Sekolah yang baik memiliki standar yang baik bahkan yang terbaik untuk dapatdikatakan
SSN. Perlu adanya fasilitas yang cukup di dalamnya. Laboratorium dan perpustakaan sekolah
yang terkelola dengan baik menjadi salah satu syaratnya. Namun, tidak menutup
kemungkinan sekolah yang biasa-biasa saja dapat memiliki fasilitas laboratorium meskipun
dengan kondisi yang sederhana.
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
1. Pengertian laboratorium
Laboratorium yang sering disingkat lab, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian)
ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya,
laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan
laboratorium bahasa[1].
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2)
bahwa:
1. Pasal 42 (2):
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. b. Pasal 43
(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.
(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah peralatan perpeserta didik.
Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa
bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.[2]
Laboratorium atau Laboratory pada kamus Websters, yaitu A building or room in which
scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested or
compounded. Pada kamus Oxford, Laboratory: room or building used for scientific
experiments, research, testing, etc esp in chemistry language. (Hornby, 1985). Pada
Wikipedia, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya
dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia,
laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. (Wikipedia, 2007).
Pada SPTK-21 dikemukakan Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori
keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan
kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002).
Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan yang memadai dan
manajemen laboratorium yang baik. Manajemen laboratorium merupakan usaha pengelolaan
laboratorium berdasarkan konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium meliputi
pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi
dan keamanan, pengamanan laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis
pekerjaan. (Tim Supervisi Dirjen Dikti, 2002)[3].
Fungsi laboratorium
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta
pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang
paling utama:
1. Memberikan keterampilan kerja bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya.
Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap obyek yang
dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah eksperimentasi.
1. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar,
peserta didik, mahasiswa, dosen, dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari
hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.
2. Menambah keahlian dan keterampilan para peneliti dalam mempergunakan alat media
yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah
sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
3. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah
dengan cara penelitian, uji coba, maupun eksperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk
sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuan di masa depan.
4. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium.
Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan
lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat
ketat, teliti, dan obyektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses akhir
pengujian sebuah kebenaran.
1. Perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium teroganisir dengan baik.
Dengan adanya pengelolaan laboratorium, kebutuhan akan alat dan bahan praktikum ataupun
perlengkapan laboratorium lainnya sudah terencana dengan baik.
Tata ruang sebuah laboratorium harus direncanakan sejak pembangunan gedung. Tata ruang
laboratorium yang baik harus memiliki pintu masuk, pintu keluar, pintu darurat, ruang
persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang, ruang bekerja, ruang seminar / diskusi, loker,
serta ruangan AC untuk menyimpan alat-alat dengan persiapan tertentu.[4]
Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium, adalah:
5. Mudah dikontrol
Ruang lboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik oleh manajer
laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol, ruang laboratorium
sebaiknya dibangun dekat dengan ruang manajer.
7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar
Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat bagi para pengguna
laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya dan sebagai penetralisir suara di dalam
ruangan.
Untuk membuat suatu laboratirum sekolah yang nyaman dan aman maka pemerintah
mengeluarkan sebuah standar minimum untuk membangun sebuah laboratorium sekolah.
Standar ini sudah diatur dalam peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007
tanggal 28 Juni 2007. Beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu lembaga pendidikan untuk
membangun sebuah Laboratorium sekolah diantaranya[5] :
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan.
Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m 2,70 80 m2
diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati
lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan
atau alat-alat untuk percobaan.
Infrastruktur Laboratorium
1. Instalasi Listrik
2. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di
ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang
memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi eksperimen dan
penelitian, atau penggunaan OHP, LCD, dan ampliffier
memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium yaitu untuk pemasangan mesin tik
elektronik atau komputer
1. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring,
lampu, saklar dan stop kontak. Lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.
2. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan,
dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.
Instalasi Air
Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya
untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umumnya meja siswa / mahasiswa ukuran
tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja
siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi
laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa
dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa
dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun
demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja
samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari.
Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50
cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk
timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat
cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan
hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan
dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang
khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop
dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam
atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang
dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan
tidak lembab agar terhindar dari jamur[7].
Selain fasilitas di atas, laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas
untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut
ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan
mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,
lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran
dll[8].
Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.
Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium biologi
yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak
dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot
(ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih
baik.
Air
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium
biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan,
kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-
alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium
harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam
atau basa kuat atau bahan korosiflainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang
lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.
Bak cuci
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari
porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan
saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk
menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti
asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press
file.upi.edu//Pengelolaan_Laboratorium.pdf
Hamdani, Anti Damayanti. 2008. Manajemen & Teknik Laboratorium. Yogyakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Kallijaga
http://abutholhah.wordpress.com/manajemen-laboratorium-ipa/
http://alatkimia.com/standar-ruang-laboratorium-sekolah/
[1] Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA,Bahasa, Komputer, dan
Kimia (Yogyakarta: Diva Press,2013), hlm.16
[5]http://alatkimia.com/standar-ruang-laboratorium-sekolah/
[8]file.upi.edu//Pengelolaan_Laboratorium.pdf