Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

VERITAS ET SCIENTIA NOBIS LUMEN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. Kol. H. Burlian Lrg. Suka Senang No. 204 KM 7 Palembang 30152
Telp. +62 711-412808 Fax. +62 711-415780 Email: fikes@ukmc.ac.id

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Personal Hygiene”

Disusun oleh:

Yulia Dewi Rahmawati (1634004)

Novita Sari (1634014)

Dosen pembimbing :

Margaretha Haiti, M.Kes

Tahun 2019
Personal Hygiene adalah suatu praktek individu dalam rangka untuk menjaga kebersihan diri seperti
kebersihan rambut, mata, telinga, mulut, kuku, dan kebersihan penampilan (Dawney, L & Lloyd, H.,
2008).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi personal hygiene, yaitu:

a. Kebudayaan (Culture)
Masyarakat Jawa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang terikat oleh norma-norma
hidup karena sejarah, tradisi ataupun agama. Suku Jawa memiliki banyak tradisi upacara
mandi yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa. Upacara mandi tersebut
disebut ‘padusan’. Padusan adalah ritual mandi yang pada umumnya masyarakat melakukan
‘padusan’ dengan mengunjungi wisata pemandian. Masyarakat setempat berkeyakinan
apabila setelah melakukan ritual mandi ‘padusan’ dosa-dosanya akan hilang dan terhindar
dari malapetaka. Hal ini dilakukan oleh masyarakat menjelang datangnya bulan puasa
Ramadhan (Hidayah, 2014).
b. Agama (Religion)
Upacara mandi dipraktekkan oleh beberapa agama, diantaranya agama Islam, Kristen dan
Hindu. Salah satu contoh dari upacara mandi di agama Kristen disebut ‘pembaptisan’.
Seseorang yang mulanya beragama lain selain Kristen lalu berpindah agama Kristen yang
wajib melakukan upacara ‘pembabtisan’, yang didampingi oleh pendeta dan saksi. Hal ini
dilakukan untuk mensahkan orang tersebut sudah masuk dalam agama Krsiten (Lukito,
2010).
c. Lingkungan (Environment)
Keuangan dapat mempengaruhi ketersediaan fasilitas untuk mandi. Misalnya, orang
tunawisma mungkin tidak memiliki ketersediaan air hangat: sabun, sampo, lotion cukur dan
deodoran yang mungkin terlalu mahal bagi orang-orang yang memiliki sumber daya yang
terbatas.
d. Tingkatan Perkembangan (Develpomental Level)
Anak-anak belajar kebersihan di rumah. Prakteknya bervariasi sesuai dengan usia individu;
misalnya, anak-anak pra sekolah dapat melaksanakan sebagian besar tugas secara mandiri
akan tetapi dengan dorongan.
e. Kesehatan dan Energi (Health and Energy)
Orang yang sakit mungkin tidak memiliki motivasi atau energi untuk tetap menjaga
kebersihan. Beberapa klien yang memiliki gangguan neuromuskular mungkin tidak dapat
melakukan perawatan kebersihan.
f. Preferensi Pribadi (Personal Preference)
Beberapa orang lebih suka mandi di bak mandi. Orang-orang memiliki preferensi yang
berbeda mengenai waktu mandi (contohnya: pagi dan malam) (Kozier, 2008).

Macam – Macam Personal Hygiene

1. Perawatan mulut
Faktor fisik yang mempengaruhi kesehatan mulut
Pasien yang mengalami proses penyakit atau trauma tertentu akan kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hygiene oral dan mempertahankan kesehatan mulut mereka sendiri.
Pasien ini rentang mulai dari pasien yang diinkubasi atau diberi makan secara nasogastrik
hingga pasien dengan penyakit kronis jangka panjang yang dapat berdampak terhadap
kondisi pasien. (Griffiths et al,. 200a).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mulut
Terdapat bukti bahwa beberapa orang dan khususnya mereka yang mengalami
ketergantungan fisik/kognitif, kurang mampu untuk datang ke praktik perawatan gigi.
Lingkungan fosik dan arsitektur dari banyak klinik bedah gigi telah dibangun sebelum tanpa
disertai pertimbangan akan ketunadayaan, misalnya kondisi praktik dokter gigi yang
menyatu dengan bangunan rumah susun (Oliver & Nunn, 1996).

Prosedur : Menggosok gigi


Peralatan
 Pasta gigi
 Spatel lidah
 Pen light
 Wadah untuk meludah / wastafel
 Kursi untuk duduk jika tindakan hygiene dilakukan di wastafel
 Pakaian pelindung diri pasien
 APD
 Tisu/lap
 Kantong limbah
 Obat kumur atau air kumur
 Sediaan yang diresepkan

Tindakan

 Jelaskan setai langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan dapatkan
persetujuan mereka
 Tentukan resiko pengendalian infeksi
 Cuci tangan dan pakai APD khusus
 Jaga privasi
 Pastikan pasien duduk dengan nyaman dan pakaian mereka terlindungi
 Lepas gigi palsu
 Basahi sikat gigi dan oleskan pasta gigi seukuran kacang polong pada sikat gigi
 Berdiri di samping pasien (atau duduk sejajar dengan pasien)
 Minta pasien untuj membuka mulut
 Awali pada sisi kanan mulut pasien,mulai bersihkan permukaan luar gigi atas dengan
memiringkan sikat gigi pada sudut 45°
 Sikat atau gerakkan menggosok yang pendek dan lembut (ke belakang dan ke depan
atau memutar) hingga semua bagian gigi atas telah dibersihkan pada bagian luar
(berikan perhatian khusus pada mahkota gigi atau gigi yanh ditambal serta gigu yang
sukit dijangkau sikat)
 Ulangj tindakan untuk permukaan dalam pada gigi atas
 Tanyakan pada pasien apakah mereka ingin berhenti dan meludahkan sisa pasta gigi
ke wadah atau wastafel. Seka mulut pasien dengan tisu
 Bilas sikat secara menyeluruh dan oleskan pasta gigi
 Ulangi proses untuk gigi bawah
 Bersihkan seluruh permukaan bagian gigi yang dipakai untuk mengunyah dengan
menggunakan gerakan ke depan dan ke belakang
 Minta pasien untuk meludahkan sisa pasta gigi lalu seka mulut pasien dengan tisu
 Bilas sikat gigi dan sikat permukaan lidah pasien dengan lembut, pastikan mereka
tidak muntah pada saat tindakan dilakukan
 Berikan air kepada pasien atau obag kumur yang dosisnya sudah diukur untuk
berkumur
 Jika pasien tidak mampu berkumur, gunakan sikat gigi yang sudah dibilas untuj
menggosok seluruh gigi dan basahi foam stick untuk membersihkan gusi dan lidah
 Bilas sikat gigi secara menyeluruh dan biarkan kering secara alami
 Jangan disimpan dalam kantong kosmetik atau kantong plastik
 Berikan terapi yang diprogramkan
 Oleskan lubrikan berbahan dasar air atau krim pelembab pada bibir pasien
 Buang semua perlatan yang telah digunakan sesuai kebijakan pengendalian infeksi
 Cuci tangan
 Pastikan pasien nyaman dan tidak memliki kebutuhan yang lain
 Dokumentasikan perawatan sesuai rencana asuhan pasien dan identifikasi
kebutuhan/tanggal evaluasi atau pengkajian ulang

Prosedur : Membersihkan gigi palsu

Peralatan

 Wadah gigi palsu


 Pembersih gigi palsu
 Sikat gigi
 Tisu/lap
 Kasa
 Pakaian pelindung
 Perawatan yang diresepkan mis. obat kumur
 Gelas minum
 APD

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
 Cuci tangan dan pakai APD khusus
 Pastikan pasien mereka nyaman dan lingkungan memberikan privasi
 Minta pasien untuk melepas rangkaian gigi palsu bagian atas dan letakkan dalam
wadah gigi palsu
 Berikan tisu kepada pasien untuk menyeka mulut mereka
 Letakkan wadah berisi gigi palsu tersebut ke bak cuci/wastafel
 Keluarkan gigi palsu dari wadah
 Oegang gigu palsu di atas wastafel,bilas dengan air suam-suam kuku untuj
membersihkan debris
 Dengan menggunakan sikat gigi, gosok gigi palsu bagian atas dan bawah
menggunakan pasta gigi atau sabun cair serta air
 Bilas gigi palsu secara menyeluruh, periksa terhadap adanya retak atau tepi yang
tajam dan pastikan semua debris telah hilang
 Kembalikan gifi oalsu ke dalam wadah
 Isi wadah dengan air hingga gigj terendam penuh
 Berikan secangkir air atau obat kumur pada pasien
 Berikan tisu kertas pada pasien untuk mengeringkan mulut dan wajah mereka
 Jika pasien tidak mampu membilas atas meludahkan isi mulut, gunakan sikat yang
sudah dibilas untuj membersihkan lidah dan basahi foam stick untuk menyeka gusi
dan mukosa mulut
 Sebelum memasang kembali gigi palsu ke mulut pasien, periksa mulut pasien
terhadap tanda abnormalitas seperti kemerahan, area yang terasa nyeri, bengkak,
dsb
 Tanyakan kepada pasien apakah mereka memiliki keluhan abnormalitas pada mulut
mereka
 Sebelum mengembalikan gigi palsu ke pasien, tanyakan apakah pengawet gigi palsu
diperlukan, ikuti instruksi pabrik terkait penggunaannya
 Pasang kembali rangkaian gigi palsu bagian atas terlebih dahulu.
 Pastikan pasien merasa nyaman dan gigi mereka telah terpasang dengan aman dan
benar
 Berikan satu kesempatan lagi oada pasien untuj berkumur dan atau minum segelas
air
 Oleskan lubrikan pada bibir
 Bersihkan seluruh peralatan,bilas sikat untuk gigi palsu,keringkan secara alami
 Lepaskan dan buang APD serta cuci tangan
 Catat setiap intersept atau perubahan pada kondisi pasien dalam rencana asuhan
dan rujuk ke profesional layanan kesehatan lainnya jika perlu

2. Perawatan mata
Pengaruh kondisi fisik terhadap kesehatan mata dan hygiene mata
Kesulitan melihat adalah salah satu tanda awal sklerosis multipel. Tiga masalah khusus dapat
terjadi. Saraf optik dapat mengalami inflamasi (neuritis optik), menyebabkan penglihatan
kabur, nyari dan warna menjadi buram (National Multiple Sclerosis Society, 2012), diplopia
(penglihatan ganda), yang dapat muncul tanpa tanda peringatan dan nistagmus yang
didahului dengan limbung.

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan mata dan hygiene mata


Kualitas udara yang buruk menyebabkan peningkatan kadar serbuk sari sehingga dapat
meningkatkan jumlah individu penderita gangguan terkait alergen yang mengiritasi mata.
Obat yang diresepkan untuk mengatasi gangguan tersebut (mis. antihistamin) dapat
menyebabkan mata menjadi kering dan tidak nyaman (British National Formulary, 2009)

Prosedur : Pemakaian tetes mata


Peralatan
 Lembar resep
 Set balutan steril dan alas steril
 Air steril atau natrium klorida 0,9% untuk irigasi
 Tetes mata yang diresepkan
 Swab kasa kecil
 Sarung tangan sekali pakai
 Kantong limbah/wadah untuk menampung material yang sudah dipakai

Tindakan

 Jelaskan setiao langkah prosedur atau pemeriksaan kaepada pasien dan minta
persetujuan mereka
 Siapkan alas steril dan kumpulkan peralatan termasuk APD
 Jelaskan kepada pasien tentang kemungkinan efek samping dari tetes mata
 Periksa nana dan nomor rekam media pasien sesuai dengan gelang identitas mereka
dan sesuaikan dengan nama dan nomor yang tertera pada formulir resep
 Pastikan dari pasien dan atau dokumentasi
 Periksa tanggal kadaluarsa sediian dan tanggal ketika obat dibuka
 Posisikan pasien dengan sumber pencahayaan yang baik di belakang mereka
 Minta pasien untuk menengadahkan kepala mereka dan melihat ke atas
 Cuci tangan
 Keluarkan set balutan steril dari bungkusnya ke atas alas steril dan cuci tangan
kembali
 Buka set balutan dan tanpa menyentuh wadah steril, tuangkan air steril untuk irigasi
 Lepas penutup botol tetes mata
 Oeriksa mata pasien untuk mengetahui adanya rasa sakit dan atau rabas serta
lakukan swab sebelum memakai tetes mata
 Basahi sedikit swab steril dengan menggunakan air steril dan posisikan pada kelopak
mata bawah pasien
 Tarik swab sedikit ke arah bawah hingga bagian dalam kelopak mata bawah terpajan
 Minta pasien untuk melihat ke atas
 Pastikan bahwa wadah tetes mata tidak bersentuhan dengan kulit, teteskan obat
mata dengan hati – hati ke kelopak mata bawah dengan jumlah tetesan sesuai resep
 Minta pasien untuk untuk memejamkan mata dan ttap pertahankan swab pada
posisinya untuk menyerao setaip tetesan yang merembes dari mata
 Jika pasien mengeluh karena merasa tetesan obat mengalir menuruni tenggorok
atau bagian belakang hidung, di bawah mata pada sudut hidung
 Singkirkan swab dan periksa apakah pasien merasakan efek samping yanh tidak
diharapkan
 Ulangi prosedur pada mata yang lain jika diprogramkan

Prosedur : Pemasangan lensa kontak

Peralatan

 Permukaan yang bersih


 Lensa kontak dalam kotak penyimpanan khusus

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
 Cuci tangan
 Pastikan jari anda bersih dan kering
 Ambil satu lensa dari kontak penyimpanan
 Bilas lensa dengan penetral yang direkomendasikan
 Letakkan lensa pada ujung jari telunjuk anda
 Dengab menggunajan tangan anda yang lain, tarik kelopak mata atas pasien dengan
hati – hati ke arah atas dan minta pasien untuk tidak berkedip
 Dengan menggunakan jari tengah tangan yang dipakai untuk memasang lensa, tarik
kelopak mata bawah ke arah bawah dengan hati – hati
 Minta pasien untuk melihat ke atas bawah dan turunkan kensa ďengan hatu – hati
ke bagian mata terbawah yang bewarna putih
 Lepaskan kelopak mata atas dan bawah dan minta pasien untuk menutup mata
sebentar
 Minta pasien untuk berkedip beberapa kali
 Pastikan tidak ada iritan saat pemasangan lensa kontak
 Ulangi prosedur untuk lensa lain
 Pastikan pasien merasa nyaman dan dapat mengakses bel untuk memanggil perawat
 Cuci dan keringkan kotak penyimpanan
 Rapikan peralatan dengan aman
 Cuci tangan

Prosedur : pelepasan lensa kontak

 Permukaan yang bersih


 Oarutan oembersih untuk lensa sesuai rekomendasi
 Kotak oenyimpanan lensa yang bersih

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur atau pemeriksaan kepada pasien dan minta
persetujuan mereka
 Cuci tangan
 Pastikan bahwa lensa berada di bagian tengah mata pasien
 Minta pasien untuj melihat ke atas dan tarik kelopak mata bawah ke bawah dengan
hati – hati menggunakan jari tengah
 Dengan menggunakan jari telunjuk pada tangan yang sama, turunkan lensa kotak ke
bagian putih bawah mata pasien
 Jepit lensa dengan hati – hatu antara ibu jari dan jari telunjuk
 Lepas lensa dari mata,berhati – hati agar tudak menggores lensa
 Ikuti prosedur perawatan lensa yang direkomendasikan
 Simpan lensa dengan aman di dalam kotak penyimpanan
 Ulangj prosedur untuk lensa lain
 Periksa mata pasien untuk mengetahui adanya tanda iritasi
 Pastikan pasien nayaman dan dapat mengakses bel untuj memanggil perawat
 Raoikan peralatan dengan aman
 Cuci tangan

3. Perawatan telinga
Faktor fisik yang mempengaruhi kesehatan telinga
Masa kanak – kanak
 Prenatal (sebelum kelahiran) : rubella maternal/campak jerman
 Perinatal (saat kelahiran) : kelahiran lrematur/cedera lahir
 Postnatal ( setelah kelahiran) : infeksi oada masa kanak – kanak mis. penyakit
gendong

Masa dewasa

 Infeksi berulang mis. Otitis media ( infeksi telinga tengah)


 Proses penyakit mis. Penyakit memiere,meningitis
 Efek samping obat mis. Aspirin
 Akumulasi serumen
 Oemajanan terus – menerus terhadao suara bising mis. Mesin, musik yang keras
melakui earphone

Faktoe lingkungan yang mempengaruhi kesehatan telinga

Pendaaoat yang harus diingat adalah bahwa selain mendengar,sebagian besar orang
menganggao bahwa selain mendengar, sebagian besar orang menganggap bahwa melihat
wajah pembicara adan membaca gerak bibir sangat membantu saat peercakapan.
Kebanyakan individu membaca getak bibir dalam keadaan tertentu, misalnya dalam situasi
sosial yang gaduh dan sulit didengar. Isyarat dan ekspresi merupakan bagian penting dalam
berkomunikasi.

Prosedur : Pemakaian tetes telinga

Peralatan

 Lembar resep
 Tetes telinga yang diresepkan
 Wol kapas atau kasa
 Wadah limbah
 Menggunakan pakaian pelindung

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur atau oemwriksaan apapun pada pasien dan minta
persetujuan mereka
 Cuci tangan
 Periksa identitas pasien daan pastikan benar
 Periksa tanggal kadaluarsa formula obat
 Masukkan botol cairan ke dalam wadah kecil berisi air hangat
 Minta pasien berbaring pada posisi miring yang berlawanan dengan posisi telinga
yang akan diobati
 Tarik bagian kartilaginosa pada pina ke arah belakang dan atas
 Tekan tetes teoinga dalam jumlah yang duresepkan
 Minta pasien untuk tetap pada posisinya 2 – 5 menit
 Jika terdapat eksudat dari telinga, seka dengan menggunakan wol kapas atau kasa
 Ulangi prosedur untuk telinga yang lain
 Buang wol kapas atau kasa
 Kembalikan pasien ke posisi yang nyaman
 Cuci tangan
 Bubuhkan tanda tangan lembar resep
 Dokumentasikan perawatan tambHan dalam catatan pasien dan identifikasi setaip
rujukan yang diperlukan
 Observasi pasien untuk mengetahui adanya efek yang merugikan

Prosedur : Pemeriksaan telinga

Peralatan

 2 buah tempat duduk yanh tidak memiliki sandaran


 Auriskop dan spekulum dengan berbagai ukuran

Tindakan

 Jelasjan setiap langkah prosedur kepada pasien dan minta persetuan


 Cuci tangan
 Minta pasien duduk dan juga anda sehingha posisi anda sejajar dengan pasien
 Periksa kulit telinha,belakang telinga, dan yang berdekatan dengan kulit
kepala untuk mengetahui adanya:
a. Luka insisi bedah
b. Rabas infeksi
c. Pembengkakan
d. Tanda lesi kulit
e. Tanda penyakit kulit
 Jangan melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut jika terdapat trauma atau penyakit
 Gunakan penilaian klinis untuk memilih ukuran spekulum yanh teoat
 Tarik pina dengan hati – hati ke arah atas dan luar
 Jangan lanjutkan jika pasien mengeluh nyeri
 Pegang autiskop seperti pena dan letakkan jari kelingking pada kepala pasien
 Nyalakan lampu auriskop
 Masukkan spekulum denhan pwrlahan ke dalam lubang melawati rambut -rambut
 Periksa lianh teoinga
 Periksa secara seksama kondisi kulit pada liang telinga
 Sesuaikan tempat duduk. Pilih spekulum yang bersih dan ulangi prosedur ke telinga
lain
 Saat oemeriksaan selesai, kembalikan pasien ke tempat duduk yang dia pilih
 Bersihkan spekulum dan auriskop
 Cuci tangan
 Dokumentasikan prosedur

4. Perawatan kaki dan kuku


pengaruh fisik terhafao kesehatan kaki dan kuku
Lansia daoat mengalami penrurunan sirkulasi atau kerusakan saraf, yanh menhebabkan
mereka kehilangan kemampuan untuk merasakan atau terjadinya perubahan sensasi pada
kaki jika kondisi ini terjadi, perawat harus merujuk perawatan kuku jari kaki ke ahli podiatri
untuk menghindari damoak kerusakan yang tidak disengaja pada kaki dan keterlambatan
penyembuhan.

Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan kaki dan kuku


Alas kaki sudah pasti memengaruhi keshetan kaki bai dan anak – anak mengalami beneraoa
gangguan non – kongenital dan kesehatan kaki menurun seiring bertambahnya usia yang
berhubungan langsung dengan sepatu yang kita pilih untuk digunakan.

Prosedur : Hygiene kaki


Peralatan
 Baskom berisi air hangat
 Satu gayung air hangat
 Handuj
 Kain yang menyerao
 APD
 Sediaan topikal jika diresepkan
 Pelembab atau bedak kaki jika perlu
 Kaos kaki bersih

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur pada pasien


 Bantu pasien untuk memperoleh posisi yang nyaman
 Vuci tangan dan jenakan APD
 Tanyakan aoakah pasien mengakami nyeri atau kesemutan
 Isi baskon dengan air dan periksa suhu air dengan termometer
 Rendam salah satu kaki pesien ke dalam baskom
 Oastikan bahwa baskom tidak memberi tekanan pada kaki pasien
 Gosok halus atau kutimulis dengan lembut menggunakan waslap
 Cuci sela – sela jari kaki dengan lembut secara menyeluruh
 Tenyakan pasien aoakah mereka ingin merendam kaki sebentar
 Basuh kaki secara menyeluruh
 Letakkan kaki pasien di atas handuk dan seka hingga kering
 Selimuti kaki pasien yang baru dikeringkan atau kenakan sendal
 Setelah memeriksa bersama pasien bahwa air masih dalam suhu yamg nyaman
 Ulangi prosedur pada kaki yang lain
 Oleskan pelembab kulit ( hindari menggoreskan pelwmbab kukit di sela jari kaki)
 Pada langkah knj biarkan pasien berdiri
 Bantu pasien untuk mengenakan alas kaki yang pas dengan sempurna
 Tanyakan apakah pasien merasakan ketidaknyamanan
 Lastikan bahwa pasien aman dan nyaman
 Rapikan semua peralatan yang digunakan
 Lepaskan APD
 Dokumentasikan perawatan

Prosedur : Pemotongan kuku jari kaki dan tangan

Peralatan

 Baskom berisi air hangat


 Sabun cair atau minyak
 Gunting sekali pakai
 Penjepit kuku bergagang panjang sekali pakai
 Stik manikur atau lidi kapas
 Handuk
 Kikir kuku
 Krim tangan
 Kantong limbah

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah prosedur pada pasien


 Jika pasien sudah lama keluar dari bak mandi/oancuran, kuku jari kaki harus
direndam
 Kumpulkan oerakatan
 Cuci tangan
 Isi baskom dengan air hangat hingga 43° C
 Rendam kaki tidak lebih dari 10 menit dan rendam tangan tidak lebih dari 5 menit
 Keringkan kaki
 Usapkan swab yang sudah direndam dengan larutan klorheksidin 0,5% pada kuku
jari kaki
 Duduk sejajar dengan pasien
 Letakkan alas kertas di bawah kaki pasien untuk mengumoulkan potongan kuki jari
kaki
 Jika menggunakan tangan kanan, oegang kki di antara jari tangam kiri anda dan tarik
bagian daging jari kaki agak menjauhi kuku
 Mulao dari bagian luar kuku, lakukan jepitan kecil pada kuku melintas ke sisi
lain,mengikuti bentuk kuku
 Jangan memotong sisi kuku
 Jangan memotkng terlalu pendek
 Gunakan kikir untuk membentuk kuku
 Kikir dalam satu arah, dari tepi kuki terluar ke arah tengah
 Kuku yang sudah selesai dirapikan sehatusnya teraba halus saat disentuh
 Ulangi prosedur untuk seluruh kuku
 Periksa kuku
 Swab kuki jari kaki dwngan klorheksidin 0, 5% atau gel alkohol
 Oleskan sediaan tropikal
 Rapikan dan bhang peralatan yang sudah digunakan
 Atur kembalo pasien ke posisi nyamam
 Cuci tangan
 Dokumentasikan

5. Perawatan rambut
Faktor fisik yang mempengaruhu kesehatan rambut
Rambut adalah ukuran status kesehatan umum yang cukup akurat. Sel rambut adalah
termasuj bagian tubuh yang paling ceoat tumbuh, dan ketika tumbuh sedang mengalami
stres atau krisis. Penyebab kerontokan rambut daoat berhubungan dengan infeksi jamur.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan rambut


Mode ekstensi rambut merusak jesehatan rambut. Lem dari ekstensi mencegah telogen
rambut mengelupas secara normal, yang selanjutnya melekat pada ekstensi sehingga
menyebabkan penyatuan rambut akut.

Prosedur : Penyisiran rambut untuk deteksi kutu kepala dan pembersih kuku
Peralatan
 Sisir biasa
 APD
 Sisir bergerigi rapat
 Kantong sampah
 Lembar pelapis plastik atau penutuo kertas (berwarna putih)
 Peralatan penanganan manual yang relevan

Tindakan

 Jelaskan setiap langkah pada pasien


 Atur pasien pada posisi yang paling nyaman
 Cuci tangan dan kenakan APD
 Lapisi bahu pasien
 Sisir rambut menjadi beberapa bagian
 Periksa adanya kutu
 Sapukan sisir pada permukaan berwarna cerah setelah setiap kali penyisiran
 Jika kutu terdeteksi, beri tahunpasien dengan hati – hati
 Dokumentasikan dakam catatan pasien
 Membersihkan kutu kepala
 Hindari kontak dengan mata
 Lakukan sisir rambut untui memeriksa sensitivitas terhadap sediaan
 Biarkan rambut mengering

6. Metode mandi
Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan hygiene fisik
Bagian pasiem yang lemah secara fisik, tersedia pilihan dan bantuan untuk memastikan
bahwa setiap resiko terhadap pasien atau profesionak layanan kesehatan tertangani.

Pengaruh lingkungan terhadap mandi di bak dan mandi di pancuran


Ruangan untuk mandi di bak/dioancuran adalah area yang dapat menimbulkan gangguan
terhadao keamanan dengan berbagai cara. Sebekum merencanakan cara terbaik untuj
memenuhu kebutuhan hygiene indiviidu, pengkajian pemindahan dan oenanganan yang
komprehesif harus dilakukan.

Prosedur : Memandikan pasien di pancuran

Tindakan

 Selain apron, perawat mungiin harus mengenakan sepatu pelindung yang terbuat
dari karet atau plastik
 Pencuran harus dinyakakan saat melepas pakaian pasien
 Suhu air pancuran harus diperiksa sebekum pasien masuk
 Pasien mungkin harus dibantu melangkah ke dalam pancuran
 Periksa bersama pasien saat memasuki pancuran apakah suhu nyaman
 Padien mungkin harus duduk di kursi pancuran
 Produk sabun mungkin harus digunakan menggunakan waslap
 Resilk tergelincir tinggi, perawat mungkin perlu untuk membatu pasien keluar dari
pancuran
 Setelah pasien keluar dari pancuran
 Tutupi bahu paisen dengan handuk. Mulai untuk mengeringkan pasien, seka dengan
lembut menggunakan handuk
 Singkirkan balitan pelindung dari luka dan buang ke dalam tempat sampah klinis
 Pastikan seluruh badan pasien kering
 Oleskan perawatan trooikal seperti deodoran, lotion, bedak tabur sesuai keinginan
pasien
 Kenakan pakaian pada pasien atau bantu pasien mengenakan pakaian
 Bantu pasien kembali ke stempat tidur dan pastikan pasien nyaman
 Bersihhkan lantai dan rapikan alat atau bahan yang sudah digunakan
 Cuci tangan
 Catat perawatan dalam rencana asuhan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Dingwall, lindsay. 2013. Higiene Personal Keterampilan Klinis Perawat. Jakarta : EGC

Aulia, Farah Ichtyarinie. 2014. Pengaruh Oendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Rembes 1 Dusun Watugimbal
Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang.

Anda mungkin juga menyukai