Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum

Kesadahan

Tanggal : 12 Maret 2019


Pertemuan :1

I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar kalsium dan magenesium yang terlarut
dalam air
II. Dasar Teori :
Bila suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu
ditambah kan larutan EDTA, akan membentuk kompleks yang mudah
larut. Selanjutnya ikatan kompleks kalsium dan magnesium dengan
pembahan larutan buffer, pH 10, maka larutan akan berubah dari merah
anggur menjadi biru, sebagai titik akhir titrasi
III. Alat dan Bahan
 Alat :
 Labu ukur 1000 ml
 Bekker gelas
 Tangkai pengaduk
 Timbangan analitik
 Bahan :
 Reagen EDTA
 Aquadest
IV. Prosedur Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Timbang reagen EDTA dengan menggunakan timbangan analitik
sebanyak 3,723 gr
3. Lalu reagen yang sudah ditimbang dilarutkan dengan aquadest
sebanyak 1000 ml di dalam bekker gelas dengan menggunakan
tangkai pengaduk

1
4. Kemudian setelah reagen dilarutkan EDTA yang sudah dilarutkan
dengan aquadest dimasukkan ke dalam labu ukur secara perlahan
5. Larutan EDTA yang sudah dimasukkan ke dalam labu ukur di
tambahkan aquadest sampai dengan tanda baca yaitu 1000 ml pada
labu ukur yang digunakan.
6. Pipet 50 ml sampel kemudian masukkan dalam labu erlemeyer
7. Tambahkan 1-2 ml larutan buffer dan kemudian tambahkan dengan
indicator EBT sebanyak sepucuk sendok kecil
8. Terakhir titrasi dengan larutan standar EDTA dan lihat perubahan
warna dari merah anggur menjadi biru tua.
V. Hasil
Hasil yang didapatkan setelah sampel di titrasi (sampel duplo)
Labu 1 = 7,8 ml
Labu 2 = 7,7 ml
 Hasil dari penjumlahan dan setelah dibagi dengan jumlah dari ke 2
labu setelah dititrasi adalah 7,75
Perhitungan :
1000 56
Kesadahan jumlah = X A X B X100 mg CaCO3
𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1000 56
= X 7,75 X 0,8230 X 100
50

= 20 X 7,75 X 0,8230 X 0,56


= 71,4364
Keterangan :
A : Volume tinggi
B : mg CaCO3 yang setara dengan 1,00 ml titran EDTA (factor
EDTA)
VI. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan pada praktikum kali ini yang membahas tentang
kesadahan dengan menggunakan metoda titrimetri dengan EDTA
didapatkan hasil setelah sampel dititrasi dan dihitung dengan
menggunakan rumus kesadahan adalah 71,4364.

2
Laporan Praktikum
CALCIUM
Metoda : Titrimetri dengan EDTA
Tanggal : 12 Maret 2019
Pertemuan :2

I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar calsium yang terlarut dalam air
II. Dasar Teori :
Bila EDTA ditambahkan pada air yan mengandung Calsium dan
Magnesium, mula-mula EDTA akan bergabung dengan Calsium.
Calsium dapat ditentukan langsung dengan EDTA, bila pH dibuat
cukup tinggi, sehingga Magnesium akan mengendap sebagai
hidroksida, dan indicator yang dipergunakan hanya dapat bereaksi
dengan Calsium.
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Erlemeyer
 Pipet gondok
 Buret
 Bekker gelas
 Bahan :
 Natrium Hidroksida, NaOH 1 N
 Murexida
 Titran EDTA 0,01 Molar
IV. Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pipet sampel sebanyak 50 ml, lalu tambahkan 2 ml NaOH 1
N
3. Selanjutnya tambahkan dengan campuran indicator
murexida sebanyak 0,01 gr
4. Terakhir titrasi dengan EDTA sampai titik akhir berubah
warna pink ke merah anggur

3
V. Hasil :
Hasil yang didapatkan setelah sampel di titrasi (sampel duplo)
Labu 1 = 4 ml
Labu 2 = 3,5 ml
 Hasil dari penjumlahan dan setelah di rata-ratakan dengan jumlah
dari ke 2 labu setelah dititrasi adalah 3,75
Perhitungan :
𝐴𝑋𝐵𝑋400,8
Mg / l Ca = 𝑚𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3,75 𝑋 0,8230 𝑋 400,8
= 50 𝑚𝑙
1,236,969
= 50

= 24,73
Keterangan :
A : ml titrasi
B : mg CaCO3 yang setara dengan 1,00 ml titran EDTA pada titik
akhir titrasi

VI. Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan pada praktikum kali ini yang membahas
tentang calcium dengan menggunakan metoda titrimetri dengan EDTA
didapatkan hasil setelah sampel dititrasi dan dihitung dengan
menggunakan rumus mg/l Ca adalah 71,4364

4
Laporan Praktikum
MAGNESIUM
Metoda : Titrimetri dengan EDTA
Tanggal : 12 Maret 2019
Pertemuan :3

I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar magnesium yang terlarut dalam air
II. Dasar Teori :
Untuk pemeriksaan magnesium dalam air magnesium dapat
dihitung dari calsium EDTA dan dititrasi kesadahannya.
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Erlemeyer
 Pipet gondok
 Buret
 Bekker gelas
 Bahan :
 -
IV. Cara Kerja :
V. Hasil :
Perhitungan :
Mg / l Mg = (kesadahan jumlah sebagai mg/l CaCO3 – kesadahan
calsium sebagai CaCO3 x 0,244
= x (hasil titrasi kesadahan jumlah –hasil titrasi Ca x Faktor EDTA x
0,244x 1 mg/l
Data:
Kesadahan = 10,13
Kalsium = 6,2673
𝓍 kesadahan = 1,1 ml
𝓍 kalsium = 0,95 ml
Mg/l Mg = 1,1 - 0,95 X 0,8230 X 0,244 X 1
=1,1 - 0,95 X 0,2008

5
= 1,1 – 0,19076
= 0,9092 mg/l
VI. Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan pada praktikum kali ini yang membahas
tentang magnesium dengan menggunakan metoda titrimetri dengan
EDTA didapatkan hasil setelah dihitung dengan menggunakan rumus
Mg/l Mg pada kesadahan jumlah sebagai mg/l CaCO3 dikurang dengan
jumlah kesadahan calsium sebagai CaCO3 dan dikalikan dengan 0,244
atau hasil titrasi dari jumlah kesadahan dikurang dengan hasil titrasi Ca
dan dikalikan dengan faktor EDTA dan dikalikan dengan 0,244 dan
dikalikan lagi dengan 1 mg/l didapatkan hasil yaitu 0,9092 mg/l

6
Laporan praktikum
NITRIT (Sebagai NO2)
Metoda : Diazotasi

Tanggal : 19 Maret 2019


Pertemuan :4
I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar nitrit yang terlarut di dalam air
II. Dasar Teori :
Kadar nitrit ditentukan melalui pembentukan dari warna azo yang
ungu kemerahan, yang terbentuk pada pH 2-2,5 dengan mencampur asam
sulfanilat yang diazokan dengan N (1-naftyl etilen diamin
dihydroklorida)
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Spektrophotometer
 Labu ukur 25 dan 100 ml
 Labu erlemeyer
 Pipet volume
 Bahan :
 Aquadest bebas nitrit
 Sulfanilamid yang telah diencerkan
 Larutan N ( l-naftyl ) etilen diamin dihidroklorida yang telah
diencerkan
 Larutan induk nitrit yng telah dilarutkan
1 ml = 0,1 mg =100 ppm
IV. Cara Kerja :
A. Menyiapkan larutan standard
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil 10 ml larutan induk 100 ppm dan diencerkan menjadi 10
ppm
3. Dari larutan 10 ppm diambil 10 ml dan diencerkan menjadi 1 ppm

7
4. Dari larutan 10 ppm tadi diambil 1,00 ; 2,00 ; 3,00 ; 5,00 ; 7,00
;9,00 ml dan masing-masing diencerkan dengan aquadest sampai
100 ml menjadi 0,01 ; 0,02 ; 0,03 ; 0,05 ; 0,07 ; 0,09 ppm.
5. Kedalam masing-masing tabung ini masukkan 25 ml masing-
masing standar
6. Lalu ditambahkan dengan 0,5 ml larutan sulfanilamide, diamkan
5 menit
7. Kemudian tambahkan 0,5 ml llarytan Naftyl amin, campur dan
diamkan selama 5 menit
8. Baca / ukur warna yang terjadi dengan spectrofotometer 𝝺 543
nm
9. Buat grafik / curva kalibrasi absorban versus konsentrasi
B. Perlakuan sampel
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil 25 ml sampel, tambah 0,5 ml sulfanilamide, dan diamkan
selama 5 menit
3. Kemudian tambahkan 0,5 ml naftyl amin dan campurkan lalu
diamkan selama 5 menit
4. Baca di spektrophotometer 𝝺 543 nm, kadar nitrit yang dapat
dibaca dalam grafik, apabila tidak terbaca dalam grafik maka
harus diencerkan lagi setelah itu baru dikerjakan seperti diatas
pengenceran diperhitungkan.
V. Hasil :
- Quantitation
Sampel nomor Abs Conc. (ppm)
1 0,0048 0,0012
2 0,0038 0,0005
3 0,0042 0,0008
4 0,0111 0,0054
5 0,0898 0,0583
6 0,0901 0,0585
7 0,0137 0,0071

8
8 0,0195 0,0110

- ClbCurve

Abs
0.1 y = 1.4879x + 0.0031
0.09 R² = 1
0.08
0.07
Absorbansi

0.06
0.05
0.04 Abs
0.03 Linear (Abs)
0.02
0.01
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08
- Konsentrasi
-
VI. Kesimpulan :
Jadi pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada
pemeriksaan nitrit didalam sampel ini pada pemeriksaan perhitungan di
spektrophotometer mendapatkan nilai r2 adalah 1 yang berarti
mendapatkan hasil yang bagus dan sesuai dengan kadar standarisasi.

9
Laporan Praktikum
NITRIT (Sebagai NO2)
Metoda : Diazotasi
Tanggal : 26 Maret 2019
Pertemuan :5
I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar nitrit yang terlarut di dalam air
II. Dasar Teori :
Kadar nitrit ditentukan melalui pembentukan dari warna azo yang
ungu kemerahan, yang terbentuk pada pH 2-2,5 dengan mencampur asam
sulfanilat yang diazokan dengan N (1-naftyl etilen diamin
dihydroklorida)
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Spektrophotometer
 Labu ukur 25 dan 100 ml
 Labu erlemeyer
 Pipet volume
 Bahan :
 Aquadest bebas nitrit
 Sulfanilamid yang telah diencerkan
 Larutan N ( l-naftyl ) etilen diamin dihidroklorida yang telah
diencerkan
 Larutan induk nitrit yng telah dilarutkan
1 ml = 0,1 mg =100 ppm
IV. Cara Kerja :
A. Menyiapkan larutan standard
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil 10 ml larutan induk 100 ppm dan diencerkan menjadi
10 ppm
3. Dari larutan 10 ppm diambil 10 ml dan diencerkan menjadi 1
ppm

10
4. Dari larutan 10 ppm tadi diambil 1,00 ; 2,00 ; 3,00 ; 5,00 ;
7,00 ;9,00 ml dan masing-masing diencerkan dengan aquadest
sampai 100 ml menjadi 0,01 ; 0,02 ; 0,03 ; 0,05 ; 0,07 ; 0,09
ppm.
5. Kedalam masing-masing tabung ini masukkan 25 ml masing-
masing standar
6. Lalu ditambahkan dengan 0,5 ml larutan sulfanilamide,
diamkan 5 menit
7. Kemudian tambahkan 0,5 ml llarytan Naftyl amin, campur
dan diamkan selama 5 menit
8. Baca / ukur warna yang terjadi dengan spectrofotometer 𝝺 543
nm
9. Buat grafik / curva kalibrasi absorban versus konsentrasi
B. Perlakuan sampel
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil 25 ml sampel, tambah 0,5 ml sulfanilamide, dan
diamkan selama 5 menit
3. Kemudian tambahkan 0,5 ml naftyl amin dan campurkan lalu
diamkan selama 5 menit
4. Baca di spektrophotometer 𝝺 543 nm, kadar nitrit yang dapat
dibaca dalam grafik, apabila tidak terbaca dalam grafik maka
harus diencerkan lagi setelah itu baru dikerjakan seperti diatas
pengenceran diperhitungkan.
V. Hasil :
- Quantitation
Sampel nomor Abs Conc. (ppm)
1 0,0048 0,0012
2 0,0038 0,0005
3 0,0042 0,0008
4 0,0111 0,0054
5 0,0898 0,0583
6 0,0901 0,0585

11
7 0,0137 0,0071
8 0,0195 0,0110

- ClbCurve

Abs
0.1 y = 1.4879x + 0.0031
0.09 R² = 1
0.08
0.07
Absorbansi

0.06
0.05
0.04 Abs
0.03 Linear (Abs)
0.02
0.01
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08
Konsentrasi

VI. Kesimpulan :
Jadi pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan
nitrit didalam sampel ini pada pemeriksaan perhitungan di
spektrophotometer mendapatkan nilai r2 adalah 1 yang berarti
mendapatkan hasil yang bagus dan sesuai dengan kadar standarisasi.

12
Laporan Praktikum
PERCOBAAN YAR TEST
Tanggal : 26 Maret 2019
Pertemuan :6
I. Tujuan :
Untuk mencari dosis optimum pemakaian tawas, pada proses koagulasi
pada proses penjernihan air
II. Dasar Teori :
Percobaan in untuk mencari dosis tawas (bahan koagulasi) yang
ditambahakan pada proses koagulasi
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Bekker gelas
 Tangkai pengaduk (bambu kecil)
 Pengaduk stirrer
 Alat turbidimeter
 Bahan :
 Tawas / alumunium sulfat Al2(SO4)3
 Dibuat konsentrasi 1 %
IV. Prosedur Kerja :
 Siapkan alat dan bahan yang kan digunakan
 Siapkan 5 bekker gelas volume 1 liter
 Kemudian diisi contoh air masing-masing 1000 ml
 Kemudian tambah tawas/bahan koagulan, dengan konsentrasi
yang berbeda-beda
 Pada bekker 1,2,3,4, dan 5 masing-masing pada setiap bekker di
beri larutan tawas sebanyak 1 %
 Kemudian diaduk cepat selama 3 menit
 Diaduk lambat selama 5 menit
 Kemudian didiamkan selama 5 menit
 Diamati gumpalan sampai semua gumpalan mengendap

13
 Baru saring dengan kertas saring, kemudian periksa pHnya dan
kekeruhan
 Dipilih pemakaian tawas tersebut yang optimum
V. Hasil :
 Hasil pH meter
pH awal  6,9  270C
pH akhir sampel yang didapatkan, yaitu :
- Bekker gelas 1 = 7,2
- Bekker gelas 2 = 7,1
- Bekker gelas 3 = 6,9
- Bekker gelas 4 = 6,9
- Bekker gelas 5 = 6,9
 Turbidity FNU
Hasil kekeruhan awal  14,86
Hasil kekeruhan akhir yang didapatkan, yaitu :
- Bekker gelas 1 = 4.83
- Bekker gelas 2 = 4,08
- Bekker gelas 3 = 4,29
- Bekker gelas 4 = 3,06
- Bekker gelas 5 = 3,40
VI. Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan pada pemeriksaan kali ini bahwa pada
pemeriksaan pH dan kekeruhan pada suatu sampel air yang telah
dicampurkan dengan tawas didapatkan hasil pada turbidity FNU
kekeruhan pada tiap-tiap bekker gelas yang didapat kekeruhan awal yaitu
14,86 dan pada kekeruhan bekker gelas 1 yaitu 4,83 ; pada bekker gelas
ke-2 adalah 4,08 ; pada bekker gelas ke-3 adalah 4,29 ; bekker gelas ke-4
adalah 3,06 dan pada bekker gelas ke-5 adalah 3,40. Sedangkan hasil
yang didapatkan pada suatu pH awal 6,9 pada suhu 270C dan pada pH
akhir didapatkan hasil pada tiap-tiap masing beker yang berisi air yaitu
bekker 1 adalah 7,2, pada bekker ke 2 adalah 7,1, pada bekker ke-3
adalah 6,9, bekker ke-4 adalah 6,9 dan pada bekker gelas ke-5 adalah 6,9

14
yang berarti hasil yang didapatkan pada pH suhu awal dan akhir tidak
berbeda jauh dengan hasil pH awal.

15
Laporan Praktikum
MANGAN (Sebagai Mn)
Metoda : Persulfat
Tanggal : 02 April 2019
Pertemuan :7

I. Tujuan :
untuk memeriksa kadar mmangan yang terlarut di dalam air
II. Dasar Teori :
Senyawa mangan yang terlarut dalama air dioksidasi oleh persulfat
dan dengan adanya perak nitrit membentuk permangganat. Warna yang
dihasilkan akan stabil dalam waktu sekurangnya 1 jam.
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Spectrophotometer
 Pipet volume
 Pipet ukur
 Labu ukur volume 50 dan 100 ml
 Bahan :
 Reagen khusus
- 75 gram mercury sulfat yang dilarutkan dalam 400 ml
HNO3 pekat dan 200 ml aquadest
- Tambah 200 ml asam pospat 85 %
- Tambah 35 mg AgNO3
- Larutan yang telah didinginkan diencerkan sampai liter
 Ammonium persulfat padat
 Larutan standar mangan
- Larutan KMnO4 0,1 N dibuat dengan melarutkan 3,2 gram
KMnO4 dalam aquadest sampai 1 liter, lalu dipanaskan
beberapa jam dekat titik didihnya.
- Standarisasi dengan Na Oksalat
1 ml 0,1 N KMnO4 = 1,1, mg Mn
- Dari 0,1 N KMnO4 ditipiskan 11 kali dengan aquadest

16
1 ml = 0,1 mg Mn = 100 ug Mn = 100 ppm
 Larutan asam sulfat 1 + 1 sebanyak 100 ml
IV. Cara Kerja :
A. Membuat Curva Kalibrasi
 Membuat konsentrasi 0,0 ; 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1,0 ppm
 Ambil standar Mn 100 ppm ditipiskan 10 kali menjadi 10
ppm dengan aquadest
 Ambil 1 ml dari 10 ppm Mn dalam labu ukur encerkan add 50
ml
 Ambil 2 ml dari 10 ppm Mn dalam labu ukur encerkan add 50
ml
 Ambil 3 ml dari 10 ppm Mn dalam labu ukur encerkan add 50
ml
 Ambil 4 ml dari 10 ppm Mn dalam labu ukur encerkan add 50
ml
 Ambil 5 ml dari 10 ppm Mn dalam labu ukur encerkan add 50
ml
 Setelah itu diaduk sampai homogen seri larutan standar
blanko dibaca pada spektrophotometer pada 𝝺 525 nm
 Buat grafik konsentrasi versus absorbans
B. Perlakuan Sampel
50 ml sampel ukur masukkan kedalam labu erlemeyer
 Tambah 5 ml reagen khusus
 Volume diencerkan hingga 90 ml aquades
Tambah 1 gr ammonium persulfat, dan didihkan selama 1 menit
 Diangkat dari pemanas, biarkan 1 menit lalu dinginkan
 Diencerkan dengan aquadest sampai volume 100 ml dalam
labu ukur
 Baca Abs nya dengan spektrophotometer 𝝺 525 nm, dengan
blanko aquadest, baca dikurva kalibrasi

17
 Apabila terjadi kekeruhan atau warna pengganggu,
penyaringan dihindarkan karena mungkin sejumlah
permangganat tertahan dikertas saring.
Catatan : standarisasi Larutan KMnO4 0,1 N
- Timbang tepat Na oksalat anhydrat, diantara 200-400 (dibuat minimal
duplo), masukkan ke dalam labu erlemeyer 250 ml
- Lalu setiap labu masing-masing tambah aquadest 100 ml, tambah
H2SO4 1 + 1 sebanyak 10 ml
- Kemudian panaskan samai mendidih, titrasi panas-panas dengan
larutan permangganat yang akan distandarisasi, dan diaduk sampai
titk akhir yatu warna merah muda mantap selama 1 menit
- Lakukan blanko, aquadest dengan H2SO4
- Normalitas KMnO4
𝑔𝑟 𝑁𝑎.𝑂𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
X = (𝐴−𝐵)𝑋0,06701

Keterangan :
A = ml titrasi sampel (Sod Oksalat)
B = ml titrasi blanko
Hasil dari beberapa titrasi dirata-ratakan
V. Hasil :
- Standaard Table
No Conc Abs
1 0,0000 0,001
2 0,2000 0,022
3 0,4000 0,044
4 0,6000 0,064
5 0,8000 0,085
6 1,0000 0,108

18
- Calibration Curve

Abs
y = 0.1063x + 0.0009
0.12 R² = 0.9997
0.1

0.08
absorbansi

0.06
Abs
0.04
Linear (Abs)
0.02

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
konsentrasi

- Data Display
Sampel No Abs Conc. ppm
1 0,006 0,0465
2 0,006 0,0519

VI. Kesimpulan :
Jadi pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada
pemeriksaan mangan didalam sampel ini pada pemeriksaan perhitungan
di spektrophotometer mendapatkan nilai r2 adalah 0,9997 yang berarti
mendapatkan hasil yang bagus dan sesuai dengan kadar standarisasi.

19
Laporan Praktikum
BESI JUMLAH ( Sebagai Fe )
Metode : Fenantrolin
Tanggal : 09 April 2019
Pertemuan :8
I. Tujuan :
Untuk memeriksa kadar besi total yang terlarut dalam air
II. Dasar Teori :
Contoh / sampel air dididihkan dengan asam dan dihidroksilamin
untuk mengubah besi menjadi ferro. Kemuddian ditambah dengan 1:10
fenantrolin pada pH 3,2-3,3 sampai terbentuk warna jingga. Warna yang
terbentuk dibaca dengan spectrrophotometer 𝝺 510 nm.
III. Alat dan Bahan :
 Alat :
 Spectrrophotometer
 Pipet gondok / mat pipet
 Bekker glass 100 ml
 Labu ukur 50 ml
 Bahan :
 Aquades bebas besi
 Larutan dihidroksil amin hidroklorida 10 %
 Larutan buffer ammonium asetat
250 gram ammonium asetat dala 150 ml aquades, dan 700 m
asam asetat glacial larutan ini harus baru
 Larutan natrium asetat
200 gram sodium asetat dilarutkan dalam 800 ml aquades
 Larutan fenantrolin monohydrate
100 mg 1:10 fenantrolin monohydrate dilarutkan dalam 100 ml
aquades sambil diaduk dan dipanaskan ( jangan sampai mendidih
)
 Larutan induk besi 10 mg/l
Encerkan larutan induk 1000 mg/l, dengan aquadest

20
IV. Prosedur Kerja :
A. Pembuatan curva kalibrasi
Encerkan larutan induk 200 ppm, menjadi 100 ppm. Semua perlakuan
dalam labu ukur 50 ml
Labu ukur I II III IV V VI
Standar 10 ppm (ml) 0 1 2 3 4 5
Larutan hidroksilamin 1 1 1 1 1 1
(ml)
Larutan Na.asetat (ml) 1 1 1 1 1 1
Aquades (ml) 30 30 30 30 30 30
Larutan 1:10 10 10 10 10 10 10
phenantrolin
 Aquadest sampai tanda dalam labu ukur 50 ml.
 Kemudian homogenkan , dan tunggu 10 menit hingga pembentuk
warna stabil
 Baca absorbansinya dengan spectrophotometer pada panjang
gelombang 520 nm
 Balanko aquades dikerjakan bersama-sama dengan larutan standar
 Buat kurva kalibrasi standar konsentrasi versus absorban
B. Perlakuan sampel besi
 Ukur sampel sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam bekker
gelas 100/125 ml
 Tambahkan HCl pekat 2 ml
 Tambahkan 1 ml hidroksilamin
 Panaskan sampai residu lebih kurang 15 ml-20 ml
 Setelah dingin masukkan dalm labu ukur 50 ml secara kuantitatif
 Tambahkan 190 ml larutan buffer ammonium asetat lalu
homogenkan
 Tambahkan 2 ml larutan 1:10 phenantrolin lalu campur
 Diamkan 10 menit sampai pembentukan warna sempurna
 Baca absorbansinya denga spectrophotometer 𝝺 510 nm

21
 Baca konsentrasi sampel pada kurva kalibrasi dalam mg/l
V. Hasil :
- Standaard Table
No Conc Abs
1 0,0000 0,015
2 0,2000 0,056
3 0,4000 0,090
4 0,6000 0,121
5 0,8000 0,164
6 1,0000 0,202

- Calibration Curve

Abs
0.1 y = 1.4883x + 0.003
0.09 R² = 1
0.08
0.07
absorbansi

0.06
0.05
0.04 Abs
0.03 Linear (Abs)
0.02
0.01
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08
konsentrasi

- Data Display
Sampel No Abs Conc. Ppm
1 0,052 0,2335
2 0,060 0,2750

VI. Kesimpulan :
Jadi pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pada
pemeriksaan besi jumlah didalam sampel ini pada pemeriksaan

22
perhitungan di spektrophotometer mendapatkan nilai r2 adalah 0,998
yang berarti mendapatkan hasil yang bagus dan sesuai dengan kadar
standarisasi.

23

Anda mungkin juga menyukai