Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Belajar Lapangan (PBL) merupakan bentuk implementasi secara
sistematis yang menyesuaikan antara kemampuan, keahlian dan keterampilan yang
telah didapatkan oleh mahasiswa di dalam pembelajaran dan perkuliahan dengan
kondisi, kebutuhan dan budaya kerja di dunia kerja, hasilnya dilaporkan dalam bentuk
laporan tertulis dan dipaparkan dalam bentuk seminar.

Sebagai salah satu institusi pendidikan tenaga kesehatan, khususnya di bidang


laboratorium kesehatan, Program Studi Tenaga Laboratorium Medik Muhammadiyah
Semarang (D4 Tenaga Laboratorium Medik FIKKES UNIMUS) berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang mampu menghasilkan tenaga kesehatan yang siap
bekerja secara profesional. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, terutama laboratorium kesehatan sebagai
sarana penunjang diagnosa.

Pendidikan tenaga kesehatan yang siap bekerja untuk saat ini dan masa yang
akan datang sangat dibutuhkan, sehingga peningkatan mutu tenaga kesehatan dengan
diadakan praktek langsung di lapangan, sangat membantu mahasiswa dalam
memperoleh pengalaman pengaturan kerja dan manajemen yang baik.

1.2. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas dan kurikulum yang telah ditetapkan, maka
dalam Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan Program Studi D IV Teknologi
Laboratorium Medik maka perlu diadakan Praktek Belajar Lapangan bagi mahasiswa
semester VII Program Studi D IV Teknologi Laboratorium Medik Muhammadiyah
Semarang.

1. Tujuan Umum

1
Dengan adanya PBL diharapkan dapat dihasilkan tenaga kesehatan yang mampu
bekerja secara profesional sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan khususnya
laboratorium.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengabdian tenaga kesehatan
dalam rangka upaya peningkatan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
b. Meningkatkan motivasi mahasiswa dalam pembangunan fungsi laboratorium
kesehatan.
c. Melatih mahasiswa dalam kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
iklim kerja yang sesungguhnya.
1.3. Manfaat Kegiatan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang Laboratorium Kesehatan.
3. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
4. Memahami tahap prosedur Laboratorium dari tahan pra analitik, analitik dan
paska analitik.

2
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Sejarah Singkat


1. Sejarah RSUD Muntilan

RSUD Muntilan Kabupaten Magelang ialah salah satu rumah sakit milik
Pemerintah Kabupaten Magelang, dinaungi oleh pemerintah kabupaten dan termasuk
ke dalam rumah sakit tipe C. RS ini berdiri dengan Nomor Surat ijin
180.182/581/KEP/21/2015 dan Tanggal Surat ijin 26/11/2015 dari Bupati Magelang.
RSUD Muntilan berlokasi di Jalan Kartini No. 13 Muntilan, Magelang, Indonesia
dengan luas tanah 27670 m2 luas bangunan 8394 m2 RSUD Muntilan memiliki
Layanan Unggulan di Bagian Gawat Darurat Bencana & Laka Lantas. iii

Tahun 1925 Pastor Vanlith bersama para suster mendirikan balai pengobatan di
daerah Muntilan. Balai pengobatan tersebut dipimpin oleh seorang biarawati bernama
Sr. Alfrida Smulder Fransisca, kemudian tanggal 1 Juni 1946 status balai pengobatan
tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang. Tenaga medis dan
dokter satu-satunya pada saat itu adalah dr. Gondo Sumekto. Selanjutnya
perkembangan balai pengobatan tersebut semakin lama semakin maju. Pada tahun
1977 balai pengobatan bekembang menjadi rumah sakit. Pada tanggal 3 Februari 1977
bapak Ahmad selaku Bupati Magelang atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten
Magelang membeli rumah sakit tersebut untuk dijadikan rumah sakit umum.

RSUD Muntilan ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C pada tahun 1988 melalui
keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 105/Menkes/SK/1988. Secara struktur
organisasi pada tahun 2002 RSUD Muntilan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Kabupaten Magelang (Eselon II) yang ditetapkan melalui Perda
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan Pelayanan Kesehatan Kabupaten
Magelang.

3
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah, RSUD Muntilan menjadi lembaga teknis daerah
(eselon III) yang ditetapkan melalui peraturan daerah nomor 30 tahun 2008 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja
BPK RSU Kabupaten Magelang.

Izin penyelenggaraan RSUD Muntilan diterbitkan melalui Surat Keputusan


Menteri Kesehatan RI Nomor: HK.07.06/III/525/08 tentang Pemberian Izin
Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang Propinsi Jawa
Tengah. Izin tersebut telah diperbaharui melalui surat keputusan bupati nomor
180.182/581/KEP/21/2015 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah
Muntilan Kabupaten Magelang.

Mulai Tahun 2012 RSUD Muntilan telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Bupati Magelang Nomor 188.45/451/KEP/02/2011 Tentang Penerapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah
Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang secara bertahap dan ditetapkan
menjadi PPK BLUD Penuh pada Tahun 2013 melalui Surat Keputusan Bupati
Magelang Nomor 188.45/414/KEP/31/2013 tentang Penerapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Secara Penuh
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.

Dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit RSUD Muntilan pada tahun 2011
telah melaksanakan akreditasi dan telah mendapat status akreditasi Penuh Tingkat
lanjut melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM.01.10/III/504/2011
tentang pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut Kepada Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Magelang di Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang sudah
melaksanakan akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dengan lulus “Tingkat Madya

4
(Bintang Tiga)” dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan sertifikat akreditasi
nomor KARS-SERT/551/XII/2016.

2. Visi Rumah Sakit

Visi RSUD Muntilan adalah ‘Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terpercaya di


Kabupaten Magelang dan Sekitarnya”.

3. Misi Rumah Sakit


Misi RSUD Muntilan antara lain:
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
2. Menyelenggarakan Pengelolaan Sumber Daya Rumah Sakit Secara Profesional
3. Menyelenggarakan Peningkatan Ilmu dan Ketrampilan Tenaga Rumah Sakit
4. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Memuaskan Pelanggan

2.2. Waktu Pelaksanaan


Praktik Belajar Lapangan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Agustus hingga
Jum’at tanggal 14 September 2018 di Laboratorium Patologi Klinik dan Patologi
Anatomi RSUD Muntilan

1. Tempat dan Waktu


Kegiatan Praktek Belajar Lapangan ini dengan materi pemahaman di laboratorium
klinik mahasiswa Program Studi DIV Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Semarang (UNIMUS) tahun 2018 dilaksanakan di instalasi laboratorium klinik RSUD
Muntilan Kab. Magelang 6 Agustus – 14 September 2018.
a. Pembagian Tugas dan Jadwal Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan
Mahasiswa peserta Praktik Belajar Lapangan di instalasi laboratorium klinik
RSUD Muntilan Kabupaten Magelang berjumlah 6 orang dan diberikan tugas sesuai
dengan jenis pelayanan laboratorium yang ada. Adapun pembagian tugas dan jadwal
Praktek Belajar Lapangan sebagai berikut

5
Nama Mahasiswa:
1. Septia Oktaviani (G1C015026)
2. Khairunnisa Arrachman (G1C015027)
3. Rosilia Arista Putri (G1C015031)
4. Assyfa Ulti Iskandar (G1C015037)
5. Yulia Ratna Dewi (G1C015038)
6. Dini Ragil Wijayanti (G1C015040)

b. Alokasi Waktu
Waktu pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan disesuaikan dengan kalender
akademik dan kesepakatan dengan pihak lahan praktek dengan rincian alokasi waktu
sebagai berikut :

a. Lama praktek : 40 Hari.


b. Hari praktek : Hari Senin-Sabtu (Libur satu hari tiap minggu dan
setiap tanggal merah).
c. Jam praktek : Shift Pagi Jam 07.00-13.30 WIB
Shift Siang Jam 13.30-20.00 WIB
Catatan:
Hari dan Jam praktek lapangan dapat berubah dan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi di lahan praktek.

6
JADWAL PBL RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG
Program Studi D4 Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Minggu ke - 1 (6 Agustus – 11 Agustus 2018)
Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil
PA
2. Dini Dini Dini Dini Dini Dini
3. Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia
4. Anis Anis Anis Anis Anis Anis
PK. Pagi
5. Via Via Via Via Via Via
6. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa

Minggu Ke-2 (13 Agustus – 18 Agustus 2018)


Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia
PA
2. Anis Anis Anis Anis Anis Anis
3. Via Via Via Via Via Via
4. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa
PK. Pagi
5. Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil
6. Dini Dini Dini Dini Dini Dini

Minggu Ke-3 (20 Agustus – 25 Agustus 2018)


Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Via Via Via Via Via Via
PA
2. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa
3. Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil
PK. Pagi
4. Yulia Yulia Yulia Dini Dini Dini
5. Dini Dini Dini Yulia Yulia Yulia
PK. Sore
6. Anis Anis Anis Rosil Rosil Rosil

7
Minggu ke-4 (27 Agustus – 1 September 2018)
Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa
PA
2. Dini Dini Dini Dini Dini Dini
3. Anis Anis Anis Rosil Yulia Yulia
PK. Pagi
4. Yulia Rosil Rosil Via Via Via
5. Rosil Yulia Yulia Anis Anis Anis
PK. Sore
6. Via Via Via Yulia Rosil Rosil

Minggu ke- 5 (3 September – 8 September 2018)


Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia
PA
2. Via Via Via Via Via Via
3. Anis Syfa Syfa Syfa Anis Anis
PK. Pagi
4. Dini Dini Dini Rosil Rosil Rosil
5. Syfa Anis Anis Anis Syfa Syfa
PK. Sore
6. Rosil Rosil Rosil Dini Dini Dini

Minggu ke- 6 (10 September – 14 September 2018)


Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
1. Anis Anis Anis Anis Anis
PA
2. Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil
3. Syfa Syfa Syfa Anis Anis
PK. Pagi
4. Dini Dini Dini Rosil Rosil
5. Anis Anis Anis Syfa Syfa
PK. Sore
6. Rosil Rosil Rosil Dini Dini

8
BAB III

HASIL KEGIATAN

3. 1. Prosedur dan Cara Kerja Alat di Laboratorium Patologi Klinik


A. Ruangan Pengambilan Sampel (Sampling)
Ruang Sampling terletak di samping ruang adminitrasi, digunakan untuk
menerima atau mengambil sampel pasien setelah mendaftar di adminitrasi, pada
ruangan ini tedapat toilet, satu buah tempat tidur, satu buah meja dan tiga buah kursi
1. Sampel darah vena
Suatu pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti,vena
saphena magna / vena supervisial lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel
darah yang baik dan representatif dengan menggunakan tabung vacutainer / spuit.
1) Posisi lengan harus lurus, jangan membengkokan siku. Pilih lengan yang
banyak melakukan akitivitas.
2) Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
3) Pasang torniquet ± 10 cm di atas letak siku.
4) Pilih bagian vena median cubita atau chepalic.
5) Bersihkan kulit pada bagian yang akan di ambil darahnya dengan alhokol 70%
dan biarkan kering.
6) Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghap ke atas dengan sudut
kemiringan antara jarum dan kulit 15 derajat.
7) Setelah Volume darag dianggap cukup, lepaskan torniquet dan pasien diminta
membuka kepalan tanganya. Volume darag yang diambil ± 3 kali jumlah serum
atau plasma yang di perlukan untuk pemeriksaan.
8) Tarik jarum dan segera letakkan kapas alkohol 70 % di atas bekas suntuikan
untuk menekan bagian tersebut selama ± 2 menit. Setelah darah berhenti plester
bagian yang telah di tusuk selama ± 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum
torniquet dibuka.
9) Masukkan spesimen darah kedalam tabung sesuai jenis pemeriksaan.

9
2. Penganmbilan Spesimen Darah Kapiler

Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil,
dimana tempat arteri berakhir.

1) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan kering.
2) Pegang bagian di sekitar tempat yang akan ditusuk dan agak ditekan.
3) Tusuk dengan lanset.
4) Pada jari, tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik jari, jangan
sejajar dengan garis tersebut. Tusukan jarum harus cukup dalam agar darah
mudah keluar, jangan menekan-nekan jari untuk mendapatkan cukup darah.
Darah yang diperas keluar semacam itu kan bercampur dengan cairan jaringn
sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan.
5) Usap tetesan darah yang keluar pertama kali dengan tisu/kapas kering. Teteskan
darah kedua yang digunakan.
3. Pengambilan Spesimen Urin
 Prosedur Pengambilan Urine Porsi Tengah Untuk Wanita
1) Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan handuk
bersih/tisu.
2) Duduk di toilet.
3) Buka kaki/ lutut ke samping selebar mungkin.
4) Pisahkan labia, bersihkan vulva dan labia mengunakan air sabun dan kasa/spon/
kapas steril dari arah depan ke belakang. Tidak diperkenankan menggunakan
desinfektan.
5) Bilas vulva dan labia menggunakan air hangat dan keringkan dengan kas/tisu.
6) Selama proses tersebut pasien tetap mempertahakab labia berpisah dab tidak
menyentuh daerah yang sudah dibersihkan.
 Buang sedikit pancaran urin pertama.
 Penderita menampung utin pancaran tengah kedalam wadah steril.

10
 Tutup rapat wadah penampung urin.
 Prosedur Pengambilan Urine Porsi Tengah Untuk Pria
1) Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan handuk
bersih/tisu.
2) Tarik kulit depan penis secara menyenluruh mengunakan cotton gauze pads
dengan air sabun. Tidak boleh menggunakan disenfektan.
3) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan air sterile gauze. Selama proses
ini tidak diperkenankan menyantuh dengan tangan.
4) Kembalikan posisi kulit depan penis pada posisi semula.
5) Buang aliran kencing pertama dan tampung aliran kencing selajutnya kedalam
wadah steril.
6) Tutup rapat wadah penampung.
 Urine Kateter
1) Petugas mencuci tangan, yang kemudian memakai sarung tangan steril.
2) Jepit kateter dengan klem selama kurang lebih 30 menit.
3) Desinefeksi area soft rubber connector (antara kateter dan selang penampung)
4) Tusukkan jarum, ambil urine, tampung, tutup rapat.
 Urin Bayi dan Anak-anak
1) Bersihkan alat vital seperti prosedur di atas.
2) Tampung urin dalam wadah steril yang disediakan.
3) Pada bayi, pasang kantung penampang urin pada alat vital.
4) Masukkan spesimen kedalam botol kering streril.
5) Tutup rapat wadah penampung.

4. Pengambilan Spesimen Feses


1) Feses sebaiknya berasal dari defeksi spontan, jika pemeriksaan sangat
diperlukan, sampel feses biasa diambil dari rectum dengan jari bersarung
tangan.

11
2) Masukkan spesimen ke dalam botol kering steril.
3) Tutup rapat wadah penampung.

5. Pengambilan Spesimen Sputum


1) Sebelum pengabilan spesimen, pasien diminta untuk cuci tangan dan berkumur
dengan air hingga bersih. Lepaskan gigi palsu apabila menggunakan.
2) Tarik nafas dengan dalam 2-3x, dan hembuskan dengan kuat.
3) Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan masukkan
kedalam pot sebanyak 3-5 ml.
4) Tutup pot dengan rapat.
5) Segera cuci tangan dengan sabun dan air.
6) Sputum diambil dalam tiga waktu yaitu pagi hari (A), siang hari (B) dan sore
atau malam hari (C)

6. Pemeriksaan Clothing Time (CT)

Darah diteteskan pada objek glas. Catat waktu sampai terbentuk fibrin. Bertujuan
untuk menilai fungsi faktor-faktor koagulasi, Nilai Normal: < 10 menit

1) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan kering.
2) Pegang bagian yang akan ditusuk dengan lancet steril tusukkan kedalam 2-3
mm, darah harus keluar sendiri tanpa tekanan.
3) Teteskan darah pertaman dihapus dengan kapas kering dan teteskan berikutnya
letakkan di atas objek glass.
4) Angkat dengan lancet darah tersebut setiap 30 detik dan catat waktu pembekuan
yang terjadi

12
7. Pemeriksaan Bledding time ( BT )

Diukur masa perdarahan pada cuping telinga per 30 detik, bertujuan untuk menilai
fungsi pembuluh darah dan trombosit dalam proses pembekuan darah, Nilai Normal: 1
hingga 3 menit (Metode Duke) Prinsip pemeriksaannya adalah mengukurlamanya
waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga.

1) Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2) Bersihkan bagian bawah cuping telinga dengan mengukan kapas alkohol.
3) Tegangkan bagian bawah cuping telinga dan tusuk secara sejajar dengan
mengunakan lanset.
4) Jika darah mulai keluar jalankan timer, dan setiap 30 detik darag diusap dengan
menggunakan kertas tisu.
5) Hentikan timer apabila darah sudah tidak keluar.

B. Ruangan Kimia dan Immunoserologi


Ruangan ini terletak dibelakang ruang adminitrasi, digunakan untuk berbagai
pemeriksaan darah

1. Pemeriksaan darah lengkap dan darah rutin.

Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan darah yang meliputi hitung jumlah
lekosit, eritrosit, trombosit, kadar hemoglobin, hemotrokrit dan hitung jenis lekosit.
Sedangkan untuk darah rutin tanpa hitung jenis lekosit. Untuk melakukan pemeriksaan
darah lengkap dan darah rutin. Alat yang digunakan Cell Dyn-Ruby dengan metode
MAPSS (multi-angle polarized scatter separation)

 Cara Menjalankan Sampel Pasien OPEN MODE


1) Pastikan alat dalam keadaan READY dan OPEN MODE.
2) Masukkan nomor ID pasien (Nomor Rekam Medis) dibagian Specimen ID.
3) Pastikan pilihan test CBC dari menu drop down Test Selection .

13
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan menambah atau mengubah
informasi pasien
5) Homogenisasi sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan letakan dibawah probe.
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu “run
view”.
 Cara menjalankan sampel pasien CLOSE MODE
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan “Close Mode”.
2) Jika masih dalam keadaan “Open mode” maka tekan Selectet Closed/F11.
3) Pilih F11/Start Loader.
4) Sampel loader akan memproses otomatis sampelnya.
5) Jika akan memberhentikan sampel loader maka pilih F12/Stop Loader.
6) Rak terakhir akan bergerak ke bagian unload sampel loader jika proses sudah
selesai.
7) Hasil pasien akan masuk ke DaATALOG dan ditampilkan di layar menu “run
view.
 Jika flagging “RRBC” ulangi pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan Open Mode.
2) Masukkan nomor ID pasien di bagian Specimen ID or QCID.
3) Pilih test “CBC+RRBC” dari menu drob down Test Selection.
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan, menambah, atau mengubah
data pasien.
5) Homogenkan sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan tempatkan di bawah probe Open Mode
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil pasien akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu
Run view.

14
 Jika ada flagging “FWBC” ulangi pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan Open Mode.
2) Masukkan nomor ID pasien di bagian Specimen ID or QCID.
3) Pilih test “CBC+NOC” dari menu drob down Test Selection.
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan, menambah, atau mengubah
data pasien.
5) Homogenkan sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan tempatkan di bawah probe Open Mode
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil pasien akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu
Run view.

2. Pemeriksaan Kimia Darah

Pemeriksaan yang meliputi parameter pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu,


puasa, 2 jam post prandial, ureum, kreatinin, asam urat, bilirubin total, bilirubin
direk, bilirubin indirek, protein total, albumin, globulin, SGOT, SGPT, Cholesterol
Total, HDL, LDL, dan Trigliserida.

Alat yang digunakan adalah Biolis 24i Premium yang menggunakan system multi
test analysis, dengan metode End Point Assay, Rate Assay, ISE (Ion Selektif Assay).
Sel paro elektroda yang menggunakan membran selektif ion sebagai
elemen pengenal (sensor), karenanya ISE akan lebih merespon analit yang
disensornya dibandingkan ion lain yang berada bersama-sama dalam sampel.

Membran merupakan lapisan tipis bersifat semipermeabel yang memisahkan 2


fasa dengan permeabilitas yang terkontrol. Pada saat kontak dengan larutan analit,
bahan aktif membran akan mengalami disosiasi menjadi ion - ion bebas pada
antarmuka membran dengan larutan. Jika anion yang berada dalam larutan dapat
menembus batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur,

15
maka akan terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran
sampai mencapai kesetimbangan elektrokimia

 Preparasi alat:
1) Pastikan aquadest, alkali, dan acid washing penuh.
2) Pastikan tempat pembuangan kosong.
3) Pastikan kecukupan volume reagen dan lama reagen yang berada di dalam alat.
 Menyalakan alat:
1) UPS dan main power switch selalu ON.
2) Nyalakan komputer sampai muncul menu utama Biolis 24i Premium.
 Order Sampel Pasien:
1) Buka tutup tabung pasien
2) Masukkan tabung spesimen ke dalam tray
3) Masukkan tray ke alat
4) Klik ORDER
5) Ketik no. urut di dalam tray yang diberi sampel
6) Kemudian masukkan no ID dan nama pasien, jenis kelamin, nama dokter dan
asal pasien
7) Pilih item yang akan dikerjakan
8) Klik ORDER
9) Kemudian lakukan prosedur yang sama untuk pasien berikutnya
10) Setelah semua selesai klik START
11) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
 Serum Sampel Pasien
1) Cari nomor order pasien
2) Pilih item yang akan di rerun
3) Klik Order
4) Klik START

16
5) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
 Quality Control Alat Pemeriksaan Kimia Darah

Tata cara melakukan pemeriksaan sampel control agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan nilai yang ditetapkan

 Preparasi alat :
1) Pastikan aquadest, alkali dan acid washing penuh
2) Pastikan tempat pembuangan kosong
3) Pastikan kecukupan volume reagen dan lama reagen yang di dalam alat
 Menyalakan alat :
1) UPS dan main switch selalu ON
2) Nyalakan computer sampai muncul menu utama Boilis 24i Premium
 Running Control
1) Keluarkan sampel control, sesuai dengan suhu ruang
2) Masukkan sampel control pada cup sampel
3) Tempatkan cup sampel pada C1 atau C2, dst di Tray Control (warna kuning)
4) Pilih item yang akan dilakukan control
5) Pilih menu ORDER kemudian pilih QC START

3. Pemeriksaan Elektrolit Darah

Pemeriksaan yang meliputi parameter pemeriesnan kadar natrium, kalium,


chlorida TujuanSebagai acuan untuk pemeriksaan clektrolit dengan spesimeni acuan
untuk pemeriksaan elektrolit dengan spesimen serum pasien. Alat yang digunakan
ILyte Na+K+Cl- System, dengan metode ISE (Ion Selektif Elektrolit) mengukur
elektrolit hanya dalam satu menit dari satu kesatuan, Sel paro elektroda yang
menggunakan membran selektif ion sebagai elemen pengenal (sensor), karenanya ISE
akan lebih merespon analit yang disensornya dibandingkan ion lain yang berada
bersama-sama dalam sampel.

17
Membran merupakan lapisan tipis bersifat semipermeabel yang memisahkan 2
fasa dengan permeabilitas yang terkontrol. Pada saat kontak dengan larutan analit,
bahan aktif membran akan mengalami disosiasi menjadi ion - ion bebas pada
antarmuka membran dengan larutan. Jika anion yang berada dalam larutan dapat
menembus batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur, maka
akan terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran sampai
mencapai kesetimbangan elektrokimia

1) Apabila pada alat tertera tulisan ANALYZE BLOOD


2) Tekan YES
3) Jarum probe akan keluar
4) Ujung probe dimasukkan ke dalam serum
5) Apabila tertera tulisan PROBE IN SAMPLE
6) Tekan YES sekali lagi
7) Probe akan menghisap serum, tunggu sampai selesai
8) Alat akan melakukan proses pembacaan
9) Hasil akan muncul di layar monitor alat
10) Catat hasilnya yang keluar pada buku hasil pemeriksaan
 Quality Control Alat Pemeriksaan Elektrolit Darah
1) Keluarkan sample control dari lemari penyimpanan, sesuaikan Prosedur dengan
suhu ruang
2) Homogenisasi sample control
3) Pilih SECOND MENU
4) Tekan YES
5) Pilih RUN CONTROL
6) Pilih Normal Control atau Abnormal Control
7) Letakkan di bawah probe
8) Tekan YES Instalasi Laboratorium Terkait

18
4. Pemeriksaan Laju Endap Darah

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kecepatan darah mengendap, Alat :


Micro Electa Lab

1) Siapkan tabung pemeriksaan Laju Endap Darah


2) Lakukan pengambilan (sampling) darah vena
3) Isi tabung dengan darah pasien sampai tanda batas
4) Lakukan homogenisasi
5) Hidupkan alat, tekan tombol ON/OFF di bagian belakang alat
6) Tunggu alat sampai siap digunakan
7) Homogenisasi tabung LED yang sudah berisi sampel darah
8) Masukkan tabung LED ke nomor rak alat (dimulai dari nomor 1, dst)
9) Alat akan melakukan pembacaan
10) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan

5. Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Pemeriksaan Analisa Gas Darah adalah pemeriksaan melalui darah arteri untuk
mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah, Alat yang
digunakan OPTI CCA – TS, Alat ini akan menghangatkan kaset menjadi 37,0 °C (±
0,1 °C) /98.6 °F (± 0,1 °F), dan melakukan verifikasi kalibrasi pada sensor untuk PCO2
dan PO2 dengan melewatkan campuran gas kalibrasi presisi di seluruh sensor optode.
Saluran pH dan elektrolit dikalibrasi dengan larutan buffer presisi yang terdapat dalam
kaset. Ketika kalibrasi diverifikasi, alat analisa aspirasi sampel darah ke dalam kaset
dan melintasi sensor optode. Setelah menyeimbangkan dengan sampel darah, emisi
fluoresensi kemudian diukur.

1) Ready Display (tekan HOME untuk kembali ke Ready Display), scan barcode
kaset
2) Buka SMC Chamber

19
3) Buka pembungkus kaset, bersihkan kedua sisi dengan tisu kering, masukkan ke
SMC Chamber
4) Tutup SMC Chamber (alat akan melakukan kalibrasi terhadap kaset)
5) Homogenisasi sampel selama proses kalibrasi kaset berlangsung
6) Buang sedikit darah yang ada diujung syringe
7) Sesudah ada warning dari layar, masukkan syringe pada ujjung merah
(usahakan ujung merah tidak menyentuh tonjolan hitam di dalam syringe)
8) Tekan OK, sampel akan terhisap secara otomatis
9) Tekan menu PATIENT INFO, masukkan data pasien (nama, bangsal, suhu
tubuh, jenis kelamin FIO2, Hb)
10) Setelah selesai pembacaan (100%), tekan FINISH
11) Hasil akan muncul di layar dan tercetak otomatis
12) Apabila data pasien sudah benar, tekan UP
13) Buka SMC Chamber. Keluarkan kaset dan syringe sampel, tutup kembali SMC
Chamber
 Quality Control Alat Pemeriksaan Analisa Gas Darah
1) READY DISPLAY, masuk ke QC Manager, masuk ke RSC
2) Buka SMC Chamber
3) Keluarkan SRC kaset, bersihkan kedua sisi dengan tisu bebas serat, masukkan
ke SMC Chamber
4) Tutup SMC Chamber
5) Konfirmasi dari alat, Level dan Lot yang akan dirunning, tekan OK
6) Sesudah pengukuran selesai, hasil akan tampil di layar
7) Cek hasil apakah ada yang FAIL atau tidak, jika semua hasil PASS, tekan UP
8) Buka SMC Chamber, keluarkan SRC kaset, tutup SRC Chamber, simpan
kembali SRC kaset pada tempat semula. Catatan : Jika ada yang FAIL cek
kembali data Level dan Lot apakah sudah sesuai, jika belum lakukan Kalibrasi
dan ulangi control

20
6. Pemeriksaan Endotiroid (TSH,T3,T4,FT4)

Pemeriksaan Endotiroid adalah pemeriksaan yang meliputi T3


(Triiodothyronine), T4 (Thyroxine), TSH (Thyroid Stimulating Hormone), dan FT4
(Free Thyroxine). Alat yang digunakan yaitu Mini Vidas, dengan prinsip immunoassay
yang berbasis sistem di Enzyme Linked Fluorescent Assay (ELFA), berdasarkan
prinsipnya ELFA sekitar 100 kali lebih sensitif daripada ELISA atau
radioimmunoassay yang sesuai untuk mendeteksi rotavirus manusia dalam suspensi
tinja standar. Selain itu, ELFA untuk rotavirus manusia mampu mendeteksi antigen
dalam enam spesimen yang negatif oleh ELISA. Lima dari spesimen ini diperoleh
terlambat dalam perjalanan infeksi rotavirus yang dikonfirmasi. ELFA menyediakan
metode ultrasensitif yang sederhana, andal, untuk deteksi cepat antigen virus.

 ,Menyalakan Mini Vidas.


1) Nyalakan UPS
2) Tekan power switch yang terdapat pada bagian belakang alat
3) Alat akan melakukan inisialisasi/ warming up lebih kurang 10 menit
4) Setelah selesai, pada layar tampil menu utama sebagai berikut:
 Start Selection
 Status Screen
 Master Lot Menu
 Result Menu
 Utility Menu
 Running Kalibrasi dan Kontrol
1) Menu utama
2) Pilih Satus Screen
3) Masukkan 200 ml serum spesimen pada Reagen Strip
4) Letakkan reagen strip dan SPR pada Section yang dikehendaki, Section A atau
B (Misal: Section A)
5) Tekan tombol Section A

21
6) Pilih posisi yang dikehendaki, Misal A1 (dengan menekan angka 1 pada
keypad)
7) Pilih sampel ID
8) Masukkan nama atau nomor rekam medik pasien (maksimum 12 angka atau
huruf) tekan BACK
9) Lakukan hal yang sama untuk posisi A2 sampai dengan A6
10) Tekan tombol START
11) Pilih user ID
12) Alat akan segera running
13) Tulis dibuku hasil pemeriksaan
 Running Pengenceran
1) Menu utama
2) Status screen
3) Lakukan pengenceran spesimen dengan regen pengenceran yang disediakan.
4) Masukkan 200 ml serum spesimen yang sudah diencerkan ke dalam reagen strip
5) Lakukan prosedur yang sama seperti pemeriksaan sampel normal
6) Hasil yang keluar dikalikan faktor pengenceran
7) Tulis dibuku hasil pemeriksaan

7. Pemeriksaan Anti – HIV


Pemeriksaan Anti-HIV mendeteksi antibodi yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh untuk melawan HIV. Antibodi HIV umumnya terbentuk sekitar 3-6
minggu setelah terinfeksi, atau pada seseorang dengan pembentukan antibodi yang
lambat dapat terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan Anti-
HIV sebaiknya dilakukan 3-6 bulan setelah melakukan tindakan berisiko tertular HIV.
Pemeriksaan Anti-HIV membutuhkan sampel darah yang diambil dari pembuluh
darah vena di lengan. Bertujuan untuk menentukan apakan seseorang terinfeksi HIV.

22
1) Keluarkan tes device (reagen 1: Intec) dari pembungkusnya dan letakkan pada
permukaan yang datar.
2) Pipet 25 µl sampel (serum, plasma, atau whole blood) dengan pipet dan teteskan
pada lubang sampel.
3) Tambahkan 1 tetes diluent bersamaan dengan penetesan diluent, jalankan timer.
4) Baca hasil pemeriksaan dalam waktu 5-20 menit setelah buffer.
5) Jika hasil positif (reaktif), tes dilanjutkan dengan menggunakkan reagen 2
(intec) dan reagen 3 (vikia).
6) Tulis di buku hasil pemeriksaan, Interpretasi Hasil:
Hasil Control (C) Hasil Tes (T1) Hasil Tes (T2)
Posiif Muncul Garis Muncul Garis Muncul Garis
Muncul Garis Muncul Garis Tidak Muncul
Garis
Muncul Garis Tidak Muncul Muncul Garis
Garis
Negatif Muncul Garis Tidak Muncul Tidak Muncul
Garis Garis
Invalid Tidak Muncul
- -
Garis

8. HbA1c

HbA1c merupakan indikator jangka panjang kontrol glukosa darah, bisa juga
digunakan untuk memonitor efek diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah
pasien. HbA1c tidak dapat digunakan untuk memantau kadar glukosa darah per hari
atau tes rutin gula darah, Alat yang digunakan Nycocard Reader II

 Preparasi Alat
1) Tekan tombol ON
2) Tekan tombol ENTER, akan muncul menu CALIBRATE
3) Tekan tomsol ENTER kembali, akan muncul PLACE PEN

23
4) Ambil Pen, akan muncul tulisan OPEN LID, letakkan Pen pada Lid sampai
murcul CALIBRATED
5) Tutup Lid, kemudian tekan ENTER TEST
6) Tekan ENTER untuk memilih pemeriksaan HBAIC
 Pemeriksaan Sampel HbA1C
1) Masukkan 5l sampel darah EDTA ke dalam R1, homogenisasi. Diinkubasi 2
hingga 3 menit masukkan ke sempurna
2) Homogenisasi kembali, ambil 25 l larutan sampel, masukan ke dalam test
device, biarkan meresap sempurna. Jangan sampai terdapat gelembung. Tunggu
kurang lebih 15 – 20 detik
3) Tambahkan 25 l washing solution, biarkan meresap sempurna. Tunggu kurang
lebih 10 detik
4) Baca dengan Nycocard Reader II dalam waktu kurang dari 5 menit, denga cara
meletakkan ujung Pen pada lubang tes device
5) Tulis hasilnya di buku hasil pemeriksaan

9. Pemeriksaan APTT

APTT merupakan uji laboratorium untuk menilaiaktivitas faktor koagulasi jalur


intrinsik dan jalur bersama. Alat yang digunakan Hemostasis Analyzer, dengan
metode Mechanical Clot Detection. Dengan menambahkan reagen APTT yang
mengandung aktivator plasma dan fosfolipid pada sampel. Tes yang dilakukan dengan
menambahkan reagen APTT yang mengandung aktivator plasma dan fosfolipid pada
sampel tes. Fosfolipid berfungsi sebagai pengganti platetes. Campuran diinkubasi
selama 3 menit untuk aktivasi optimal, kemudian direkalsifikasi dengan kalsium
klorida dan beberapa saat terbentuk bekuan.

1) Siapkan alat dan bahan.


2) Sebelum alat digunakan harus dilakukan control alat.

24
3) Langkah pertama nyalakan alat sampai muncul tampilan pilihan menu.
4) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 2 (APTT) – lalu Enter lagi.
5) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
6) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
7) Tunggulah 3 menit.
8) Masukkan Control sebanyak 50 µl + reagen C.K Prest sebanyak 50 µl sambil
tekan tombol A dan tunggu layar menunjukan angka 170 alat akan bunyi.
9) Setelah bunyi kuvet dipindahkan ke lubang inkubasi lalu tambahkan reagen
CaCl2 0,025 M sebanyak 50 µl dalam waktu bersamaan pencet tombol pipet.
10) Tunggu hasil keluar.
11) Catat di buku Control alat.
12) Untuk memulai pemerksaannya sampel yang digunakan menggunakan tabung
sodium citrat sampai tanda batas garis 2 dan disentrifuge selama 15menit
dengan kecepatan 2500 rpm untuk mendapatkan serumnya.
13) Sebelum digunakan reagen di hangatkan di lubang inkubasi yang disediakan
pada alat.
14) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 2 (APTT) – lalu Enter lagi.
15) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
16) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
17) Tunggu lah 3 menit.
18) Masukkan serum sebanyak 50 µl + reagen C.K Prest sebanyak 50 µl. Pada
waktu yang bersamaan pencet tombol A tunggu dilayar menunjukan detik ke
170 alat akan berbunyi.
19) Setelah bunyi pindah kuvet ke lubang inkubasi.

25
20) Kemudian tambahkan reagen CaCl2 0,025 M sebanyak 50 µl (sambil tekan
tombol pipet).
21) Tunggu sampai keluar hasil.
22) Catat pada buku hasil pemeriksaan.

10. Pemeriksaan PPT

PPT merupakan uji laboratorium untuk menilaiaktivitas faktor koagulasi jalur


ekstrinsik dan jalur bersama, Alat yang digunakan yaitu Hemostasis Analyzer, dengan
metode Mechanical Clot Detection. Prinsip kerja alat : Menilai terbentuknya bekuan
bila ke dalam plasma yang telah diinkubasiditambahkan campuran tromboplastin
jaringan dan ion kalsium. Reagen yangdigunakan adalah kalsium tromboplastin,
yaitu tromboplastin jaringan dalamlarutan CaCl2.

1) Siapkan alat dan bahan.


2) Sebelum alat digunakan harus dilakukan control alat.
3) Langkah pertama nyalakan alat sampai muncul tampilan pilihan menu.
4) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 1 (PPT) – lalu Enter lagi.
5) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
6) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
7) Tunggulah 3 menit.
8) Masukkan Control sebanyak 50 µl dengan waktu bersamaan pencet tombol A
dan pada detik ke 50 pada layar, alat akan berbunyi.
9) Lalu pindahkan kuvet ke lubang inkubator.
10) Kemudian masukkan reagen PT 100 µl sambil pencet tombol pipet pada alat.
11) Tunggu hasil keluar.
12) Catat di buku Control alat.

26
13) Untuk memulai pemerksaannya sampel yang digunakan menggunakan tabung
sodium citrat sampai tanda batas garis 2 dan disentrifuge selama 15menit
dengan kecepatan 2500 rpm untuk mendapatkan serumnya.
14) Sebelum digunakan reagen di hangatkan di lubang inkubasi yang disediakan
pada alat.
15) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 1 (PPT) – lalu Enter lagi.
16) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
17) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
18) Tunggu lah 3 menit.
19) Masukkan serum sebanyak 50 µl pada waktu yang bersamaan pencet tombol
A tunggu dilayar menunjukan detik ke 50 alat akan berbunyi.
20) Setelah bunyi pindah kuvet ke lubang inkubasi.
21) Kemudian tambahkan reagen PPT 100 µl (sambil tekan tombol pipet).
22) Tunggu sampai keluar hasil.
23) Catat pada buku hasil pemeriksaan.

11. Pemeriksaan IgM ANTI HAV

Pemeriksaan untuk mendeteksi munculnya antibody IgM terhadap hepatitis A


dalam tubuh. Metode yang digunakan ialah rapid test, dengan prinsip Antigen terdapat
pada stip

1) Buka test strip dari pembungkus


2) Ambil 50 l serum pasien
3) Masukkan ke dalam cup diluent (R1), homogenisasi
4) Ambil 5 l campuran tersebut, masukkan ke tempat sampel (T)
5) Tambahkan 2 test buffer pada lubang buffer (B)
6) Tunggu selama 15 menit, Interpretasi Hasil :

27
HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)

Positif Muncul garis Muncul garis

Negatif Muncul garis Tidak muncul garis

Invalid Tidak muncul garis -

12. Pemeriksaan IgG dan IgM Dengue

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi demam berdarah


dengue. Untuk mengetahui adanya antibodi primer atau sekunder dalam serum pasien
yang diduga menderita IgM dan IgG Dengue

1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


2) Keluarkan test device dari pembungkusnya dan letakkan pada bidang yang rata
3) Pipet sample (serum, plasma, whole blood) sebanyak 5 ul dan teteskan di
lubang sample A)
4) Tambahkan 3 tetes diluents pada lubang B
5) Tunggu selama 20 menit
6) Amati zona garis yang terjadi
7) Tulis di buku hasil pemeriksaan. Interpretasi Hasil:
HASIL CONTROL (C) IgG IgM
IgG dan IgM Muncul garis Muncul garis Muncul garis
Positif
IgG Positif Muncul garis Muncul garis Tidak muncul
garis

28
IgM positif Muncul garis Tidak muncul Muncul garis
garis
Negatif Muncul garis Tidak muncul Tidak muncul
garis garis
Invalid Tidak muncul
- -
garis

13. Golongan Darah

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah pasien dengan


metode ABO

1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan


2) Teteskan spesimen darah didua tempat pada objek glas atau slide
3) Tambahkan setu tetes antisera A pada tetesan darah pertama dan satu tetes
artisera B pada tetesan darah kedua
4) Aduk hingga homogen dan digoyang dengan gerak melingkar
5) Amati ada tidaknya aglutinasi yang terbentuk
6) Tulis golongan darah di buku hasil pemeriksaan, Interprestasi Hasil
Golongan Darah Antisera A Antisera B
A Aglutinasi Tidak Aglutinasi
B Tidak Aglutinasi Aglutinasi
O Tidak Aglutinasi Tidak Aglutinasi
AB Aglutinasi Aglutinasi

14. Widal

Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang diduga
menderita demam tifoid.

1) Letakkan slide card pada bidang horizontal dan rata

29
2) Ambil 20 ul spesimeni (serum/plasma), letakkan ke lingkarani lingkaran di slide
card
3) Homogemisasi reagen
4) Ambil 1 tetes reagen dan ditcteskan di samping masing masing spesimen
5) Capur spesimen dengan reagen secara perlahan-lahan denga menggunakan
batang pengadulk
6) Goyang slide dirotator perlahan dahan selama I menit
7) Baca hasilnya dengan melihat ada tidaknya aglutinasi
8) Tulis hasil di bukcu asil pemeriksaan Interpretasi Hasil:
Positif : terjadi aglutinasi
Negatif : tidak terjadi aglutinasi

30
15. HBsAg

Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien merderita penyakit hepatitis B Sebagai


acuan untuk melakukan pemeriksaan HBsAg dan mergetahui adanya antibodi terhadap
virus hepatitis B dalam serum pasien, metode yang digunakan yaitu rapid test dengan
prinsip antigen yang akan berikatan dengan antibody tertaut enzim sehingga
menimbulkan warna merah muda

1) Keluarkan test device dari pembungkusnya


2) Pipet serum / plasma sebanyak 100 ul
3) Masukkan ke dalam lubang test device
4) Tunggu selama 20 menit
5) Amati zona garis yang terbentuk
6) Tulis di buku hasil pemeriksaan. Interpretasi
HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)
Positif Muncul garis Muncul garis
Negatif Muncul garis Tidak muncul garis
Invalid Tidak muncul garis -

16. Morfologi Darah Tepi


Pemeriksaan yarng dilakukan untuk mengetahui kelainan sel-sel darah tepi.
1) Siapkan objek glass
2) Buat label identitas pasien dan jenis pemeriksaan
3) Buat sediaan apusan darah dan keringkan dengan cara diangin-anginkan
4) Tetesi dengan cat Wright
5) Tambahkan Buffer Phosphaate ph 6.4 dan diamkan sclama 15 menit
6) Buang cat dan bilas dengan air mengalir
7) Keringcan dengan tisu
8) Amati dengan menggunakan mikroskop perbesaran 100 x

31
32
17. Angka Trombosit

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah trombosit dalam darah


secara mikroskopis

1) Siapkan objek glass


2) Buat label identitas pasien dan jenis pemeriksaan
3) Buat sediaan apuisan darah dan keringkan dengan cara diangin-anginkan
4) Tetesi dengan cat Wright
5) Tambahkan Buffer Phosphate ph 6.4 dan diamkan selama 15 menit
6) Buang cat dan bilas dengan air mengalir
7) Keringkan dengan tisu
8) Hitung jumlah trombosit dengan menggunakan mikroskop perbesaran 100x
dalam 20 lapang pandang
9) Trombosit yang diperoleh dikalikan 1000 Unit

C. Ruangan Urinalisa
Ruangan ini terletak dibelakang ruang dokter, digunakan untuk berbagai
pemeriksaan seperti urin, feses, pleura, LCS, transudat dan eksudat, pengamatan BTA
dan pengecatan preparat
1. Urin rutin
Pemeriksaan dari sample urin yang meliputi pengertian makroskopis, stick, dan
sedimentasi. pemeriksaan Aution Eleven AE-4020 dengan metode dual wavelength
and reflectance,
 Pemeriksaan Makroskopis dan Stick:
1) Amati warna dan kekeruhan urin
2) Tuang urin dalam tabung reaksi
3) Celupkan stick ke dalam tabung
4) Tekan tanda #, masukkan no ID pasien ( atau nomor Rekam Medis)
5) Letakkan stick urin pada alat

33
6) Tekan tombol Enter
7) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
 Pemeriksaan Sedimen:
1) Pipet 3 cc urine dalam tabung, disentrifus selama 5 menit kecepatan 2000 rpm
2) Semua cairan dibuang diambil endapannya
3) Diletakkan di atas kaca objek dan ditutup dengan deck glass.
4) Periksa dengan mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
5) Dilihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, epitel, silinder, kristal, bakteri dan
sebagainya.
6) Tulis di buku hasil pemeriksaan
 Quality Control Alat Pemeriksaan Urin

Tata cara melakukan pemeriksaan sampel kontrol agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan nilai yang ditetapkan n Sebagai acuan dalam melakukan quality control agar
alat bertujuan untuk memberikan hasil pemeriksaan yang tepat Aution Eleven

1) Keluarkan sample control dari lemari penyimpanan, sesuaikan


2) Hemogenisasi sample control
3) Siapkan test strip
4) Pilih mode CONTROL
5) Celupkan test strip ke sample control
6) Tempatkan di tray test strip
7) Tekan Start

34
2. Faeces rutin

Pemeriksaan yang dilakukan dengan sampel mengetahui ada tidaknya


abnormalitas dalam faeses

 Pengamatan secara makroskopis meliputi

1) Konsistensi: padat, lembek, cair atau seperti bubur

2) Warna coklat, kuning, hiau, putih atau hitam

 Pengamatan secara mikroskopis yaitu


1) Letakkan satu tetes larutan Eoshin 2 % di atas obyek glass
2) Ambil sedikit feses dengan lidi
3) Campurkan feses dengan reagen diaduk dengatn
4) Tutup dengan deck glass
5) Periksa dengan mikroskop menggunakan pembesaran 10x kemudian 40x
6) Tulis hasil yang diperoleh di buku hasil pemeriksaan.

3. Benzidine

Pemeriksaan darah samar pada sampel feaces

1) Ambil reagen sample collection tube (RI Proses)


2) Buka penutupnya, ambil sedikit sampel feses menggunaka ujung penutup
tabang
3) Tutup kembali sample collection tube, homogenisas
4) Patahkan ujung sample collection tube
5) Keluarkan test device (R2) dari pembungkusnya
6) Teteskan ke dalam lubang sampel
7) Tunggu hasilnya dalam 16 menit, Interpretasi Hasil

35
HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)

Positif Muncul garis Muncul garis

Negatif Muncul garis Tidak muncul garis

Invalid Tidak muncul garis -

4. Pleura

Cairan yang terdapat diantara dua lapisan pleura

 Pemeriksaar secara Makroskopis


1) Dilihat warna, kekeruhan, dan ada tidaknya bekuan
2) Diukur pH dan berat jenisnys
 Pemeriksaan secara Mikroskopis
1) Menghitung jumlah leukosit. 20 ul sampel ditambah 180 ul reagen Turk
Dihitung menggunakan bilik hitung pada 9 kotak besar Jumlah leukosit #jumlah
sel x 1.235
2) Menghitung Jenis Leukosit 1 ml sampel disentrifuge selama 5 menit Buang
cairannya, dan ambil endapannya untulk dibuat apusan darah dengan
pengecatan Wright Hitung jumlah sel mononuklear dan polinuklear
 Pemeriksaan secara Kimiawi
1) Tes Rivalta 1 ml reagen Rivalta, tambah beberapa tetes sampel Amati ada
tidaknya kabut putih : Transudat terbentuk kabut putih kemudian menghilang
Eksudat presipitasi puth tenggelarm
2) Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan Protein Total

5. Pemeriksaan Tes Kehamilan (PP Test)

36
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya antibody hCG, metode
yang digunakan yaitu rapid test dengan prinsip ketika anti hCG (antibodi) bertemu dengan
antigen(hormon hCG) maka terbentuklah kompleks imun.

1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan jnn ,


2) Keluarkan reagen dari pembungkusnya
3) Teteskan 3 tetes urin ke dalam lubang sampel dan tunggu selama 3 menit
4) Baca hasilnya dengan melihat zona warna merah yang terjadi
5) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan, Interpretasi Hasil:

HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)

Positif Muncul garis Muncul garis

Negatif Muncul garis Tidak muncul garis

Invalid Tidak muncul garis -

6. Pemeriksaan Narkoba Test

Pemeriksaan dengan metode cepat untuk mendeteksi adanya zat narkoba dari
sampel urine. Urine yang dicelupkan pada Napza stick akan bereaksi dengan prinsip
kromatografi. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Ampethamine, Morphine,
THC, Metamphetamine, dan Benzodiazephine pada urine pasien.

1) Dikeluarkan test card dari pembungkus dan letakkan pada permukaan yang
datar.
2) Diteteskan 5 tetes urine atau 200 µl urine kedalam lubang sampel.
3) Dibaca hasil pemeriksaan dalam waktu 3-8 menit setelah meneteskan sampel.
4) Ditulis dibuku hasil pemeriksaan. Interpretasi Hasil
HASIL CONTROL (C) HASIL TES (T)
Positif Muncul Garis Tidak Muncul Garis

37
Negatif Muncul Garis Muncul Garis
Invalid Tidak Muncul Garis -

38
7. Setrifuge

Sentrifugasi adalah proses pemisahan campuran heterogen yang berbeda berat


jenis atau densitas dengan sedimentasi menggunakan gaya sentrifugal. Sentrifugasi
dapat dilakukan pada fase padat cair yang tersuspensi serta campuran beberapa fasa
cair. Pemisahan dua fasa cair dapat dilakukan apabila kedua cairan mempunyai
perbedaan rapat massa. Semakin besar perbedaan rapat massa dari kedua cairan maka
semakin mudah dipisahkan dengan cara sentrifugasi. Semakin mudah dipisahkan
yang dimaksud adalah semakin kecil energi dan waktu yang diperlukan untuk proses
pemisahannya. Bertujuan ntuk memisahkan antara serum dan plasma. Dengan
metode pemisahan.

1) Sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber 220 Volt.


2) Buka penutup Sentrifuge.
3) Cek kebersihan bagian dalam alat.
4) Masukkan sampel kedalam tabung dengan volume yang sama antar tiap-tiap
tabung dan pada posisi yang seimbang.
5) Masukkan tabung yang telah diisi dengan sampel kedalam sentrifuge.
6) Tutup kembali sentrifuge
7) Tekan tombol dan atur kecepatan yang diinginkan(rpm).
8) Tekan tombol dan atur waktu yang diinginkan(menit).

8. Pemeriksaan Parasit Malaria

Sediaan tetes tebal dan hapusan darah tipis malaria, diamati dan diidentifikasi
kelainan morfologinya dengan mikroskop secara mikroskopik melalui pembesaran 10x
mencari lapangan pandang objek dan 100x dengan penambahan minyak emersi untuk
memfokuskan objek yang diamati. Tujuan Pembuatan apusan darah tipis digunakan
untuk menentukan apakah itu malaria atau tidak. Tujuan Pembuatan apusan darah tebal

1) Teteskan darah pada objeck glass.

39
2) Ratakan dengan membuat lingkaran diameter 2 cm untuk membuat hapusaan
darah tebal.
3) Teteskan darah di depan lingkaran darah tebal tadi dan buat hapusan darah tipis.
4) Ditunggu hingga kering.
5) Liliskan apusan darah tebal dengan aqua (jangan sampaikan terkena apusan
darah tipis).
6) Fiksasi hapusan darah tipis dengan metanol.
7) Warnai apusan darah tebal dan tipis dengan larutan Giemsa 1:5 selama 15
menit.
8) Cuci tangan dengan air mengalir dan di keringkan.
9) Periksa dengan mikroskop mengunkan perbesaran 100x .
10) Tulis hasil dibuku hasil pemeriksaan.

D. Ruangan Mikrobiologi
Tempat melakukan pemeriksaan sampel yang berkaitan dengan mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur
1. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)

Tata cara pemeriksaaan untuk mengetahui adanya bakteri tahan asam dalam suatu
sampel. Bertujuan sebagai acuan untuk melakukan pemeriksaan dan mengetahui
adanya bakteri tahan asam dalam suatu sampel.

1) Siapkan alat dan reagen:


 Cat Ziehl Nielsen
 Lampu spirtus
 Ose
 Lidi
 Gelas objek
 Jembatan pengecatan
 Mikroskop

40
2) Ambil sputum dengan ose
3) Buat preparat di atas gelas objek dengan bentuk oval (panjang ± 3 cm, lebar ±
2 cm)
4) Tunggu agar preparat mengering
5) Fiksasi preparat dengan melewatkan cat di atas nyala api
6) Sediaan digenangi dengan cat ZN A (Carbol Fuchsin) kemudian di bawah
preparat dilewatkan api sampai preparat menguap, diamkan selama 5 menit
7) Cat dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir
8) Genangi dengan cat ZN B (Alkohol Asam) sampai warna merah hilang
9) Dicuci dengan air mengalir
10) Genangi dengan cat ZN C (Methylen Blue) selama 60 detik
11) Cuci dengan air mengalir, kering dan amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x
12) Bakteri tahan asam berbentuk batang berwarna merah. Interpretasi Hasil :

1 – 9 BTA / 100 LP Tuliskan jumlahnya

10 – 99 BTA / 100 LP 1 Positif (1+)

1 – 10 BTA / 1 LP 2 Positif (2+)

> 10 BTA / 1 LP 2 positif (3+)

Tidak ditemukan BTA dalam 100 LP Negatif (-)

E. Pemantapan Mutu Internal


1. Pra Analitik
1) Persiapan Pasien
Pelayanan gelang Petugas laboratorium perlu memperhatikan faktor-faktor
dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, antara lain:
a. Makanan dan minuman

41
 Untuk pemeriksaan gula darah puasa pasien perlu dipuasakan 10-16 jam
sebelum darah diambil .
 Untuk pemeri ksaan trigliserid pasien dipuasakan sebelumnya sekurang-
kurangnya 12 jam
b. Obat - obatan : Pengunaan obat anti diabetik akan mempengaruhi pemeriksaan
glukosa darah
c. Aktivitas fisik mempengaruhi kadar gula darah
d. Demam:
 Peningkatan kadar gula darah, penurunan kadar kholesterol dan trigliserid
 Pengambilan darah pada pemeriksaan malaria dialakukan pada fase menggigil
setelah demam atau saat demam
e. Trauma pada tingkat lanjut akan terjadi kenaikan kadar ureum dan kreatinin
serta enzim-enzim yang berasal dari otot
2) Tahap klerikal
a. Memeriksa kelengkapan blangko permintaan
b. Mencocokkan antara identitas blangko permintaan, identitas pada spesimen,
jenis pemeriksaan, jenis spesimen, volume spesimen dan' kondisi spesimen
3) Pengambilan Spesimen
a. Pastikan bahwa volume spesimen yang mencukupi kebutuhan pemeriksaan
yang dapat mewakili obyek yang diperiksa dan spesimen sesuai dengan jenis
permintaan diminta atau jenis
b. Tempat spesimen harus bersih dan kering te terbuat dari itutup gelas atau
plastik, tidak bocor atau merembes, rapat, besar wadah disesuaikan dengan
volume spesimen, tidak mempengaruhi sifat zat spesimen, untuk pemeriksaan
dengan spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, digurakan botol berwarna coklat dalam
c. Lakukan pengambilan spesimen sesuai prosedur yang telah ditentukan
d. Masukkan spesimen ke dalam wadah sesuai jenis pemeriksaan

42
e. Catat waktu pengambilan atau penerimaan spesinen
f. Sertakan label identifikasi pasien pada sampel.
g. Lakukan preperasi sampel sesuai prosedur
4) Pengiriman Spesimen
a. Lakukan pengiriman sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Jika sampel tidak memenuhi syarat lakukan pengambilan ulang
5) Penyimpanan Spesimen
a. Kirim spesimen yang sudah diambil ke laboratorium untuk diperiksa karena
stabilitas spesimen dapat berubah oleh beberapa faktor, antara lain
 terkontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
 terjadinya netabolisme oleh sel-sel hidup e terjadi penguapan
 pengaruh suhu
 terkena paparan sinar matahari
b. Petugas menyimpan spesimen yang tidak langsung diperiksa dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan, antara lain disimpan :
 pada suhu kamar
 lemari es dengan suhu 0 – 8 C.
 jika lebih dari sehari penyimpanan sebaiknya dalam bentuk serum.
6) Menghindari Infeksi
a. Menggunakan desinfektan , seperti Alkohol 70 % dan ,betadine, mulai dari
sentral ke perifer dan menunggu sampai kering
b. Mengrunakan jarum dan spuit sekali pakai
c. Menutup luka tusuk dengan Tensoplast atau Hypais d Lakukan handhysiene
setiap se Hypafis selesai pengambilan

43
2. Analitik
1) Alat
a. Petugas menyiapkan alat dengan benar Pastikan semua alat berfungsi dengan
baik.
b. Petugas melakukan perawatan/pemeliharaan alat darn setiap alat alboratorium
yang kalibrasi pada setiap alat di laboratorium yang dioperasikan
c. Petugas melakukan pencatatan trouble shooting setiap alat dan cara mengatasi
masalah
d. Petugas menyediakan alat pendukung yang memadai, antara lain UPS, ruang
pendingin dan stavol
e. Teknisi laboratorium memeriksa persyaratan layak pakai/kesiapan
operasional alat.
2) Reagensia
Petugas laboratorium mempersiapkan reagen yang akan digunakan dengan
meneliti
 Keadaan reagen
 Tanggal kadaluwarsa
 Volume reagen
3) Quality Control
a. Pastikan alat dalam keadaan baik dan siap pakai
b. Quality Control pada alat dilakukan setiap pagi
c. Petugas melakukan kontrol pemeriksaan sesuai dengan
d. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan hasil sebelum melakukan
pemeriksaan spesimen prosedur, tidak melakukan pemeriksaan kontrol yang
sudah kadaluwarsa dan rusak dengan laboratorium serta uji perbandingan
alat laboratorium yang dioperasikan dengan kemampuan yang sama
e. Petugas memastikan bahwa setiap akan melakukarn kontrol, peralatan
laboratorium harus dalam keadaan siap pakai.

44
4) Kalibrasi
a. Setiap seminggu sekali atau jika hasil dari pemeriksaan bahan kontrol tidak
sesuai range
b. Setiap setelah selesai dilakukan maintenance atau perbaikan oleh teknisi alat
5) Pemeriksaan
a. Pastikan volume spesimen cukup untuk dilakukan pemeriksaan
b. Kondisi spesimen pemeriksaan memenuhi syarat untuk dilakukan
c. Untuk pembacaan dengan Rapid Test diperhatikan batas waktu pemeriksaan
3. Pasca Analitik Pelaporan Hasil Pemeriksaan
a. Teliti ulang setiap akan mengeluarkan hasil, sudah sesuai atau belum dengan
permintaan, identitas pasien
b. Bila hasil meragukan, lakukan pengulangan pemeriksaan atau periksa dengan
sampel yang baru
c. Tulis hasil pemeriksaan pada buku hasil pemeriksaan
d. Pemeriksa menandatngani hasil pemeriksaan
e. Validasi hasil dan kesimpulan hasil pemeriksaan dilakukan oleh Spesialis
Patologi Klinik

45
3.2. Analisis Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah pada
laboratorium Patologi Anatomi

1. Pengambilan sampel darah vena yang dimasukkan kedalam tabung vakumtener


bersiko untuk jatuh jika dibawa kedalam ruangan pemeriksaan akan beresiko jatuh
atau terkena gonjangan.
Solusinya mengunakan rak untuk membawa sampel tersebut sehingga meperkecil
terjaninya goncangan pada sampel yang mengakibatkan sampel menjadi lisis atau
tidak dapat digunakan kembali.
2. Sampel terlalu sedikit, sedangkan pemeriksaan banyak. Misalnya sampel datang
dengan pengantar permintaan pemeriksaan bilirubin direk, bilirubin indirek,
bilirubin total dan elektrolit. Setelah sampel di sentrifus serum tidak cukup dan
hanya pemeriksaan bilirubin direk, indirek, dan bilirubin total saja yang dilakukan.
Solusinya melakukan pemeriksaan sesuai dengn SOP yang ada sehingga
memperkecil resiko ketidak akuratan hasil yang dikeluarkan.
3. Pemasangan kaset pada SMC Chamber tidak pas dengan sensor sehingga tidak
terbaca pada alat.
Solusinya sebelum SMC Chamber ditutup pastikan kaset terpasang dengan
sempurna.
4. Sebelum kaset dimasukkan ke SMC Chamber kedua sisinya tidak di bersihkan
sehingga kemungkinan masih ada embun atau partikel lain pada kaset yang terbaca
pada alat.
Solusinya saat akan memasukkan kaset ke dalam SMC Chamber bersihkan kedua
sisinya dengan tisu bebas serat.
5. Sampel yang datang tidak dapat dibuat preparat karena sampel bukan termasuk
sputum tetapi hanya air liur atau sisa makanan.
Solusinya melakukan pengambilan ulang pada sampel sputum yang sesuai dengan
SOP sehingga hasil yang dikeluarkan dapat akurat dan sesuai dengan keadaan
sampel.

46
6. Sebelum preparat diwarnai tidak dilewatkan api (fiksasi) sehingga hasil pewarnaan
kurang baik.
Solusinya sebelum diwarnai pastikan preparat sudah kering dan jangan lupa
dilewatkan api sebelum proses pewarnaan.
7. Sudut meja di dalam ruang pemeriksaan yang tajam beresiko mengores tangan
tenaga laboratorium yang sedang memeriksa sampel.
Solusinya sudut meja yang tajam dibuat lebih tumpul sehingga memperkecil resiko
tergoresnya saat tenaga laboratorium sedang memeriksa sampel.
8. Mikroskop yang jarang dibersihkan akan mengakibatkan berkurangnya daya lihat
dalam melakukan pemeriksaan sehingga beresiko terjadi kesalahan dalam melihat
sampel di mikroskop.
Solusinya sebaiknya dilakukan pembersihan mikroskop dengan reagen khusus
untuk membersihkan mikroskop sehingga dapat melihat jelas seluruh lapang
pandang sampel yang di periksa.
9. Jendela pada ruang sampling yang letaknya dibelakang meja membuat tenaga
laboratorium yang bertugas di ruang sampling kesulitan dalam penaruhan sampel
kedalam rak sampel.
Solusinya sebaiknya meja sampling diputar sehingga jendela berada pada samping
meja tenaga laboratorium dan mepermudah dalam meletakan sampel sampling.
10. Wastafel pada ruang urinalisa yang terlalu kecil sehingga beresiko terjadinya
sampel tumpah diluar sampel dan kesulitan dalam pembuangan sampel.
Solusinya sebaiknya wastafel dibuat lebih lebar sehingga meperkecil resiko
terjadinya tumpah sampel diluar wastafel.
11. Tempat untuk melakukan pemeriksaan rapid tes dan golongan darah yang terlalu
kecil membuat tenaga laboratorium kesulitan dalam melakukan pemeriksaan jika
sampel yang diperlukan banyak dan beresiko tertukar.
Solusinya dibuat tempat khusus untuk pemeriksaan rapid tes dan golongan darah
sehingga mempermudah dan memperkecil resiko tertukanya sampel.

47
12. Sampel yang diambil terlalu sedikit / terjadi lisis yng menyebabkan kesulitan
dalam memeriksa sampel dan jika sampel tersebut tetap periksa maka hasil yang
dikeluarkan menjadi tidak akurat.
Solusinya mengmbil sampling darah harus sesuai prosedur SOP dan kebutuhan
darah untuk pemeriksaan.
13. Kurangnya pengecekan alat-alat yang sebelum melakukan pengambilan sampel
keliling bangsal
Solusinya melakukan pengecekan rutin sebelum pengambilan sampel keliling
bangsal sehingga saat mengambil sampel keliling tidak ada kekurangan atau yang
tertingal.
14. Saat proses pemeriksaan hema rutin sampel darah yang dibutuhkan tidak terambil
secara sempurna sehingga menyebabkan hasil yang dikeluarkan EROR dan tidak
dapat mengeluarkan hasil
Solusinya saat melakukan proses pemeriksaan darah harus sesuai dengan sop yang
berlaku sehingga hasil yang dikeluarkan tidak terjadi EROR
15. Saat melakukan proses centrifus sampel darah pada centrifus tidak imbang
sehingga menimbulkan bunyi pada saat proses centrifus dan kerusakan sampel
yang akan di periksa.
Solusinya saat melakukan proses centrifus di cek terlebih dahulu sampel darah
yang diletakan sudah imbang atau belum sehingga meperkecil resiko perusakan
sampel pada proses centrifus.

48
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Praktek Belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu upaya untuk memperoleh
pendidikan / latihan, pengalaman dan pembelajaran tambahan bagi mahasiswa
sehingga dapat menguasai dan menerapkan prinsip dasar pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, dan urinalisa dalam
kurikulum pendidikan D4 Analis Kesehatan.
2. Dari penjelasan mengenai laboratorium RSUD Muntilan maka dapat
disimpulkan :
a. RSUD Muntilan merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah yang terletak didaerah Muntilan Kab.Magelang.
b. RSUD Muntilan memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium 24 jam
c. Laboratorium Patalogi Klinik RSUD Muntilan memberikan pelayanan
pemeriksaan rawat inap maupun rawat jalan. Laboratorium ini melayani
pemeriksaan dalam bidang Hematologi, Kimia Darah, Urin Rutin,
Imunoserologi, dan Mikrobiologi.
d. Pemeriksaan di Laboratorium Patologi Klinik meliputi 3 tahap yaitu
1) Tahapan Pra Analitik meliputi : Pendaftaran, pengambilan sampel, barcode,
dan centrifugasi
2) Tahap Analitik meliputi : Proses pemeriksaan sampel yang berlangsung
3) Tahap Pasca Analitik meliputi : Tahap pengeluaran hasil dan pencatatan hasil
pemeriksaan.

49
5. Saran
Setelah kami mengikuti Praktik Belajar Lapangan di laboratium di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang, banyak pengetahuan dan pengalaman yang kami
peroleh. Kami berharap laboratorium tetap menjadi laboratorium yang
mengedepankan ketelitian dan ketepatan sesuai Standar Operasional Prosedur dalam
pemeriksaan sampel pasien. Para petugas jaga yang melakukan segala kegiatan
laboratorium sebaiknya lebih memperhatikan pemakaian alat pelindung diri seperti
masker, sarung tangan, dan jas laboratorium. Sedangkan bagi mahasiswa magang,
hendaknya lebih bersikap disiplin dan bertanggung jawab. Selain itu juga perlu
membekali diri dengan ilmu dasar hingga mendetail untuk menunjang pemeriksaan
kami juga berharap bahwa kerja sama antara Universitas Muhammadiyah Semarang
dan laboratorium RSUD Muntilan Kabupaten Magelang tetap terjalin dengan baik.

50
LAMPIRAN

Jadwal pembagian jaga kerja yang sudah direncanakan dari awal

Blanko log book (kegiatan setiap hari)

51
Bak sampah

Hema Analyzer

Kimia darah

52
Analisa Gas Darah

Elektrolit

HbA1C

53
PPT/APPT

Komputer memasukkan hasil pemeriksaan

Mikroskop

54
TIROID

Rotator

Area rapid test, golongan darah

55
LED

Kulkas untuk penyimpanan reagen di suhu rendah

Urin rutin

56
Cuntrifuge

Reagen pewarna di ruang urinalisa

57

Anda mungkin juga menyukai