Anda di halaman 1dari 17

TATA RUANG LABORATORIUM IPA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Manajemen Laboratorium
yang dibina oleh Ibu Vita Ria Mustikasari, S.Pd., M.Pd
dan Ibu Erni Yulianti, S.Pd., M.Pd

Oleh :
Choirun Nisa’ (160351606466)
Kiki Sarah May Renza S.P. (160351606421)
Muhammad Nailul Falah (160351606452)
Muti’atul Lailiyah (160351606447)
Yuanita Kartika Sari (160351606463)
Kelompok 5
Offering A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Februari 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Laboratorium”.
Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Laboratorium” yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Ibu Erni Yulianti.
Di dalam makalah ini terdapat materi tentang memahami tentang
laboratorium sesuai dengan fungsinya dan memahami macam-macam
laboratorium serta perannya terkait dengan pembelajaran.
Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan
dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan
kritik yang membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita
khususnya, serta masyarakat pada umumnya untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang manajemen laboratorium.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar....................................................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................................................. iii
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
Tujuan ...................................................................................................................................... 1
Bab 2 Isi
Laboratorium IPA ................................................................................................................. 3
Fasilitas Laboratorium IPA ................................................................................................. 3
Penataan Tata Ruang Laboratorium.................................................................................. 5
Peranan Tata Ruang Laboratorium.................................................................................... 11
Bab 3 Penutup
Kesimpulan............................................................................................................................. 13
Saran......................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga
penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu
pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar
mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan
adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat
latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan
digunakan di dalam tempat kerjanya kelak. Demi kelancaran dan kenyamanan
dalam penggunaan dan pemanfaatan laboratorium, maka perlu adanya
pengelolaan dan penataan yang baik secara berkala yang dilakukan oleh
penanggung jawab laboratorium. Hal inilah yang akan diuraikan dalam makalah
ini.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud laboratorium IPA?
b. Apa saja fasilitas yang terdapat dalam laboratorium IPA?
c. Bagaimana penataan ruang untuk laboratorium IPA?
d. Apa peranan mengetahui cara penataan laboratorium IPA?

1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat memahami yang dimaksud dengan laboratorium IPA

1
b. Mahasiswa dapat mengetahui fasilitas yang perlu ada dalam laboratorium IPA
c. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam tata ruang laboratorium IPA dan
keuntungan setiap model ruang
d. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dari penataan ruang laboratorium IPA

2
BAB 2 ISI

2.1 Laboratorium IPA


Laboratorium merupakan perangkat kelengkapan akademik dalam
menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu, laboratorium juga
merupakan tempat melakukan aktifitas praktikum untuk mengaplikasikan teori ke
dalam praktek. Menurut Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh. Amien,1988:1),
laboratorium diartikan sebagai sarana, prasarana dan mekanisme kerja yang
menunjang secara unik satu atau lebih dharma perguruan tinggi melalui
pengalaman langsung dalam membentuk ketermapilan, pemahaman, dan wawasan
dalam pendidikan dan pengajaran serta dalam pengembangan ilmu dan teknologi
dan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan menurut PP No.25/1980, pasal 27,
laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam satu atau seni tertentu
sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan.

2.2 Fasilitas Laboratorium IPA


Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium IPA
sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran IPA. Luas
ruang praktikum lebih lebar dari ruang kelas idealnya antara satu setengah sampai
dua kali luas ruang kelas.
Penyebab lebih luasnya ruangan lab dibanding kelas karena ruang
praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru
selama melakukan proses pembelajaran selain itu juga agar siswa yang duduk di
belakang dapat melihat bila sedang dilakukan demonstrasi di depan, atau kegiatan
siswa paling belakang mudah diawasi oleh guru.
Beberapa fasilitas yang harus dimiliki di ruangan praktikum adalah:
a. Instalisasi listrik: terdapat beberapa stop kontak sebagai pelengkap fasilitas
praktikum, khususnya praktikum yang memerlukan listrik. Terdapat 1 buah
stop kontak di setiap bawah meja praktikum dan pemasangannya sudah
dilindungi, sehingga tidak akan berbahaya bagi siswa yang sedang praktikum.

3
b. Instalasi air: dengan bak penampung/wastafel yang berfungsi dengan baik
dan cukup untuk mendukung kegiatan praktikum yang memerlukan air,
minimal disediakan 2 buah wastafel/kran.
c. Ada instalasi limbah untuk managemen pembuangan limbah (sampah).
Limbah dikategorikan atas limbah logam, plastik dan organik.

Perabot yang terdiri atas:


a. Meja untuk siswa yang ukuranya lebih besar dari meja kelas, mencukupi
untuk 5-6 orang. Meja yang digunakan berukuran tingginya 70 cm tidak
terlalu tinggi.
b. Jumlah kursi disesuaikan dengan jumlah siswa, dengan tinggi kursi 50 cm, dan
tanpa sandaran agar mudah dipindahkan dan memungkinkan siswa mudah
bergerak.
c. Satu set meja dan kursi untuk guru yang memadai untuk melakukan
demonstrasi. Ukuran tinggi meja demonstrasi 90 cm, panjangnya 190 -200 cm
dilengkapi dengan listrik dan bak cuci. Fungsi meja demonstrasi untuk
melakukan kegiatan jika guru mengajar dengan metode demonstrasi. Meja
demonstrasi diletakkan di depan papan tulis dan ditempatkan di atas dasar
lantai yang lebih tinggi (panggung) tinggi panggung 20 cm panjangnya
melebihi panjang papan tulisnya.
d. Didukung dengan penggunaan media papan tulis dan LCD proyektor untuk
presentasi/penjelasan jalanya pembelajaran.
e. Disediakan loker untuk penyimpanan tas dan barang siswa yang tidak
digunakan saat proses pembelajaran di laboratorium.

Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalam laboratorium,


sebaiknya ruang praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak
tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van) dan juga tersedia AC
sebagai pendingin.

4
b. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar
agar ketika tejadi kecelakaan di dalam ruang praktikum dapat keluar langsung
tanpa harus mundur untuk membuka pintu.
c. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru
serta dapat teramati dari kedua ruangan itu. Selain itu juga diharapkan antara
ruangan guru dan ruang percobaan diberi pembatas kaca agar siswa dapat
selalu dalam pengawasan.
d. Fasilitas pemadam kebakaran, seperti tabung sprai api (Fire Extinguisher).
e. Kotak P3K. Untuk pertolongan pertama bagi yang mengalami cidera saat
percobaan berlangsung. Terdiri dari: kassa, obat merah, plaster, dsb.

2.3 Penataan Tata Ruang Laboratorium IPA


a. Letak Laboratorium
Setiap sekolah sudah pasti memiliki pakem tersendiri dalam merancang
desain denah sebuah bangunan sekolah terkait dengan luas tanah, lingkungan dan
bagunan sekitar gedung sehingga tidak ada pakem yang pasti dalam menetapkan
letak suatu ruangan laboratorium pada lingkungan sekolah. Namun beberapa hal
masih dapat diusahakan dalam membangun suatu ruangan laboratorium yang
optimal dari segi letak ruangan:
1) Letak terhadap lingkungan, sebaiknya letakkan laboratorium dengan arah
“utara-selatan” karena bersangkutan dengan pemasangan jendela atau
jumlah jendela yang diperlukan.
2) Letak dari masing-masing laboratorium (science block). Sebaiknya letak
ruangan untuk laboratorium biologi, fisika, kimia dan IPBA berada dalam
satu ruangan namun tetap dipisahkan oleh pembatas ruangan. Hal ini
sangat menguntungkan sebab dapat mengurangi proses pemindahan
barang laboratorium, karena beberapa peralatan laboratorium yang sama
terkadang dibutuhkan oleh masing-masing mata pelajaran tersebut.
b. Luas Ruangan laboratorium
Desain denah ditentukan oleh jenis-jenis ruangan yang dibutuhkan. Secara
mendasar, ruangan-ruangan yang umumnya harus dimiliki sebuah laboratorium
antara lain:

5
1) Ruangan untuk kegiatan belajar mengajar, di mana perlengkapan
laboratorium seperti meja, kursi, lemari dan rak ada di dalamnya, sedikit-
dikitnya 2.5 m2 untuk tiap siswa. Jadi untuk laboratorium untuk kapasitas
40 siswa diperlukan luas lantai 2.5x40 m2= 100 m2, misalnya 8x13m2 atau
9x11m2. Bentuk ruangan bisa berbentuk persegi panjang namun bentuk
ruangan yang panjang membuat jarak antara guru dan siswa yang di
belakang menjadi jauh. Untuk mengurangi kelemahan tersebut disarankan
agar ruangan itu berbentuk bujur sangkar.
2) Gudang, untuk menyimpan alat-alat, peralatan dan bahan-bahan yang
belum digunakan. Untuk gudang diperlukan ruangan yang agak besar
minimal 5x4 m2, agar dapat menyimpan lemari untuk zat-zat kimia.
3) Ruang gelap, untuk mengerjakan percobaan-percobaan yang harus bebas
cahaya.
4) Rumah kaca, jika masih terdapat daerah yang lowong, fasilitas rumah kaca
dapat ditambahkan untuk membantu proses praktek yang melibatkan
tanaman dan matahari.

Berikut merupakan beberapa contoh tata letak desain denah laboratorium IPA:

Desain denah laboratorium 1

6
Keuntungan:
1. Meja pentagonal membutuhkan 32% lebih sedikit ruangan untuk membuat
laboratorium yang fungsional. Guru dapat dengan mudah mengawasi
aktivitas siswa dengan berjalan berkeliling.
2. Bentuk meja pentagonal menyediakan ruang kerja yang lebih optimal, (96
derajat pada titik terlebar) untuk mendukung semua jenis peralatan dan
kegiatan.
3. Siswa duduk di bangku selama jam pelajaran. Ketika aktivitas lab dimulai,
bangku dapat didorong di bawah meja lab.
4. Banyak ruang penyimpanan sepanjang sekeliling ruangan dan di setiap
meja.
5. Lorong yang cukup lebar untuk lalu lintas pejalan kaki mengalir bebas dan
memungkinkan akses cepat ke peralatan keselamatan.

Desain denah laboratorium 2


Keuntungan:
1. Jelas membatasi daerah laboratorium dari daerah kelas.

7
2. Siswa mudah diawasi di daerah laboratorium. Guru hanya perlu berdiri di
tengah-tengah laboratorium dan berputar 360 ° untuk melihat semua
aktivitas siswa. Guru berdiri di tengah ruangan dapat dengan mudah
mengamati dan mengawasi kegiatan mahasiswa.
3. Hanya 1/3 dari semua siswa yang berhadapan punggung satu sama lain
sehingga kecelakaan karena bertabrakan dapat dikurangi.
4. Tidak ada "kemacetan" untuk arus lalu lintas yang sangat baik dan akses
cepat ke peralatan keselamatan. Banyak ruang penyimpanan sepanjang
sekeliling ruangan dan di setiap workstation.

Desain denah laboratorium 3


Keuntungan:
1. Desain kamar yang sangat baik untuk semua disiplin ilmu.
2. Pusat duduk memungkinkan untuk arus lalu lintas yang sangat baik
3. Guru berdiri di tengah ruangan dapat dengan mudah mengamati dan
mengawasi kegiatan siswa.

8
4. Lemari asam terletak jauh dari daerah lalu lintas sibuk, tapi masih mudah
dilihat oleh siswa. Penyimpanan yang cukup dapat ditingkatkan dengan
penambahan lemari gantung.

Desain denah laboratorium 4


Keuntungan:
1. Meja pentagonal menyediakan ruang kerja yang baik, (96° pada
titik terlebar) untuk mendukung semua jenis peralatan dan kegiatan.
2. Memberikan garis pandang yang sangat baik ke depan ruangan untuk
demonstrasi praktek.
3. Letak meja membuat siswa menghadap ke satu arah, membuat
pengawasan dan demonstrasi lebih mudah bagi guru.
4. Siswa duduk di bangku selama jam pelajaran. Ketika aktivitas lab dimulai,
bangku didorong di bawah meja lab.
5. Lorong yang cukup lebar untuk lalu lintas pejalan kaki mengalir bebasdan
memungkinkan akses cepat ke peralatan keselamatan.
6. Banyak ruang penyimpanan sepanjang sekeliling ruangan dan di setiap
meja.
7. Lemari asam terletak jauh dari daerah lalu lintas yang ramai.

9
Desain denah laboratorium 5a

Desain denah laboratorium 5b


Keuntungan:
1. Meja yang dapat digeser. Kemampuan untuk mengkonfigurasi ulang
tempat duduk dan meja membuat desain yang fleksibel ini pilihan yang
cocok untuk sebagian besar program sains sekolah menengah.

10
2. Bentuk kelas menawarkan lorong yang lebar sehingga memungkinkan
siswa dan guru untuk bergerak dalam ruang dengan mudah.
3. Model laboratorium memungkinkan guru untuk mengamati dan
mengawasi kegiatan siswa dari tengah ruangan.
4. Ruang penyimpanan yang cukup di sekitar ruangan dapat ditingkatkan
dengan penambahan lemari gantung.

2.4 Peranan Tata Ruang Laboratorium


Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat
dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam
pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu,
tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan
mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada
kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian
penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur,
indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak
terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat,
serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa laboratorium memiliki peran sebagai
tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Di dalam pembelajaran sains,
laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas.
Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sain
adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi
lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran. Contohnya
kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan yang
sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam laboratorium
juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah punah, baik yang
mikroskopis maupun yang makroskopis
Dalam proses belajar IPA selain memperoleh konsep IPA, diharapkan
memiliki sikap dan keterampilan keilmuan dalam memecahkan masalah. Dalam
proses belajar mengajar IPA, laboratorium berfungsi sebagai:

11
1. Sebagai sumber masalah untuk dipecahkan siswa. Masalah IPA ditemukan
dari berbagai sumber, salah satunya ialah laboratorium IPA.
2. Sebagai tempat melakukan penelitian dan pemecahan masalah.
3. Tempat peragaan dan museum kecil.
4. Tempat kegiatan belajar/praktikum.
5. Sumber perpustakaan.
6. Tempat kegiatan workshop.
7. Pusat fotografi.
8. Pusat yang memiliki alat-alat duplikasi dan reproduksi.
Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat
terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :
1. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan
bahan kimia saja
2. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian
3. Keperangkatan
4. Nilai/ harga alat
5. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7. Bahan dasar penyusun alat, dan
8. Bentuk dan ukuran alat
9. Bobot / berat alat

12
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam penggunaannya, terdapat berbagai fasilitas dan macam tata ruang
laboratorium. Setiap macam-macam model tata ruang memiliki manfaat
tersendiri. Dalam menata alat-alat laboratorium juga perlu mengetahui
pertimbangan untuk menentukan cara penyimpanannya.

3.2 Saran
Sebagai calon guru IPA SMP kemungkinan besar kita akan menggunakan
laboratorium dalam proses mengajar, sehingga perlu mengetahui dan memahami
pengertian laboratorium, cara kerja di dalam laboratorium, tata ruang dan tata
letak alat. Karena hal tersebut, kita perlu mempelajari manajemen laboratorium.

13
Daftar Pustaka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Kemenag (online),
(https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf), diakses 1 Februari 2018
Hadiat. 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Depdikbud
Kancono. 2010. Manajemen Laboratorium IPA. Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP
UNIB
Padmaningrum, Regina Tutik. 2013. Manajemen Laboratorium Kimia UNY 2013
3 Regina Tutik Padmaningrum, (Online),
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Regina%20Tutik%20Pad
maningrum%20Dra.,%20M.Si./Desain_Laboratorium_Regina.13.pdf),
diakses 30 Januari 2018

14

Anda mungkin juga menyukai