PENDAHULUAN
Pendidikan tenaga kesehatan yang siap bekerja untuk saat ini dan masa yang
akan datang sangat dibutuhkan, sehingga peningkatan mutu tenaga kesehatan dengan
diadakan praktek langsung di lapangan, sangat membantu mahasiswa dalam
memperoleh pengalaman pengaturan kerja dan manajemen yang baik.
1.2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dan kurikulum yang telah ditetapkan, maka
dalam Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan Program Studi D IV Teknologi
Laboratorium Medik maka perlu diadakan Praktek Belajar Lapangan bagi mahasiswa
semester VII Program Studi D IV Teknologi Laboratorium Medik Muhammadiyah
Semarang.
1. Tujuan Umum
1
Dengan adanya PBL diharapkan dapat dihasilkan tenaga kesehatan yang mampu
bekerja secara profesional sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan khususnya
laboratorium.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengabdian tenaga kesehatan
dalam rangka upaya peningkatan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
b. Meningkatkan motivasi mahasiswa dalam pembangunan fungsi laboratorium
kesehatan.
c. Melatih mahasiswa dalam kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
iklim kerja yang sesungguhnya.
1.3. Manfaat Kegiatan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelayanan
kesehatan bagi masyarakat umum.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang Laboratorium Kesehatan.
3. Mahasiswa mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat.
4. Memahami tahap prosedur Laboratorium dari tahan pra analitik, analitik dan
paska analitik.
2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
RSUD Muntilan Kabupaten Magelang ialah salah satu rumah sakit milik
Pemerintah Kabupaten Magelang, dinaungi oleh pemerintah kabupaten dan termasuk
ke dalam rumah sakit tipe C. RS ini berdiri dengan Nomor Surat ijin
180.182/581/KEP/21/2015 dan Tanggal Surat ijin 26/11/2015 dari Bupati Magelang.
RSUD Muntilan berlokasi di Jalan Kartini No. 13 Muntilan, Magelang, Indonesia
dengan luas tanah 27670 m2 luas bangunan 8394 m2 RSUD Muntilan memiliki
Layanan Unggulan di Bagian Gawat Darurat Bencana & Laka Lantas. iii
Tahun 1925 Pastor Vanlith bersama para suster mendirikan balai pengobatan di
daerah Muntilan. Balai pengobatan tersebut dipimpin oleh seorang biarawati bernama
Sr. Alfrida Smulder Fransisca, kemudian tanggal 1 Juni 1946 status balai pengobatan
tersebut dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang. Tenaga medis dan
dokter satu-satunya pada saat itu adalah dr. Gondo Sumekto. Selanjutnya
perkembangan balai pengobatan tersebut semakin lama semakin maju. Pada tahun
1977 balai pengobatan bekembang menjadi rumah sakit. Pada tanggal 3 Februari 1977
bapak Ahmad selaku Bupati Magelang atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten
Magelang membeli rumah sakit tersebut untuk dijadikan rumah sakit umum.
RSUD Muntilan ditetapkan menjadi rumah sakit kelas C pada tahun 1988 melalui
keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 105/Menkes/SK/1988. Secara struktur
organisasi pada tahun 2002 RSUD Muntilan menjadi Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Kabupaten Magelang (Eselon II) yang ditetapkan melalui Perda
Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan Pelayanan Kesehatan Kabupaten
Magelang.
3
Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah, RSUD Muntilan menjadi lembaga teknis daerah
(eselon III) yang ditetapkan melalui peraturan daerah nomor 30 tahun 2008 tentang
Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Struktur Organisasi dan Tata Kerja
BPK RSU Kabupaten Magelang.
Mulai Tahun 2012 RSUD Muntilan telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Bupati Magelang Nomor 188.45/451/KEP/02/2011 Tentang Penerapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada Rumah
Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang secara bertahap dan ditetapkan
menjadi PPK BLUD Penuh pada Tahun 2013 melalui Surat Keputusan Bupati
Magelang Nomor 188.45/414/KEP/31/2013 tentang Penerapan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Secara Penuh
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan Kabupaten Magelang.
Dalam rangka meningkatkan mutu Rumah Sakit RSUD Muntilan pada tahun 2011
telah melaksanakan akreditasi dan telah mendapat status akreditasi Penuh Tingkat
lanjut melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM.01.10/III/504/2011
tentang pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut Kepada Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Magelang di Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.
Pada tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang sudah
melaksanakan akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dengan lulus “Tingkat Madya
4
(Bintang Tiga)” dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan sertifikat akreditasi
nomor KARS-SERT/551/XII/2016.
5
Nama Mahasiswa:
1. Septia Oktaviani (G1C015026)
2. Khairunnisa Arrachman (G1C015027)
3. Rosilia Arista Putri (G1C015031)
4. Assyfa Ulti Iskandar (G1C015037)
5. Yulia Ratna Dewi (G1C015038)
6. Dini Ragil Wijayanti (G1C015040)
b. Alokasi Waktu
Waktu pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan disesuaikan dengan kalender
akademik dan kesepakatan dengan pihak lahan praktek dengan rincian alokasi waktu
sebagai berikut :
6
JADWAL PBL RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG
Program Studi D4 Analis Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
Minggu ke - 1 (6 Agustus – 11 Agustus 2018)
Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil Rosil
PA
2. Dini Dini Dini Dini Dini Dini
3. Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia Yulia
4. Anis Anis Anis Anis Anis Anis
PK. Pagi
5. Via Via Via Via Via Via
6. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa
7
Minggu ke-4 (27 Agustus – 1 September 2018)
Hari
No Laboratorium
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1. Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa Syfa
PA
2. Dini Dini Dini Dini Dini Dini
3. Anis Anis Anis Rosil Yulia Yulia
PK. Pagi
4. Yulia Rosil Rosil Via Via Via
5. Rosil Yulia Yulia Anis Anis Anis
PK. Sore
6. Via Via Via Yulia Rosil Rosil
8
BAB III
HASIL KEGIATAN
9
2. Penganmbilan Spesimen Darah Kapiler
Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil,
dimana tempat arteri berakhir.
1) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan kering.
2) Pegang bagian di sekitar tempat yang akan ditusuk dan agak ditekan.
3) Tusuk dengan lanset.
4) Pada jari, tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis-garis sidik jari, jangan
sejajar dengan garis tersebut. Tusukan jarum harus cukup dalam agar darah
mudah keluar, jangan menekan-nekan jari untuk mendapatkan cukup darah.
Darah yang diperas keluar semacam itu kan bercampur dengan cairan jaringn
sehingga menjadi encer dan menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan.
5) Usap tetesan darah yang keluar pertama kali dengan tisu/kapas kering. Teteskan
darah kedua yang digunakan.
3. Pengambilan Spesimen Urin
Prosedur Pengambilan Urine Porsi Tengah Untuk Wanita
1) Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan handuk
bersih/tisu.
2) Duduk di toilet.
3) Buka kaki/ lutut ke samping selebar mungkin.
4) Pisahkan labia, bersihkan vulva dan labia mengunakan air sabun dan kasa/spon/
kapas steril dari arah depan ke belakang. Tidak diperkenankan menggunakan
desinfektan.
5) Bilas vulva dan labia menggunakan air hangat dan keringkan dengan kas/tisu.
6) Selama proses tersebut pasien tetap mempertahakab labia berpisah dab tidak
menyentuh daerah yang sudah dibersihkan.
Buang sedikit pancaran urin pertama.
Penderita menampung utin pancaran tengah kedalam wadah steril.
10
Tutup rapat wadah penampung urin.
Prosedur Pengambilan Urine Porsi Tengah Untuk Pria
1) Cuci tangan dengan sabun dan air kemudian keringkan dengan handuk
bersih/tisu.
2) Tarik kulit depan penis secara menyenluruh mengunakan cotton gauze pads
dengan air sabun. Tidak boleh menggunakan disenfektan.
3) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan air sterile gauze. Selama proses
ini tidak diperkenankan menyantuh dengan tangan.
4) Kembalikan posisi kulit depan penis pada posisi semula.
5) Buang aliran kencing pertama dan tampung aliran kencing selajutnya kedalam
wadah steril.
6) Tutup rapat wadah penampung.
Urine Kateter
1) Petugas mencuci tangan, yang kemudian memakai sarung tangan steril.
2) Jepit kateter dengan klem selama kurang lebih 30 menit.
3) Desinefeksi area soft rubber connector (antara kateter dan selang penampung)
4) Tusukkan jarum, ambil urine, tampung, tutup rapat.
Urin Bayi dan Anak-anak
1) Bersihkan alat vital seperti prosedur di atas.
2) Tampung urin dalam wadah steril yang disediakan.
3) Pada bayi, pasang kantung penampang urin pada alat vital.
4) Masukkan spesimen kedalam botol kering streril.
5) Tutup rapat wadah penampung.
11
2) Masukkan spesimen ke dalam botol kering steril.
3) Tutup rapat wadah penampung.
Darah diteteskan pada objek glas. Catat waktu sampai terbentuk fibrin. Bertujuan
untuk menilai fungsi faktor-faktor koagulasi, Nilai Normal: < 10 menit
1) Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarkan kering.
2) Pegang bagian yang akan ditusuk dengan lancet steril tusukkan kedalam 2-3
mm, darah harus keluar sendiri tanpa tekanan.
3) Teteskan darah pertaman dihapus dengan kapas kering dan teteskan berikutnya
letakkan di atas objek glass.
4) Angkat dengan lancet darah tersebut setiap 30 detik dan catat waktu pembekuan
yang terjadi
12
7. Pemeriksaan Bledding time ( BT )
Diukur masa perdarahan pada cuping telinga per 30 detik, bertujuan untuk menilai
fungsi pembuluh darah dan trombosit dalam proses pembekuan darah, Nilai Normal: 1
hingga 3 menit (Metode Duke) Prinsip pemeriksaannya adalah mengukurlamanya
waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga.
Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan darah yang meliputi hitung jumlah
lekosit, eritrosit, trombosit, kadar hemoglobin, hemotrokrit dan hitung jenis lekosit.
Sedangkan untuk darah rutin tanpa hitung jenis lekosit. Untuk melakukan pemeriksaan
darah lengkap dan darah rutin. Alat yang digunakan Cell Dyn-Ruby dengan metode
MAPSS (multi-angle polarized scatter separation)
13
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan menambah atau mengubah
informasi pasien
5) Homogenisasi sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan letakan dibawah probe.
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu “run
view”.
Cara menjalankan sampel pasien CLOSE MODE
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan “Close Mode”.
2) Jika masih dalam keadaan “Open mode” maka tekan Selectet Closed/F11.
3) Pilih F11/Start Loader.
4) Sampel loader akan memproses otomatis sampelnya.
5) Jika akan memberhentikan sampel loader maka pilih F12/Stop Loader.
6) Rak terakhir akan bergerak ke bagian unload sampel loader jika proses sudah
selesai.
7) Hasil pasien akan masuk ke DaATALOG dan ditampilkan di layar menu “run
view.
Jika flagging “RRBC” ulangi pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan Open Mode.
2) Masukkan nomor ID pasien di bagian Specimen ID or QCID.
3) Pilih test “CBC+RRBC” dari menu drob down Test Selection.
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan, menambah, atau mengubah
data pasien.
5) Homogenkan sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan tempatkan di bawah probe Open Mode
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil pasien akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu
Run view.
14
Jika ada flagging “FWBC” ulangi pemeriksaan sebagai berikut:
1) Pastikan alat dalam keadaan “Ready” dan Open Mode.
2) Masukkan nomor ID pasien di bagian Specimen ID or QCID.
3) Pilih test “CBC+NOC” dari menu drob down Test Selection.
4) Pilih tombol More Spec Info untuk memastikan, menambah, atau mengubah
data pasien.
5) Homogenkan sampel darah.
6) Buka tutup tabung sampel dan tempatkan di bawah probe Open Mode
7) Tekan touch plate untuk aspirasi sampel.
8) Hasil pasien akan masuk ke DATALOG dan ditampilkan dilayar pada menu
Run view.
Alat yang digunakan adalah Biolis 24i Premium yang menggunakan system multi
test analysis, dengan metode End Point Assay, Rate Assay, ISE (Ion Selektif Assay).
Sel paro elektroda yang menggunakan membran selektif ion sebagai
elemen pengenal (sensor), karenanya ISE akan lebih merespon analit yang
disensornya dibandingkan ion lain yang berada bersama-sama dalam sampel.
15
maka akan terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran
sampai mencapai kesetimbangan elektrokimia
Preparasi alat:
1) Pastikan aquadest, alkali, dan acid washing penuh.
2) Pastikan tempat pembuangan kosong.
3) Pastikan kecukupan volume reagen dan lama reagen yang berada di dalam alat.
Menyalakan alat:
1) UPS dan main power switch selalu ON.
2) Nyalakan komputer sampai muncul menu utama Biolis 24i Premium.
Order Sampel Pasien:
1) Buka tutup tabung pasien
2) Masukkan tabung spesimen ke dalam tray
3) Masukkan tray ke alat
4) Klik ORDER
5) Ketik no. urut di dalam tray yang diberi sampel
6) Kemudian masukkan no ID dan nama pasien, jenis kelamin, nama dokter dan
asal pasien
7) Pilih item yang akan dikerjakan
8) Klik ORDER
9) Kemudian lakukan prosedur yang sama untuk pasien berikutnya
10) Setelah semua selesai klik START
11) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
Serum Sampel Pasien
1) Cari nomor order pasien
2) Pilih item yang akan di rerun
3) Klik Order
4) Klik START
16
5) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
Quality Control Alat Pemeriksaan Kimia Darah
Tata cara melakukan pemeriksaan sampel control agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan nilai yang ditetapkan
Preparasi alat :
1) Pastikan aquadest, alkali dan acid washing penuh
2) Pastikan tempat pembuangan kosong
3) Pastikan kecukupan volume reagen dan lama reagen yang di dalam alat
Menyalakan alat :
1) UPS dan main switch selalu ON
2) Nyalakan computer sampai muncul menu utama Boilis 24i Premium
Running Control
1) Keluarkan sampel control, sesuai dengan suhu ruang
2) Masukkan sampel control pada cup sampel
3) Tempatkan cup sampel pada C1 atau C2, dst di Tray Control (warna kuning)
4) Pilih item yang akan dilakukan control
5) Pilih menu ORDER kemudian pilih QC START
17
Membran merupakan lapisan tipis bersifat semipermeabel yang memisahkan 2
fasa dengan permeabilitas yang terkontrol. Pada saat kontak dengan larutan analit,
bahan aktif membran akan mengalami disosiasi menjadi ion - ion bebas pada
antarmuka membran dengan larutan. Jika anion yang berada dalam larutan dapat
menembus batas antarmuka membran dengan larutan yang tidak saling campur, maka
akan terjadi reaksi pertukaran ion dengan ion bebas pada sisi aktif membran sampai
mencapai kesetimbangan elektrokimia
18
4. Pemeriksaan Laju Endap Darah
Pemeriksaan Analisa Gas Darah adalah pemeriksaan melalui darah arteri untuk
mengukur keasaman (pH), jumlah oksigen dan karbondioksida dalam darah, Alat yang
digunakan OPTI CCA – TS, Alat ini akan menghangatkan kaset menjadi 37,0 °C (±
0,1 °C) /98.6 °F (± 0,1 °F), dan melakukan verifikasi kalibrasi pada sensor untuk PCO2
dan PO2 dengan melewatkan campuran gas kalibrasi presisi di seluruh sensor optode.
Saluran pH dan elektrolit dikalibrasi dengan larutan buffer presisi yang terdapat dalam
kaset. Ketika kalibrasi diverifikasi, alat analisa aspirasi sampel darah ke dalam kaset
dan melintasi sensor optode. Setelah menyeimbangkan dengan sampel darah, emisi
fluoresensi kemudian diukur.
1) Ready Display (tekan HOME untuk kembali ke Ready Display), scan barcode
kaset
2) Buka SMC Chamber
19
3) Buka pembungkus kaset, bersihkan kedua sisi dengan tisu kering, masukkan ke
SMC Chamber
4) Tutup SMC Chamber (alat akan melakukan kalibrasi terhadap kaset)
5) Homogenisasi sampel selama proses kalibrasi kaset berlangsung
6) Buang sedikit darah yang ada diujung syringe
7) Sesudah ada warning dari layar, masukkan syringe pada ujjung merah
(usahakan ujung merah tidak menyentuh tonjolan hitam di dalam syringe)
8) Tekan OK, sampel akan terhisap secara otomatis
9) Tekan menu PATIENT INFO, masukkan data pasien (nama, bangsal, suhu
tubuh, jenis kelamin FIO2, Hb)
10) Setelah selesai pembacaan (100%), tekan FINISH
11) Hasil akan muncul di layar dan tercetak otomatis
12) Apabila data pasien sudah benar, tekan UP
13) Buka SMC Chamber. Keluarkan kaset dan syringe sampel, tutup kembali SMC
Chamber
Quality Control Alat Pemeriksaan Analisa Gas Darah
1) READY DISPLAY, masuk ke QC Manager, masuk ke RSC
2) Buka SMC Chamber
3) Keluarkan SRC kaset, bersihkan kedua sisi dengan tisu bebas serat, masukkan
ke SMC Chamber
4) Tutup SMC Chamber
5) Konfirmasi dari alat, Level dan Lot yang akan dirunning, tekan OK
6) Sesudah pengukuran selesai, hasil akan tampil di layar
7) Cek hasil apakah ada yang FAIL atau tidak, jika semua hasil PASS, tekan UP
8) Buka SMC Chamber, keluarkan SRC kaset, tutup SRC Chamber, simpan
kembali SRC kaset pada tempat semula. Catatan : Jika ada yang FAIL cek
kembali data Level dan Lot apakah sudah sesuai, jika belum lakukan Kalibrasi
dan ulangi control
20
6. Pemeriksaan Endotiroid (TSH,T3,T4,FT4)
21
6) Pilih posisi yang dikehendaki, Misal A1 (dengan menekan angka 1 pada
keypad)
7) Pilih sampel ID
8) Masukkan nama atau nomor rekam medik pasien (maksimum 12 angka atau
huruf) tekan BACK
9) Lakukan hal yang sama untuk posisi A2 sampai dengan A6
10) Tekan tombol START
11) Pilih user ID
12) Alat akan segera running
13) Tulis dibuku hasil pemeriksaan
Running Pengenceran
1) Menu utama
2) Status screen
3) Lakukan pengenceran spesimen dengan regen pengenceran yang disediakan.
4) Masukkan 200 ml serum spesimen yang sudah diencerkan ke dalam reagen strip
5) Lakukan prosedur yang sama seperti pemeriksaan sampel normal
6) Hasil yang keluar dikalikan faktor pengenceran
7) Tulis dibuku hasil pemeriksaan
22
1) Keluarkan tes device (reagen 1: Intec) dari pembungkusnya dan letakkan pada
permukaan yang datar.
2) Pipet 25 µl sampel (serum, plasma, atau whole blood) dengan pipet dan teteskan
pada lubang sampel.
3) Tambahkan 1 tetes diluent bersamaan dengan penetesan diluent, jalankan timer.
4) Baca hasil pemeriksaan dalam waktu 5-20 menit setelah buffer.
5) Jika hasil positif (reaktif), tes dilanjutkan dengan menggunakkan reagen 2
(intec) dan reagen 3 (vikia).
6) Tulis di buku hasil pemeriksaan, Interpretasi Hasil:
Hasil Control (C) Hasil Tes (T1) Hasil Tes (T2)
Posiif Muncul Garis Muncul Garis Muncul Garis
Muncul Garis Muncul Garis Tidak Muncul
Garis
Muncul Garis Tidak Muncul Muncul Garis
Garis
Negatif Muncul Garis Tidak Muncul Tidak Muncul
Garis Garis
Invalid Tidak Muncul
- -
Garis
8. HbA1c
HbA1c merupakan indikator jangka panjang kontrol glukosa darah, bisa juga
digunakan untuk memonitor efek diet, olahraga, dan terapi obat terhadap gula darah
pasien. HbA1c tidak dapat digunakan untuk memantau kadar glukosa darah per hari
atau tes rutin gula darah, Alat yang digunakan Nycocard Reader II
Preparasi Alat
1) Tekan tombol ON
2) Tekan tombol ENTER, akan muncul menu CALIBRATE
3) Tekan tomsol ENTER kembali, akan muncul PLACE PEN
23
4) Ambil Pen, akan muncul tulisan OPEN LID, letakkan Pen pada Lid sampai
murcul CALIBRATED
5) Tutup Lid, kemudian tekan ENTER TEST
6) Tekan ENTER untuk memilih pemeriksaan HBAIC
Pemeriksaan Sampel HbA1C
1) Masukkan 5l sampel darah EDTA ke dalam R1, homogenisasi. Diinkubasi 2
hingga 3 menit masukkan ke sempurna
2) Homogenisasi kembali, ambil 25 l larutan sampel, masukan ke dalam test
device, biarkan meresap sempurna. Jangan sampai terdapat gelembung. Tunggu
kurang lebih 15 – 20 detik
3) Tambahkan 25 l washing solution, biarkan meresap sempurna. Tunggu kurang
lebih 10 detik
4) Baca dengan Nycocard Reader II dalam waktu kurang dari 5 menit, denga cara
meletakkan ujung Pen pada lubang tes device
5) Tulis hasilnya di buku hasil pemeriksaan
9. Pemeriksaan APTT
24
3) Langkah pertama nyalakan alat sampai muncul tampilan pilihan menu.
4) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 2 (APTT) – lalu Enter lagi.
5) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
6) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
7) Tunggulah 3 menit.
8) Masukkan Control sebanyak 50 µl + reagen C.K Prest sebanyak 50 µl sambil
tekan tombol A dan tunggu layar menunjukan angka 170 alat akan bunyi.
9) Setelah bunyi kuvet dipindahkan ke lubang inkubasi lalu tambahkan reagen
CaCl2 0,025 M sebanyak 50 µl dalam waktu bersamaan pencet tombol pipet.
10) Tunggu hasil keluar.
11) Catat di buku Control alat.
12) Untuk memulai pemerksaannya sampel yang digunakan menggunakan tabung
sodium citrat sampai tanda batas garis 2 dan disentrifuge selama 15menit
dengan kecepatan 2500 rpm untuk mendapatkan serumnya.
13) Sebelum digunakan reagen di hangatkan di lubang inkubasi yang disediakan
pada alat.
14) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 2 (APTT) – lalu Enter lagi.
15) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
16) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
17) Tunggu lah 3 menit.
18) Masukkan serum sebanyak 50 µl + reagen C.K Prest sebanyak 50 µl. Pada
waktu yang bersamaan pencet tombol A tunggu dilayar menunjukan detik ke
170 alat akan berbunyi.
19) Setelah bunyi pindah kuvet ke lubang inkubasi.
25
20) Kemudian tambahkan reagen CaCl2 0,025 M sebanyak 50 µl (sambil tekan
tombol pipet).
21) Tunggu sampai keluar hasil.
22) Catat pada buku hasil pemeriksaan.
26
13) Untuk memulai pemerksaannya sampel yang digunakan menggunakan tabung
sodium citrat sampai tanda batas garis 2 dan disentrifuge selama 15menit
dengan kecepatan 2500 rpm untuk mendapatkan serumnya.
14) Sebelum digunakan reagen di hangatkan di lubang inkubasi yang disediakan
pada alat.
15) Pilih Test Mode – Enter – tekan pilihan nomor 1 (PPT) – lalu Enter lagi.
16) Masukkan Nomor Rekam Medis pasien pada Pat ID# - lalu tekan enter- jikan
hanya 1 pemeriksaan makan pencet Enter lagi.
17) Masukkan kuvet ke lubang yang telah disediakan dan masukkan butiran seperti
bola kecil 1 per pemeriksaannya.
18) Tunggu lah 3 menit.
19) Masukkan serum sebanyak 50 µl pada waktu yang bersamaan pencet tombol
A tunggu dilayar menunjukan detik ke 50 alat akan berbunyi.
20) Setelah bunyi pindah kuvet ke lubang inkubasi.
21) Kemudian tambahkan reagen PPT 100 µl (sambil tekan tombol pipet).
22) Tunggu sampai keluar hasil.
23) Catat pada buku hasil pemeriksaan.
27
HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)
28
IgM positif Muncul garis Tidak muncul Muncul garis
garis
Negatif Muncul garis Tidak muncul Tidak muncul
garis garis
Invalid Tidak muncul
- -
garis
14. Widal
Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang diduga
menderita demam tifoid.
29
2) Ambil 20 ul spesimeni (serum/plasma), letakkan ke lingkarani lingkaran di slide
card
3) Homogemisasi reagen
4) Ambil 1 tetes reagen dan ditcteskan di samping masing masing spesimen
5) Capur spesimen dengan reagen secara perlahan-lahan denga menggunakan
batang pengadulk
6) Goyang slide dirotator perlahan dahan selama I menit
7) Baca hasilnya dengan melihat ada tidaknya aglutinasi
8) Tulis hasil di bukcu asil pemeriksaan Interpretasi Hasil:
Positif : terjadi aglutinasi
Negatif : tidak terjadi aglutinasi
30
15. HBsAg
31
32
17. Angka Trombosit
C. Ruangan Urinalisa
Ruangan ini terletak dibelakang ruang dokter, digunakan untuk berbagai
pemeriksaan seperti urin, feses, pleura, LCS, transudat dan eksudat, pengamatan BTA
dan pengecatan preparat
1. Urin rutin
Pemeriksaan dari sample urin yang meliputi pengertian makroskopis, stick, dan
sedimentasi. pemeriksaan Aution Eleven AE-4020 dengan metode dual wavelength
and reflectance,
Pemeriksaan Makroskopis dan Stick:
1) Amati warna dan kekeruhan urin
2) Tuang urin dalam tabung reaksi
3) Celupkan stick ke dalam tabung
4) Tekan tanda #, masukkan no ID pasien ( atau nomor Rekam Medis)
5) Letakkan stick urin pada alat
33
6) Tekan tombol Enter
7) Tulis hasil di buku hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Sedimen:
1) Pipet 3 cc urine dalam tabung, disentrifus selama 5 menit kecepatan 2000 rpm
2) Semua cairan dibuang diambil endapannya
3) Diletakkan di atas kaca objek dan ditutup dengan deck glass.
4) Periksa dengan mikroskop dengan perbesaran 10x dan 40x
5) Dilihat ada tidaknya leukosit, eritrosit, epitel, silinder, kristal, bakteri dan
sebagainya.
6) Tulis di buku hasil pemeriksaan
Quality Control Alat Pemeriksaan Urin
Tata cara melakukan pemeriksaan sampel kontrol agar diperoleh hasil yang sesuai
dengan nilai yang ditetapkan n Sebagai acuan dalam melakukan quality control agar
alat bertujuan untuk memberikan hasil pemeriksaan yang tepat Aution Eleven
34
2. Faeces rutin
3. Benzidine
35
HASIL CONTROL (C) HASIL TEST (T)
4. Pleura
36
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya antibody hCG, metode
yang digunakan yaitu rapid test dengan prinsip ketika anti hCG (antibodi) bertemu dengan
antigen(hormon hCG) maka terbentuklah kompleks imun.
Pemeriksaan dengan metode cepat untuk mendeteksi adanya zat narkoba dari
sampel urine. Urine yang dicelupkan pada Napza stick akan bereaksi dengan prinsip
kromatografi. Bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Ampethamine, Morphine,
THC, Metamphetamine, dan Benzodiazephine pada urine pasien.
1) Dikeluarkan test card dari pembungkus dan letakkan pada permukaan yang
datar.
2) Diteteskan 5 tetes urine atau 200 µl urine kedalam lubang sampel.
3) Dibaca hasil pemeriksaan dalam waktu 3-8 menit setelah meneteskan sampel.
4) Ditulis dibuku hasil pemeriksaan. Interpretasi Hasil
HASIL CONTROL (C) HASIL TES (T)
Positif Muncul Garis Tidak Muncul Garis
37
Negatif Muncul Garis Muncul Garis
Invalid Tidak Muncul Garis -
38
7. Setrifuge
Sediaan tetes tebal dan hapusan darah tipis malaria, diamati dan diidentifikasi
kelainan morfologinya dengan mikroskop secara mikroskopik melalui pembesaran 10x
mencari lapangan pandang objek dan 100x dengan penambahan minyak emersi untuk
memfokuskan objek yang diamati. Tujuan Pembuatan apusan darah tipis digunakan
untuk menentukan apakah itu malaria atau tidak. Tujuan Pembuatan apusan darah tebal
39
2) Ratakan dengan membuat lingkaran diameter 2 cm untuk membuat hapusaan
darah tebal.
3) Teteskan darah di depan lingkaran darah tebal tadi dan buat hapusan darah tipis.
4) Ditunggu hingga kering.
5) Liliskan apusan darah tebal dengan aqua (jangan sampaikan terkena apusan
darah tipis).
6) Fiksasi hapusan darah tipis dengan metanol.
7) Warnai apusan darah tebal dan tipis dengan larutan Giemsa 1:5 selama 15
menit.
8) Cuci tangan dengan air mengalir dan di keringkan.
9) Periksa dengan mikroskop mengunkan perbesaran 100x .
10) Tulis hasil dibuku hasil pemeriksaan.
D. Ruangan Mikrobiologi
Tempat melakukan pemeriksaan sampel yang berkaitan dengan mikroorganisme
seperti bakteri dan jamur
1. Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
Tata cara pemeriksaaan untuk mengetahui adanya bakteri tahan asam dalam suatu
sampel. Bertujuan sebagai acuan untuk melakukan pemeriksaan dan mengetahui
adanya bakteri tahan asam dalam suatu sampel.
40
2) Ambil sputum dengan ose
3) Buat preparat di atas gelas objek dengan bentuk oval (panjang ± 3 cm, lebar ±
2 cm)
4) Tunggu agar preparat mengering
5) Fiksasi preparat dengan melewatkan cat di atas nyala api
6) Sediaan digenangi dengan cat ZN A (Carbol Fuchsin) kemudian di bawah
preparat dilewatkan api sampai preparat menguap, diamkan selama 5 menit
7) Cat dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir
8) Genangi dengan cat ZN B (Alkohol Asam) sampai warna merah hilang
9) Dicuci dengan air mengalir
10) Genangi dengan cat ZN C (Methylen Blue) selama 60 detik
11) Cuci dengan air mengalir, kering dan amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran 100x
12) Bakteri tahan asam berbentuk batang berwarna merah. Interpretasi Hasil :
41
Untuk pemeriksaan gula darah puasa pasien perlu dipuasakan 10-16 jam
sebelum darah diambil .
Untuk pemeri ksaan trigliserid pasien dipuasakan sebelumnya sekurang-
kurangnya 12 jam
b. Obat - obatan : Pengunaan obat anti diabetik akan mempengaruhi pemeriksaan
glukosa darah
c. Aktivitas fisik mempengaruhi kadar gula darah
d. Demam:
Peningkatan kadar gula darah, penurunan kadar kholesterol dan trigliserid
Pengambilan darah pada pemeriksaan malaria dialakukan pada fase menggigil
setelah demam atau saat demam
e. Trauma pada tingkat lanjut akan terjadi kenaikan kadar ureum dan kreatinin
serta enzim-enzim yang berasal dari otot
2) Tahap klerikal
a. Memeriksa kelengkapan blangko permintaan
b. Mencocokkan antara identitas blangko permintaan, identitas pada spesimen,
jenis pemeriksaan, jenis spesimen, volume spesimen dan' kondisi spesimen
3) Pengambilan Spesimen
a. Pastikan bahwa volume spesimen yang mencukupi kebutuhan pemeriksaan
yang dapat mewakili obyek yang diperiksa dan spesimen sesuai dengan jenis
permintaan diminta atau jenis
b. Tempat spesimen harus bersih dan kering te terbuat dari itutup gelas atau
plastik, tidak bocor atau merembes, rapat, besar wadah disesuaikan dengan
volume spesimen, tidak mempengaruhi sifat zat spesimen, untuk pemeriksaan
dengan spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, digurakan botol berwarna coklat dalam
c. Lakukan pengambilan spesimen sesuai prosedur yang telah ditentukan
d. Masukkan spesimen ke dalam wadah sesuai jenis pemeriksaan
42
e. Catat waktu pengambilan atau penerimaan spesinen
f. Sertakan label identifikasi pasien pada sampel.
g. Lakukan preperasi sampel sesuai prosedur
4) Pengiriman Spesimen
a. Lakukan pengiriman sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Jika sampel tidak memenuhi syarat lakukan pengambilan ulang
5) Penyimpanan Spesimen
a. Kirim spesimen yang sudah diambil ke laboratorium untuk diperiksa karena
stabilitas spesimen dapat berubah oleh beberapa faktor, antara lain
terkontaminasi oleh kuman dan bahan kimia
terjadinya netabolisme oleh sel-sel hidup e terjadi penguapan
pengaruh suhu
terkena paparan sinar matahari
b. Petugas menyimpan spesimen yang tidak langsung diperiksa dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan, antara lain disimpan :
pada suhu kamar
lemari es dengan suhu 0 – 8 C.
jika lebih dari sehari penyimpanan sebaiknya dalam bentuk serum.
6) Menghindari Infeksi
a. Menggunakan desinfektan , seperti Alkohol 70 % dan ,betadine, mulai dari
sentral ke perifer dan menunggu sampai kering
b. Mengrunakan jarum dan spuit sekali pakai
c. Menutup luka tusuk dengan Tensoplast atau Hypais d Lakukan handhysiene
setiap se Hypafis selesai pengambilan
43
2. Analitik
1) Alat
a. Petugas menyiapkan alat dengan benar Pastikan semua alat berfungsi dengan
baik.
b. Petugas melakukan perawatan/pemeliharaan alat darn setiap alat alboratorium
yang kalibrasi pada setiap alat di laboratorium yang dioperasikan
c. Petugas melakukan pencatatan trouble shooting setiap alat dan cara mengatasi
masalah
d. Petugas menyediakan alat pendukung yang memadai, antara lain UPS, ruang
pendingin dan stavol
e. Teknisi laboratorium memeriksa persyaratan layak pakai/kesiapan
operasional alat.
2) Reagensia
Petugas laboratorium mempersiapkan reagen yang akan digunakan dengan
meneliti
Keadaan reagen
Tanggal kadaluwarsa
Volume reagen
3) Quality Control
a. Pastikan alat dalam keadaan baik dan siap pakai
b. Quality Control pada alat dilakukan setiap pagi
c. Petugas melakukan kontrol pemeriksaan sesuai dengan
d. Petugas melakukan uji ketelitian dan ketepatan hasil sebelum melakukan
pemeriksaan spesimen prosedur, tidak melakukan pemeriksaan kontrol yang
sudah kadaluwarsa dan rusak dengan laboratorium serta uji perbandingan
alat laboratorium yang dioperasikan dengan kemampuan yang sama
e. Petugas memastikan bahwa setiap akan melakukarn kontrol, peralatan
laboratorium harus dalam keadaan siap pakai.
44
4) Kalibrasi
a. Setiap seminggu sekali atau jika hasil dari pemeriksaan bahan kontrol tidak
sesuai range
b. Setiap setelah selesai dilakukan maintenance atau perbaikan oleh teknisi alat
5) Pemeriksaan
a. Pastikan volume spesimen cukup untuk dilakukan pemeriksaan
b. Kondisi spesimen pemeriksaan memenuhi syarat untuk dilakukan
c. Untuk pembacaan dengan Rapid Test diperhatikan batas waktu pemeriksaan
3. Pasca Analitik Pelaporan Hasil Pemeriksaan
a. Teliti ulang setiap akan mengeluarkan hasil, sudah sesuai atau belum dengan
permintaan, identitas pasien
b. Bila hasil meragukan, lakukan pengulangan pemeriksaan atau periksa dengan
sampel yang baru
c. Tulis hasil pemeriksaan pada buku hasil pemeriksaan
d. Pemeriksa menandatngani hasil pemeriksaan
e. Validasi hasil dan kesimpulan hasil pemeriksaan dilakukan oleh Spesialis
Patologi Klinik
45
3.2. Analisis Prioritas Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah pada
laboratorium Patologi Anatomi
46
6. Sebelum preparat diwarnai tidak dilewatkan api (fiksasi) sehingga hasil pewarnaan
kurang baik.
Solusinya sebelum diwarnai pastikan preparat sudah kering dan jangan lupa
dilewatkan api sebelum proses pewarnaan.
7. Sudut meja di dalam ruang pemeriksaan yang tajam beresiko mengores tangan
tenaga laboratorium yang sedang memeriksa sampel.
Solusinya sudut meja yang tajam dibuat lebih tumpul sehingga memperkecil resiko
tergoresnya saat tenaga laboratorium sedang memeriksa sampel.
8. Mikroskop yang jarang dibersihkan akan mengakibatkan berkurangnya daya lihat
dalam melakukan pemeriksaan sehingga beresiko terjadi kesalahan dalam melihat
sampel di mikroskop.
Solusinya sebaiknya dilakukan pembersihan mikroskop dengan reagen khusus
untuk membersihkan mikroskop sehingga dapat melihat jelas seluruh lapang
pandang sampel yang di periksa.
9. Jendela pada ruang sampling yang letaknya dibelakang meja membuat tenaga
laboratorium yang bertugas di ruang sampling kesulitan dalam penaruhan sampel
kedalam rak sampel.
Solusinya sebaiknya meja sampling diputar sehingga jendela berada pada samping
meja tenaga laboratorium dan mepermudah dalam meletakan sampel sampling.
10. Wastafel pada ruang urinalisa yang terlalu kecil sehingga beresiko terjadinya
sampel tumpah diluar sampel dan kesulitan dalam pembuangan sampel.
Solusinya sebaiknya wastafel dibuat lebih lebar sehingga meperkecil resiko
terjadinya tumpah sampel diluar wastafel.
11. Tempat untuk melakukan pemeriksaan rapid tes dan golongan darah yang terlalu
kecil membuat tenaga laboratorium kesulitan dalam melakukan pemeriksaan jika
sampel yang diperlukan banyak dan beresiko tertukar.
Solusinya dibuat tempat khusus untuk pemeriksaan rapid tes dan golongan darah
sehingga mempermudah dan memperkecil resiko tertukanya sampel.
47
12. Sampel yang diambil terlalu sedikit / terjadi lisis yng menyebabkan kesulitan
dalam memeriksa sampel dan jika sampel tersebut tetap periksa maka hasil yang
dikeluarkan menjadi tidak akurat.
Solusinya mengmbil sampling darah harus sesuai prosedur SOP dan kebutuhan
darah untuk pemeriksaan.
13. Kurangnya pengecekan alat-alat yang sebelum melakukan pengambilan sampel
keliling bangsal
Solusinya melakukan pengecekan rutin sebelum pengambilan sampel keliling
bangsal sehingga saat mengambil sampel keliling tidak ada kekurangan atau yang
tertingal.
14. Saat proses pemeriksaan hema rutin sampel darah yang dibutuhkan tidak terambil
secara sempurna sehingga menyebabkan hasil yang dikeluarkan EROR dan tidak
dapat mengeluarkan hasil
Solusinya saat melakukan proses pemeriksaan darah harus sesuai dengan sop yang
berlaku sehingga hasil yang dikeluarkan tidak terjadi EROR
15. Saat melakukan proses centrifus sampel darah pada centrifus tidak imbang
sehingga menimbulkan bunyi pada saat proses centrifus dan kerusakan sampel
yang akan di periksa.
Solusinya saat melakukan proses centrifus di cek terlebih dahulu sampel darah
yang diletakan sudah imbang atau belum sehingga meperkecil resiko perusakan
sampel pada proses centrifus.
48
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Praktek Belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu upaya untuk memperoleh
pendidikan / latihan, pengalaman dan pembelajaran tambahan bagi mahasiswa
sehingga dapat menguasai dan menerapkan prinsip dasar pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, dan urinalisa dalam
kurikulum pendidikan D4 Analis Kesehatan.
2. Dari penjelasan mengenai laboratorium RSUD Muntilan maka dapat
disimpulkan :
a. RSUD Muntilan merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa
Tengah yang terletak didaerah Muntilan Kab.Magelang.
b. RSUD Muntilan memberikan pelayanan pemeriksaan laboratorium 24 jam
c. Laboratorium Patalogi Klinik RSUD Muntilan memberikan pelayanan
pemeriksaan rawat inap maupun rawat jalan. Laboratorium ini melayani
pemeriksaan dalam bidang Hematologi, Kimia Darah, Urin Rutin,
Imunoserologi, dan Mikrobiologi.
d. Pemeriksaan di Laboratorium Patologi Klinik meliputi 3 tahap yaitu
1) Tahapan Pra Analitik meliputi : Pendaftaran, pengambilan sampel, barcode,
dan centrifugasi
2) Tahap Analitik meliputi : Proses pemeriksaan sampel yang berlangsung
3) Tahap Pasca Analitik meliputi : Tahap pengeluaran hasil dan pencatatan hasil
pemeriksaan.
49
5. Saran
Setelah kami mengikuti Praktik Belajar Lapangan di laboratium di RSUD
Muntilan Kabupaten Magelang, banyak pengetahuan dan pengalaman yang kami
peroleh. Kami berharap laboratorium tetap menjadi laboratorium yang
mengedepankan ketelitian dan ketepatan sesuai Standar Operasional Prosedur dalam
pemeriksaan sampel pasien. Para petugas jaga yang melakukan segala kegiatan
laboratorium sebaiknya lebih memperhatikan pemakaian alat pelindung diri seperti
masker, sarung tangan, dan jas laboratorium. Sedangkan bagi mahasiswa magang,
hendaknya lebih bersikap disiplin dan bertanggung jawab. Selain itu juga perlu
membekali diri dengan ilmu dasar hingga mendetail untuk menunjang pemeriksaan
kami juga berharap bahwa kerja sama antara Universitas Muhammadiyah Semarang
dan laboratorium RSUD Muntilan Kabupaten Magelang tetap terjalin dengan baik.
50
LAMPIRAN
51
Bak sampah
Hema Analyzer
Kimia darah
52
Analisa Gas Darah
Elektrolit
HbA1C
53
PPT/APPT
Mikroskop
54
TIROID
Rotator
55
LED
Urin rutin
56
Cuntrifuge
57