Anda di halaman 1dari 10

Makalah Manajemen Laboratorium

Kuliah tanpa batas, bersama perkuliahan.com, berikut contoh makalah MANAJEMEN


LABORATORIUM Makalah ini disusun oleh Anafitarina dkk, guna melengkapi tugas Mata
Kuliah: Manajemen Laboratorium, next post Contoh Laporan Observasi BK di Sekolah

1. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia sekarang terdapat banyak sekolah dasar yang sudah berlabel SSN (Sekolah
Standar Nasional). Dimana sekarang orang tua wali murid berlomba-lomba mendaftarkan
anaknya ke sekolah tersebut.Mereka memilih sekolahan yang terbaik demi pendidikan anak-
anaknya. Yaitu sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap.

Sekolah yang baik memiliki standar yang baik bahkan yang terbaik untuk dapatdikatakan
SSN. Perlu adanya fasilitas yang cukup di dalamnya. Laboratorium dan perpustakaan sekolah
yang terkelola dengan baik menjadi salah satu syaratnya. Namun, tidak menutup
kemungkinan sekolah yang biasa-biasa saja dapat memiliki fasilitas laboratorium meskipun
dengan kondisi yang sederhana.

Bagaimanakah pentingnya keberadaan laboratorium di sekolah? Berikut ini pemakalah akan


membahas mengenai pengertian, fungsi, dan tujuan dari laboratorium. Serta
design layout yang baik sesuai Standar Nasional pendidikan beserta infrastuktur dari
laboratorium itu sendiri.

1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah pengertian , fungsi, dan tujuan pengelolaan laboratorium?


2. Bagaimana contoh desain tata ruang / layout laboratorium?
3. Apa saja infrastruktur laboratorium?
4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian, fungsi, dan tujuan pengelolaan laboratorium


2. Mengetahui infrastruktur laboratorium
3. Mengetahui contoh desain tata ruang / layout laboratorium
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengelolaan Laboratorium

1. Pengertian laboratorium
Laboratorium yang sering disingkat lab, adalah tempat dilakukannya riset (penelitian)
ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan ilmiah. Pada umumnya,
laboratorium dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya seperti
laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan
laboratorium bahasa[1].
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2)
bahwa:

1. Pasal 42 (2):
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. b. Pasal 43

(1) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, dan peralatan pembelajaran lain pada satuan
pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia.

(2) Standar jumlah peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam rasio
minimal jumlah peralatan perpeserta didik.

Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa
bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.[2]

Laboratorium atau Laboratory pada kamus Websters, yaitu A building or room in which
scientific experiments are conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested or
compounded. Pada kamus Oxford, Laboratory: room or building used for scientific
experiments, research, testing, etc esp in chemistry language. (Hornby, 1985). Pada
Wikipedia, Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya
dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia,
laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium bahasa. (Wikipedia, 2007).
Pada SPTK-21 dikemukakan Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori
keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan
kualitas yang memadai (Depdiknas, 2002).

Suatu laboratorium yang baik memerlukan staf yang terampil, peralatan yang memadai dan
manajemen laboratorium yang baik. Manajemen laboratorium merupakan usaha pengelolaan
laboratorium berdasarkan konsep manajemen buku. Manajemen laboratorium meliputi
pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur, administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi
dan keamanan, pengamanan laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis
pekerjaan. (Tim Supervisi Dirjen Dikti, 2002)[3].

Fungsi laboratorium
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta
pengujian ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang
paling utama:

1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu.


Laboratorium adalah tempat untuk menguji sebuah teori yang telah diterima secara langsung.
Dalam konteks itu, keduanya akan saling melengkapi, yaitu teori akan dapat menjadi dasar
praktik dan penelitian, sedangkan penelitian akan menguatkan argumentasi teori.

1. Memberikan keterampilan kerja bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya.
Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap obyek yang
dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan sebuah eksperimentasi.

1. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar,
peserta didik, mahasiswa, dosen, dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari
hakikat kebenaran ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.
2. Menambah keahlian dan keterampilan para peneliti dalam mempergunakan alat media
yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah
sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
3. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah
dengan cara penelitian, uji coba, maupun eksperimentasi. Hal ini akan dapat memupuk
sikap ilmiah mereka sebagai calon-calon ilmuan di masa depan.
4. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium.
Artinya, orang yang menemukan kebenaran ilmiah dalam penelitian di laboratorium akan
lebih percaya diri dengan kebenaran tersebut karena telah melewati proses ilmiah yang sangat
ketat, teliti, dan obyektif sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila banyak orang yang menjadikan laboratorium sebagai proses akhir
pengujian sebuah kebenaran.

1. Laboratorium dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah


melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik,
maupun masalah yang terjadi di tengah masyarakat yang membutuhkan penanganan
dengan uji laboratorium.
2. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih
bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkrit dan nyata. Hal ini akan
sangat berguna bagi individu yang taraf berfikirnya normatif sehingga dapat mengarahkan
mereka kepada hal-hal yang lebih konkrit (nyata). Oleh karena itu, laboratorium
sebenarnya menekankan perhatian terhadap ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif yang
tentunya sangat diperlukan oleh setiap orang.
3. Tujuan pengelolaan laboratorium
Tujuan pengelolaan sebuah laboratorium antara lain adalah:

1. Perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium teroganisir dengan baik.
Dengan adanya pengelolaan laboratorium, kebutuhan akan alat dan bahan praktikum ataupun
perlengkapan laboratorium lainnya sudah terencana dengan baik.

1. Semua alat dan bahan yang ada di laboratorium terdeteksi.


Laboran mudah mengecek ketersediaan alat dan bahan praktikum ataupun perlengkapan lain
yang diperlukan dalam pelaksanaan praktikum karena semua yang ada di dalam laboratorium
sudah terinventaris secara rapi.

1. Seluruh aktifitas laboratorium mudah dikontrol, yaitu dengan adanya administrasi


yang baik.
2. Untuk mencapai optimalisasi penggunaan laboratorium, baik dari segi pengelolaan
alat dan bahan, ketersediaan fasilitas dan pengelola laboratorium itu sendiri.
Layout (Tata Ruang) Laboratorium

Tata ruang sebuah laboratorium harus direncanakan sejak pembangunan gedung. Tata ruang
laboratorium yang baik harus memiliki pintu masuk, pintu keluar, pintu darurat, ruang
persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang, ruang bekerja, ruang seminar / diskusi, loker,
serta ruangan AC untuk menyimpan alat-alat dengan persiapan tertentu.[4]

Sebuah laboratorium didesain berdasarkan peruntukkannya. Laboratorium yang digunakan


untuk pembelajaran mempunyai desain yang berbeda dengan laboratorium yang digunakan
untuk penelitian. Laboratorium yang ideal harus mempunyai desain yang baik terutama
dalam hal bentuk, ukuran dan tata ruang. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas
laboratorium. Suatu laboratorium pembelajaran mempunyai ukuran yang lebih besar dari
laboratorium penelitian, dengan demikian mempunyai kapasitas yang lebih banyak untuk
menampung siswa/ mahasiswa atau praktikan.

Ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-


sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya
laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar
mengajar. Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali
percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya.
Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40
orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m 2 dari keseluruhan
luas laboratorium.

Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan ketika menata ruang laboratorium, adalah:

1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin


Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau arah kemana angin bertiup
akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin dapat membawa debu, membawa
asap dari luar ruangan laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap bahkan bahaya
dari zat-zat yang beracun.

2. Jarak terhadap sumber air


Keberadaan sumber air akan sangat membant kelancaran kegiatan di laboratorium. Dengan
demikian, para pengguna laboratorium tidak akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu
mereka membutuhkan air atau ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air.
3. Saluran pembuangan
Maksudnya adalah penataan laboratorium harus memperhatikan apakah saluran pembuangan,
baik yang berasal dari ruang/gedung laboratorium maupun dari luar. Saluran pembuangan
adalah saluran untuk membuang sisa-sisa dari bahan-bahan yang sudah diolah dan diproses,
seperti sisa-sisa sampah, sisa pembakaran mesin (asap), limbah pabrik, dan lain sebagainya.

4. Jarak dengan gedung lain


Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari gedung lain karena dapat
mengganggu aktivitas disana.

5. Mudah dikontrol
Ruang lboratorium yang baik adalah ruang yang mudah dikontrol, baik oleh manajer
laboratorium, pengawas, maupun yang lain. Agar mudah dikontrol, ruang laboratorium
sebaiknya dibangun dekat dengan ruang manajer.

6. Luas ruangan per personel


Ruang laboratorium perlu didesign sesuai dengan daya tampungnya yang diinginkan. Karena
setiap individu yang melakukan kegiatan dilaboratorium harus merasa leluasa dan bisa bebas
bergerak.

7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar
Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan rasa gerah/penat bagi para pengguna
laboratorium saat tengah beraktivitas di dalamnya dan sebagai penetralisir suara di dalam
ruangan.

8. Lantai rata dan tidak licin


Lantai laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mengganggu aktivitas di dalam
laboratorium.

Untuk membuat suatu laboratirum sekolah yang nyaman dan aman maka pemerintah
mengeluarkan sebuah standar minimum untuk membangun sebuah laboratorium sekolah.
Standar ini sudah diatur dalam peraturan Mentri Pendidikan Nasional no. 24 tahun 2007
tanggal 28 Juni 2007. Beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu lembaga pendidikan untuk
membangun sebuah Laboratorium sekolah diantaranya[5] :

Persyaratan umum lokasi laboratorium


1. Laboratorium tidak boleh dibangun di arah mata angin, hal dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pencemaran udara. Gas sisa reaksi kimia yang kurang sedap tidak
terbawa angin ke ruangan lain
2. Lokasi laboratorium dibuat jauh dari sumber air agar tidak terjadi pencemaran sumber
air yang berada disekitar tempat itu.
3. Laboratorium harus mempunyaai saluran pembuangan tersendiri agar terhindari
terjadinya pencemaran sumber air dan tanah penduduk di sekitarnya.
4. Lokasi laboratorium harus terpisah jauh dari bangunan yang lain, supaya dapat
memberikan sirkulasi udara dan penerangan cahaya yang memadai. Jarak minimum
disyaratkan sama dengan tinggi bangunan yang terdekat atau 3 Meter.
5. Letak laboratorium pada bagian yang mudah dikontrol dalam komplek sekolah, hal ini
erat hubungannya dengan masalah keamanan terhadap pencurian, kebakaran dan lain-lain.
Standar Ruangan yang harus dimiliki oleh sebuah laboratorium
1. Ruang untuk kegiatan belajar mengajar harus memiliki rasio minimal 2,4 m2/peserta
didik.
2. Ruang persiapan adalah tempat guru dan staff laboratorium melakukan persiapan
sebelum melakukan suatu kegiatan. Luas ruangan yang harus disediakan kurang lebih 20
m.
3. Ruang gudang adalah tempat untuk menyimpan persediaan alat-alat atau bahan-
bahan yang ada di laboratorium. Minim luas gudang yang harus disediakan adalah kurang
lebih 20 m.
4. Ruangan harus memiliki pintu, jendela dan lantai. Pintu laboratorium harus lebar agar
mudah memasukkan perabot dan pintu juga harus ada dua yaitu pintu masuk dan pintu
darurat, pintu ini digunakan untuk jalan lain apabila terjadi kecelakaan,misalnya
kebakaran,kecelakaan kerja,dll. Jendela dan ventilasi harus dapat membuka keluar (jika
ruangan tanpa AC) agar tidak mengganggu kegiatan didalam laboratorium. Lantai
laboratorium harus rata dan tidak licin agar tidak mudah tebakar.
Beberapa macam perabot yang harus ada dalam laboratorium
1. Meja yang digunakan untuk kegiatan siswa dilaboratorium. Ukuran minim tingginya
70 cm, ini dibuat agar mempermudah siswa jika sedang menggunakan mikroskop
2. Kursi siswa tanpa sandaran dengan tinggi kursi 50 cm agar mudah dipindahkan dan
memungkinkan siswa mudah bergerak.
3. Meja demonstrasi dengan ukuran tinggi meja 90 cm, dengan panjangnya 190 -200 cm
yang dilengkapi dengan listrik dan bak cuci. Fungsi meja demonstrasi untuk melakukan
kegiatan jika guru mengajar dengan metode demonstrasi.
4. Meja dinding dibuat secara permanen dengan bagian atas terbuat dari keramik dan
bagian bawah dibuat lemari dengan pintu kecil yang berlubang agar tidak lembab.
5. Meja kerja guru dengan ukuran minimal tinggi 90 cm, lebar 100 cm, panjang 120 cm.
6. Lemari untuk menyimpan barang-barang dan menjaga agar peralatan lab tidak lembab
Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sains umumnya terdiri dari ruang utama dan
ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa
melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang
akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun untuk guru. Ruang
penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan bahan-bahan persediaan
(termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya tidak setiap saat (jarang).

Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang penyimpanan.
Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100 m 2,70 80 m2
diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus dapat ditempati
lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang
persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan
atau alat-alat untuk percobaan.

Infrastruktur Laboratorium

Infrastruktur laboratorium meliputi fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah laboratorium, antara


lain lokasi, konstruksi, pintu darurat, jenis bahan untuk meja, atap dan dinding, kondisi
laboratorium, instalasi listrik dan air, dan sebagainya[6].

1. Instalasi Listrik
2. Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :
memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di
ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang
memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi eksperimen dan
penelitian, atau penggunaan OHP, LCD, dan ampliffier
memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium yaitu untuk pemasangan mesin tik
elektronik atau komputer
1. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring,
lampu, saklar dan stop kontak. Lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.
2. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan,
dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.
Instalasi Air

2. Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran


yaitu eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang
dapat dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci
tangan.
3. Komponen instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya kedalam
laboratorium, saluran air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.
4. Bak cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh
dari lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik.
Biasanya bak cuci dipasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat
meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah
dipasang di ruang persiapan dan gudang.
Instalasi Gas

Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang menggunakan


kompor/pemanas bunsen seperti untuk memanaskan air dan sebagainya. Instalasi gas di
laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke
kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke
kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang
cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus
diingat bahwa kalau menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga
lubang pembuangan kebocoran gas itu harus dibagian bawah dinding atau cukup rendah.

Mebelair

Perlengkapan yang berupa mebelar harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya
untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umumnya meja siswa / mahasiswa ukuran
tingginya 70-75 cm. Meja guru / dosen atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja
siswa, agar sewaktu demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi
laboratorium apabila memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa / mahasiswa
dapat menyesuaikan dengan jenis kegitan praktikum / percobaan. Meja samping yang biasa
dipakai untuk menyimpan alat-alat yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun
demikian dapat juga meja samping tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja
samping dapat sekaligus digunakan sebagai lemari.

Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan, sedangkan lebarnya antara 50
cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70cm -75 cm. Demikian halnya meja untuk
timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang. Meja timbangan ini sangat
cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal. Lemari alat dan bahan
hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah posisinya agar memudahkan
dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya dibutuhkan suatu lemari yang
khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik lainnya. Lemari mikroskop
dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat dibuat dari bahan logam
atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau jumlah mikroskop yang
dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop tersebut adalah diusahakan
tidak lembab agar terhindar dari jamur[7].

Selain fasilitas di atas, laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas
untuk memudahkan pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut
ada yang berupa fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan
fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan,
ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan
mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat,
lemari bahan, dan ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran
dll[8].

Penerangan

Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.

Ventilasi

Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium biologi
yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak
dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot
(ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih
baik.

Air

Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium
biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan,
kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-
alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium
harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakkan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam
atau basa kuat atau bahan korosiflainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang
lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.

Bak cuci

Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari
porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan
saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk
menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti
asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Laboratorium yang sering disingkat lab, adalah tempat dilakukannya riset


(penelitian) ilmiah, eksperimen (percobaan), pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah.Manajemen laboratorium meliputi pengelolaan tata ruang, alat, infrasruktur,
administrasi laboratorium, pendanaan, inventarisasi dan keamanan, pengamanan
laboratorium, sumber daya manusia, peraturan, dan jenis pekerjaan.
Fungsi laboratorium:
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu
2. Memberikan keterampilan kerja bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, ataupun peneliti lainnya.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti
4. Menambah keahlian dan keterampilan para peneliti dalam mempergunakan
alat media yang tersedia di dalam laboratorium
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan
6. Dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti terhadap
penemuan yang didapat
7. Menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui
kegiatan praktik
8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen,
aktivis, peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih
bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkrit dan nyata
Tujuan pengelolaan laboratorium
1. Perencanaan terhadap kebutuhan alat dan bahan laboratorium teroganisir
dengan baik.
2. Semua alat dan bahan yang ada di laboratorium terdeteksi.
3. Seluruh aktifitas laboratorium mudah dikontrol, yaitu dengan adanya
administrasi yang baik.
4. Untuk mencapai optimalisasi penggunaan laboratorium, baik dari segi
pengelolaan alat dan bahan, ketersediaan fasilitas dan pengelola laboratorium itu
sendiri.
2. Tata ruang laboratorium yang baik harus memiliki: pintu masuk, pintu keluar, pintu
darurat, ruang persiapan, ruang alat, ruang bahan, gudang, ruang bekerja, ruang
seminar/diskusi, loker, serta ruangan AC untuk menyimpan alat-alat dengan persyaratan
Infrastruktur laboratorium meliputi fasilitas-fasilitas yang ada di sebuah laboratorium, antara
lain: lokasi, konstruksi, pintu darurat, jenis bahan untuk meja, atap dan dinding, kondisi
laboratorium, instalasi listrik dan air, dan

Saran

Demikian penulis dapat menyusun makalah mengenai manajemen laboratorium dengan


sebaik-baiknya. Semoga pengetahuan yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Tidak ada gading yang tak retak begitu juga
makalah ini tentu ada kekurangan yang perludiperbaiki, untuk itu kritik dan saran dari teman-
teman pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka sebagai masukan untuk pembuatan
makalah yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Decaprio, Richard. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press

file.upi.edu//Pengelolaan_Laboratorium.pdf

Hamdani, Anti Damayanti. 2008. Manajemen & Teknik Laboratorium. Yogyakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Kallijaga

http://abutholhah.wordpress.com/manajemen-laboratorium-ipa/

http://alatkimia.com/standar-ruang-laboratorium-sekolah/

Kartika, Ika. 2010. Handout Mata Kuliah Manajemen Laboratorium IPA/Fisika.Yogyakarta:


Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga

[1] Richard Decaprio, Tips Mengelola Laboratorium Sekolah; IPA,Bahasa, Komputer, dan
Kimia (Yogyakarta: Diva Press,2013), hlm.16

[2]http://abutholhah.wordpress.com/manajemen-laboratorium-ipa/. Diakses pada tanggal 11


Februari 2014 pukul 22.31

[3] Anti Damayanti Hamdani,Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta:Fakultas


Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 ), hlm.1

[4] Ibid. Hlm.2

[5]http://alatkimia.com/standar-ruang-laboratorium-sekolah/

[6] Anti Damayanti Hamdani, Manajemen & Teknik Laboratorium, (Yogyakarta:Fakultas


Saintek UIN Sunan Kalijaga,2008 ),hlm.3

[7] Ika Kartika, Handout Mata Kuliah Manajemen Laboratorium IPA/FISIKA,


( Yogyakarta:Fakultas Saintek UIN SUKA, 2010) , hlm.17-18

[8]file.upi.edu//Pengelolaan_Laboratorium.pdf

Anda mungkin juga menyukai