Anda di halaman 1dari 10

SAP Pap Smear dan IVA

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PAP SMEAR DAN IVA

Pokok Bahasan : Pemeriksaan Pap Smear dan IVA


Hari/Tanggal/Jam : Minggu, 28 Juni 2015 jam 09.00 WIB
Tempat : Rumah ibu Yayuk, RT 4 RW 4 Kelurahan Jemurwonosari
Waktu : 35 menit

I. Latar Belakang
Untuk menghindari penyakit kanker di wilayah rahim, sebagian besar dokter ahli kandungan
menyarankan agar wanita melakukan pap smearsecara teratur setahun sekali. Cara itu bisa
mendeteksi kanker pada stadium awal sehingga proses penyembuhan bisa dilakukan. Dari
semua kanker yang menyerang wanita, hanya kanker serviks yang bisa dicegah dengan
vaksinasi. Karena hanya kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV.

Selain disebabkan oleh hubungan seksual, kanker serviks juga bisa tertular lewat pemakaian
handuk dan pakaian dalam. Namun hampir 99 persen disebabkan oleh hugungan seksual,
dan sekitar 80 persen wanita beresiko terinfeksi HPV. Virus HPV tipe 16 dan 18 merupakan
virus yang paling bandel dan kemunculannya tidak menimbulkan gejala tertentu. Sebelum
divaksinasi, dilakukan dulu papsmear dirumah sakit yang menyediakan layanan itu. Biasanya,
hasil pap smear baru keluar sekitar seminggu. Biaya pemeriksaan pap smear berkisar Rp
50.000 per orang.
Selain pap smear, melakukan pemeriksaan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) juga bisa dilakukan sebelum diberikan vaksin. Layanan IVA sudah bisa dilakukan
dipuskesmas terdekat, biayanya pun hanya berkisar Rp 20.000 per orang. Proses IVA
dilakukan dengan cara membuka vagina untuk kemudian diberikan Asam Asetat. Setelah
beberapa saat, para bidan atau dokter akan mengetahui apakah wanita itu perlu diberi vaksin
atau tidak.
Wanita yang belum pernah berhubungan seksual bisa divaksinasi tanpa pemeriksamaan pap
smeardan IVA. Karena vaksinasi kanker serviks disarankan sudah dilakukan sejak usia 10
tahun sampai 45 tahun (sebelum memopause). Jika wanita sudah menopause dan ibu hamil,
tidak disarankan lagi untuk melakukan vaksinasi.
Saat ini harga vaksin kanker serviks sudah murah. Saat pertama kali diluncurkan, harga
vaksin Rp 1 juta lebih, kini harganya sekitar Rp 600.000 – Rp 700.000. vaksinasi itu dilakukan
tiga kali dalam jangka waktu enam bulan. Jika suntikan pertama di bulan februari, yang kedua
bulan maret dan suntikan ketiga atau terakhir pada bulan agustus, setelah vaksinasi wanita
bisa melindungi diri dari HPV terutama tipe 16, 18 dan 20 selama 6-7 tahun, setelah itu baru
dilanjutkan vaksinasi ulang.

II. Tujuan
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mengetahui tentang pemeriksaan Pap
Smear dan IVA

III. Tujuan Khusus


1. Peserta mengetahui tentang pengertian Pap Smear dan IVA.
2. Peserta mengetahui tentang fungsi Pap Smear dan IVA.
3. Peserta mengetahui tentang cara pemeriksaan Pap Sear dan IVA .

IV. Sasaran
Ibu-ibu di RT 04 RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya.

V. Komunikator
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya.
VI. Materi
Terlampir

VII. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Metode ceramah dipadukan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang
dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan peserta penyuluhan.

VIII. Media
1) Leaflet

IX. Pengorganisasian
 Penanggung jawab: Dinisyah Dwi Tamala S.Keb
 Moderator : Prastiwi Novia P, S.Keb
 Penyaji : Yalis Surya Rahma D., S.Keb
X. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Pembicara Peserta

1. 2 Menit Pembukaan: Menjawab salam.


1. Memberi salam. Mendengarkan.
2. Memperkenalkan diri. Mendengarkan.
3. Menyampaikan topik bahasan. Mendengarkan.
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan. Mendengarkan dan
5. Melakukan kontrak waktu. memberikan persetujuan.

2. 15 Menit Penyajian Materi: Menjawab.


1. Mengkaji pengetahuan awal peserta Mendengarkan dan
tentang topik yang akan disampaikan. memperhatikan.
2. Menyampaikan materi tentang pap
smear dan IVA.

3. 15 Menit Evaluasi: Bertanya.


1. Memberikan kesempatan pada Menjawab.
peserta untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada peserta
tentang materi yang telah diberikan.

4. 3 Menit Penutup: Mendengarkan.


1. Menyimpulkan materi. Menjawab salam.
2. Memberi salam.

XI. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir minimal 15 orang di Balai RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya
b. Penyuluhan dilakukan di Balai RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Peserta tertib saat pemberian materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama
c. Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat menyebutkan definisi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak
b. Peserta dapat menyebutkan fungsi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak
c. Peserta dapat menyebutkan secara singkat cara pemeriksaan Pap Smear dan IVA saat
ditanya acak

MATERI PAP SMEAR


1. Pengertian Pap Smear
Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk
penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim
PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000).
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang
Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi,
pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher
rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar
dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan
pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa
dibawah mikroskop.

2. Tujuan Pap Smear


a. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk
infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
b. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang
menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
c. Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher Rahim
d. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr.
Soetomo / FK UNAIR, 2000).

3. Sasaran Pap Smear


a. Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap
tahun baik wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan
seksual.
b. American Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health Check Up “ menganjurkan
sebagai berikut :
- Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah
20 tahun yang seksual aktif.
- Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi
harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,2000)
c. The British Medical Association Family Health Encyclopedia menganjurkan bahwa
seseorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali
melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual,
dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah
normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.

4. Syarat Pengambilan Pap Smear


Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai
berikut :
a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita
c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 3x24 jam sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan
d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24
jam sebelumnya.
e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum
pemeriksaan.
6 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena
ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).
5. Klasifikasi Pap Smear
Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negative: tidak ditemukan sel ganas.
Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
a. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
b. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
c. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.
d. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
e. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr.
Soetomo/FK UNAIR, 2000).
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou :
a. Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
b. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:
-Kuman atau virus tertentu.
- Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
c. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1
bulan sesudah pengobatan
d. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat
ditempuh 3 jalan, yaitu :
- Dilakukan biopsi.
- Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan
- Rujuk untuk biopsi konfirmasi.
e. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada
hasil kelas IV untuk konfirmasi.
(Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan
Pap Smear
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel
abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain
a. Konseling pra pap smear yang tepat
- Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi
berikutnya.
- Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan
penyakit yang pernah diderita
- Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan
pemeriksaan.
- Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam
sebelumnya.
- Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum
pemeriksaan.
- Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada
beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
(Republika. C, 2007).
b. Cara pengambilan kesediaan
Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %),
interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu
diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush
dan spatula
c. Petugas kesehatan (dokter/ bidan)
Bisa disebabkan oleh :
- Kegagalan memberikan pelayanan tes pap.
- Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien.
- Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.
d. Laboratorium
- Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
- Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan
- Kegagalan mengajukan pengulangan.
- Hapussan terlalu tipis.
- Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi.
- Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.(Ramli, dkk, 2000)
e. Petugas laboratorium
- Cara kerja tidak sesuai prosedur.
- Reagen yang dipakai sudah expaired.
- Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid.
- Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi.

7. Faktor resiko
a. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun
dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua
umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu
tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh
mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit,
misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
b. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau
viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat
mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada
mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan
terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang
menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
c. Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut
rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono,
2008).
d. Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut
rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel
tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel
kanker (Karen Evennett, 2003).
e. Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya
kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang
mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan
mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
f. Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu
kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena
cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya
perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ).

8. Beberapa Hal untuk Menghindari Terjadinya Sel-sel


Ganas pada Mulut Rahim

a. Melakukan Pap Smear secara teratur.


b. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, merokok dan lainnya.
c. Menjaga kebersihan organ intim.
d. Selalu waspada bila mengalami keputihan dan busuk dari vagina, perdarahan setelah
melakukan hubungan intim (Andrijono, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Surabaya : Dinkes.
Andrijono, (2008) Semua 20% Perempuan Beresiko Kanker Serviks. Diambil 10 Juni
2008, http://www.Medicastore.com.
Andrijono.( 2008 ). Cegah Kanker Serviks Dari Sekarang. Diambil 07 Desember 2008. http://
www. MajalahKonstan.com.
Divi. (2007). Kanker Leher Rahim Bisa Dicegah. Diambil 27 Mei 2007, http
://http://www.Seksfilewordpress.com.
Evennett, Karen. 2003. Pap’s Smear Apa yang Anda Ketahui?. Jakarta: Arcan.
Kampono, Nugroho. (2007) Kanker Serviks Dan Pencegahannya. Diambil 06 September
2007, http:// www. Kalbe. co.id.
Mansjoer, Arif M. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba , I.B.G. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC.
Pernamasari, Rieke. (2006). Cegah Kanker Serviks Dengan Vaksinasi Dan Pap’s Smear.
Diambil 18 April 2008. Copyright © 2006 all Rights Reserved all Contents and Design are
Copyrighted
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Bunga Rampah Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ramli, Dkk, 2000, Deteksi Dini Kanker, Jakarta : FKUI.
Republika Contributor. (2008). Kanker Serviks, Cegah Sebelum Terlambat. Diambil 04
Desember 2007,http : // www. republika.com..
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair, 2000 : Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear.
Surabaya: FK UNAIR
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair, 2000 : Pengertian Tentang Penyakit Kanker dan
Cara Penanggulangannya. Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear. Surabaya: FK
UNAIR
Varney, Helen. 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta : EGC.
Winarto, Hariyono.(2008). Pap Smear Sebagai Upaya Menghindarkan Kanker Leher Rahim
Bagi Perempuan Usia Reproduksi. Diambil 05 Mei 2008. http:// www. Kalbe. co.id.

Anda mungkin juga menyukai