(Untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik laboratorium oleh ibu Wirnangsih D
uno,s.pd,M.kes)
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul [judul makalah] ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas [dosen/guru]
pada [bidang studi/mata kuliah] [nama bidang studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada [bapak/ibu] [nama guru/dosen], selaku [guru/dosen]
[bidang studi/mata kuliah] [nama bidang studi/mata kuliah] yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.........................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................
3.3.cara kerja.......................................................................................
1.pembahasan...................................................................................
BAB V PENUTUP:...........................................................................
1.kesimpulan....................................................................................
2.saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Menyadari bahaya di laboratorium perlu adanya pengelolaan yang baik pada laboratorium
dengan baik.bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik da sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa alat alat lab yang
canggih dengan staf profesional yang terampilpun belum tentu dapat bekerja dengan
baik.jika tidak didukung oleh adanya manejemen laboratorium yang baik pula. Oleh karena
itu manejemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
laboratorium.suatu manejemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik juga
uraian kerja yang jelas.pemanfaatan fasilitas yang efektif,efisien,disiplin dan administrasi
laboratorium yang baik pula.
Untuk mengatur dan mengelola laboratorium dengan baik perlu melihat atau mengikuti
contoh laboratorium yang sudah teruji pengelolaannya dan sudah terakreditasi. Oleh karenaa
itu maka kami mahasiswa kelas C yang mengintrak mata kuliah tekhnik laboratorium(teklab)
melakukan praktek kuliah kerja lapangan (PKL) di universitas gadjah mada (UGM) terkhusus
laboratorium yang dimiliki oleh fakultas biologi UGM (sutpo eko,2008)
B.RUMUSAN MASALAH
2.mahasiswa dapat mengenal alat alat laboratorium yang terbuat dari gelas
D.MANFAAT PENULISAN
1.menambah wawasan dan pengetahuan tentang desain laboratorium dan macam macam akat
dan bahan alat di laboratorium
2.sebagi tambahan pengalaman serta masukan sehingga dapat menjadi bekal dan pedoman
untuk kita sebagai mahasiswa biologi
BAB II
DASAR TEORI
1. Ruang praktikum
Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika sekolah. Ruang
praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika di laboratorium.
Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses
pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus dapat
memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses
pembelajaran. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas
ruang kelas (kalijaga sunan,2010)
Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan dengan baik,
maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama sebagai berikut :
A.Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air
dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
B. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi
untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.
Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang praktikum
memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
A.Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat,
atau mungkin kipas angin (exhous-van).
B.Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
C.Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat
teramati dari.kedua ruangan itu.
D.Kotak P3K.
2. Ruang laboran
Ruang laboram di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab laboratorium dan
guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium (kalijaga sunan,2010)
1.Ruang laboran terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang
sama melalui ruang praktikum.
2.Ruang dosen dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening
sehingga dari dalam ruang ini guru dapat mengawasi kegiatan yang terjadi di dalam ruang
praktikum.
3.Ruang laboran memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
4.Memiliki fasilitas mebeler seperti : Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
7.Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa oleh guru.
13.Di dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium seperti :
3. Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan persiapan
alat-alat laboratorium (kalijaga sunan,2010)
1.Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran.
2.Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang
penyimpanan atau gudang.
3.Ruang persiapan dan ruang praktikum sebaiknya disekat dengan dinding berkaca bening
atau ram kawat, sehingga dari dalam ruang ini guru atau laboran dapat melihat kegiatan yang
terjadi di dalam ruang praktikum.
4.Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
1. Meja
Meja praktikum
B.Satu meja untuk satu percobaan yang dapat dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
C.Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau misalnya tinggi
75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.
E.Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang lainnya.
Meja demonstrasi
3.Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi yang sama
atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
Meja persiapan
1.Untuk guru dan atau laboran mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran.
Meja tulis
1.untuk laboran
B.Ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumnya, lengkap dengan laci-lacinya.
2. Kursi
Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk siswa
melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
B.Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan tempat
duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.
C.Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser,
bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.
3. Lemari
Lemari di laboratorium terutama dapat dibedakan atas lemari alat, lemari buku, dan lemari
administrasi.
Lemari alat
B.Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang
penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
C.Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat digunakan
sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas.
Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang kuat
untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan
multiplek yang terlalu tipis.
D.Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat biasanya berupa pintu geser.
E.Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca, agar mudah
dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
F.Pintu lemari alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat di dalamnya.
Lemari administrasi
A.Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala format
administrasi laboratorium.
B.Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
Lemari buku
2. Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap pengguna
laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di dalmnya.
Rak
1.Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
2.Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak
khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
3Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang laboran
4. Loker
Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku
dan tas siswa di dalam laboratorium.
B.Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan tahap-
tahap tanpa pintu.
C.Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.
Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat
laboratorium seperti :
2. Memeriksa keadaan .
3.Memperbaiki.
4. Membersihkan.
5.Mengkalibrasi ulang.
Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti pemeliharaan dan perawatan, setting dan uji
coba alat-alat laboratorium.
4. Ruang penyimpanan
Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium, adalah
ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan.
3.Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang
memadai.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan
khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan
alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara
memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan
dan kelancaran kegiatan.
Inventarisasi peralatan laboratorium dan bahan kimia sangat penting dan merupakan asset
pendidikan yang sangat berharga sehingga harus dilakukan secara ketat. Peralatan sangat
mahal sehingga harus diamankan dari kehilangan, kerusakan fatal dan penyalahgunaan,
pencurian dan kebakaran (Anwar, 2007)
Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus
Alat yang digunakan di dalam laboratirum memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing masing perlakuan yang salah dalam membawa,menggunakan,dan
menyimpan alat dan bahan di laboratorium dapat menyebabkan kekrusakan alat tersebut
terjadi kecelakaan kerja setra dapat menimbulkan kerugian cara memperlakukan atau
merawat alat di laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran
praktiku (Keenan, W.K.2004)
Ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan saat sedang menginventarisasikaan alat
laboratorium berbahan kayu,logam,besi plastik maupun aluminium yaitu sebagai berikut
1.udara
Udara mengandung oksigen dan upa air(kelembaban) kandungan ini memungkinkan alat
berbahan besi mudah berkarat dan membuat kusam alat berbahan logam usaha agar
menghindari alat berbahan tersevut dari udara sepeerti memasukannya kedalam lemari agar
tidak terpapar udara secara langsung
Alat laboraotrium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih jauh dari air asam
dan basa senyawa air asam basa dapat menyebabkan kerusakan seperti berkarat,korosif
3.suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan alat memuai atau mengkerut memacu
terjadinya oksidasi atau memrusak bentuk ari alat tersebut
4.cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia harus dihindari dari sengatan sinar matahari langsung
sebaiknya bahann disimpan di dalam lemari tertutup
5.api
Api sangat berbahaya untuk semua alat terutama alta berbahan plastik dan juga kayu
cara menyimpan alat laboratorium dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut,
bobot alat,keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan
tertentu harus disepakati antarapengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna
/praktikan.Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di
laboratorium, maka sebaiknyadibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan
jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecahsebaiknya ditempatkan pada tempat
tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium .
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti
melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai
kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat
berbahaya maupun yang bersifat berbahaya (Anwar,2007).
Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya
yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita
selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda.
Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur
bukan beaker glass ataupun erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang
untuk mengukur zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai
wadah atau tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun
skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang sangat sensitif.
Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa menyesuaikan dan
menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengetahui
bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan
mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan
praktikan (Cindy.2003).
Alat yang digunakan dalam teknik ini yaitu beberapa alat-alat yang terdapat di
laboratorium,sebelum melakukan praktikum hendaknya alat-alat yang digunakan bersih.
Adapun teknik dalam mencuci alat-alat laboratorium yaitu dengan cara alat-alat tersebut
dapat dibasahi dengan aquades,lalu alat-alat tersebut dibersihkan bila perlu alat-alat tersebut
dibersihkan dengan menggunakan alat bantu seperti sikat,agar kotoran yang terdapat pada
alat-alat tersebut dapat dibersihkan. Untuk gelas yang dapat dimasukkan sikat,seperti labu
Erlenmeyer dan gelas piala dapat dibersihkan dengan ditambahkan sabun atau detergen.
Kemudian alat-alat tersebut dibilas kembali dengan mengggunakan aquades. Larutan yang
sering di gunakan untuk mencuci adalah larutan yang bersifat oksidasi seperti kalium
dikromat dalam asam sulfat (vidianto, D, 2010)
2 Teknik Dasar Membaca Meniskus Pada Alat-alat Pengukur Volume
Pada alat pengukur volume seperti labu ukur dan tabung reaksi tertera skala berupa
garis yang menunjukkan cairan pada volume tertentu. Untuk membaca meniscus maka dilihat
bagian puncak dari cekungan atau lengkungan meniscus, melihat meniscus yaitu saat larutan
ada digaris yang menentukan volume, dengan cara mata praktikan harus sejajar dengan
tabung reaksi atau labu ukur.
Teknik dasar dalam melakukan penimbangan yaitu timbangan diletakkan dalam posisi
tegak lurus dan dlam bidangdatar,praktikan duduk tepat menghadap timbangan untuk
menghindari kesalahan saat pembacaan,praktikan harus memeriksa terlebih dahulu
memeriksa apakah timbangan bekerja dengan baik,zat kimia tidak boleh ditimbang langsung
dalam papan timbangan melainkan menggunakan wadah seperti kaca arloji. Pada saat
menimbang jika ingin mengurangi atau menambah zat kimia harus menggunakan alat bantu
seperti sendok atau sudip,selesai menimbang kemudian alat timbangan dibersihkan.
Teknik dasar dalam menggunakan pipet yaitu karet penghisap yang terdapat pada pipet di
pencet,kemudian pipet dicelupkan kedalam cairan,selama pencelupan tangan praktikan
dilepaskan dari karet penghisap,setelah itu cairan akan masuk kedalam pipet. Pada saat ingin
mengeluarkan cairan tersebut karet penghisap dipencet kembali.
Untuk membuat larutan dari zat padat terlebih dahulu zat tersebut ditimbang kedalam
gelas piala kemudian akuades dimasukkan ke dalam gelas piala sedikit demi sedikit sambil
larutan di aduk dengan menggunakan batang pengaduk. Pindahkan zat yang dibuat kedalam
labu vulometrik atau gelas ukur lalu masukkan cairan sedikit demi sedikit.
Pada saat ingin menggunakan buret,uret harus dalam keadaan bersih,cara mebersihkannya
yaitu buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Kemudian buret diisi denga
cairan,cara mengisin cairan ke dalam buret yaitu keran pada buret ditutup kemudian larutan
dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Saat mengisi,buret harus diletakkan
dilantai agar dapat terlihat setara dengan mata praktikan,dan agar meminimalisir resiko
larutan terpercik kemata,jangan sampai ada gelembung oleh karena itu kran harus di tutup.
Lalu isi buret hingga melebihi skala nol,kran dibuka sedikit untuk mengatur cairan agar tetap
pada skala nol.
Pada awalnya tabung dicuci bersih,lalu tabung diisi dengan larutan dan jangan diisi lebih
dari setengah,bila tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia dengan cara
pengocokan,pengocokan dilakukan dengan cara kesamping (bukan keatas kebawah). Jika
perlu pemanasan harus dilakukan dengan hati-hati,sebab sangat mudah terjadi kecelakaan
maka dari itu digunakan alat bantu seperti penjepit kayu untuk menjepit tabung
reaksi,kemudian tabung dipegang miring diaarahkan berlawanan dengan wajah praktikan.
Penyaringan yang kami lakukan dengan menggunaan kertas saring,kertas saring tersebut
harus dilipat hingga membentuk sebuah kerucut,kemudian kertas saring berbentuk kerucut ini
dimasukkan ke dalam corong pisah,batang corong pisah dimasukkan kedalam wadah/gelas
piala dan harus menempel pada dinding gelas tersebut,saat menyaring ke dalam corong
digunakan alat bantu seperti batang pengaduk dan harus dijaga baik-baik agar larutan tidak
tercecer sedikitpun.
Teknik ini dilakukan dengan suhu tinggi suatu zat padat.Teknik pemijaran dilakukan
dengan menggunakan sumber panas dari nyala Bunsen sedangkan pengabuan dilakukan
dengan menggunakan suhu tinggi yang bersal dari panas kumparan listrik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.alat tulis
B.camera
1. Identifikasilah alat-alat yang terbuat dari gelas meliputi nama dan fungsinya
3. Buatlah data dalam bentuk tabel meliputi nama alat, merek, fungsi, dan
gambar alat
1. Identifikasilah alat-alat yang terbuat dari kayu, logam, besi, plastik dan
alminium.
gambar alat.
4. Cara Kerja:kegiatan 4
2. Buat daftar alat kemudian deskripsikan alur kerja dari masing-masing alat
HASIL PENGAMATAN
1.pembahasan
Laboratorium, yang sering disingkat “lab”, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian)
ilmiah, eksperimen (percobaan), ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya, laboratorium
dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti laboratorium
fisika, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa.
Dengan kata lain, laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai
macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah sebagai
pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai disiplin ilmu. Pembelajaran atau riset-riset
pengembangan ilmu tersebut dilakukan terhadap berbagai macam ilmu yang telah dikenal
sebelumnya, atau terhadap ilmu yang baru dikenal. Pada dasarnya, secara fisik laboratorium
juga dapat merujuk pada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.[1]
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik.
Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori sehingga akan dapat menunjang
pelajaran teori yang telah diterima secara langsung. Dalam konteks itu, keduanya akan saling
melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadikan pijakan (dasar) praktik dan penelitian,
sedangkan penilitian akan menguatkan argumentasi teori.
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya
menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk
melakukan sebuah ekserimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta
didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media
yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai
dengan berbagai macam riset atau pun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5.Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah
dengan cara penelitian, ujicoba, maupun ekperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk sikap
ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuwan di masa depan.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium. Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di
laboratorium akan lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses
ilmiah yang sangat ketat, teliti, dan objektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena
itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses
akhir pengujian sebuah kebenaran.
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis,
peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak
sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata. Hal ini akan sangat berguna bagi
individu-individu yang taraf berpikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan mereka
kepada hal-hal yang lebih konkret (nyata). Oleh karena itu, laboratorium sebenarnya
menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan tanah afektif yang
tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.
BAB V
PENUTUP
1 Kesimpulan
Laboratorium merupakan sebuah fasilitas yang tersedia untuk menunjang proses belajar dan
pembelajaran. Dengan melakukan prktik dan penelitian di laboratorium maka akan
menambah kemampuan dan kualitas peserta didik karena peserta didik bersentuhan langsung
dengan alat dan bahan untuk membuktikan langsung apa yang sedang ia pelajari, seorang
laboran atau pengurus laboratorium harus bertangung jawab terhadap pengelolaan serta
perawatan segala fasilitas yang ada didalam laboratorium agar terjaga dan penguna fasilitas
terhindar dari insiden atau kecelakaan saat mengunakan laboratorium
2 Saran
Pada saat mengunakan fasilitas yang ada didalam laboratorium harap berdasarkan fungsi dan
peraturan yang sudah di tentukan agar menghindari kecelakaan atau insiden pada proses
pembelajaran. Demikian makalah ini telah kami susun semoga dapat bermanfaat dan
dipergunakan dengan semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutopo, Eko, (2008), Bagaimana mengelola laboratorium sains di sekolah?« Learning Center
Community, http://ekohs.wordpress.com/2008/12/04/ (diakses tanggal 16 Januari 2011)