Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM FISIKA

“ DESAIN DAN FASILITAS LABORATORIUM “

OLEH : KELOMPOK 3

1. RANDI NOVRIYALDI (20033091)

2. ELSA SYADZA HANIFAH (20033123)

3. AFIFAH AZZAHRA HARAHAP (20033109)

DOSEN PENGAMPU:

SELMA RIYASNI, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan karunia dan anugerah dari-Nya kami
dari kelompok 3 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Desain dan Fasilitas
Laboratorium” ini dengan lancar dan masih dalam keadaan sehat wal’afiat. Kami sangat
bersyukur karena telah menyelesaikan makalah sesuai dengan acuan pembelajaran dari mata
kuliah Manajemen Laboratorium Fisika yang telah diberikan. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini. Tanpa kerja
sama yang baik dari kelompok, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Semoga makalah yang
telah kami susun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun pembaca. Kelompok kami
menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, pemberian saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya.

Padang, 22 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................6
1. Desain Laboratorium ......................................................................................................... 6
A. Denah Laboratorium ..................................................................................................... 6
B. Ruangan-ruangan Laboratorium ................................................................................... 8
2. Fasilitas Laboratorium ..................................................................................................... 11
A.Instalasi Laboratorium ................................................................................................. 11
B. Fasilitas Mebeler Laboratorium .................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Oleh karena
itu, pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga harus sesuai dengan perkembangan zaman
dan teknologi saat ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman tersebut, maka diperlukan peningkatan di segala bidang
misalnya terpenuhinya semua fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan. Salah satu fasilitas
penunjang pendidikan yang sangat penting adalah adanya laboratorium di sekolah. Tujuan
pengadaan laboratorium di sekolah tersebut adalah meningkatkan kemampuan praktek siswa
di laboratorium.

Hal itu dapat berarti bahwa peranan atau fungsi laboratorium fisika sekolah adalah
sebagai salah satu sumber belajar fisika di sekolah, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang
proses pembelajaran fisika di sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan berbagai kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran fisika
di sekolah.

Laboratorium sekolah haruslah memenuhi standar pembelajaran di sekolah dengan


kata lain harus memperhatikan kualitas maupun kwantitas di bidang fisik dan material baik
itu berupa sarana gedung, desain gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek, dan tenaga
laboratorium yang kesemuanya merupakan komponen penunjang pendidikan praktek siswa di
laboratorium. Laboratorium sekolah ada beberapa macam yaitu laboratorium Fisika,
laboratorium kimia, laboratorium biologi, dan laboratorium komputer. Adapun yang dibahas
dalam makalah ini adalah labotarorium Fisika.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Desain denah Laboratorium?
2. Bagaimana Ruangan-ruangan laboratorium?
3. Apa saja fasilitas instalasi Laboratorium?
4. Apa saja fasilitas mebeler laboratorium?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui desain denah laboratorium
2. Untuk mengetahui bagaimana Ruangan ruangan laboratorium
3. Untuk mengetahui apa saja fasilitas instalasi laboratorium
4. Untuk mengetahui apa saja fasilitas mebeler laboratorium
BAB II

PEMBAHASAN

1. Desain Laboratorium

A. Denah Laboratorium

Fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar
fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di
sekolah. Agar fungsi utama itu dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium fisika sekolah
sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses pembelajaran fisika,
kegiatan administrasi dan pengelolaan laboratorium, kegiatan pemeliharaan dan persiapan
(setting) alat-alat laboratorium, dan penyimpanan alat-alat laboratorium. Fasilitas ruangan
laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang guru, ruang
persiapan, dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari
setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang
dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari
ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan
alat-alat dan memelihara keselamatan kerja (Sutrisno, 2010: 9).

Menurut Kertiasa (2013: 33-34) Sekolah atau laboratorium baru yang ingin dibangun,
beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam menempatkan laboratorium sekolah. Beberapa
faktor terpenting adalah Letak relatif terhadap ruang-ruang yang lain dan letak berkaitan
dengan arah detangnya cahaya matahari. Sutrisno (2010: 7-10) menyatakan bahwa terdapat 4
ruangan yang semestinya ada di laboratorium fisika sekolah yakni Ruangan Praktikum,
Ruangan Guru, Ruangan Persiapan, Ruangan Penyimpanan
Gambar 1 Desain Laboratorium Fisika

Ukuran total : 15x8 �2 . Rasio min. ruang praktek 2,4 �2 /peserta didik. Pemakai
adalah guru, laboran dan 32 peserta didik. Fungsi dari laboratorium fisika adalah sebagai
tempat pengajaran praktek dan teori bidang studi fisika, dimana aktifitas praktek (peragaan,
percobaan) lebih dominan. Laboratorium terbagi atas tiga ruang : ruang praktek, ruang
persiapan dan ruang gelap. Ruang praktek harus cukup luas untuk menampung aktifitas siswa
dalam melakukan kerja praktek. Fasilitas yang harus dimiliki adalah meja permanen (bench)
di kedua sisi ruang untuk tempat kerja atau alat, dengan salah satunya dilengkapi dengan bak
air sebagai tempat cuci. Dibagian tengah sebaiknya diberi meja permanen sebagai tempat
stop kontak listrik untuk keperluan praktek. Ruang persiapan berfungsi sebagai tempat untuk
menyimpan dan mempersiapkan alat sebelum praktek dimulai. Ruang gelap dipakai sebagai
tempat praktek fisika dimana kondisi tanpa cahaya mutlak diperlukan. Utilitas yang
diperlukan meliputi: penghawaan alami, pencahayaan alami dan buatan (20 Watt per titik
lampu), pemipaan air bersih dan air kotor, dan exhaust fan untuk ruang gelap

Tinjauan Keselamatan, Kesehatan dan Kenyamanan Ruang


1. Bukaan pintu laboratorium ke arah luar (selasar), dimaksudkan untuk mempermudah
proses evakuasi dengan selasar lab. minimal 1,8 m bagi pergerakan horisontal.
2. Bukaan ventilasi cahaya minimal 10% dan bukaan ventilasi udara minimal 5% dari
luas ruang lab. untuk sehatnya kondisi ruang lab. dengan penerangan alami, sirkulasi
udara dan kelembaban alami.
3. Jaringan kabel untuk tempat stop kontak di tengah ruang praktek, rata dengan lantai
dan dilengkapi dengan sekering menghindari hubungan arus pendek.

B. Ruangan-ruangan Laboratorium

Fasilitas ruangan laboratorium fisika biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang
persiapan, ruang gelap dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan
fasilitas dari setiap ruangan dirancang sedemikian rupa agar setiap kegiatan yang
dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkan akses dari
ruangan yang satu ke ruangan yan lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan
alat-alat dan memelihara keselamatan kerja
Berikut pengertian beberapa ruangan yang ada di laboratorium :

a. Ruangan Praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika sekolah.
Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika di
laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa peragaan
atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses pembelajaran
di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses pembelajaran klasikal
di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat memberikan
keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses pembelajaran. Luas
ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan
melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara
satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas.
Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan
baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama sebagai berikut:
a) Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air
dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
b) Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja
demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-
alat praktikum.
c) Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang
praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup
rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
2. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka keluar.
3. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat
teramati dari.kedua ruangan itu.
4. Kotak P3K.
5. Fasilitas pemadam kebakaran.

b. Ruang Persiapan
Ruang Persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan
alat-alat laboratorium.
1. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran.
2. Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang
penyimpanan atau gudang.
3. Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca
bening atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat
kegiatan yang terjadi di dalam ruang praktikum.
4. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
5. Memiliki fasilitas mebeler seperti :
a) Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat
laboratorium.
b) Lemari atau rak alat-alat.
c) Loket peminjaman alat-alat.
Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat
laboratorium seperti :
a) Memeriksa jumlah kelengkapan alat.
b) Memeriksa keadaan.
c) Memperbaiki.
d) Membersihkan.
e) Mengkalibrasi ulang.
Di dalam ruangan ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti:
a) Pemeliharaan dan perawatan
b) Setting dan uji coba alat-alat laboratorium

C. Ruang gelap
Ruang Gelap yaitu suatu ruang yang ada di laboratorium yang steril. Ruang ini
digunakan untuk kegiatan yang memang harus tidak boleh cahaya luar masuk kedalamnya.
Misalnya percobaan-percobaan dengan lensa, cermin dan cahaya. Juga digunakan
pemrosesan foto. Untuk pemrosesan foto diperlukan ruang yang mempunyai lebar
sekurangkurangnya 2,5 m, agar dua siswa dapat bekerja bebas dikedua sisi bak cuci.
Demikian pula diperlukan ruang yang sama luas untuk percobaanpercobaan dengan cahaya.
Ruangan gelap kegunaannya untuk proses pembuatan foto atau kegiatan yang
mensyaratkan bebas cahaya seperti fotografi dan sablon. Luas minimum 2,5 m2 yang
disediakan untuk dua orang.

D. Ruang Penyimpanan
Ruang penyimpanan disebut juga sebagai gudang laboratorium. Ruangan ini
disediakan untuk menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan. Ruangan penyimpanan
terletak di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan. Ruang penyimpanan ini
memiliki satu pintu masuk dan keluar saja ynag melalui ruang persiapan tujuannya untuk
memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan alat-alat. Seperti ruangan lainnya, ruang
penyimpanan juga harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara. Pada ruang
penyimpanan terdapat fasilitas mebeler seperti berbagai jenis lemari dan rak untuk
meletakkan alat serta bahan praktikum.
2. Fasilitas Laboratorium

A. Instalasi Laboratorium

1. Instalasi Listrik

Listrik merupakan fasilitas yang sangatpenting dalam semua tipe laboratorium. Listrik
diperlukan untuk memberikan penerangan disemua ruangan laboratorium clan memfasilitasi
proses pembelajaran di laboratorium. Selain itu untuk memtasilitasi pekerjaan administrasi
laboratorium dan sebagai sumber tenaga untuk menjalankan peralatan laboratorium. Pada
laboratoium fisika, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya yang
terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat laboratorium
yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain- lain. Tegangan
listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak. Tegangan listrik yang tidak stabil dapat
merusak alat-alat di laboratorium. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan
dengan aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah
dijangkau. Terminal out let harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodik perlu
diperiksa kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodik disikat untuk menghilangkan bahan-
bahan korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus
diperiksa apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera
diganti. Periksa juga secara periodik hubungan kabel ke socket apakah masih terikat dengan
kuat.

Listrik pada umumnya di dapat dari PLN. Komponen instalasi listrik dapat terdiri dari
jaringan kabel, sekering, lampu, saklar, dan stop kontak. Jaringan instalasi listrik dapat
dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, dan meja praktikum. Jaringan
kabel tempat stop kontak sebaiknya diletakkan ditengah ruang, rata dengan lantai, dan
dilengkapi sekering.

Sutrisno (2010: 10) menyatakan bahwa kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium
adalah untuk:
a) Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di
ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau Gudang
b) Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi, eksperimen dan
penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.
c) Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk pemasangan mesin tik
elektronik atau komputer.

Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu,
saklar dan stop kontak, lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser. Jaringan instalasi listrik
di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding ruangan, lantai, meja
praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan. Besarnya daya yang terpasang harus
sesuaidengan kebutuhan alat-alat laboratorium.Tegangan listrik yang tidak stabil
dapatmerusak alat-alatlaboratorium. Untukmengatasi hal ini maka harus
dilakukanpengecekan setiap saat.

Instalasi listrik tidak boleh didekatkandengan instalasi air maupun instalasi gas
untukmenghindari terjadinya arus pendek. Instalasi, listrik juga harus dilengkapi pengaman
yang letaknya mudah dijangkau. Selain itu juga diperlukan regulator dan unit pembangkit
disel sebagai cadangan. Jadi jika sewaktu-waktu listrik dari PLN padam, maka lampu
penerangan atau alat laboratorium masih dapat beroperasi. Bahaya utama yang dapat
ditimbulkan oleh listrik adalah kebakaran dan pemakaian arus yang tidak terkendali. Untuk
mencegah hal tersebut diatas, sebaiknya :
 Hindari pemakaian kabel yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Kabel pada alat
seringkali dilakukan pengecekan untuk menghindari pembungkus kabel terkelupas
akibat gesekan alat
 Sebelum arus di on kan, cek voltase alat terlebih dahulu. Jika alat 110 v dan voltase
220 maka harus digunakan step down
 Wajib mengetahui letak panel listrik
 Bila tidak digunakan, sebaiknya arus pada alat diputus
 Untuk memudahkan memutus arus ke alat sebaiknya menggunakan stop kontak
 Instalasi listrik harus menggunakan grown, sedangkan peralatan sebaiknya
menggunakan arde

2. Instalasi Air
Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran
yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang
dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci
tangan.
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk
laboratorium Fisika. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah
pasokan, kualitasnya juga harus baik. Kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat
kerusakan alat-alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke
dalam laboratorium harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air
yang masuk dan ke luar laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan
pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-
pipa tersebut. Beberapa kebutuhan instalasi air yang harus diperhatikan, yaitu:
Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam
laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.
 Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh
dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak 17
listrik. Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum,
di dekat meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci
sebaiknya tidak usah dipasang di ruang persiapan dan di gudang.
 Pasokan air ke dalarn laboratorium harus cukup dan kualitasnya juga harus baik.
Tekanan air juga harus kuat pada setiap mata kran yang ada, terutama pada bak
pencuci. Penempatan alat elektronik sebaiknya dijauhkan dari sumber
 Kualitas air yang kurang baik dapat juga mempercepat kerusakan alat-alat terutama
yang terbuat dari logam. Biasanya air diperoleh dari PDAM atau air tanah. Agar air
selalu tersedia maka biasanya dibuatkan tangki air untuk menampung air PDAM atau
air tanah. Jika sewaktu-waktu karena sesuatu hal air tidak mengalir, maka masih ada
persediaan air di dalam tangki.
 Aliran air yang masuk maupun yang ke luar laboratorium harus lancar. Air yang
masuk dan ke luar laboratorium biasanya dilewatkan pipa- pipa. Jadi harus
diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang mengandung bahan yang dapat
merusak pipa-pipa tersebut. Untuk itu sisa bahan harus melalui pengenceran terlebih
dahulu sebelum dibuang lewat pipa. Saluran pembuangan air juga harus terpisah dan
terisolir untuk mencegah pencemaran lingkungan.

3. Instalasi Gas
Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang
menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya.
Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan
penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada
dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Pada umumnya laboraturium sekolah menengah di
Indonesia kurang menggunakan instalasi gas. Instalasi gas biasanya di gunakan di
laboratorium-laboratorium sains universitas atau laboratorium lembaga penelitian. Untuk
memenuhi kebutuhan alat pemanas pada percobaan-percobaan sains di sekolah menengah
biasanya sekolah mengganti instalasi gas dengan pemanas atau kompor Bunsen yang
menggunakan bahan bakar spritus.
Keuntungan dari penggunaan instalasi gas di laboratorium diantaranya pengaturan
besar api pemanasan lebih mudah dilakukan, lebih hemat bahan bakar, tidak mencemari
udara sekitar dan lebih mudah digunakan. Jarangnya penggunaan instalasi gas dilaboratorium
sekolah dimungkinkan karena mahalnya pembuatan instalasi gas yang berstandar keamanan
dan keselamatan kerja. Instalasi gas dilaboratorium terdiri dari
a. Tabung gas
b. Saluran penyalur gas
c. Katub gas
d. Kompor pemanas/kompor gas
e. Alat ditektor kebocoran gas
f. Sirkulasi/ventilasi kebocoran gas
Gas LPG dapat digunakan sebagai bahan bakar bagi instalasi gas laboratorium. LPG
disalurkan ke kompor/alat pemanas melalui pipa saluran instalasi yang dipasang dilantai atau
dinding laboratorium. Untuk keselamatan kerja sebaiknya tabunng gas di letakkan terpisah
dengan laboratorium, tabung gas LPG disimpan di tempat khusus yang didesain agar
memiliki suhu yang sejuk, kemudian sirkulasi udaranya juga harus lancar dapat membuang
kebocoran gas yang mungkin terjadi. Untuk mengantisipasi kebocoran gas didalam
laboratorium, maka didalam labooratorium harus dipasang alat ditektor kebocoran gas dan
ventilasi kebocoran gas. Karena Kita ketahui bahwa massa jenis LPG lebih besar daripada
massa jenis udara sekitar.

B. Fasilitas Mebeler Laboratorium

Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan
sebagainya. Pada prinsipnya semua mebeler adalah sama, namun karena fungsi dan tujuan
pemakaiannya, maka mebeler laboratorium biasanya memiliki bentuk, ukuran, dan jenis
bahan tertentu yang dapat berbeda dengan mebeler lainnya. Sesuai dengan tujuan pemakaian
dan fungsinya, fasilitas mebeler laboratorium dapat terdiri dari bermacam-macam meja, kursi,
lemari, rak dan loker, seperti yang akan dikemukakan berikut ini:

1. Meja
Macam-macam meja di laboratorium adalah meja praktikum, meja demonstrasi, meja
persiapan dan meja tulis.
a) Meja Demonstrasi Guru
 Dilengkapi fasilitas gas LPG atau instalasi jarring air dan listrik untuk kemudahan
ekserimen dan demosntrasi
 Dilengkapi satu buah lemari dan satu buah laci dengan kunci yang berbeda
 Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.
 Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi
yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm (sesuai
tinggi ideal guru)
 Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.
 Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.
 Lemari khusus berkunci (untuk tabung gas LPG atau instalasi jarring air atau
listrik)

Gambar 2 Meja Demonstrasi Guru

b) Meja Praktikum Siswa


 Satu meja untuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh dua
sampai 4 orang siswa.
 Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau
misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
 Dua laci untuk menyimpan buku siswa
 Dilengkapi dengan instalasi listrik.
 Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang
lainnya.
 Untuk laboratorium fisika, tidak menggunakan meja besi (agar tidak terganggu
saat praktikum medan magnet dan kompas)

Gambar 3 Meja Laboratorium Fisika

c) Meja Persiapan
 Untuk guru atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan
untuk proses pemebelajaran
 Di pasang di ruang persiapan
 Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi
 Di lengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak

d) Meja Tulis
 Untuk guru
 Dipasang di runag guru di laboratorium
 Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan
 laci-lacinya

2. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum
untuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
 Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.
 Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat
duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.
 Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser,
bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.

Gambar 4 Kursi Laboratorium

3. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan
lemari administrasi.
a) Lemari Alat
 Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium
 Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang
penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
 Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat
digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan
instalasi gas.
 Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang
kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau
tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.
 Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa pintu
geser.
 Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca, agar
mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
 Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat-alat
di dalamnya.
 Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan
penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang tersedia.

Gambar 5. Lemari Alat Laboratorium

b) Lemari Administrasi

Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala format
administrasi laboratorium.
 Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
 Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan jumlah
lemari alat.
 Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.

c) Lemari Buku

 Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan laboratorium.


 Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna
laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di dalamnya

4. Rak
 Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
 Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak
khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan
debu.
 Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang guru.

Gambar 6. Rak Laboratorium

5. Loker

 Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan
buku dan tas siswa di dalam laboratorium.
 Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.
 Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa Kotak-Kota dari sekat sekat dan
tahap-tahap
 Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
 Sebaiknya di sediakan satu Kotak untuk tiap satu siswa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Desain Laboratorium adalah Sebagai salah satu sumber belajar fisika disekolah atau
sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika disekolah
 Fasilitas ruangan laboratorium fisika biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang
persiapan, ruang gelap dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak
dan fasilitas dari setiap ruangan dirancang sedemikian rupa agar setiap kegiatan yang
dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman
 Fasilitas Instalasi laboratorium terdiri dari instalasi air, listrik dan gas
 Fasilitas mebeler adalah peralatan mebel seperti meja, kursi, lemari, rak dan
sebagainya.

B. Saran

Agar kegiatan pembelajaran atau percobaan praktikum dapat dilaksanakan dengan


baik dan benar sesuai kaidahnya dan aturannya. Maka sebagai pendidik yang tidak lepas dari
kegiatan praktikum sebaiknya memahami manajemen laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011). Pedoman Standarisasi Bangunan dan


Perabot Sekolah Menengah Atas. Direktorrat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Kertiasa, Nyoman. 2013. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung : Pudak
Scientific.Halaman 33-34.
Moh Ali Imran, Skripsi:“Studi Tata Letak dan Tata Ruang Laboratorium Fisika
Berdasarkan StandarSarana dan Prasarana di SMAN Wilayah Timur Kota Makassar”
(Makassar:UAM, 2017) Hal. 14-15
Sutrisno. 2010.Modul Laboratorium Fisika Sekolah I.Bandung : UPI. Halaman 9

Anda mungkin juga menyukai