Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

VERITAS ET SCIENTIA NOBIS LUMEN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. Kol. H. Burlian Lrg. Suka Senang No. 204 KM 7 Palembang 30152
Telp. +62 711-412808 Fax. +62 711-415780 Email: fikes@ukmc.ac.id

MAKALAH JAMINAN MUTU


“Pemantapan Mutu Pra-analitik Pemeriksaan TBC”

Disusun oleh:
Yulia Dewi Rahmawati (1634004)

Dosen pembimbing :
dr. Hotman Sinaga, Sp.PK

Tahun 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta memberikan perlindungan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun
makalah Jaminan Mutu dengan judul “Pemantapan Mutu Pra-analitik Pemeriksaan TBC”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini masih banyak
menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri. Dengan
adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya, Amin.

Palembang, Januari 2019

Penulis,

Yulia Dewi Rahmawati

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan merupakan semua kegiatan
yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium
pada saat yang tepat, dari spesimen yang tepat dan diinterpretasikan secara tepat
berdasarkan rujukan data yang tepat pula. ( Depkes RI, 2004 ).
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat. Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan
kesehatan, khususnya bagi kepentingan preventif dan kuratif, bahkan promotif dan
rehabilitatif. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik,
parasitologi klinik, imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. (Maritasari Indah, 2012 ).
Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk
menunjang upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang
dapat menegakkan diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dikeluarkan dalam bentuk Lembar Hasil
Uji (LHU) yang digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan, dan
pemantauan hasil pengobatan, serta penentuan prognosis. Oleh karena itu, pelayanan
laboratorium selain perlu meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pemeriksaan
dalam arti kuantitatif, juga dapat melayani pemeriksaaan yang diminta dalam arti
kualitatif dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu sehingga dapat dipercaya
(Depkes RI, 2003).
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,
imunologi klinik, patologi anatomi, atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan
kesehatan perorangan terutama untuk menunjang atau menentukan diagnosis,
pemantauan perjalanan penyakit dan terapi serta prognosis (Depkes RI, 2009).
Tahap Pra-analitik yaitu prosedur tetap cara pengumpulan dahak, persiapan
pasien, memberikam bimbingan kepada pasien tentang cara pengumpulan dahak, waktu
pengumpulan dahak dan lokasi pengumpulan dahak. Persiapan alat dan meliputi pot
dahak sesuai standar, bersih dan kering, bermulut lebar (diameter 4-5 cm), transparan,
bening, bahan kuat, tidak mudah bocor, bertutup ulit minimal 3 dan dapat menutup rapat.
Spidol dan label untuk pemberian identitas sesuai dengan nomor identitas dan kaca
sediaan. Menguji kualitas dahak yaitu dahak yang diperksa harus mukopurulen yaitu
dahak yang mukoid berwarna kuning kehijauan. Petugas harus dapat memotivasi pasien
agar dapat dapat mengeluarkna dahak yang baik dan bila dahak yang diperoleh tetap tdak
memenuhi syarat, petugas lab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan memlih bagian
yag paling kental dan beri catatan bahwa “Spesimen tidak memenuhi syarat/air liru” uji
kualitas dahak dilakukan dengan cara melihat warna dan kekentalan dahak tanpa
membuka tutup pot dahak, karena itu pot dahak harus terbuat dari bahan yang transparan
dan bening.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pemantapan mutu?
2. Apa saja kegunaan pemantapan mutu oleh laboratorium?
3. Apa saja komponen-komponen laboratoroium?
4. Apa tujuan pemantapan mutu interanal?
5. Apa definisi Pra-Analitik?
6. Apa saja tahapan Pra-Analitik?
7. Apa pengertian sputum?
8. Apa saja macam-macam sputum?
9. Bagaimana indikasi pemeriksaan sputum?
10. Apa tujuan pengambilan sputum?
11. Apa saja jenis-jenis pemeriksaan sputum?
12. Apa yang harus dipersiapkan dalam pengumpulan spesimen?
13. Bagaimana peralatan yang digunakan?
14. Apa saja yang harus disiapkan dan pelaksaan pemeriksaan sputum?
15. Kapan waktu pengambilan sputum?
16. Bagaimana cara pengeluaran sputum untuk pemeriksaan sputum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pemantapan mutu
2. Untuk mengetahui pemantapan mutu oleh laboratorium
3. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat di laboratorium
4. Untuk mengetahui tujuan pemantapan mutu internal
5. Untuk mengetahui definisi Pra-Analitik
6. Untuk mengetahui tahapan Pra-Analitik
7. Untuk mengetahui pengertian sputum
8. Untuk mengetahui macam-macam sputum
9. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan sputum
10. Untuk mengetahui tujuan pengambilan sputum
11. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan sputum
12. Untuk mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan dalam pengumpulan spesimen
13. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dengan baik dan benar
14. Untuk mengetahui apa saja yang harus disiapkan dan pelaksaan pemeriksaan sputum
15. Untuk mengetahui waktu pengambilan sputum
16. Untuk mengetahui cara pengeluaran sputum untuk pemeriksaan sputum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pemantapan Mutu

Kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan merupakan semua kegiatan


yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium
pada saat yang tepat, dari spesimen yang tepat dan diinterpretasikan secara tepat
berdasarkan rujukan data yang tepat pula. ( Depkes RI, 2004 ).

B. Kegunaan Pemantapan Mutu Oleh Laboratorium


Kegunaan pemantapan mutu oleh laboratorium adalah :
a. Meningkatkan kualitas laboratorium
b. Meningkatkan moral dalam kehidupan karyawan laboratorium (kemantapan
pemberian hasil, kesadaran akan usaha yang telah dilakukan, serta prestice yang
diberikan kepadanya)
c. Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat dari fungsi
manajerial.
d. Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan oleh pengguna
(konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai dengan gejala klinis.
e. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil sehingga tidak perlu
ada “duplo”.

C. Komponen-Komponen Pemantapan Mutu


Menurut Depkes RI ( 2004 ), dalam kegiatan pemantapan mutu laboratorium
terdiri dari dua komponen, yaitu : Pemantapan Mutu Eksternal (external quality control)
dan Pemantapan Mutu Internal (internal quality control).
a. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan
kegiatan pemantapan mutu eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau
internasional.
b. Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak
terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat. Beberapa kegiatan pemantapan mutu internal meliputi
kegiatan : tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap post analitik.

D. Tujuan Pemantapan Mutu Internal


Tujuannya adalah:
a. Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan mempertimbangkan
aspek analitik dan klinis.
b. Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak terjadi
dan perbaikan kesalahan dapat dilakukan segera.
c. Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan spesimen sampai dengan pencatatan dan
pelaporan telah dilakukan dengan benar. Mendeteksi kesalahan dan mengetahui
sumbernya.
d. Membantu perbaikan pelayanan pasien melalui peningkatan mutu pemeriksaan
laboratorium (Depkes, 2004).

Setiap tindakan dapat merupakan sumber kesalahan dalam pemeriksaan


laboratorium. Dalam melakukan pemantapan mutu terhadap suatu pemeriksaan tidak
begitu saja dapat diinterpretasi hanya dari hasil pemeriksaan tetapi harus dinilai secara
keseluruhan pemantapan dalam proses pemeriksaan laboratorium yang meliputi berbagai
jenis aktifitas dalam laboratorium seperti : persiapan pasien, pengambilan bahan atau
sampel, penanganan sampel, pengiriman sampel, pemeriksaan, penilaian atau interpretasi
hasil, dan pencatatan hasil.

E. Definisi Pra-analitik
Tahap Pra-Analitik yaitu prosedur tetap cara pengumpulan dahak, persiapan
pasien, memberikam bimbingan kepada pasien tentang cara pengumpulan dahak, waktu
pengumpulan dahak dan lokasi pengumpulan dahak.
Tahap pra analitik merupakan tahap awal sampel untuk siap di periksa / di analisa.
Kelengkapan tahap pra analitik perlu didukung dengan penerimaan dan preparasi sampel
oleh petugas atau staf laboratorium. Kelengkapan formulir permintaan pemeriksaan,
persiapan pasien, penanganan spesimen dan persiapan sampel untuk analisa. Kesalahan
pra analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa untuk analitik oleh sebuah
metode/instrument tertentu. Mencakup permintaan uji, persiapan pasien, dan
pengumpulan serta penanganan spesimen. Kesalahankesalahan seperti itu mencakup juga
kesalahan pengertian petugas dalam membaca perintah, memerintahkan jenis uji yang
tidak tepat, salah identifikasi pasien, dan penyimpanan spesimen yang tidak baik.

F. Tahapan Pra-Analitik
Dalam proses pemeriksaan laboratorium ada 3 tahapan penting, yaitu: 1) Pra
analitik, tahap-tahap pemeriksaan pra analitik meliputi :
a. Persiapan pasien
b. Pemberian identitas spesimen
c. Pengambilan spesimen
d. Pengolahan spesimen
e. Penyimpanan spesimen
f. Pengiriman spesimen ke laboratorium
Pada tahun 2009 ditemukan kasus di laboratorium rumah sakit yang terjadi
kesalahan karena petugas laboratorium tidak melakukan SOP dengan benar.
Kronologisnya adalah pasien akan melakukan pemeriksaan di laboratorium, tetapi
sebelum darah diambil hasil sudah ada pada counter system. Setelah dikonfirmasi ke
pasien, pasien belum diambil darah untuk pemeriksaan. Ternyata petugas salah
merunning sampel dengan pasien lain yang namanya mirip. Maka tahap pra analitik
dalam suatu pemeriksaan di laboratorium sangatlah penting. Berdasarkan fakta dalam
suatu laboatorium tahap pemeriksaan yang sering diawasi dalam pengendalian mutu
hanya tahap analitik dan pasca analitik, sedangkan tahap pra analitik kurang mendapat
perhatian. Padahal tahap pra analitik ini dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari
total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca
analitik 14%.

G. Pengertian Sputum
1. Pengertian sputum dan hal –hal berkaitan dengan sputum:
a. Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar dari bronchi atau trakea, bukan
ludah atau lender yang keluar dari mulut, hidung, atau tenggorokan.
b. Sputum adalah secret mucus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus dan trakea.
c. Sputum adalah sekrest mucus yang dihasilkan dari paru-paru, bronkus, dan trakea.
 Individu yang sehat tidak memproduksi sputum.
 Pasien perlu batuk untuk mendorong sputum dari paru-paru, bronkus, dan
trakea ke mulut dan mengeluarkan ke wadah penampung.
2. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman.
3. Pengambilan dahak (sputum untuk pemeriksaan adalah mengambil dahak (sputum)
dari bronchi dan trakea untuk bahan pemeriksaan.
4. Pemeriksaan dengan bahan sputum adalah pemeriksaan dengan bahan secret atau
sputum bertujuan untuk mendeteksi kuman tuberculosis pulmonal, pneumonia
bakteri, bronchitis kronis, bronkiektasis.

H. Macam-Macam Sputum
Sputum untuk pemeriksaan dibagi menjadi berikut ini:
1. Dahak Semalam, yaitu dahak yang dikumpulkan selama 24 jam dirumah penderita,
kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
2. Dahak Pagi, yaitu dahak yang dikeluarkan oleh penderita pada waktu pagi hari.
3. Dahak Sewaktu, yaitu dahak yang dihasilkan oleh penderita waktu kunjungan.

I. Indikasi Pemeriksaan Sputum


Indikasi pemeriksaan sputum, antara lain:
1. Kelainan paru-paru yang menyebabkan batuk yang produktif.
2. Rontgen foto thoraks tampak infiltrat.
3. Batuk darah.

J. Tujuan Pengambilan Sputum Untuk Pemeriksaan:


1. Menyediakan dahak (sputum) yang keluar dari bronchi dan trakea sebagai bahan
pemeriksaan untuk mengetahui basil tahan asam (BTA) dan mikroorganisme yang ada
dalam tubuh klien.
a. Dalam hal ini, mengidentifikasi basil tahan asam pada klien yang diduga menderita TBC,
pemeriksaan ini dilakukan 3 hari secara berturut-turut.
2. Untuk pemeriksaan sputum secara bakteriologik dan sitologik:
a. pemeriksaan bakteriologik/kultur
1) biasanya untuk mencari basil tuberculosis (bila ada indikasi)
2) dalam hal ini, untuk menegakka diagnose, menentukan jenis mikroorganisme
dan menentukan spesifikasi klien terhadap terapi antibiotic.
b. Pemeriksaan sitologik, antara lain:
1) Untuk mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel.
2) Specimen untuk sitologi:
a) Untuk mendeteksi keganasan di paru-paru dan jenis selnya.
b) Dalam hal ini, mengidentifikasi adanya sel-sel ganas pada klien yang
dicurigai kanker paru.
3) Seringkali dilakukan secara serial 3 kali dari sputum yang diambil di pagi
hari.
3. Gram stain : untuk menentukan gram positif atau gram negative.

K. Jenis Pemeriksaan Sputum


Jenis pemeriksaan sputum secara garis beras, terdiri dari:
1. Pemeriksaan Makroskopik, yaitu bisa dilihat dari banyaknya, bau, warna, konsistensi,
unsur-unsur khusus (butiran keju, uliran cursehman, tuangan bronchi, sumbatan
dittrich)
2. Pemeriksaan Mikroskopis, yaitu dilakukan dengan sediaan dan pulasan (pewarnaan
gra,. Kultur sputum, sensitivitas, basilo tahan asam (BTA) tes kuantitatif, sitologi)

L. Persiapan dan Pelaksanaan Pemeriksaan Sputum Secara Umum


1. Siapkan wadah dalam keadaan steril
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan petugas lakukan, mengapa hal tersebut
dilakukan dan bagaimana klien perlu bekerjasama. (diskusikan bagaimana hasilnya
akan digunakan untuk perawatan dan terapi selanjutnya)
3. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan.
4. Anjurkan klien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
5. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
6. Bila kultur pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) ikut instruksi yang ada pada
botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari
berturut-turut.

M. Pemberian identitas
Pemberian identitas yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Formulir permintaan pemeriksaan:
1) Nomor urut
2) Nomor identitas sediaan dahak
3) Nama penderita
4) Umur dan jenis kelamin
5) Alamat lengkap
6) Nomor registrasi laboratorium
b. Label wadah (tiap-tiap institusi bisa punya aturan penulisan sendiri)
1) Tanggal pengambilan specimen
2) Identitas pasien (trutama nama dan nomor urut)
3) Jenis sampel

Sebelum pengambilan spesimen, periksa form permintaan laboratorium. Identitas


pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis, dsb)
disertai diagnosis atau keterangan klinis. Periksa apakah identitas telah ditulis dengan
benar sesuai dengan pasien yang akan diambil spesimen.

Tanyakan persiapan yang telah dilakukan oleh pasien, misalnya diet, puasa.
Tanyakan juga mengenai obat-obatan yang dikonsumsi, minum alkohol, merokok, dsb.
Catat apabila pasien telah mengkonsumsi obat-obatan tertentu, merokok, minum
alkohol, pasca transfusi, dsb. Catatan ini nantinya harus disertakan pada lembar hasil
laboratorium.

N. Pengambilan sputum
1. Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimanakemungkinan untuk
mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil sputum sewaktu.
Pengambilan sputum juga harus dilakukan sebelum pasien menyikat gigi.
2. Agar sputum mudah dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak
pada malam sebelum pengambilan sputum.
3. Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yangdibatukkan benar-
benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupuncampuran antara sputum dan
saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkansputum.
4. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh untuk berkumur-kumur dengan air
dan pasien harus melepas gigi palsu(bila ada).
5. Sputum diambil dari batukkan pertama(first cough).
6. Cara membatukkan sputum:Tarik nafas dalam dan kuat(dengan pernafasan dada)
batukkan kuat sputumdari bronkus trakea mulut wadah penampung.Wadah
penampung berupa pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium)
7. Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalahair liur/saliva,
maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum.
8. Sebaiknya, pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus,seperti, butir keju,
darah dan unsur-unsur lain.
9. Bila sputum susah keluar lakukan perawatan mulutPerawatan mulut dilakukan
dengan obat glyseril guayakolat(expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi air
teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.
10. Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:
 Aspirasi transtracheal
 Bronchial lavage
 Lung biopsy

O. Cara penyimpanan sputum:


1. Penyimpanan: < 24 jam pada suhu ruang.
2. Penyimpanan pada pot steril berpenutup.

P. Pengiriman sputum

1. Pengiriman: < 2 jam pada suhu ruang.


2. Bila tidak memungkinkan, simpan dalam media transport.
3. Media transport yang digunakan untuk spesimen sputum
Baik spesimen yang dikirim dalam pot maupun wadah harus disertai
dengandata/keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Ada 2 datayang
harus disertakan, yaitu:
 Data 1 : Pot/wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot.
Proses direct labelling yang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis
spesimen, jenis tes yang diminta dan tanggal pengambilan.
 Data 2 : Formulir/kertas/buku yang berisi data keterangan klinis: dokter
yangmengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir(minimal3
hari harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilanspesimen,
dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien. Jadi, data mengenai spesimen
harus jelas: label dan formulir.Spesimen tidak akan diterima apabila:
 Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.
 Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang.
 Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

Q. Peralatan
Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. bersih, kering
2. tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
3. terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
4. sekali pakai buang (disposable)
5. steril (terutama untuk kultur kuman)
6. tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, ukuran sesuai dengan volume
specimen

R. Waktu Pengambilan Dahak/ Sputum Untuk Pemeriksaan Bakteriologi (Kuman BTA)


Waktu pengambilan dahak untuk pemeriksaan kuman BTA bisa disingkat S P S, yaitu:
1. S(Sewaktu), yaitu dahak diambil pada saat berkunjung pertama kali
2. P(Pagi), yaitu dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari
3. S(Sewaktu), yaitu pada hari kedua saat menyerahkan dahak pagi

S. Berbagai Cara Pengeluaran Sputum Untuk Pemeriksaan Sputum


1. Pengeluaran sputum untuk pemeriksaan biasanya dikeluarkan dengan cara batuk
untuk mendorong sputum dari paru0paru, brokhus, dan trakea ke mulut dan
mengeluarkan ke wadah penampung kultur (untuk menentukan jenis
mikroorganisme) dan tes sensitivitas terhadpat obat.
2. Apabila terdapat penderita yang mengalami kesukaran/kesulitan mengeluarkan
dahak/sputum, maka beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan
sampel sputum, antara lain:
a. Induksi sputum
b. Kumbah lambung
c. Bronkoskopi
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN:

Kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan merupakan semua kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium pada saat
yang tepat, dari spesimen yang tepat dan diinterpretasikan secara tepat berdasarkan rujukan data
yang tepat pula. ( Depkes RI, 2004 ).

Laboratorium merupakan bagian dari sarana kesehatan yang digunakan untuk menunjang
upaya peningkatan kesehatan yang melaksanakan suatu pemeriksaan yang dapat menegakkan
diagnosis suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. (Depkes RI, 2003).

Tahap pra analitik dalam suatu pemeriksaan di laboratorium sangatlah penting.


Berdasarkan fakta dalam suatu laboatorium tahap pemeriksaan yang sering diawasi dalam
pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik, sedangkan tahap pra analitik kurang
mendapat perhatian. Padahal tahap pra analitik ini dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari
total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik
14%.

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2016. Pemeriksaan Laboratorium Pemerksaan Diagnostik. Jakarta : (KDT)

Mengko R. 2013. Instrumen Laboratorium Klinik. ITB, Bandung.

Speiher, C.E and Smith, J.W. 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Larifah Imas, Permana Atna, Lukman Zaenal. 2016. Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Eksternal (PME) pada Pemeriksaan Mycrobacterium Tuberculosis di Puskermas
Kecamatan Wilayah Jakarta Barat. Jurnal Ilmu Kesehatan. 8 (1): 86-91.

Anda mungkin juga menyukai