“Personal Hygiene”
Disusun oleh:
Dosen pembimbing :
Tahun 2019
Personal Hygiene adalah suatu praktek individu dalam rangka untuk menjaga kebersihan diri seperti
kebersihan rambut, mata, telinga, mulut, kuku, dan kebersihan penampilan (Dawney, L & Lloyd, H.,
2008).
a. Kebudayaan (Culture)
Masyarakat Jawa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang terikat oleh norma-norma
hidup karena sejarah, tradisi ataupun agama. Suku Jawa memiliki banyak tradisi upacara
mandi yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa. Upacara mandi tersebut
disebut ‘padusan’. Padusan adalah ritual mandi yang pada umumnya masyarakat melakukan
‘padusan’ dengan mengunjungi wisata pemandian. Masyarakat setempat berkeyakinan
apabila setelah melakukan ritual mandi ‘padusan’ dosa-dosanya akan hilang dan terhindar
dari malapetaka. Hal ini dilakukan oleh masyarakat menjelang datangnya bulan puasa
Ramadhan (Hidayah, 2014).
b. Agama (Religion)
Upacara mandi dipraktekkan oleh beberapa agama, diantaranya agama Islam, Kristen dan
Hindu. Salah satu contoh dari upacara mandi di agama Kristen disebut ‘pembaptisan’.
Seseorang yang mulanya beragama lain selain Kristen lalu berpindah agama Kristen yang
wajib melakukan upacara ‘pembabtisan’, yang didampingi oleh pendeta dan saksi. Hal ini
dilakukan untuk mensahkan orang tersebut sudah masuk dalam agama Krsiten (Lukito,
2010).
c. Lingkungan (Environment)
Keuangan dapat mempengaruhi ketersediaan fasilitas untuk mandi. Misalnya, orang
tunawisma mungkin tidak memiliki ketersediaan air hangat: sabun, sampo, lotion cukur dan
deodoran yang mungkin terlalu mahal bagi orang-orang yang memiliki sumber daya yang
terbatas.
d. Tingkatan Perkembangan (Develpomental Level)
Anak-anak belajar kebersihan di rumah. Prakteknya bervariasi sesuai dengan usia individu;
misalnya, anak-anak pra sekolah dapat melaksanakan sebagian besar tugas secara mandiri
akan tetapi dengan dorongan.
e. Kesehatan dan Energi (Health and Energy)
Orang yang sakit mungkin tidak memiliki motivasi atau energi untuk tetap menjaga
kebersihan. Beberapa klien yang memiliki gangguan neuromuskular mungkin tidak dapat
melakukan perawatan kebersihan.
f. Preferensi Pribadi (Personal Preference)
Beberapa orang lebih suka mandi di bak mandi. Orang-orang memiliki preferensi yang
berbeda mengenai waktu mandi (contohnya: pagi dan malam) (Kozier, 2008).
1. Perawatan mulut
Faktor fisik yang mempengaruhi kesehatan mulut
Pasien yang mengalami proses penyakit atau trauma tertentu akan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hygiene oral dan mempertahankan kesehatan mulut mereka sendiri.
Pasien ini rentang mulai dari pasien yang diinkubasi atau diberi makan secara nasogastrik
hingga pasien dengan penyakit kronis jangka panjang yang dapat berdampak terhadap
kondisi pasien. (Griffiths et al,. 200a).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mulut
Terdapat bukti bahwa beberapa orang dan khususnya mereka yang mengalami
ketergantungan fisik/kognitif, kurang mampu untuk datang ke praktik perawatan gigi.
Lingkungan fosik dan arsitektur dari banyak klinik bedah gigi telah dibangun sebelum tanpa
disertai pertimbangan akan ketunadayaan, misalnya kondisi praktik dokter gigi yang
menyatu dengan bangunan rumah susun (Oliver & Nunn, 1996).
Tindakan
Jelaskan setai langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan dapatkan
persetujuan mereka
Tentukan resiko pengendalian infeksi
Cuci tangan dan pakai APD khusus
Jaga privasi
Pastikan pasien duduk dengan nyaman dan pakaian mereka terlindungi
Lepas gigi palsu
Basahi sikat gigi dan oleskan pasta gigi seukuran kacang polong pada sikat gigi
Berdiri di samping pasien (atau duduk sejajar dengan pasien)
Minta pasien untuj membuka mulut
Awali pada sisi kanan mulut pasien,mulai bersihkan permukaan luar gigi atas dengan
memiringkan sikat gigi pada sudut 45°
Sikat atau gerakkan menggosok yang pendek dan lembut (ke belakang dan ke depan
atau memutar) hingga semua bagian gigi atas telah dibersihkan pada bagian luar
(berikan perhatian khusus pada mahkota gigi atau gigi yanh ditambal serta gigu yang
sukit dijangkau sikat)
Ulangj tindakan untuk permukaan dalam pada gigi atas
Tanyakan pada pasien apakah mereka ingin berhenti dan meludahkan sisa pasta gigi
ke wadah atau wastafel. Seka mulut pasien dengan tisu
Bilas sikat secara menyeluruh dan oleskan pasta gigi
Ulangi proses untuk gigi bawah
Bersihkan seluruh permukaan bagian gigi yang dipakai untuk mengunyah dengan
menggunakan gerakan ke depan dan ke belakang
Minta pasien untuk meludahkan sisa pasta gigi lalu seka mulut pasien dengan tisu
Bilas sikat gigi dan sikat permukaan lidah pasien dengan lembut, pastikan mereka
tidak muntah pada saat tindakan dilakukan
Berikan air kepada pasien atau obag kumur yang dosisnya sudah diukur untuk
berkumur
Jika pasien tidak mampu berkumur, gunakan sikat gigi yang sudah dibilas untuj
menggosok seluruh gigi dan basahi foam stick untuk membersihkan gusi dan lidah
Bilas sikat gigi secara menyeluruh dan biarkan kering secara alami
Jangan disimpan dalam kantong kosmetik atau kantong plastik
Berikan terapi yang diprogramkan
Oleskan lubrikan berbahan dasar air atau krim pelembab pada bibir pasien
Buang semua perlatan yang telah digunakan sesuai kebijakan pengendalian infeksi
Cuci tangan
Pastikan pasien nyaman dan tidak memliki kebutuhan yang lain
Dokumentasikan perawatan sesuai rencana asuhan pasien dan identifikasi
kebutuhan/tanggal evaluasi atau pengkajian ulang
Peralatan
Tindakan
Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
Cuci tangan dan pakai APD khusus
Pastikan pasien mereka nyaman dan lingkungan memberikan privasi
Minta pasien untuk melepas rangkaian gigi palsu bagian atas dan letakkan dalam
wadah gigi palsu
Berikan tisu kepada pasien untuk menyeka mulut mereka
Letakkan wadah berisi gigi palsu tersebut ke bak cuci/wastafel
Keluarkan gigi palsu dari wadah
Oegang gigu palsu di atas wastafel,bilas dengan air suam-suam kuku untuj
membersihkan debris
Dengan menggunakan sikat gigi, gosok gigi palsu bagian atas dan bawah
menggunakan pasta gigi atau sabun cair serta air
Bilas gigi palsu secara menyeluruh, periksa terhadap adanya retak atau tepi yang
tajam dan pastikan semua debris telah hilang
Kembalikan gifi oalsu ke dalam wadah
Isi wadah dengan air hingga gigj terendam penuh
Berikan secangkir air atau obat kumur pada pasien
Berikan tisu kertas pada pasien untuk mengeringkan mulut dan wajah mereka
Jika pasien tidak mampu membilas atas meludahkan isi mulut, gunakan sikat yang
sudah dibilas untuj membersihkan lidah dan basahi foam stick untuk menyeka gusi
dan mukosa mulut
Sebelum memasang kembali gigi palsu ke mulut pasien, periksa mulut pasien
terhadap tanda abnormalitas seperti kemerahan, area yang terasa nyeri, bengkak,
dsb
Tanyakan kepada pasien apakah mereka memiliki keluhan abnormalitas pada mulut
mereka
Sebelum mengembalikan gigi palsu ke pasien, tanyakan apakah pengawet gigi palsu
diperlukan, ikuti instruksi pabrik terkait penggunaannya
Pasang kembali rangkaian gigi palsu bagian atas terlebih dahulu.
Pastikan pasien merasa nyaman dan gigi mereka telah terpasang dengan aman dan
benar
Berikan satu kesempatan lagi oada pasien untuj berkumur dan atau minum segelas
air
Oleskan lubrikan pada bibir
Bersihkan seluruh peralatan,bilas sikat untuk gigi palsu,keringkan secara alami
Lepaskan dan buang APD serta cuci tangan
Catat setiap intersept atau perubahan pada kondisi pasien dalam rencana asuhan
dan rujuk ke profesional layanan kesehatan lainnya jika perlu
2. Perawatan mata
Pengaruh kondisi fisik terhadap kesehatan mata dan hygiene mata
Kesulitan melihat adalah salah satu tanda awal sklerosis multipel. Tiga masalah khusus dapat
terjadi. Saraf optik dapat mengalami inflamasi (neuritis optik), menyebabkan penglihatan
kabur, nyari dan warna menjadi buram (National Multiple Sclerosis Society, 2012), diplopia
(penglihatan ganda), yang dapat muncul tanpa tanda peringatan dan nistagmus yang
didahului dengan limbung.
Tindakan
Jelaskan setiao langkah prosedur atau pemeriksaan kaepada pasien dan minta
persetujuan mereka
Siapkan alas steril dan kumpulkan peralatan termasuk APD
Jelaskan kepada pasien tentang kemungkinan efek samping dari tetes mata
Periksa nana dan nomor rekam media pasien sesuai dengan gelang identitas mereka
dan sesuaikan dengan nama dan nomor yang tertera pada formulir resep
Pastikan dari pasien dan atau dokumentasi
Periksa tanggal kadaluarsa sediian dan tanggal ketika obat dibuka
Posisikan pasien dengan sumber pencahayaan yang baik di belakang mereka
Minta pasien untuk menengadahkan kepala mereka dan melihat ke atas
Cuci tangan
Keluarkan set balutan steril dari bungkusnya ke atas alas steril dan cuci tangan
kembali
Buka set balutan dan tanpa menyentuh wadah steril, tuangkan air steril untuk irigasi
Lepas penutup botol tetes mata
Oeriksa mata pasien untuk mengetahui adanya rasa sakit dan atau rabas serta
lakukan swab sebelum memakai tetes mata
Basahi sedikit swab steril dengan menggunakan air steril dan posisikan pada kelopak
mata bawah pasien
Tarik swab sedikit ke arah bawah hingga bagian dalam kelopak mata bawah terpajan
Minta pasien untuk melihat ke atas
Pastikan bahwa wadah tetes mata tidak bersentuhan dengan kulit, teteskan obat
mata dengan hati – hati ke kelopak mata bawah dengan jumlah tetesan sesuai resep
Minta pasien untuk untuk memejamkan mata dan ttap pertahankan swab pada
posisinya untuk menyerao setaip tetesan yang merembes dari mata
Jika pasien mengeluh karena merasa tetesan obat mengalir menuruni tenggorok
atau bagian belakang hidung, di bawah mata pada sudut hidung
Singkirkan swab dan periksa apakah pasien merasakan efek samping yanh tidak
diharapkan
Ulangi prosedur pada mata yang lain jika diprogramkan
Peralatan
Tindakan
Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
Cuci tangan
Pastikan jari anda bersih dan kering
Ambil satu lensa dari kontak penyimpanan
Bilas lensa dengan penetral yang direkomendasikan
Letakkan lensa pada ujung jari telunjuk anda
Dengab menggunajan tangan anda yang lain, tarik kelopak mata atas pasien dengan
hati – hati ke arah atas dan minta pasien untuk tidak berkedip
Dengan menggunakan jari tengah tangan yang dipakai untuk memasang lensa, tarik
kelopak mata bawah ke arah bawah dengan hati – hati
Minta pasien untuk melihat ke atas bawah dan turunkan kensa ďengan hatu – hati
ke bagian mata terbawah yang bewarna putih
Lepaskan kelopak mata atas dan bawah dan minta pasien untuk menutup mata
sebentar
Minta pasien untuk berkedip beberapa kali
Pastikan tidak ada iritan saat pemasangan lensa kontak
Ulangi prosedur untuk lensa lain
Pastikan pasien merasa nyaman dan dapat mengakses bel untuk memanggil perawat
Cuci dan keringkan kotak penyimpanan
Rapikan peralatan dengan aman
Cuci tangan
Tindakan
Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
Cuci tangan
Pastikan bahwa lensa berada di bagian tengah mata pasien
Minta pasien untuj melihat ke atas dan tarik kelopak mata bawah ke bawah dengan
hati – hati menggunakan jari tengah
Dengan menggunakan jari telunjuk pada tangan yang sama, turunkan lensa kotak ke
bagian putih bawah mata pasien
Jepit lensa dengan hati – hatu antara ibu jari dan jari telunjuk
Lepas lensa dari mata,berhati – hati agar tudak menggores lensa
Ikuti prosedur perawatan lensa yang direkomendasikan
Simpan lensa dengan aman di dalam kotak penyimpanan
Ulangj prosedur untuk lensa lain
Periksa mata pasien untuk mengetahui adanya tanda iritasi
Pastikan pasien nayaman dan dapat mengakses bel untuj memanggil perawat
Raoikan peralatan dengan aman
Cuci tangan
3. Perawatan telinga
Faktor fisik yang mempengaruhi kesehatan telinga
Masa kanak – kanak
Prenatal (sebelum kelahiran) : rubella maternal/campak jerman
Perinatal (saat kelahiran) : kelahiran lrematur/cedera lahir
Postnatal ( setelah kelahiran) : infeksi oada masa kanak – kanak mis. penyakit
gendong
Masa dewasa
Pendaaoat yang harus diingat adalah bahwa selain mendengar,sebagian besar orang
menganggao bahwa selain mendengar, sebagian besar orang menganggap bahwa melihat
wajah pembicara adan membaca gerak bibir sangat membantu saat peercakapan.
Kebanyakan individu membaca getak bibir dalam keadaan tertentu, misalnya dalam situasi
sosial yang gaduh dan sulit didengar. Isyarat dan ekspresi merupakan bagian penting dalam
berkomunikasi.
Peralatan
Lembar resep
Tetes telinga yang diresepkan
Wol kapas atau kasa
Wadah limbah
Menggunakan pakaian pelindung
Tindakan
Jelaskan setiap langkah prosedur atau oemwriksaan apapun pada pasien dan minta
persetujuan mereka
Cuci tangan
Periksa identitas pasien daan pastikan benar
Periksa tanggal kadaluarsa formula obat
Masukkan botol cairan ke dalam wadah kecil berisi air hangat
Minta pasien berbaring pada posisi miring yang berlawanan dengan posisi telinga
yang akan diobati
Tarik bagian kartilaginosa pada pina ke arah belakang dan atas
Tekan tetes teoinga dalam jumlah yang duresepkan
Minta pasien untuk tetap pada posisinya 2 – 5 menit
Jika terdapat eksudat dari telinga, seka dengan menggunakan wol kapas atau kasa
Ulangi prosedur untuk telinga yang lain
Buang wol kapas atau kasa
Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
Cuci tangan
Bubuhkan tanda tangan lembar resep
Dokumentasikan perawatan tambHan dalam catatan pasien dan identifikasi setaip
rujukan yang diperlukan
Observasi pasien untuk mengetahui adanya efek yang merugikan
Peralatan
Tindakan
Tindakan
Peralatan
Tindakan
5. Perawatan rambut
Faktor fisik yang mempengaruhu kesehatan rambut
Rambut adalah ukuran status kesehatan umum yang cukup akurat. Sel rambut adalah
termasuj bagian tubuh yang paling ceoat tumbuh, dan ketika tumbuh sedang mengalami
stres atau krisis. Penyebab kerontokan rambut daoat berhubungan dengan infeksi jamur.
Prosedur : Penyisiran rambut untuk deteksi kutu kepala dan pembersih kuku
Peralatan
Sisir biasa
APD
Sisir bergerigi rapat
Kantong sampah
Lembar pelapis plastik atau penutuo kertas (berwarna putih)
Peralatan penanganan manual yang relevan
Tindakan
6. Metode mandi
Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hygiene fisik
Bagian pasiem yang lemah secara fisik, tersedia pilihan dan bantuan untuk memastikan
bahwa setiap resiko terhadap pasien atau profesionak layanan kesehatan tertangani.
Tindakan
Selain apron, perawat mungiin harus mengenakan sepatu pelindung yang terbuat
dari karet atau plastik
Pencuran harus dinyakakan saat melepas pakaian pasien
Suhu air pancuran harus diperiksa sebekum pasien masuk
Pasien mungkin harus dibantu melangkah ke dalam pancuran
Periksa bersama pasien saat memasuki pancuran apakah suhu nyaman
Padien mungkin harus duduk di kursi pancuran
Produk sabun mungkin harus digunakan menggunakan waslap
Resilk tergelincir tinggi, perawat mungkin perlu untuk membatu pasien keluar dari
pancuran
Setelah pasien keluar dari pancuran
Tutupi bahu paisen dengan handuk. Mulai untuk mengeringkan pasien, seka dengan
lembut menggunakan handuk
Singkirkan balitan pelindung dari luka dan buang ke dalam tempat sampah klinis
Pastikan seluruh badan pasien kering
Oleskan perawatan trooikal seperti deodoran, lotion, bedak tabur sesuai keinginan
pasien
Kenakan pakaian pada pasien atau bantu pasien mengenakan pakaian
Bantu pasien kembali ke stempat tidur dan pastikan pasien nyaman
Bersihhkan lantai dan rapikan alat atau bahan yang sudah digunakan
Cuci tangan
Catat perawatan dalam rencana asuhan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Dingwall, lindsay. 2013. Higiene Personal Keterampilan Klinis Perawat. Jakarta : EGC
Aulia, Farah Ichtyarinie. 2014. Pengaruh Oendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Rembes 1 Dusun Watugimbal
Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang.