Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN LABORATORIUM

MANAJEMEN OPERASIONAL LABORATORIUM


Dosen pengampuh : Ibu Susanti,S.ST.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
Kelompok 4, kelas B (TLM 021)

PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK BINA HUSADA
KENDARI
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................2

KATA PENGANTAR....................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................4

I.1 Latar belakang......................................................................................4

I.2 Rumusan Masalah.................................................................................6

I.3 Tujuan...................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................7

2.1 Pengertian Laboratorium........................................................................7

2.2 Tata Ruang Laboratorium......................................................................7

2.3 Inventarisasi dan Keamanan..................................................................9

2.4 Konsep Dasar Penataan Alat Laboratorium...........................................9

2.5 Tujuan Penataan Alat Laboratorium......................................................11

2.6 Jenis-jenis alat di Laboratorium.............................................................13

2.7 Pemeliharaan dan Penyimpanan Alat Laboratorium.............................15

BAB III SIMPULAN DAN SARAN .............................................................20

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................20

3.2 Saran ......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Esa, Kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah
”Manajemen Operasional Laboratorium”.
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar Kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan menambah ilmu terhadap pembaca

Kendari, 08 Oktober 2023

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laboratorium merupakan sarana peningkatan pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa dalam kegiatan praktikum. Laboratorium digunakan
unutk melatih mahasiswa dalam memahami konsep-konsep dan meningkatkan
keterapilan dalam melakukan percobaan ilmiah.
Sejalan dengan hal tersebut, Rasyid & Nasir (2020) mengungkapkan
bahwa laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
komunitas dan kualitas yang memadai. Sehingga fungsi laboratorium sebagai
tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan
alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi No.03/Januari/2010 dan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.02 dan No.13/Mei/2010
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Laboratorium Pendidikan adalah
unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup
atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas,
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu,
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Peranan laboratorium pada perguruan tinggi sangat penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat saat ini.
Menurut Astuti (2020) pengelolaan laboratorium atau sering disebut
manajemen laboratorium merupakan suatu kegiatan dalam perencanaan,
perawatan, pengamanann, dan pengadministrasian untuk pengembangan
laboratorium secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Astuti
(2020) menjelaskan lebih lanjut bahwa tujuan dari manajemen laboratorium

4
agar perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium
terorganisir dengan baik, semua alat dan bahan yang ada di laboratorium dapat
terdeteksi, seluruh aktivitas laboratorium mudah terkontrol dengan adanya
administrasi yang baik, untuk mencapai optimalisasi penggunaan laboratorium
dan diharapkan dapat meningkatkan karya-karya yang bermanfaat.
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil
belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
Laboratorium. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem
organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan
fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi laboratorium yang
baik . Bagaimana mengelola Laboratorium dengan baik, adalah menjadi
tujuan utama, sehingga semua pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan
dengan lancar. Dalam penanganannya harus dikelola oleh Kepala
Laboratorium yang ahli, terampil di bidangnya dan berdedikasi tinggi serta
penuh tanggung jawab, termasuk peranan tenaga laborannya yang
bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional yang dilakukan di
laboratorium masing-masing. Keamanan dan keselamatan laboratorium, serta
keselamatan kerja di laboratorium merupakan faktor penting dalam
pengelolaan (manajemen) laboratorium.
Manajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola Laboratorium.
Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil
belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan (Suryanta, 2010)

5
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan laboratorium?
2. Bagaimana tata ruang laboratorium?
3. Bagaimana inventarisasi dan keamanan laboratorium?
4. Bagaimana konsep dasar penataan alat laboratorium?
5. Apa tujuan penataan alat laboratorium?
6. Apa saja jenis-jenis alat yang ada di laboratorium?
7. Bagaimana pemeliharaaan dan penyimpanan alat laboratorium?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan laboratorium, tata ruang
laboratorium, inventarisasi dan keaman laboratorium, konsep dasar penataan
alat laboratorium, tujuan penataan alat laboratorium, jenis-jenis alat yang ada
di laboratorium dan cara pemeliharaan dan penyimpanan alat laboratorium.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Laboratorium
Kata Laboratorium berasal dari bahasa latin yang berarti tempat bekerja.
Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya
yaitu tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium
adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau
penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya
infrastruktur laboratorium yang lengkap (adanya fasilitas air, listrik, gas dan
sebagainya).
Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”.
Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya,
yaitu “tempat bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.
Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan
praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta
adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas
dan sebagainya) (Hartinawati, 2015:3)
Menurut Yaman (2016:64), laboratorium adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan
tersebut secara terkendali. Laboratorium dapat juga diartikan sebagai suatu
tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laboratorium merupakan tempat
atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melakukan kegiatan percobaan
atau eksperimen.
2.2 Tata Ruang Laboratorium
Tata Ruang Laboratorium harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak
perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan.

7
Tata ruang yang sempurna, harus dimulai sejak perencanaan gedung
sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang yang baik mempunyai: 1)
pintu, yakni: pintu masuk (in), pintu keluar (out), pintu darurat (emergency-
exit); ruang terdiri dari: ruang persiapan (preparation-room), ruang peralatan
(equipment- room), ruang penangas (fume-hood), ruang penyimpanan
(storage-room), ruang staf (staff-room), ruang teknisi (technician-room),
ruang bekerja (activity-room), ruang istirahat/ibadah, ruang prasarana
kebersihan, ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan
tertentu, ruang toilet; pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan
burung tidak dapat masuk lemari, yakni: lemari praktikan(locker), lemari gelas
(glass-rack), lemari alat-alat optik (opticals-rack) dan dilengkapi dengan fan
(untuk dehumidifier) (Tawil, 2016:11).
Alat Yang Baik Dan Terkalibrasi Pengenalan terhadap peralatan
laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap petugas laboratorium, terutama
mereka yang akan mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang
dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi siap pakai, bersih, berfungsi
dengan baik, dan terkalibrasi. Peralatan yang ada juga harus disertai dengan
buku petunjuk pengoperasian. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya
kerusakan, dimana buku manual merupakan acuan untuk perbaikan
seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus senantiasa berada ditempat,
karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat tersebut
tidakberfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun
secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan.
Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian,
pelayanan masyarat atau studi tertentu. Karena itu, alat-alat ini harus selalu
siap pakai, agar sewaktu waktu dapat digunakan. Peralatan laboratorium
sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaanya dan setelah digunakan
harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti semula. Semua peralatan
sebaiknya diberi penutup, misalnya plastik transparan, terutama bagi alat- alat
yang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak lat yang bersangkutan.

8
2.3 Inventarisasi dan Keamanan
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi;
1. Semua kegiatan inventarisasi harus memuat sumber dana dari mana alat
alat ini diperoleh atau dibeli.
2. Keamanan peralatan laboratorium ditujukan agar peralatan laboratorium
tersebut harus tetap berada dilaboratorium.
Disiplin Yang Tinggi Pengelola laboratorium harus menerapkan disiplin
yang tinggi pada seluruh pengguna laboratorium agar terwujud efisiensi kerja
yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi oleh pola kebiasaan dan
perilaku dari manusia itu sendiri, oleh sebab itu setiap pengguna laboratorium
harus menyadari tugas, wewenang dan fungsi nya. Sesam pengguna
laboratorium harus ada kerjasama yang baik, sehingga setiap kesulitan dapat
dipecahkan atau diselesai kan bersama.
Keadaan peralatan laboratorium & bahan-bahan yang tersedia selalu cepat
berubah atau berpindah (dipinjam, hilang, pecah dan sebagainya), maka
semua itu memerlukan penanganan yang serius. Apalagi bila ditinjau dari
harga peralatan yang mahal, serta disertai dengan penggunaan yang tidak
tepat sehingga semua peralatan laboratorium yang modern itu akan sia-sia
saja, dan optimalisasi penggunaannya tidak efisien.
2.4 Konsep Dasar Penataan Alat Laboratorium
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan
dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan penataan
alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab)
dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab,
juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan
demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun
secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan
dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara
identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.

9
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada fasilitas
yang ada pada laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas
yang dimaksud dalam hal ini adalah terdapatnya ruangan untuk penyimpanan
khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat - tempat penyimpanan seperti
lemari, kabinet, dan rak-rak. Peralatan laboratorium yang selanjutnya
disebut peralatan adalah mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja
lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas (Vendamawan, 2015).
Penataan alat-alat merupakan sebagian kecil dari fungsi manajemen
laboratorium. Untuk dapat memahami penataan alat dilab, kita perlu
memahami fungsi dan struktur lab, serta berbagai aspek terkait dengan
manajemen laboratorium. Dalam hal ini, sistem manajemen laboratarium
disuatu lembaga yang dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
Penataan (ordering) alat dimaksudkan dengan proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan
dalam pemeliharaan (maintenance).Keteraturan penyimpanan dan
pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petuga lab ( teknisi
dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk
keperluan lab, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan
kuantitasnya. Dalam menyimpan alat dan bahan perlu diperhatikan bagaimana
letak dan tata penyimpanannya. Penataan dan penyimpanan tersebut
didasarkan pada:
1. Keadaan laboratorium yang ditentukan oleh fasilitas dan, susunan
laboratorium, dan keadaan alat/bahan.
2. Kepentingan pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan
digapai, keamanan dalam penyimpanan dan pengambilannya.
3. Keadaan Alat dan Bahan. Berdasarkan keadaan maka alat dapat
dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering
alat tersebut digunakan, atau jenis percobaan Cara penyimpanan alat dapat

10
berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan
pembuat alat
Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum laboratorium
maupun peralatan. Pada bagian ini pembahasan akan difokuskan pada
penataan alat. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan di dalam penataan
alat terutama cara penyimpanannya, di antaranya adalah:
a. Fungsi alat
b. kualitas alat
c. keperangkatan
d. nilai atau harga alat
e. kuantitas alat termasuk kelangkaannya
f. sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
g. bahan dasar penyusunan alat
h. bentuk dan ukuran alat
i. bobot atau berat alat
Dasar dan Tujuan Penataan Alat di Laboratorium Dasar pelaksanaan
penataan alat didasarkan pada prinsip yaitu:
a. Prinsip kemudahan untuk mempergunakan alat
b. Prinsip keamanan alat
c. Prinsip kerapian alat
d. Prinsip keterawatan alat
e. Prinsip pengoperasianalat
f. Prinsip efektifitas
2.5 Tujuan Penataan Alat di Laboratorium
1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operator.
3. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5. Mempermudah pengawasan.

11
Selain hal tersebut di atas, maka perlu juga dipertimbangkan yang
berkaitan dengan ada tidaknya ruang persiapan atau ada tidaknya gudang
penyimpanan alat seperti rak, lemari atau alat-lat lainnya disesuaikan dengan
keadaan laboratorium berdasarkan fasilitas dan susunan laboratorium.
Penampatan alat-alat di laboratorium disesuaikan dengan kepentingan
pemakai alat tersebut seperti keamanaan penyimpanan dan pengambilannya,
seberapa sering dipergunakan alat tersebut baik dalam kegiatan pratikum atau
percobaan. Begitu pula pengelompokan alat jenis alat ringan dan jenis alat
berat.
Selain itu, terdapat juga pertimbangan penataan alat yang meliputi:
1. Jenis alat (Elektrik/non elektrik: alat/perkakas)
2. Tingkat risiko (Timbangan analitik- mekanik yang mudah rusak, alat gela
yang mudah pecah, alat listrik yang menggunakan daya cukup tinggi).
3. Sifat alat (mikroskop, alat yang mudah terbakar, alat bahan besi yang
mudah berkarat)
4. Kecanggihan alat
5. Kualitas alat
6. Jumlah alat yang tersedia
7. Bahan penyusunalat
8. Bentuk dan ukuranalat
9. Bobot/ beratalat
10. Frekuensi penggunaanalat.
Adapun penataan yang berkaitan dengan peletakan alat laboratorium yang
tersedia dapat dikelompokan yaitu:
1. Tempa /ruang :
a. di ruang kegiatan,
b. di ruang preparasi
c. di ruang gudang
d. di ruang timbang
e. di rumah kaca
2. Sarana:

12
a. lantai tepi ruang keg,
b. lemari alat,
c. lemari display,
d. lemari alat-alat penunjang,
e. meja,
f. dinding.
3. Sifat penempatan:
a. permanen,
b. Mobile- dapat dipindahkan.
Selain perlengkapan alat yang dipergunakan dalam kegiatan pratikum di
laboratorium maka beberapa sarana atau alat keamanan laboratorium yang
perlu disediakan seperti :
1. Instalasi air dengan sistem pembuangan limbah
2. Saluran gas dengan kran sentral
3. Instlasi listrik dengan sekering listrik / pemutus arus
4. Kotak P3K
5. Daftar nomor telepon terkait:Dinas Pemadam kebakaran, rumah sakit,
dokter, kepolisian.
6. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau.
7. Selimut anti api
8. Tata tertip pengguna laboratorium
9. Petunjuk keamanan kecelakaan
2.6 Jenis-jenis alat alat yang ada dilaboratorium
Jenis-jenis alat alat yang ada dilaboratorium yaitu:
1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur,
stopwatch, micrometer sekrup, dan sebagainya
2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu enlenmeyer, pembakar
spiritus, dsb
3. Model, seperti model pencernaan, pernapasan, model kerangka, model
indera dan organ lainnya

13
4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis
pada katak, bagan sistem pengeluaran manusia, dsb.
5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.
6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar
bunsen/spiritus, mortar dan alu
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke
dalam kelompok bahan yang banyak digunakan Penyimpanan alat selain
berdasar hal–hal diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis untuk
menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca
lengan dan beakerglass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang
tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat.
Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat
yang mudah diambil.
Penyimpanan dan pemeliharaan alat harus memperhitungkan sumber
kerusakan alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat
lingkungan meliputi hal-hal berikut:
1. Udara
Udara mengandung oksigendan uap air (memilki kelembaban).
Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan
membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha
untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas seprti dengan
cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau
nikel. Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia
bereaksi. Akibat reaksi bahan kimia dengan udara bebas seperti
timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas. Dampaknya

14
bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan
kecelakaan dan keracunan.
2. Air dan asam–basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih,
jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat
menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah
fungsinya.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan: alat memuai atau
mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu
fungsi alat elektronika. Mekanis Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari
benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan alat/bahan.
4. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan
matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat
rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
lemari tertutup. Bahan kimianya sebaiknya disimpan dalam botol yang
berwarna gelap
5. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai
segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas
yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan
alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat
menimbulkan kebakaran tersebut.
2.7 Pemeliharaan Dan Penyimpanan Alat Laboratorium
Perawatan/pemeliharaan adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan
dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai,
atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat berfungsi
kembali. Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan

15
siap pakai. Dalam kaitannya dengan perawatan peralatan laboratorium,
perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar
peralatan tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi.
Disamoing itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel
atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium yang sudah terlanjur rusak
atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum peserta
didik (Tawil, 2016:55).
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan
hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih
dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali
dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga kelengkapan alat
tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan.
Lemari untuk menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah
rayap yang dapat merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik perlu
disemprot dengan antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur
barus pada lemari penyimpanan. Setiap alat yang agak rumit selalu
mempunyai buku petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat
digunakan hendaknya dibaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan
petunjuk pemeliharaan atau perwatannya. Kita ketahui bahwa nama alat sama
dan fungsi sama kemungkinan bisa berbeda cara penggunaanya, karena
pabrik yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga berbeda.
Untuk itu dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu diperiksa
atau dibaca buku petunjuk sebelum digunakan (Tawil, 2016:71).
Pemeliharaan di sini bukan berarti alat disimpan dengan baik sehingga
alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan agar tahan lama,
tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama
atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat
atau menjaga keselamatan alat adalah:
1. menyimpan pada tempat yang aman
2. perawatan termasuk menjaga kebersihan
3. penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set

16
4. menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.
Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya
dapat dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan
harus dipilih dari bahan yang tahan panas. Bila suatu alat terbuat dari besi,
atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan
berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan
besi dengan asam akan cepat berkarat.
2. Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat
berat jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau
menyimpan atau mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
3. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap
kelembaban, di daerah yang dingin atau di daerah yang lembab
penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada daerah lembab bila alat
disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa
harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat
berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh
kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara
dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam
kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).
4. Pengaruh bahan kimia.
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama
yang korosif dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-
zat kimia harus disimpan berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang
terbuat dari logam.
5. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwaalat yang terbuat dari
logam harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat

17
yang diset dan terdiri dari alat logam dan kaca, misalnya Respirator
Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri, dibutuhkan standarnya.
Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam
penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak dipakai barulah dipasang
atau diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada
magnet. Stopwatch dapat kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan
dengan magnet.
6. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau
setidaknya petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang yang
mahal, dan mana barang yang murah. Ditinjau dari segi harganya alat-alat
berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari yang pakai
kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak
atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari tertutup
sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
7. Bentuk dalam set Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet,
semimicroapparatus.
Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya
disusun kembali pada tempat semula dengan susunan aturan yang telah
ditentukan. Penyusunan magnet dalam set electromagnet harus
diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan tanpa aturan karena dapat
kehilangan sifat kemagnetannya.
8. Alat-alat banyak menggunakan baterai kering atau basah.
Alat-alat yang menggunakan baterai basah, ataupun alat yang
menggunakan arus listrik, bila sudah selesai dipergunakan hendaknya
segera diputuskan arusnya atau disimpan dalam keadaan sleep. Alat-alat
yang menggunakan baterai kering bila selesai digunakan baterai harus
dikeluarkan, dan waktu menyimpan baterai harus dikeluarkan dari alat dan
alat harus disimpan dalam keadaan sleep. Misalnya: pH-meter, comparator
lingkungan, osiloscope.

18
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan
hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih
dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan kembali
dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga kelengkapan alat
tersebut harus dicek terlebih dahulusebelum disimpan. Lemari untuk
menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah rayap yang dapat
merusak berbagai jenis alat, maka secara periodik perlu disemprot dengan
antihama atau sejenisnya atau dengan memasukkan kapur barus pada lemari
penyimpanan.
Setiap alat yang agak rumit selalu mempunyai buku petunjuk atau
keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan hendaknya kita
membaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk
pemeliharaan atau perawatannya. Kita ketahui bahwa nama alat sama dan
fungsi sama kemungkinan bisa berbeda cara penggunaannya, karena pabrik
yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga berbeda. Untuk itu
dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu diperiksa atau
dibaca buku petunjuk sebelum digunakan.

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
komunitas dan kualitas yang memadai. Sehingga fungsi laboratorium sebagai
tempat proses pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk berinteraksi dengan
alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara langsung.
Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di
laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan
erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan
dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan penataan
alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab)
dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab,
juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya.
3.2 Saran
Bagi para pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya, jika ingin
menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis
mengharapkan dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku yang
berkaitan dengan judul “Pengelolaan Alat Laboratorium”

20
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R. (2020). Manajemen Laboratorium yang Cerdas, Cermat, dan Selamat.


Sukabumi: CV Jejak, Anggota IKAPI.

Hartinawati. 2015. Pengelolaan Laboratorium IPA. Tanggerang Selatan :


Universitas. Terbuka

Rasyid, H. A., & Nasir, R. (2020). Mengelola Laboratorium IPA Sekolah. Klaten:
Lakeisha Anggota IKAPI.

Suryanta, (2010), Manajemen Operasional Laboratorium, Universitas Negeri


Yogjakarta

Tawil & Liliasari. 2016. Manajemen laboratorium. Makassar: Badan Penerbit


Universitas Negeri Makassar.
Vendamawan, Rico. (2015). Pengelolaan Laboratorium Kimia. Metana. 11 (2):
41-46.
Yaman, Erlina. 2016. Pengoptimalan Peran Kepala Labor dalam Menunjang
Pembelajaran IPA di SMPN 7 Kubung. Jurnal Penelitian Guru Indonesia.
Vol 1

21

Anda mungkin juga menyukai