapsid.
16
Struktur Virus Kepala Virus memiliki kepala berisi DNA atau RNA
yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi
oleh kapsid, yaitu selubung protein yang tersusun oleh protein.
Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus
bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih
kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit
protein. Kapsid adalah lapisan berupa rangkaian kapsomer pada
tubuh virus yang berfungsi sebagai pembungkus DNA atau RNA.
Fungsi kapsid ini adalah sebagai pembentuk tubuh dan pelindung
bagi virus dari kondisi lingkungan luar.
Isi Tubuh virus atau biasa disebut virion, adalah bahan genetik yang
berupa salah satu tipe asam nukleat (DNA atau RNA). Tipe asam
nukleat yang dimiliki virus akan mempengaruhi bentuk tubuh virus.
Virus dengan isi tubuh berupa RNA biasanya berbentuk menyerupai
kubus, bulat, atau polihedral, contohnya pada virus-virus penyebab
penyakit polyomyelitis, virus influenza, dan virus radang mulut dan
kuku.
Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi
sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang
melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung
tersumbat yang berisi benang dan serat halus.
2.2Membran Sel
1. Pengertian
Membran sel atau membran plasma adalah organel universal yang dimiliki
semua jenis sel berupa lapisan tipis yang membatasi sel dengan lingkungan
luar sel.
2. Struktur
Lapisan ganda fosfolipid
Fosfolipid Bilayer terdiri dari dua lapisan lipid. Setiap lipid
mengandung ekor hidrofobik (menolak air) dan kepala hidrofilik
(menarik air). Bentuk lipid menjadi bilayer dengan ekor hidrofobik
menghadap bagian dalam bilayer membentuk daerah hidrofobik yang
disatukan, sebagian, dengan gaya antarmolekul di antara ekor. Kepala
17
hidrofilik membentuk daerah hidrofilik di kedua sisi bilayer yang
dapat berinteraksi dengan lingkungan yang kaya air di kedua sisi
bilayer.
Protein intregral
18
Pada umumnya kerangka membran disebut juga sebagai sitoskeleton.
Kerangka membrane berfungsi untuk :
Glikoprotein
Glikoprotein adalah protein yang ditempeli oleh molekul karbohidrat
atau protein yang bersenyawa dengan karbohidrat.
Glikolipid
Glikolipid adalah lemak yang ditempeli oleh molekul karbohidrat,
atau bisa juga dikatakan sebagai lemak yang bersenyawa dengan
karbohidrat.
Ditinjau dari sisi sifat, membran sel mempunyai sifat yang dinamis dan
asimetris.
19
o Impermeabel : sifat membran sel yang tak mengizinkan zat apapun di luar
sel untuk masuk ke dalam sel.
o Permeabel :Merupakan sifat dimana semua zat bisa melewati membran sel
untuk masuk ke dalam sel.
4. Fungsi
Menyokong struktur sel
Tempat melekat sitoskeleton
Pelindung sel
Komunikasi sel
Berperan dalan perkembangan sel
Sebagai Transpor Molekul
Penyedia Berbagai Fungsi Enzim
5. Fosfolipid
Fosfolipid ialah suatu gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester
asam fosfat. Oleh karena itu, fosfolipid dapat disebut juga dengan
fosfogliserida. Fosfolipid mempunyai tulang punggung gliserol dan 2 kelompok
asil. Molekul fosfolipid dapat dilihat dalam dua bagian, yakni ekor dan kepala.
Fospolipid memiliki 2 bagian :
a. Bagian kepala, hydrophilic “suka air” dan bersifat polar
b. Bagian ekor, hydrophobic “menjauhi air” dan bersifat non polar
20
Sebagai surfaktan (molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) ).
Dalam hati dan otot, fosfolipid bersama-sama L-karnitin berperan dalam
mencegah proses pelemakan.
Fosfolipid bersama vitamin E berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol
- LDL (low density lypoproteins) dan Trigliserida.
Sebagai agen pengemulsi .
6. Glikolipid
Glikolipid adalah molekul lemak yang terikat pada rantai karbohidrat pendek.
Glikolipid terjadi pada membran sel eukariota dan residu gula dari molekul
glikolipid memanjang keluar dari bilayer fosfolipid.
Fungsi utama glikolipid adalah menstabilkan membran sel dengan membuat
ikatan hidrogen dengan molekul air di sekitarnya. Selain itu, mereka terlibat
dalam pengenalan seluler, yang penting dalam memicu respons imun. Juga,
glikolipid memainkan peran kunci dalam perlekatan sel selama pembentukan
jaringan.
21
Struktur dari glikoprotein ialah :
Oligosakarida yang melekat pada polipeptida secara kovalen. Rantai
oligosakarida tersebut pendek dan panjang. Oligosakarida tersebut memiliki
subtype Sakarida N-linked dan O-linked. Yang terletak dipermukaan sel
dengan rantai karbohidrat terletak diluar sel. Contohnya mucin,
imonoglobin, tranferin, antigen darah ABO, hormon hormone seperti FSH.
8. Kolesterol
22
dasarnya, kolesterol ini terdapat pada membran sel hewan. Sedangkan pada
membran sel tumbuhan fungsi dari kolesterol ini digantikan oleh sterol.
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu
mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen intermediet.
• Mikrofilamen
Bersifat fleksibel, terbentuk dari aktin dan miosin, berperan dalam proses
pergerakan sel, endositosis dan eksositosis
• Mikrotubulus
Bersifat lebih kokoh tersusun atas protein tubulin, berfungsi melindungi bentuk
sel dan berperan dalam pembentukan sentriol, silia, dan flagela
• Filamen Intermediet
Berbentuk serat mirip tali tersusun atas protein fimetin kecuali sel kulit, lebih
stabil, berfungsi menjaga bentuk sel
23
• Pengaturan aktivitas biokimiawi dalam sel
Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa
(polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah. Dua
sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-benang plasma
yang disebut plasmodesmata.
24
Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran terbuka pada dinding sel
tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-sel tetangganya. Sitoplasma lewat
melintasi plasmodemata dan menghubungkan kandungan hidup sel yang bersebelahan. Ini akan
menyatukan sebagian besar bagian tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup. Membran plasma
sel yang bersebelahan bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan zat terlarut yang
berukuran kecil dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi tersebut
dinamakan simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat juga
melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad lalu, tapi
struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop elektron.
Plasmodesmata tampak seperti terowongan yang terjadi dari perluasan membran plasma dari
sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung berdiameter lebih kurang 40 nm.
Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding
sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang tumbuh.
Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa, pektin, serta beberapa
senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu serat-serat panjang yang memiliki daya
regang kuat.
Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini
dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel
sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin.
Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuahpolisakarida yang
terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-
glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural utama dinding sel dari tanaman hijau, banyak
bentuk ganggang danOomycetes. Beberapa spesies bakteri mengeluarkan itu untuk
membentukbiofilm. Selulosa adalah senyawa organik yang paling umum di Bumi. Sekitar 33%
dari semua materi tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas adalah 90% dan
dari kayu adalah 40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, hanya dapat dicerna oleh
hewan yang memiliki enzim selulase.
25
Struktur selulosa sel tumbuhan
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan. Komposisi
bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama terakumulasi
pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Padabatang, lignin berfungsi sebagai bahan
pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak (seperti semen
pada sebuah batang beton).
Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur kimia lignin
sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatikditemukan pada lignin, yang saling
dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin
menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol.
Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi.
Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding
sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada penebalan-penebalan lama atau penambahan
(intususepsi ) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan
disebut noktah.
2. Membran sel
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane, plasmalemma) adalah
fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa lapisan antarmuka yang disebut
membran plasma, yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk
melindungi inti sel dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di
dalam sitoplasma. Komponen penyusun membran sel antara lain
adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dankolesterol.
26
Gambar struktur membran sel
Sitoplasma adalah cairan kental seperti gel yang mengisi rongga di dalam sel. Di dalam
sitoplasma terkandung banyak air dengan presentase sebesar 80%. Sitoplasma biasanya
tidak berwarna atau bening. Selain itu di dalamnya juga banyak terkandung garam
sehingga dapat dengan baik menghantarkan arus listrik.
27
Fungsi sitoplasma adalah sebagai media suspensi bagi partikel-partikel kecil dan organel-
organel sel. Sitoplasma juga berfungsi untuk menyalurkan dan melarutkan zat-zat
makanan yang dibutuhkan organel-organel sel untuk melakukan aktivitas.
Di dalam sel tumbuhan sitoplasma berguna untuk mengatur posisi kloroplas. Sitoplasma
akan membantu kloroplas berpindah ke bagian yang terkena sinar matahari lebih banyak.
Sehingga bisa memaksimalkan proses fotosintesis.
D. ORGANELA
SEL TUMBUHAN
1. Vakuola
Vacuola atau rongga sel
ialah organel sitoplasmik yang
berisi cairan dan dibatasi
membran. Cairan ini adalah air
dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun
tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
28
Gambar vacuola
Vakuola terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan Vakuola nonkontraktil
(vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai osmoregulator yaitu pengatur nilai
osmotik sel atau ekskresi. Vakuola nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan
mengedarkan hasil makanan.
Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah
vakuola berkurang, tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar
biasanya adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang
disebut tonoplas. Tonoplas atau membran vakuola adalah membran tunggal yang
menyelimuti vakuola dan memisahkansitosol dari getah tumbuhan serta sangat penting bagi sel
tumbuhan dan selcendawan. Membran ini menyerupai membran plasma, namun berbeda
fungsinya dan sering agak lebih tipis (7,5 nm). Membran plasma mengendalikan keluar-
masuknya linarut (zat terlarut) di sitoplasma , sedangkan tonoplas mengangkut linarut keluar-
masuk vakuola, jadi mengendalikan potensial air sel. Potensial airkhususnya penting pada sel
penjaga dari perangkat stomata. Pada dasarnya, tonoplas berasal dari retikulum endoplasma, tapi
diduga melalui perangkat Golgiseperti halnya membran plasma (plasmolema).
Sel dewasa hanya memiliki satu vakuola tengah berukuran besar dikelilingi membran
tonoplas yang bersifat diferensial permeabel. Vakuola tengah terbentuk sebagai akibat
pertumbuhan dinding sel yang lebih cepat daripada pertumbuhan sitoplasma. Vakuola tengah ini
berisi cairan (getah sel) yang berupa larutan pekat, kaya mineral, gula, O 2, asam organik, CO3,
pigmen, enzim, dan sisa-sisa metabolisme.
Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali
sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel. Bagi tumbuhan,
vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya
bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses
pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti
pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan
reaksi biokimia.
Vakuola mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit sekunder seperti Ca-oksalat, tanin, getah
karet, dan alkaloid.
b. Tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan gula
c. Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgiditas sel yang bekerja sama dengan
dinding sel.
d. Menyimpan pigmen (daun, bunga dan buah) misalnya vakuola pada sel-sel mahkota bunga
mengandung pigmen warna.
e. Menyimpan minyak atsiri (golongan minyak yang memberikan bau khas) misalnya kayu putih,
pepermin, dan aroma harum pada bunga.
2. Plastida
Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Plastida
berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Plastida adalah organel vital pada
tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta
beberapa fungsi sehari-hari sel. Secara evolusi, plastida dianggap sebagai prokariota yang
29
bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori
endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida
dianggap terjadi kemudian. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai bentuk:
a. Proplastida
Merupakan bentuk belum “dewasa” atau bentuk plastid yang belum membentuk pigmen.
b. Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang tidak
terkena sinar, misalnya organ penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi. Berdasarkan
fungsinya dibedakan tiga jenis leukoplas sebagai berikut.
1) Amiloplas untuk menyimpan amilum.
2) Elaioplas atau lipidoplas untuk membentuk dan menyimpan lemak.
3) Proteoplas untuk menyimpan protein. bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan
terutama di akar
c. Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil, karotenoid,
dan pigmen fotosintetik lainnya. Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap
dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang eukariotik.
Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae, lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan bunga.
Kloroplas mempunyai bentuk beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bulat atau
lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ukuran sekitar 4–6 μm.
Setiap sel mengandung 20–40 kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya masih kurang
mencukupi, kloroplas dapat membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan maka sejumlah
kloroplas akan rusak.
Gambar kloroplas
Kloroplas tersusun atas membran, yaitu membran luar dan dalam. Membran luar
mempunyai permukaan rata yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran dalam
membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas melipat ke arah
dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Pada tempat-tempat tertentu,
tilakoid bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti tumpukan uang logam yang disebut grana.
Pada umumnya sebuah kloroplas mengandung 40–60 grana.
Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri fotosintetik menjadi
organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024 pasang nukleotida serta mempunyai
30
inverted repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk
pembentukan ribosom. Genom kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu penyandiribulosa
biphosphate carboxylase. Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya
diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya diekspresikan dari genom
kloroplas.
d. Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye
atau kuning). Kromoplas banyak terdapat pada mahkota bunga. Pigmen yang terkandung dalam
kromoplas sebagai berikut.
1) Karoten mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
2) Xantofil mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
3) Fikosianin mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.
e. Amiloplas
Bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang
menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi)
serta biji.
f. Elaioplas
Bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan
penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
g. Etioplas
Bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang
cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam,
begitu mendapat cukup pencahayaan.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata
endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”).
Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling
berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke
bagian sel lainnya.
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri
atas sistem membran. Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear
envelope. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae.
31
Gambar retikulum endoplasma
Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau
cytosol. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi
dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer = 10-9 meter). Membran ini berhubungan
langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope. Fungsi retikulum endoplasma
bervariasi, tergantung pada jenisnya.
b. RE Kasar
Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau
ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel.
Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum.
Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa
protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel
dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah
enzim dan hormon.
c. RE Halus
Bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut
Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. RE halus berfungsi dalam
beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel, serta
tempat membentuk steroid.. Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma
Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
4. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan
35% protein ribosom (disebut Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA
untuk membentuk rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh
tRNA pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau terikat pada
retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
32
5. Badan Golgi (Diktiosom)
6. Mitokondria
Mitokondria (mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome)
adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi merupakan
proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi
33
sel. Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi
dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan.
Gambar mitokondria
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan
membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut
dengan cristae. Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa
mineral dapat ditemukan.
Terdapat hipotesis bahwa mitokondria merupakan organel hasil evolusidari sel α-
proteobacteria prokariota yang ber-endosimbiosis dengan sel eukariota. Kemudian keduanya
mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari
sel inangnya.
Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran
mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena
itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain
itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan
dengan yang dikode oleh inti sel eukariot. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan
hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di
transpor dan dioksidasi oleh O2¬ menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien
yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang
dioksidasi.
Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel
bakteri. Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan
pemecahan (fission). Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal
sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA). MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak
terlindungi membran (prokariotik).
7. Badan mikro (Peroksisom & Glioksisom)
34
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom berisi berbagai
enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan
hydrogen peroksida (H2O2) menjadi air (H20). Hidrogen peroksida merupakan produk
metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan
lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan,
peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam
berbagai tipe sel. Peroksisom tumbuh dengan cara menggabungkan protein dan lipid yang dibuat
dalam sitosol, dan memperbanyak jumlahnya dengan membelah diri menjadi dua setelah
mencapai ukuran tertentu.
Glioksisom hanya terdapat pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-
padian. Aleuron merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola.
Glioksisom sering ditemukan di jaringan penyimpan lemak dari biji yang berkecambah.
Glioksisom mengandung enzim pengubah lemak menjadi gula. Proses perubahan tersebut
menghasilkan energi yang diperlukan bagi perkecambahan.
8. Inti sel
35
Selain pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan mirip jaring
yang terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus. Di dalam nukleus
terdapat:
1. Membran Nukleus atau Selaput Inti (Karioteka)
Me
mbran Nukleus (slideplayer.info)
Jika dilihat menggunakan mikroskop elektron, membran nukleus terdiri dari 2
selaput yaitu selaput luar dan selaput dalam. Selaput luar berhubungan langsung
dengan sitoplasma sehingga banyak ditempeli oleh ribosom.
Di antara dua selaput tersebut terdapat celah sempit yang disebut perinukleus
atau intermembran space. Selain itu membran nukleus juga memiliki pori-pori
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi antara nukleoplasma (cairan di
dalam nukleus) dan sitoplasma.
Fungsi membran nukleus adalah sebagai pintu yang menghubungkan
nukleoplasma dan sitoplasma. Dikarenakan terdapat pori-pori pada membran
nukleus. Dengan adanya pori-pori ini memungkinkan molekul RNA pada
nukleoplasma bisa keluar ke sitoplasma.
2. Nukleoplasma (Kariolimfa)
36
Nukleoplasma (pinterest.com)
Nukleoplasma adalah cairan kental yang mengisi bagian dalam nukleus. Cairan
ini tersusun atas asam nukleat (DNA dan RNA), protein , dan mineral garam.
DNA dan RNA merupakan materi pembawa sifat genetik yang banyak
terkandung dalam nukleoplasma. Apabila kedua materi genetik ini bergabung
dengan protein maka disebut sebagai nukleoprotein.
Fungsi nukleoplasma adalah sebagai suspensi (zat cair yang mengandung zat
padat) bagi organel sel yang ada di dalam nukelus. Selain itu, nukleoplasma juga
berfungsi untuk mempertahankan bentuk nukleus dan sebagai media
transportasi zat-zat yang dibutuhkan oleh nukleus.
37
Kro
matin dan Kromosom (informazone.com)
Kromatin jika diamati menggunakan mikroskop elektron terlihat seperti butiran-
butiran yang tersebar di dalam nukleus. Ketika dalam proses pembelahan
kromatin tidak terlihat, namun hanya terlihat benang-benang kromosom. Sebutan
kormosom digunakan untuk menunjukkan kromatin yang berubah menjadi
benang-benang halus ketika sel sedang membelah diri.
Fungsi kromatin adalah sebagai pembawa informasi genetik yang berguna
untuk mengendalikan seluruh aktivitas sel. Hal ini disebabkan karena kromatin
tersusun dari DNA (16%), RNA (12%), dan nukleoprotein (72%). Sebelum
dikeluarkan ke sitoplasma informasi pada DNA disalin dan membentuk RNA.
Jadi RNA adalah salinan dari DNA dan berfungsi menyalurkan informasi genetik.
Nukleolus (haikudeck.com)
38
Nukleolus atau anak inti adalah sebuah organel sel yang terletak di dalam
nukleus dan berukuran lebih besar dari kromatin. Komposisi nukleolus sebagian
besar terdiri dari benang-benang halus DNA.
Fungsi nukleolus adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis RNA. Di
dalam nukleolus informasi genetik yang dibawa oleh DNA diuraikan sehingga
menghasilkan rRNA. Molekul rRNA nantinya akan berfungsi sebagai penyusun
organel ribosom di dalam sitoplasma.
E. ZAT ERGASTRIK
Zat ergastrik merupakan komponen non protoplasma yang terdapat di dalam sitoplasma
dan vacuola. Zat ergastrik bisa bersifat cair maupun padat. Zat ergastrik atau inklusi meliputi
amilum atau pati, aleuron, bermacam-macam kristal dan tubuh silika atau stigmata. Semula zat
ini dianggap sebagai hasil metabolisme yang tidak terpakai atau cadangan makanan. Ternyata zat
ini memiliki keuntungan selektif karena embuat tanaman tidak enak dimakan sebab rasanya pahit
atau memiliki bau tidak enak sehingga tidak dimakan oleh pemangsa.
1. Amilum
Amilum atau pati pertama kali dibentuk dalam kloroplas dan disebut tepung asimilasi. Amilum
yang dibentuk disebut tepung cadangan. Bila dalam perjalanan sebelum sampai pada tempat
penyimpanan sintesis sudah berlangsung, maka tepung yang dibentuk disebut tepung transitoris.
Titik awal terbentuknya amilum disebut hilum atau hilus. Butir tepung tunggal disebut
monoadelfus dan butir tepung majemuk disebut poliadelfus.
2. Aleuron
Aleuron merupakan lapisan yang terdapat pada endosperm biji serealia. Butir aleuron yang besar
dapat ditemukan dalam endosperm biji jarak. Di dalamnya selain protein amorf juga ditemukan
kristaloid protein yang berbentuk segi banya. Lapisan aleuron banyak mengandung vitamin B-1
(aneurin) yang merupakan vitamin anti beri-beri.
3. Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan, sebagian besar di dalam vakuola
sel, namun ada juga yang tertanam dalam dinding sel. Krisal oksalat yang paling banyak
ditemukan, sedangkan kalsium karbonat dan kalsium malat hanya ada pada jenis tanaman
tertentu.
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma kecil, ditemukan dalam jumlah yang banyak
seperti pada selsel batang sambucus nigra, tangkai daun bayam (Amarathus sp). Biasanya
terhimpun dalam berkas. Contohnya dapat dijumpai pada daun nenas, tangkai daun bunga pukul
empat (Miriabilis jalapa), daun dan batang pacar air (Impatiens balsamia).
Kristal berbentuk rhomboid atau prisma, berbentuk soliter seperti pada sel daun jeruk
(Citrus sp) Begonia, dan Vicia sativa. Sedangkan kristal kalsium karbonat ditemukan dalam
bentuk sistolit pada keluarga moraceae, acanthaceae da urticaceae. Sistolit adalah kristal yang
dibentuk serupa penonjolan kearah allam sel dari dinding ke lumen sel.
4. Stegmata
Stegmata atau tubuh silika merupakan endapan oksida silikon, kebanyakan terdapat pada
monokotil. Bentuknya amat khas pada tanaman dalam satu genus atau familia. Pada Heliconia
seperti bujur sangkar, pada Zingiberaceae seperti pasir, pada Cyperaceae seperti kerucut dan
39
pada Poaceae amorf. Letak stegmata tidak acak sehingga keberadaannya dapat digunakan
sebagai ciri dalam taksonomi.
F. NOKTAH
1. Terbentuknya noktah
Noktah merupakan bagian dari dinding sel yang tidak mengalami penutupan. Pembentukan
noktah dimulai dari pembentukan dinding baru sebalah dalam fragmoplas terputus di tempat
yagn masih mengandung retikulum endoplasma dan mikrotubu dari kumparan mitosis. Di tempat
itu papan sel berlubang, dan sewaktu dinding sel menebal, lubang itu dilapisi oleh plasmalema
baru yang dibentuk oleh vesikula diktiosom. Lubang ini merupakan penghubung antara kedua
protolas yang terbentuk, seluruh struktur ini disebut plasmodesmata. Sementara dinding
mengalami penebalan, bagian plasmodesmata tidak tertutup bahan dinding sehingga membentuk
lapisan noktah primer, atau noktah primordial. Jadi noktah primordial merupakan bagian tipis
pada dinding yang tembus oleh sitoplasma halus atau plasmodesmata. Bila lapangan noktah yang
dibentuk terdapat berhadapan tepat pada dua sel yang sama, penebalan yang dialami kedua sel
juga sama, akan menghasilkan noktah berpasangan.
2. Macam-macam noktah
a. Noktah sederhana
Noktah sederhana merupakan noktah yang dinding sekundernya berakhir tepat di tepi cekungan
yang dibentuk oleh lapangan nokta primer.
b. Noktah terlindung
Noktah terlindung erupakan noktah yang terbentuk akibat dinding sekunder melebihi cekungan
lapangan noktah primer sehingga terdapat bagian yang terlindung atau bertepi. Ruang noktah
terlindung bremuara di lumen sel melalui lubang noktah. Noktah terlindung disebut juga noktah
ladam atau noktah halaman.
c. Noktah setengah terlindung
Noktah semi terlindung merupakan noktah terlindung yang berpasangan dengan noktah
sederhana.
40
2.4 Sel Eukariotik : Sel Hewan
A. Membran Plasma / Membran Sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Suatu lapisan multi fungsional yang memisahkan unsur
di dalam sel dengan lingkungan di luar sel. Ketebalannya antara 7 – 10 µm. Tersusun dari lipida,
protein, dan ion-ion. Fungsi dinding sel menentukan dalam proses pertukaran zat dan informasi
antar sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan
keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua
lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul
dapat melalui membran sel.
Membran sel merupakan bagian terluar sel dan tersusun secara berlapislapis.Bahan
penyusun membran sel yaitu lipoprotein yang merupakan gabungan antara lemak dan protein.
Membran sel mengandung kira-kira 50% lipid dan 50% protein. Lipid yang menyusun membran
sel terdiri atas fosfolipid dan sterol. Fosfolipid memiliki bentuk tidak simetris dan berukuran
panjang.Salah satu ujung fosfolipid bersifat mudah larut dalam air (hidrofilik), yang disebut
dengan ujung polar. Bagian sterol bersifat tidak larut dalam air (hidrofobik) yang disebut dengan
ujung nonpolar.
Fosfolipid tersusun atas dua lapis. Dalam hal ini protein dibedakan menjadi 2 sebagai
berikut:
1. Protein Ekstrinsik (Perifer)
Protein ini letaknya tersembul di antara dua lapis fosfolipid. Protein ekstrinsik bergabung
dengan permukaan luar membran dan bersifat hidrofilik yaitu mudah larut dalam air.
41
2. Protein Intrinsik (Integral)
Protein ini letaknya tenggelam di antara dua lapis fosfolipid. Protein intrinsik bergabung
dengan membran dalam dan bersifat hidrofobik yaitu tidak mudah larut dalam air. Penyusun
membran sel yang berupa karbohidrat berikatan dengan molekul protein yang bersifat hidrofilik
sehingga disebut dengan glikoprotein. Adapun karbohidrat yang berikatan dengan lipid yang
bersifat hirofilik disebut dengan glikopolid.Sifat dari membran sel ini adalah selektif permiabel
artinya adalah dapat dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut di dalamnya. Membran sel
memiliki fungsi antara lain:
a. sebagai pelindung sel
b. mengendalikan pertukaran zat
c. tempat terjadinya reaksi kimia
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu
lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif
untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor
aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya.Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi
merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan
entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan
berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi
pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi
zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam
transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya. Contoh molekul
yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid
bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter.Ion polar berdifusi dengan bantuan
protein transpor.
2. Transpor aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan
bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel
42
protein dan carrier protein, serta ionophore. Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers,
ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers
dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat
dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase.
Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi
cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
B. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan suatu cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali
nukleus (inti sel) dan organela. Sitoplasma yang berada di dalam inti sel disebut nukleoplasma.
Sitoplasma bersifat koloid kompleks, yaitu tidak padat dan tidak cair. Sifat koloid sitoplasma ini
dapat berubah-ubah tergantung kandungan air. Jika konsentrasi air tinggi maka koloid akan
bersifat encer yang disebut dengan sol, sedangkan jika konsentrasi air rendah maka koloid
bersifat padat lembek yang disebut dengan gel.
Sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan. Penyusun utama dari Sitoplasma adalah
air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Di dalam sitoplasma terdapat senyawa organik maupun anorganik yang sebagian besar
berukuran koloid karena itu protoplasma mempunyai partikel yang terlarut dalam sitoplasma,
bergerak ke segala arah (gerak Brown) dan menimbulkan efek Tyndall bila terkena cahaya.
C. Retikulum Endoplasma
43
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan
eukariotik.tapi tidak ditemukan pada sel prokaryotik.
Retikulum Endoplasma (RE) yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di
inti sel. Retikulum endoplasma merupakan sistem yang sangat luas. Dikenal dua jenis RE yaitu :
RE. Granuler (Rough E.R) RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E adalah sebagai alat
transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
a. Retikulum Endoplasma Kasar (REK)
Retikulum endoplasma kasar ditempeli dengan ribosom yang tersebar merata pada
permukaannya.Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Protein yang sudah terbentuk
kemudian akan diangkut ke bagian dalam retikulum endoplasma, dan kemudian disimpan di
dalam membran yang berkantong yang disebut vesikula.
RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai
tempat sintesis protein.
b. Retikulum Endoplasma Halus (REH)
RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya. Permukaan REH ini menghasilkan enzim yang dapat mensintesis fosfolipid,
glikolipid, dan steroid. Jadi, secara umum fungsi retikulum endoplasma antara lain: penghubung
selaput luar inti dengan sitoplasma, sehingga menjadi penghubung materi genetik antara inti sel
dengan sitoplasma, transpor protein yang disintesis dalam ribosombiosintesis fosfolipid,
glikolipid, dan sterol.berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel
D. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom merupakan struktur terkecil yang bergaris tengah 17-20 mikron, letaknya di dalam
sitoplasma sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop elektron. Semua sel hidup
memiliki ribosom. Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada
yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel
terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
yang selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan, perkembangbiakan atau perbaikan sel yang
rusak.
44
E. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat dimana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi
sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk
mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter
0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Jumlah mitokondria di dalam sel rata-rata 200 – 300
mitokondria. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,
membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membrane.
45
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung
protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeable. Membran dalam yang kurang
permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein. Membran ini
merupakan tempat utama pembentukan ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat
dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks
mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks
melewati membran dalam.
F. Lisosom
Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Lisosom merupakan struktur agak bulat
yang dibatasi membran tunggal, memiliki ukuran diameter 1,5 mikron. Lisosom berperan aktif
melakukan fungsi imunitas. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik untuk memecah polisakarida,
lipid, fosfolipid, dan protein. Lisosom berperan dalam pencernaan intrasel, misalnya pada
protozoa atau sel darah putih.Lisosom juga berperan penting dalam matinya sel-sel. Lisosom
banyak terdapat pada sel-sel darah terutama leukosit, limfosit, dan monosit. Di dalam sel-sel
tersebut lisosom berperan mensintesis enzim-enzim hidrolitik untuk mencernakan bakteri-bakteri
patogen yang menyerang tubuh. Agar dapat memahami struktur lisosom. Lisosom membantu
menghancurkan sel yang luka atau mati dan menggantikan dengan yang baru yang disebut
dengan autofagus. Contohnya lisosom banyak terdapat pada sel-sel ekor kecebong. Ekor
kecebong secara bertahap akan diserap dan mati. Hasil penghancurannya digunakan untuk
pertumbuhan sel-sel baru bagi katak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Begitu pula selaput
antara jari-jari tangan dan kaki manusia ketika berujud embrio akan hilang setelah embrio
tersebut lahir.
46
Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.serta sebagai penghasil dan
penyimpan enzim pencernaan seluler (autofagi, autolysis,eksositosis). Enzim-enzim yang
terdapat di dalam Lisosom misalnya Lisozym, Profase, Lipase,dan Asam fosfatase.
Organela ini ditemukan pertama kali oleh Camilio Golgi, seorang ilmuwan dari Italia.
Badan golgi biasa dijumpai pada sel tumbuhan maupun hewan. Pada sel hewan terdapat 10-20
badan golgi. Lain halnya dengan tumbuhan yang memiliki ratusan badan golgi pada setiap sel.
Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan golgi terdiri atas sekelompok kantong pipih yang dibatasi membran yang dinamakan
saccula. Di dekat saccula terdapat vesikel sekretori yang berupa gelembung bulat. Badan golgi
pada tumbuhan disebut dengan diktiosom. Pada diktiosom terjadi pembuatan polisakarida dalam
bentuk selulosa yang digunakan sebagai bahan penyusun dinding sel.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh
yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Beberapa fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi (protein, glikoprotein, karbohidrat, lemak). Terjadi
terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Menghasilkan enzim yang belum aktif (zimogen) dan pembentuk lisosom.
47
3. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
4. Membentuk dinding sel tumbuhan
5. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
6. Tempat untuk memodifikasi protein
7. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
8. Untuk membentuk lisosom dalam sintesis polysakarida dalam formasi sel dengan cara
mentransfer polysakarida yang dibentuk di badan golgi ke daerah sel yang baru pada saat sel
masih dalam pertumbuhan Berperan dalam formasi pigmen, seperti pigmen melanin.
H. Sentriol (sentrosom)
Sentrosom berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom
bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron.
Sentrosom hanya dijumpai pada sel hewan.Bentuk sentrosom bulat kecil. Organela ini
terdapat di dekat inti, berperan dalam proses pembelahan sel. Sentrosom menyerupai bola-bola
duri karena adanya serat-serat radial.
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi
ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel
48
yang sedang membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari
tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana
sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S,
yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase
G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir
ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang-benang spindel.
I. Vakuola
Vakuola ialah organela sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi selaput tipis yang
disebut tonoplas.Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma
disebut Tonoplas.
Vakuola berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris) yang di dalamnya terlarut garam-
garam organik, glikosida, enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan basa, tanin (zat
penyamak), minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada
jahe), alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain, enzim, butir-butir
patiPada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. Pada
sel tumbuhan, vakuola selalu ada namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada
hewan uniseluler tingkat rendah. Semakin tua suatu tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk
semakin besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat makanan berupa sukrosa dan garam
mineral, selain juga berfungsi sebagai tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti getah pada
batang tumbuhan karet. fungsi vakuola :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
4. menyimpan bahan makanan (air, garam, mineral, protein, gula,asam organik, asam amino).
5. Berperan dalam turgiditas (turgor sel) dan bentuk sel.
49
6. Dapat memberi warna pada bunga dan buah karena mengandung pigmen antosian yang berguna
untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa bagi penyerbukan dan pemencaran
biji.
7. Sebagai lisosom (berisi enzim) dapat mencerna sitoplasma ketika sel mati dan tonoplas pecah
menyebabkan autolisis.
8. Tempat penimbunan sisa metabolisme: kristal Ca oksalat, alkaloid, tanin, lateks.
9. Vakuola juga terdapat pada protozoa. Vakuola protozoa berupa vakuola kontraktil dan vakuola
nonkontraktil.
Vakuola kontraktil
Vakuola kontraktil disebut juga vakuola berdenyut.Vakuola kontraktil memiliki fungsi
sebagai osmoregulator yaitu mengatur nilai osmotik dalam sel.
Vakuola nonkontraktil
Vakuola nonkontraktil disebut juga vakuola makanan, yang berfungsi untuk mencerna
makanan dan mengedarkan hasil pencernaan makanan ke seluruh tubuh.
J. Nukleus
Nukleus merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus
memiliki bentuk bulat atau lonjong. Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada
50
sel eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti
histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol
aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan
protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA,
serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
1. Membran Nukleus (Karioteka)
Susunan molekul membran ini sama dengan susunan molekul membran sel, yaitu berupa
lipoprotein. Membran inti juga dilengkapi dengan poripori yang dapat memungkinkan hubungan
antara nukleoplasma dan sitoplasma. Pori-pori ini berperan dalam memindahkan materi antara
inti sel dan sitoplasmanya. Membran inti hanya bisa dilihat dengan jelas dengan menggunakan
mikroskop elektron. Membran inti terdiri atas dua selaput yaitu selaput luar dan selaput
dalam.Selaput luar mengandung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan sering kali
berhubungan dengan membran retikulum endoplasma.
2. Matriks (Nukleoplasma)
Nukleoplasma terdiri atas cairan inti yang tersusun dari zat protein inti yang disebut
dengan nukleoprotein.
3. Anak Inti (Nukleolus)
Di dalam nukleolus banyak terkandung kromosom, yaitu benang-benang halus DNA.
Kromosom tersebut berfungsi untuk:
51
2.5 Sel Prokariotik
A. Struktur tubuh bakteri
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan
peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan
bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein.
52
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan
lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang
menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur
sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
53
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada
bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan
terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora
yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan,
radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora
akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
54
lipid. Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-
bakteri yang hidup di tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air panas,
bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri yang hidup di tempat yang panas
atau asam, di kawah gunung berapi, dan di lahan gambut.
Eubacteria adalah organisme bersel tunggal mikroskopis. Eubacteria kadang-kadang
disebut sebagai "bakteri sejati," membedakannya dari Archaeobacteria, organisme yang serupa
dengan beberapa perbedaan genetik dan gaya hidup yang signifikan. Sebagian besar organisme
yang kita anggap sebagai “bakteri” adalah Eubacteria, dari sepupu Arkean mereka lebih memilih
hidup di lingkungan yang ekstrim seperti pembangkit listrik tenaga nuklir dan ventilasi
hidrotermal.
Dalam rangka untuk menyelidiki definisi Eubacteria, pertama-tama perlu untuk membahas
detail dari klasifikasi ilmiah. Eubacteria berada di jantung perdebatan serius dalam klasifikasi
ilmiah yang membentuk kembali hirarki tradisional “Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili,
Genus, dan Spesies.” Awalnya, Eubacteria dianggap bagian dari kerajaan Prokaryota, kadang-
kadang disebut “Monera,” bersama dengan kerabat mereka yang Archaebacteria. Organisme
prokariotik seperti bakteri terutama ditentukan oleh ketiadaan inti sel. Hal ini membuat mereka
berbeda dari evolusi organisme hidup lainnya, dan telah menyebabkan sejumlah adaptasi yang
inovatif. Banyak prokariota juga bersel tunggal, meskipun hal ini tidak selalu merupakan
persyaratan untuk keanggotaan pada kerajaan ini. Selain kerajaan Prokaryota, ahli biologi juga
diklasifikasikan organisme dalam Animalia, Fungi, Plantae, dan Protista.
55
a. Ukuran archaebacteria 0,1-15 mikron.
b. Archaebacteria memiliki dinding sel.
c. Dinding sel terdiri dari polisakarida dan protein bukan peptidoglikan
d. Archaebacteria adalah organisme uniseluler prokariotik (tidak memiliki nukleus dan membran
inti sel).
e. Asam nukleat archaebacteria berupa rna.
f. Archaebacteria dapat tinggal di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan derajat keasaman, suhu,
dan kadar garam yang sangat tinggi.
g. Reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembentukan tunas, fragmentasi
56
D. Klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria
1. Klasifikasi Archaebacteria
Archaebacteria banyak ditemukan hidup di lingkungan ekstrim seperti di sumber air
panas, telaga garam, bahkan dalam saluran pencernaan hewan ruminansia (sapi, domba).
Berdasarkan lingkungan yang ekstrim Archaebacteria dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Metanogen
Kelompok ini merupakan archaebacter yang menghasilkan gas metana (CH4) dari hasil
reduksi karbondioksida. Metanogen hidup di tempat dimana tidak terdapat gas oksigen yaitu di
dasar lumpur atau dapat mengadakan simbiosis dengan hewan – hewan herbivora (sapi, rayap).
Metanogen sangat tidak dapat mentolerir keberadaan oksigen. Organisme ini akan mati jika di
habitatnya terdapat oksigen, meski hanya sedikit. Lingkungan anaerob obligat adalah syarat
penting bagi kelompok metanogen. Kemampuannya menghasilkan metana, bakteri ini sering
dimanfaatkan dalam pembuatan atau penguraian kotoran atau sampah untuk menghasilkan
metana. Adapun ciri – ciri metanogen ialah:
1) Anaerob obligat
Biasa ditemukan di dasar rawa atau di dalam perut hewan herbivora. Akan mati jika terdapat
oksigen.
2) Menghasilkan metana (CH4)
Metana merupakan senyawa buangan dari metabolisme karbondioksida menjadi makanan.
Metana buangan archaebacteria dapat dimanfaatkan sebagai bahan bahar (Biogas).
3) Berperan sebagai pengurai atau pembusuk
b. Halofil extreme
Kelompok ini merupakan penghuni wilayah lautan dengan kadar garam yang sangat tinggi
seperti laut mati, Great Salt Lake (Bahasa Yunani, halo= garam; philos= penyuka). Beberapa
spesies kelompok ini memiliki pigmen merah orodopsin. Sehingga koloni kelompok ini terlihat
seperti buih yang berwarna merah keunguan. Berbeda dengan methanogen, kelompok halofil
memerlukan oksigen untuk respirasi. Sementara kecukupan nutrisi diperoleh dengan melakukan
fotosintesis dengan pigmen merah yang dimilikinya. Ciri–ciri halofil:
1) Habitat: perairan dengan kadar garam tinggi
2) Aerobik dan fotosintetik
57
c. Termofil extreme
Termofil berasal dari Bahasa Yunani, termo artinya panas, sementara phylos artinya ialah
penyuka. Archae jenis ini dapat ditemukan di wilayah – wilayah terpanas bumi, dengan suhu
optimum antara 60°C sampai 80°C. Kelompok Sulfolobus (bakteri Sulfur) misalnya ditemukan
pada sumber mata air panas yang banyak mengandung sulfur atau di lereng gunung berapi
dengan suhu optimum mencapai 105°C. Kelompok ini memiliki DNA dengan komposisi
pasangan basa nitrogen sitosin – guanin yang banyak, sehingga tahan panas. Kelompok ini
merupakan kemoautotrof. Ciri umum termofil ialah:
1) Hidup di wilayah dengan suhu diatas 60°C
2) Kemoautotrof
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta
terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil. Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
a.Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b.Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c.Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d.Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e.Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f..Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
a. Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia
a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Jenis Bakteri :
Berdasarkan Jumlah dan Letak Flagel
58
3. Amfitrik, yaitu bakteri yang memiliki dua kelompok flagel yang masing-masing terdapat di
ujung tubuhnya.
4. Lofotrik, yaitu bakteri yang memiliki segerombol flagel pada salah satu ujung tubuhnya.
5. Peritrik, yaitu bakteri yang memiliki flagel di seluruh permukaan tubuhnya.
Berdasarkan Karakteristik Dinding Sel Melalui Sistem Pewarnaan Gram
1. Bakteri gram positif, yaitu bakteri yang mempunyai dinding sel dengan lapisan peptidoglikan
yang tebal. Contohnya: Bacillus subtilis, Clostridium botulinum, Vibrio cholerae, Neisseria
gonorrhoeae, dan Treponema pallidum.
2. Bakteri gram negatif, yaitu bakteri yang mempunyai dinding sel dengan lapisan peptidoglikan
yang tipis. Contohnya: Escherichia coli, Streptococcus mutans, Propionibacterium acnes, dan
Staphylococcus aurens.
1. Bakteri aerob, yaitu bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya.
Contoh: Nitrosomonas, Thiobacillus, Notrobacter.
2. Bakteri anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh
energinya. Contohnya: Clostridium denitrificans.
1. Bakteri autotrof yaitu bakteri yang dapat mensintetis makananya sendiri dari senyawa
anorganik menjadi senyawa organik.
a. Bakteri fotoautotrof, yaitu bakteri yang dapat mensintesis makanannya sendiri dengan
menggunakan energi cahaya matahari melalui proses fotosintetis. Contohnya: bakteri belerang
ungu Thiocystis sp,
b. Bakteri kemoautotrof, yaitu bakteri yang dapat mensintetis makanannya sendiri dengan
menggunakan energi kimia. Contohnya: Gallionella, Nitrosomonas, Nitrococcus, dan
Nitrobacter.
2. Bakteri heterotrof, yaitu bakteri yang memperoleh makanannya (berupa snyawa organik) dari
bergantung pada organisme lain karena tidak dapat mensintetis makanannya sendiri.
c. Bakteri saprofit, yaitu bakteri yang memperoleh makanannya berasal dari sisa-sisa organisme
yang telah mati, sampah-sampah, kotoran, dan bangkai. Contohnya:
59
Thiobacillus dinitrificants, Clostridium sporageus, Eschechia coli, Lactobacillus bulgaricus, dan
Methanobacterium ruminatum.
d. Bakteri parasit, yaitu yang meperoleh makanannya dari organisasi yang ditumpanginya
(inangnya). Contohnya:
Borrelia novyi, Famili Treponemataceae, Famili Spirochaetaceae, Borrelia recurrentis, dan
Borrelia burgdorferi
e.Bakteri patogen, yaitu bakteri parasit yang menyebabkan penyakit pada hospes atau inang yang
dihinggapinya. Contohnya: Neisseria gonorrhoeae (parasit pada manusia yang menyebabkan
penyakit kelamin atau kencing nanah), Bacterium papaya (parasit pada tumbuhan yang
menyebabkan penyakit pada pepaya), dan Bacillus anthracis (parasit pada hewan yang
menyebabkan penyakit antraks pada ternak).
60
demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel pasangannya. Oleh karena
itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini disebut perkembangbiakan
paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat terjadi dengan tiga cara, yaitu
transformasi, konjugasi, dan transduksi.
1) Transformasi, adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri
penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan
penerima. Contoh : Streptococcus pneumonia, Bacillus, Haemopphilus, Neisseria dan
Pseudomonas.
2) Konjugasi, yaitu pertukaran materi genetik dengan cara membentuk bangunan/
jembatan/selubung untuk menyalurkan materi genetiknya, atau reproduksi bakteri yang belum
diketahui jenis kelaminnya.
3) Transduksi, adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan
virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk
pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.
61
Bakteri yang merugikan
Banyak bakteri yang bersifat merugikan karena menimbulkan penyakit pada manusia, hewan,
dan tumbuhan. Bakteri juga menyebabkan banyak kerusakan pada makanan, bahan pangan, dan
menghasilkan toksin/racun. Berikut ini contoh beberapa jenis bakteri yang merugikan.
1. Clostridium tetani menyebabkan penyakit tetanus.
2. Salmonella typhi menyebabkan penyakit tifus.
3. Diplococcus pneumonia menyebabkan penyakit pneumonia/ radang paru-paru.
4. Bacillus anthracis menyebabkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan domba.
5. Aspergillus flavus merusak biji kacang-kacangan yang disimpan dan menghasilkan racun
aflatoksin yang berbahaya.
6. Erwinia tracheiphila menyebabkan penyakit busuk daun pada tanaman labu.
62
Gambar struktur Flagellata
1. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang dapat berfotosintetis karena
memiliki klorofil. Fitoflagellata mencernakan makanannya berbagai
cara, seperti menelan lalu mencernakan di dalam tubuhnya (holozoik),
membuat makannya sendiri (holofitik), atau mencerna organisme yang
sudah mati (saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah di perairan kotor.
a. Struktur Tubuh
Struktur tubuh fitoflagellata adalah tubuhnya diselubungi oleh membran
selulosa seperti volvox. Ada juga yang memiliki lapisan pelikel,
seperti Euglena. Pelikel adalah lapisan luar yang terbentuk dari selaput
plasma yang mengandung protein.
63
b. Reproduksi Fitoflagellata
Fitoflagellata bereproduksi melalui dua cara yaitu secara seksual dengan
cara konjugasi dan secara aseksual dengan cara membelah diri.
c. Klasifikasi Fitoflagellata
Fitoflagellata dibagi menjadi 3 kelas antara lain sebagai berikut:
1). Euglenoida :
64
2). Dinoflagellata
Memiliki dua flagela yaitu satu panjang dan yang satunya pendek
Melakukan simbiosis dengan jenis alga tertentu
Tubuhnya dapat memancarkan sinar yang terkena rangsangan mekanis.
Kita dapat melihatnya pada waktu malam, ketika ombak memecah
karang atau dayung memukul air laut, akan timbul cahaya yang
berkilauan yang dihasilkan oleh Noctiluca.
3). Volvocida
Volvocida umumnya berbentuk bulat, dengan hidup secara soliter atau
berkoloni. Volvocida mempunyai 2 flagela. Dinding sel Volvocida
tersusun atas selulosa. Contohnya anggota kelompok ini paling terkenal
adalah Volvoxglobator, Ciri-ciri volvox adalah sebagai berikut :
65
Koloninya terdiri ribuan individu yang bersel satu dan masing-masing
memiliki dua flagela
Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma, dan kloroplas.
Sel-sel dihubungkan dengan benang-benang protoplasma yang
membentuk hubungan fisiologis
2. Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang tidak berkoloroplas dan
menyerupai hewan. Zooflagellata habitat di air tawar dan air laut.
Sebagian besari dari zooflagellata adalah bersifat parasit, walaupun ada
juga yang hidup bebas.
a. Struktur Tubuh
Bentuk tubuh Zooflagellata mirip dengan leher porifera. Zooflagellat
mempunya flagella yang memiliki fungsi untuk menghasilkan aliran air
dengan mengoyangkanflagela. Selain itu, flagela juga berfungsi sebagai
alat gerak.
b. Reproduksi Zooflagellata
Reproduksi terjadi secara aseksual dengan pembelahan biner longitudinal,
sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
c. Klasifikasi Zooflagellata
Contoh yang terkenal adalah dari genus Trypanosoma dan Leishamania.
Keduanya bersifat parasit pada tubuh manusia atau hewan.
1). Tripanosoma
Tripanosoma memiliki tubuh pipih panjang seperti daun dan tidak
membentuk kista.. Trypanosoma hidup di dalam sel darah merah, sel
darah putih, dan sel hati tubuh vertebrata inagnya. Infeksi karena
Trypanosoma disebut juga dengan trypanosomiasis. Dalam siklus
66
hidupnya, Trypanosoma memiliki dua bentuk yaitu berflagela pada fase
ekstraseluler dan tidak berflagela pada fase intraseluler. Sebagian dari
siklus hidupnya melekat di sel lambung atau mengisap darah manusia.
Hospes per-antara Trypanosoma adalah hewan-hewan pengisap darah.
Contoh jenis-jenis Trypanosoma adalah sebagai berikut :
Trypanosomalewisi, hidup pada tikus, hospes perantaranya adalah kutu
tikus.
67
Leishmaniadonovani, penyebab penyakit kala azar yang ditandai dengan
demam dan juga anemia. Jenis ini banyak ditemuka di mesir, disekitar
laut tengah, dan India.
Leishmaniatropica, penyebab penyakit kulit yang disebut penyakit
oriental. Jenis ini banyak ditemukan di Asia (daerah mediterania) dan
sebagian di Amerika Selatan
Leishmaniabrasilliensis, penyebab penyakit kulit di meksiko dan
amerika tengah.
B. Fungsi flagellata
1. Flagel sebagai alat gerak dari prokariotik dan eukariotik.Flagel
memiliki struktur tubular dari permukaan luar dan fungsi motilitas.
Flagela bertindak sebagai baling-baling,berputar berlawanan ketika
mererka mendorong sel ke depan.
2. Flagela adalah struktur semi kaku digunakan untuk memindahkan
sel-sel mikroba
3. Flagella menyebabkan sel untuk bergerak dengan rotasi mereka,
yang didukung oleh kekuatan motif proton.
C. Fungsi dari pili fimbrae dan adhesin
68
(a) F-pili, yang memfasilitasi transfer DNA melalui konjugasi sel-sel,
dan
(b) P-pili, yang menengahi adhesi. P-pili lebih pendek dari F-pili.
72
sebagai pakan alami ikan maupun udang. Selain itu, Flagellata dapat
digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), misalnya Euglena
viridis dan Euglena oxyuris.
73
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun 1665) setelah
mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana. Sel merupakan
unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup. Membran Sel adalah
lapisan terluar yang memisahkan bagian intraseluler dan ekstraseluler. Perbedaan
prokariotik dengan eukariotik secara umum adalah sel eukariotik lebih kompleks
dan lebih besar dibanding sel prokariotik.Sementara untuk perbedaan lainnya
adalah materi inti sel prokariotik tidak memiliki membran. Sedangkan sel
eukariotik mempunyai membran. Perbedaan kedua sel itu juga dapat dilihat
berdasarkan letak DNAnya. Sel prokariotik memiliki DNA yang berada di daerah
nukleoid. Sedangkan sel eukariotik DNAnya terletak di dalam nukleolus.
Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang paling mendasar yaitu tumbuhan
memiliki dinding sel, sementara hewan tidak memiliki dinding sel.
Perbedaan sel tersebut kemudian juga berdampak terhadap perbedaan karakteristik
yang lebih besar. Contohnya seperti kemampuan gerak. Tumbuhan hanya bisa
melakukan gerakan-gerakan kecil dan halus, sementara hewan bisa melakukan
gerakan yang sangat aktif.
74
DAFTAR PUSATAKA
75