Anda di halaman 1dari 15

PENANGANAN DAN PENATAAN LABORATORIUM

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Laboratorium

Dosen Pengampu:
Arista Dwi Saputri, M. Pd. I

Disusun Oleh Kelompok 3:


Siti Rofi’atul Afida 126207211040
Lutfiana Hidayah 126207212100
Luluk Nurlaili 126207213141

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2024
PRAKATA

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan kelancaran dan kemurahan-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah yang berjudul “Penanganan dan Penataan Laboratorium” dalam bentuk
makalah. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabiyullah Muhammad Saw. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis
sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abd. Aziz, M.Pd.I, selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Prof. Dr. Sutopo M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Dr. Indah Komsiyah, S.Ag, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
4. Ibu Dr. Siti Khoirun Nisak, S.Pd.I, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam.
5. Ibu Arista Dwi Saputri, M. Pd. I, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Manajemen Laboratorium.
6. Teman-Teman MPI 6C tahun 2024 yang telah memberikan dukungan dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang


terbatas maka makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Tulungagung, 5 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA .................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3

A. Penanganan Laboratorium .................................................................. 3


B. Penataan Laboratorium ....................................................................... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................. 10

A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................. 10
DAFTAR RUJUKAN .............................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peranan laboratorium dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang
berkembang sangat pesat saat ini adalah sangatlah penting, baik bagi sekolah
maupun perguruan tinggi1. Laboratorium diharapkan dapat menunjang proses
belajar mengajar agar tercapai tujuan pembelajaran, sehingga upaya
meningkatkan prestasi siswa semakin meningkat, namun kenyataannya masih
banyak sekolah yang belum memanfaatkan laboratorium sebagai media
belajar yang efektif2.
Laboratorium harus memiliki penanganan dan penataan atau yang
lebih umum dikenal dengan manajemen laboratorium adalah usaha untuk
mengelola semua perangkat laboratorium. Bagaimana suatu laboratorium
dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya. beberapa alat-alat lab yang canggih,
dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan
baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik.
Menurut Wirjosoemarto, laboratorium yang baik harus dilengkapi
dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam
melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum
dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat
digunakan oleh semua pemakai laboratorium, contohnya; penerangan,
ventilasi, air, bak cuci, aliran listrik dan gas, sedangkan fasilitas khusus
berupa peralatan dan perabotan, contohnya; meja siswa atau mahasiswa, meja
guru atau dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang,

1
Reni Astuti, Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat, (Sukabumi:
CV Jejak, 2020), hal. 9
2
Darmawan Harefa, dkk, ”Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1 Lahusa”,
Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains (Nias Selatan: Edutmatsains, 2021), hal. 106

1
2

lemari asam, perlengkapan P3K, dan pemadam kebakaran3. Penataan


laboratorium dilakukan sesuai dengan pengkodean per-almari atau rak atau
loker atau gudang penyimpanan, penggunaan sarana dan prasarana
laboratorium digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan dari masing-
masing barang. Oleh karena itu laboratorium yang baik harus dilengkapi
dengan fasilitas untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan
aktivitasnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penanganan laboratorium?
2. Bagaimana penataan laboratorium?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan penanganan laboratorium.
2. Untuk menjelaskan penataan laboratorium.

3
Arisal Nurhadi, Manajemen Laboratorium Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pembelajaran, Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikani, Vol 4 No 1, 2018, hal. 10
BAB II

PEMBAHASAN
A. Penanganan Laboratorium
Penanganan laboratorium adalah serangkaian tindakan dan prosedur yang
dilakukan untuk memastikan keefektifan kegiatan di laboratorium sehingga
dapat berjalan dengan lancar. Penanganan ini meliputi beberapa hal diantaranya
adalah:
1. Perencanaan dan Pengadaan Alat Laboratorium
a. Perencanaan Laboratorium
Suatu kegiatan manajemen yang baik tentu diawali dengan suatu
perencanaan yang matang dan baik. Perencanaan dilakukan demi
menghindarkan terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak
diinginkan. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan termasuk
laboratorium adalah sebagai suatu proses memikirkan dan menetapkan
progam pengadaan fasilitas laboratorium,baik yang berbentuk sarana
maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu. Keefektifan suatu perencanaan sarana dan
prasarana dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu
dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah dalam
periode tertentu. Pendapat dari Bafadal menyatakan bahwa perencanaan
laboratorium di sekolah harus memenuhi prinsip diantaranya yaitu:4

1) Intelektual, karena kegiatan pembelajaran di laboratorium


merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh saintis muda.

2) Sesuai kebutuhan, karena keberadaan laboratorium pendidikan


merupakan kebutuhan dasar untuk melakukan eksperimentasi
sederhana yang dapat dilakukan peserta didik dengan bimbingan
guru.

4
Arisal Nurhadi, Manajemen Laboratorium..., hal. 4

3
4

3) Realistis dengan kondisi sekolah, keberadaan laboratorium


hendaknya disesuaikan dengan kondisi sekolah itu berada,
baik letak geografis, ekonomis, maupun historisnya.

4) Deskripsi laboratorium harus jelas dan rinci termasuk didalamnya


alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan eksperimen
sebagai penunjang proses pembelajaran di sekolah.5

Perencanaan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan


kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
alat/bahan laboratorium memiliki beberapa komponen yang perlu
diperhatikan yaitu pada saat pemilihan alat, bahan, pengadaan alat dan
bahan, analisis kebutuhan, skala prioritas alatdan bahan, kecermatan
dalam pemilihan alat dan bahan dan kesesuaian dana.6 Perencanaan
pengadaan alat dan bahan merupakan proses kegiatan pemilihan jenis,
jumlah dan harga alat dan bahan laboratorium yang sesuai dengan
kebutuhan dengan mempertimbangkan anggaran yang tersedia. Adapun
proses perencanaannya adalah sebagai berikut :

1) Memperhatikan data pemakaian pada setiap alat dan bahan


laboratorium.
2) Melihat data atau jumlah stok akhir yang ada pada inventory
laboratorium.
3) Melakukan pengecekan pemakaian alat dan bahan laboratorium
yang ada di bagian analis.
4) Menghitung buffer stock pada setiap kebutuhan alat dan bahan
laboratorium.
5) Menghitung data pemakaian alat dan bahan laboratorium pada
periode sebelumnya.

5
Ibid, hal. 5
6
Sri Yuliarti, Manajemen Sarana dan Prasaran Laboratorium Kimia, Jurnal Manajer
Pendidikan, Vol. 1 No. 6, 2017, hal. 532-533
5

6) Menghitung estimasi pembelian alat dan bahan laboratorium dengan


mempertimbangkan sisa stok di inventory laboratorium dan buffer
stock.
7) Menyusun daftar kebutuhan alat dan bahan laboratorium.7
b. Pengadaan Laboratorium
Pengadaan merupakan segala kegiatan untuk menyediakan semua
keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.
Pengadaan laboratorium perlu memperhatikan segi kualitas dan
kuantitas, juga diperhatikan prosedur atas dasar hukum yang berlaku
sehingga laboratorium yang sudah ada tidak menimbulkan masalah di
kemudian hari. Usaha pengadaan harus dilakukan bersama akan
memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengadaan alat laboratorium di lembaga pendidikan dimulai dari
koordinator atau kepala laboratorium mengusulkan peralatan praktik
kepada wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana yang kemudian
diajukan kepada kepala sekolah untuk meminta persetujuan, apabila
sudah disetujui selanjutnya dilaporkan ke bendahara sekolah untuk
menghitung berapa besar dana yang harus dikeluarkan untuk membeli
peralatan tersebut. 8
Alur proses pengadaan alat laboratorium secara singkat adalah sebagai
berikut:
1) Menganalisa jumlah pemeriksaan laboratorium
2) Mengajukan permintaan pengadaan alat berdasarkan hasil analisa
atau perhitungan jumlah pemeriksaan. Jika permintaan pengadaan
alat diterima, maka dilanjutkan tahap penawaran alat, dan jika

7
Sederhana Sembiring dan Mustika Siliwangi, Perencanaan, Penganggaran dan Pengadaan
Bahan Laboratorium Amerind Bio-Clinic (ABC), Jurnal akademik, Vol.1 No. 2, 2017, hal. 128
8
Dewa Ayu, dkk. Analisis Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum Laboratorium, Jurnal
Pendidikan Kimia Undiksha, Vol. 3 No. 1, 2019, hal. 39
6

permintaan pengadaan alat tidak diterima maka akan dilakukan


revisi sesuai dari arahan.
3) Melakukan penandatanganan.
4) Melakukan penginstalan alat ke laboratorium.
5) Pastikan alat teruji dengan baik dengan dilakukannya uji fungsi dan
kalibrasi alat.
6) Melakukan training alat kepada analisis laboratorium.
7) Dokumentasikan hasil uji fungsi, kalibrasi dan training alat.9
c. SOP Laboratorium
Pengelolaan laboratorium yang baik dengan sendirinya akan
mendorong terjadinya interaksi yang produktif diantara pihak-pihak
yang berkepentingan dan memberikan peluang lebih besar bagi
dilaksanakannya output yang berkualitas10. Adapun dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di laboratorium, seorang tenaga pendidik
atau guru harus menyiapkan dan membuat skenario pembelajaran secara
baik dan menarik, memahami karakteristik dan cara penggunaan
peralatan di setiap laboratorium dan penanganan bahan atau material
praktik yang digunakan pada laboratorium, serta selalu berpegang pada
tahap-tahap pembelajaran dan SOP (Standar Operating Procedure)
penggunaan laboratorium yang berlaku pada masing-masing
laboratorium11.
Standar operasional prosedur atau disingkat menjadi SOP adalah
dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara urut
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh
hasil kerja yang paling efektif dari para pengguna dengan biaya dan

9
Rayinda Pramuditya Soesanto, Sistem Pengadaan Laboratorium: Analisi Kebutuhan
Sistem dari Perspektif Stakeholder, Jurnal Teknik Industri, Vol. 15 No. 1, 2020, hal. 41
10
Zulkarnain & Dian Utami, Evaluasi Program Mata Kuliah Microteaching Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Lampung, (Lampung: Edukasi IPS, Vol 5 No 2,
2021), hal. 6
11
Inyoman Alit Putra Merta, “Relevansi Materi Pembelajaran dan Praktik Laboratorium
dengan Keberhasilan Siswa SMK dalam Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan”, Jurnal Inovasi
Karya Ilmiah Guru, Vol. 2 No. 2, 2022, hal. 151
7

tenaga yang minimal dan rasional. SOP (Standar Operating Procedure)


dapat menjadi acuan, yakni; a) SOP yang baik akan menjadi pedoman
bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi antara pelaksana dan pengawas,
dan menjadikan pratikum diselesaikan secara konsisten, b) Para
praktikan akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa
yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan, c) SOP juga bisa
dipergunakan sebagai salah satu training dan bisa dipergunakan untuk
mengukur kinerja praktik. Tujuan penyusunan SOP laboratorium, yakni:
1) Mengoptimalkan fungsi dan manfaat laboratorium atau untuk
meminimalkan kesalahan dalam pemanfaatan dan penggunaan alat
laboratorium.
2) Meminimalkan dampak negatif kegiatan laboratorium terhadap
keselamatan, kesehatan dan kenyamanan kerja, serta lingkungan.
3) Memperjelas tugas dan wewenang pengelola laboratorium.
4) Mengembangkan, merencanakan dan mengoperasikan
laboratorium dengan memperhatikan faktor keberlanjutan.
5) Menemukan tolak ukur untuk mengevaluasi kemajuan yang dicapai
suatu laboratorium.
6) Merancang dokumen yang jelas untuk digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan laboratorium12.

Kegiatan pratikum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa,


melalui kegiatan laboratorium siswa diberi kesempatan untuk
memenuhi dorongan ras ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan
menunjang siswa untuk menemukan pengetahuan melalui eksplorasi
dengan pratikum peserta didik dilatih untuk mengembangkan
keterampilan dasar melakukan eksperimen. Melakukan eksperimen
melatih peserta didik melakukan observasi dengan cermat, mengukur
secara akurat dengan lata ukur, menangani dan menggunakan alat

12
Adi Aziz, Pengembangan Standard Operation Procedure (SOP) Laboratorium
Komputer di SMA Negeri 1 Pasarwajo Kabupaten Buton, (Universitas Negeri Makassar: Eprints,
2015), hal. 5
8

secara aman, merancang, melakukan dan menginterprestasikan


eksperimen13.

B. Penataan Laboratorium
Penataan laboratorium merupakan upaya pengaturan penempatan peralatan
laboratorium untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik dalam
penyelenggaraan pendidikan agar memenuhi persyaratan untuk beroperasi.
Selain itu, juga untuk menunjukkan pentingnya nilai tanggung jawab pada siswa
dalam memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana pendidikan yang ada
di sekolah. 14
1. Tujuan penataan laboratorium sebagai berikut:
a. Untuk memudahkan pengelola ataupun pengguna laboratorium dalam
menemukan alat atau bahan laboratorium yang dibutuhkan dalam
kegiatan praktikum
b. Untuk mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu
pekerjaan
c. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna ataupun
pengelola
d. Memaksimalkan penggunaan alat dan bahan serta mempermudah
pengawasan.15
2. Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam penataan
laboratorium:
a. Penataan ruang laboratorium harus mempertimbangkan kebutuhan
eksperimen, penyimpanan bahan, dan alur kerja. Zonasi risiko juga harus
diperhatikan, dengan meletakkan bahan dan peralatan yang berpotensi
berbahaya di tempat yang aman dan terpisah.

13
Mail Hilian, dkk, “Peranan Laboratorium Terpadu dalam Melahirkan Wirausaha Muda
Melalui Program Pekan Kewirausahaan”, Journal of Economics and accounting, Vol. 3, No. 2, 2022,
hal. 247
14
Nuril Furkan, Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah, (Yogyakarta: Magnum
Pustaka Utama, 2013), hal. 154
15
Ibid, hal. 155
9

b. Tempat penyimpanan peralatan laboratorium. Ruang laboratorium


sebaiknya mencakup penempatan yang efisien dan aman untuk
penyimpanan bahan dan peralatan, lemari penyimpanan khusus dengan
label yang jelas untuk barang berbahaya harus ditempatkan sesuai
dengan pedoman keamanan.
c. Panduan desain dan penataan ruang. Panduan rinci tentang desain dan
penataan ruang laboratorium, mencakup aspek- aspek seperti
pencahayaan, ventilasi, dan pemisahan zona kerja. Hal ini membantu
menciptakan lingkungan yang memenuhi standar keamanan dan
kenyamanan.16
Dengan adanya penataan laboratorium yang baik hendaknya dapat
memberikan kenyamanan bagi guru dan peserta didik pada saat
menggunakannya dalam kegiatan praktikum. Juga diharapkan mampu
memberikan pelajaran atau contoh kepada peserta didik tentang nilai
tanggungjawab, disiplin, tertib, dan kerjasama dalam melaksanakan tugas,
sehingga peserta didik dapat mengambil makna dari kegiatan tersebut untuk
membentuk perilaku dan karakter yang baik.

16
Sri Rahayu dan Susilo Sudarman, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
Laboratorium, (Solok: Mitra Cendekia Media, 2023), hal. 45
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penanganan laboratorium adalah serangkaian tindakan dan prosedur yang
dilakukan untuk memastikan keefektifan kegiatan di laboratorium sehingga
dapat berjalan dengan lancar. Dalam penanganan laboratorium terdapat
beberapa hal yang dilaksanakan, antara lain: (1) Perencanaan dan pengadaan
alat laboratorium. Perencanaan pengadaan alat dan bahan merupakan proses
kegiatan pemilihan jenis, jumlah dan harga alat dan bahan laboratorium yang
sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan anggaran yang
tersedia, (2) Pengadaan laboratorium. Pengadaan merupakan segala kegiatan
untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan
pelaksanaan tugas, (3) Mematuhi SOP atau Standar operasional prosedur
adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara urut
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh
hasil kerja yang paling efektif dari para pengguna dengan biaya dan tenaga
yang minimal dan rasional.
2. Penataan laboratorium merupakan upaya pengaturan penempatan peralatan
laboratorium untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik dalam
penyelenggaraan pendidikan agar memenuhi persyaratan untuk beroperasi.
Selain itu, juga untuk menunjukkan pentingnya nilai tanggung jawab pada
siswa dalam memelihara dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di sekolah
B. Saran
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggungjawab
bersama, baik dari pengelola maupun pengguna laboratorium itu sendiri. Oleh
karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk
memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja dalam laboratorium

10
DAFTAR RUJUKAN

Astuti, Reni. (2020). Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat.
Sukabumi: CV Jejak.

Ayu, Dewa, dkk. (2019). Analisis Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum
Laboratorium. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha. Vol. 3 No. 1.

Aziz, Adi. (2015). Pengembangan Standard Operation Procedure (SOP)


Laboratorium Komputer di SMA Negeri 1 Pasarwajo Kabupaten Buton.
Universitas Negeri Makassar: Eprints.

Furkan, Nuril. (2013). Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah. Yogyakarta:


Magnum Pustaka Utama.

Harefa, Darmawan, dkk. (2021). Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri 1


Lahusa. Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains. Nias Selatan:
Edutmatsains.

Hilian, Mail, dkk. (2022). Peranan Laboratorium Terpadu dalam Melahirkan


Wirausaha Muda Melalui Program Pekan Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi
dan Akuntansi. Vol. 3 No. 2.

Merta, Putra. I. A. (2022). Relevansi Materi Pembelajaran dan Praktik


Laboratorium dengan Keberhasilan Siswa SMK dalam Melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan. Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru. Vol. 2 No. 2.

Nurhadi, Arisal. (2018). Manajemen Laboratorium Dalam Upaya Meningkatkan


Mutu Pembelajaran. Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan. Vol. 4. No.
01.

Pramuditya, Rayinda. (2020). Sistem Pengadaan Laboratorium: Analisis


Kebutuhan Sistem dari Perspektif Stakeholder. Jurnal Teknik Industri. Vol.
15 No. 1.

Rahayu, Sri & Sudarman Susilo. (2023). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di Laboratorium. Solok: Mitra Cendekia Media.

Sembiring, S. & Siliwangi. M. (2017). Perencanaan, Penganggaran dan Pengadaan


Bahan Laboratorium Amerind Bio-Clinic (ABC). Jurnal Akademik. Vol.1
No. 2.

Yuliarti, Sri. (2017). Manajemen Sarana dan Prasarana Laboratorium Kimia. Jurnal
Manajer Pendidikan. Vol. 1 No. 6.

11
Zulkarnain, & Utami Dian. (2021). Evaluasi rogram Mata Kuliah Microteaching
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Lampung. Vol.
5 No. 2.

12

Anda mungkin juga menyukai