Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS SEL

DALAM JARINGAN
FG-3
SITOHISTOLOGI
SITO: SEL
HISTO: JARINGAN

SITOHISTOLOGI: ILMU YANG


MEMPELAJARI SEL DAN JARINGAN

PEMERIKSAAN SEL DALAM JARINGAN


PENTING TERUTAMA DALAM DUNIA
PENGERTIAN
KEDOKTERAN. DAPAT DIGUNAKAN
UNTUK MENGETAHUI
KEABNORMALAN PADA SEL DAN
JARINGAN BAIK BERUPA KERUSAKAN
STRUKTURAL MAUPUN FUNGSIONAL.
CONTOH: PEMERIKSAAN
PERKEMBANGAN SEL KANKER.
PEMERIKSAAN ADA
ATAU TIDAKNYA SEL
SITOHISTOLOGI ABNORMAL DALAM
JARINGAN.
1. Pengambilan Sampel
2. Fiksasi
3. Dehidrasi
4. Clearing

PRINSIP DASAR 5. Embedding


6. Sectioning/Cutting
7. Mounting
8. Staining
9. Labeling
10. Pemeriksaan mikroskopik
11. Hasil pemeriksaan
Mendapatkan Merupakan suatu usaha untuk
Jaringan mempertahankan elemen-elemen sel /
jaringan agar tetap pada tempatnya
dan tidak mengalami perubahan
bentuk dan ukuran.

Pembuatan sediaan dari suatu


jaringan dimulai dengan operasi,
biopsi, atau autopsi. Selain itu,
Jaringan juga dapat diperoleh
dengan jalan usapan atau smear. Fiksasi
Jaringan yang diambil kemudian
diproses.
Merupakan perantara antara proses
dehidrasi dengan proses penanaman.
Waktu tergantung dari tebal jaringan
Dehidrasi atau besar kecilnya jaringan, macam
zat fiksasi yang dipakai, sifat clearing
agent.

Penarikan molekul air dari dalam


jaringan. Dilakukan setelah proses
fiksasi, kegagalan /

Clearing
ketidaksempurnaan pada proses ini
menyebabkan kegagalan pada
langkah selanjutnya.
Proses Dehidrasi digunakan untuk
memudahkan proses infiltrasi parafin
ke dalam jaringan menggunakan
alkohol dari konsentrasi rendah-tinggi.
Embedding
Pemasukan jaringan ke paraffin cair
untuk dibuat menjadi blok padat.

Sectioning
Sectioning adalah proses pemotongan jar dengan mikrotom-
ukuran sangat tipis 4-10 µ-tembus cahaya saat diperiksa dengan
mikroskop.

Mounting
Penempelan potongan sampel yang baik ke obyek glass.
Penamaan sampel dan preparat yang
telah diberi warna untuk
mempermudah penelitian.
Staining
Staining merupakan proses pewarnaan
preparat. Macam pewarnaan
berdasarkan asal zat warna:
Natural Dyes
Acid Carmine : ekstrak serangga betina
yang hidup di pohon kaktus di daerah
tropis.
Labeling
Hematoxyline : getah pohon
Haematoxylinecampechianum
Syntethic Dyes
Benzene, Quinone, Anilline.
Pemeriksaan
Mikroskopik

Penelitian sampel jaringan melalui


penggunaan alat bantu untuk melihat
lebih jauh ke dalam sel atau jaringan.
Perkembangan Metode Sitohistologi
Teknik Analisis Sitologi dan Sitokimia

Tujuan utama mempelajari sitokimia adalah untuk


identifikasi dan lokalisasi komponen kimiawi sel, baik
yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu juga
adalah untuk mempelajari dinamika perubahan dinamika
organisasi sitokimianya yang terjadi atas perbedaan
fungsinya. Dengan demikian, dapat diharapkan
ditemukan peran perbedaan komponen selular dalam
proses metabolik sel.
Sitokimia modern, mengikuti tiga metode pendekatan
utama, yaitu:

a. Metode fraksionasi
Cara ini meliputi homogenasi dan dekstruksi sel,
melalui prosedur kimiawi maupun mekanik, diikuti
pemisahan fraksi selular tergantung pada massa,
permukaan, gravitasispesifik.

b. Mikrokimia dan Ultramikrokimia


Banyak cara untuk menganalisis mikro dan
ultramikrokimia, antara lain dengan
mikrokolorimeter, mikrospetrometrik, dll. Cara-
cara tersebut memiliki sensitifitas tinggi sehinnga
dapat digunakan untuk membedakan enzim dan
koenzim.
c. Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia
Syarat yang perlu dipenuhi untuk
keperluan determinasi adalah sitokimia
dan histokimia adalah :
• Substansi tidak boleh bergerak dari
lokasi semula.
• Substansi harus diidentifikasi dengan
prosedur yang spesifik untuk zat yang
digunakan.
PENERAPAN SITOHISTOLOGI
DIAGNOSA KANKER

Kanker adalah suatu


pertumbuhan sel-sel abnormal
yang cendrung menginvasi jaringan
disekitarnya dan menyebar ke
tempat-tempat jauh.
DIAGNOSA KANKER
Kategori kanker :

• Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk sel-


sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mukus, sel
penghasil melanin, payudara, serviks, kolon, rektum,
lambung, pankreas dan esophagus.
• Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup
kapiler limfe, limpa, berbagai kelenjar limfe dan
pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat
dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain penyakit
Hodgkin (kanker kelenjar limfe dam limpa) dam
Limfoma Malignum.
• Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel
yang ditemukan di otot dan tulang.
• Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di
susunan saraf pusat.
• Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di
daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi pra
invasif.
• Pemeriksaan sitologi termasuk pelayanan deteksi
dini dalam menghadapi kanker yang
diharapkan angka morbiditas dan mortalitas
akibat kanker dapat diturunkan.
• Pemeriksaan sitologi meliputi pemeriksaan Pap
DIAGNOSA smear, FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ),
secret dan cairan tubuh.
KANKER: • Tahap pemeriksaaan sitologi:
Pemeriksaan 1. penerimaan dan persiapan pasien
2. pengambilan sample
Sitologi 3. Pengolahan sampel
4. pembuatan sediaan / preparat
5. pengecatan sitologi ( pengecatan Diff
quick dan papinocolou )
• Pemeriksaan histologi sangat penting dalam kaitan
dengan diagnosis penyakit karena salah satu
pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah
melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang
diduga terganggu.
DIAGNOSA • Tahap pemeriksaan Histologi:
1. Penerimaan dan identifikasi jaringan
KANKER : 2. Deskripsi jaringan yang akan diperiksa
3. Pemotongan gross jaringan
Pemeriksaan 4. Prossesing jaringan
5. Pembuatan blok paraffin
Histologi 6. Pemotongan blok paraffin
7. Pembuatan preparat histologi
8. Pengecatan preparat histology (pengecatan
HE)
IMUNOHISTOKIMIA
Nama imunohistokimia diambil dari
nama immune yang menunjukkan bahwa
prinsip dasar dalam proses ini ialah
penggunaan antibodi dan histo
menunjukkan jaringan secara mikroskopis

Imunohistokimia adalah suatu metode


kombinasi dari anatomi, imunologi dan PENGERTIAN
biokimia untuk mengidentifikasi
komponen jaringan yang memiliki ciri
tertentu dengan menggunakan interaksi
antara antigen target dan antibodi
spesifik yang diberi label.
Imunohistokimia mengukur derajat
imunitas atau kadar antibodi atau
antigen dalam sediaan jaringan.
Metode untuk mendeteksi
keberadaan antigen
spesifik di dalam sel
suatu jaringan dengan
menggunakan prinsip
pengikatan antara
PRINSIP DASAR antibodi (Ab) dan antigen
(Ag) pada jaringan hidup
• Tempat pengikatan antara antibodi dengan protein
spesifik diidentifikasi dengan marker yang biasanya
dilekatkan pada antibodi dan bisa divisualisasi
• Marker yang digunakan antara lain :
1. Luminescence
2. Zat berfluoresensi : fluorescein, umbelliferon,
tetrametil rodhamin
3. Logam berat : colloidal, microsphere, gold, silver,
label radioaktif
4. Enzim : Horse Radish Peroxidase (HRP) dan
alkaline phosphatase.
• Langkah dalam Imunohistokimia
1. Preparasi sampel
2. Labelling
Preparasi sampel
a) pengambilan jaringan yang masih segar,
b) fiksasi jaringan biasanya menggunakan formaldehid,
c) embedding jaringan dengan parafin atau dibekukan pada nitrogen
cair,
d) pemotongan jaringan dengan menggunakan mikrotom,
e) deparafinisasi dan antigen retrieval untuk membebaskan
epitop jaringan,
f) bloking dari protein tidak spesifik lain.
Labelling
a) imunodeteksi menggunakan antibodi primer dan sekunder,
b) pemberian substrat,
c) counterstaining untuk mewarnai jaringan lain di sekitarnya
Contoh – contoh Imunohistokimia
• Carcinoembryonic Antigen
• CD 15 dan CD 30
• Alpha Fetoprotein
• CD 117 (KIT)
• Prostate Spesific Antigen
• CD 20
• CD 30
METODE IMUNOHISTOKIMIA
• Langsung: menggunakan sebuah antibody berlabel yang akan
langsung berikatan dengan antigen yang sesuai.
• Antigen dilokalisasi satu tahap dengan antibody yang dikonjugasi dengan
marker.
• Kelebihan: sederhana, hasil yang cepat
• Kekurangan: tidak tampak morfologi latar, perlu antibody terkonjugasi setiap
antigen yang berebda. Jarang digunakan untuk banding metode tidak
langsung.

• Dipakai untuk: identifikasi immunoglobulin, komplemen, komplek imun


pada biopsy ginjal dan kulit, melokalisasi antigen viral, bacterial,
protozoal, dalam smear atau cairan tubuh.
METODE IMUNOHISTOKIMIA (2)
• Tidak langsung: menggunakan antibody primer tidak berlabel yang
akan berikatan dengan antigen, lalu antibody sekunder yang berlabel
akan berikatan dengan antigen primer.
• Label dapat berupa enzim, fluoresens, atau biotin.
• Langkah pertama inkubasi dengan antibody primer, lalu antibody sekunder.
• Kelebihan: versatility, dan lebih sensitive dari metode langsung.
• Kekurangan: latar tidak tampak, harus dengan frozen section.

• Dipakai untuk: antibody dalam serum, sebagai antibody primer, penyakit


auto imun, infeksi bateri dan parasit.
Identifikasi NSCLC
(Non Small Cell Lung Cancer)
dengan mutasi EGFR
(Epidermal Growth Factor Receptor)
Contoh aplikasi imunositokimia ini merunut dari 3 jurnal yang membahas penerapan imunositokimia
dalam menganalisis sel kanker paru paru. Sel kanker merupakan sel-sel yang tumbuh dan membelah
secara tidak teratur dengan kecepatan tinggi. Salah satu jenis kanker dengan resiko kematian tinggi
adalah kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah salah satu penyebab kematian terbesar di
seluruh dunia (Sinna, Noha, and Ghada, 2013).

Kanker paru-paru non sel kecil (Non Small Cell Lung Cancer-NSCLC) adalah jenis kanker yang paling
umum didiagnosis pada penderita kanker paru-paru. NSCLC diklasifikasikan menjadi 3 tipe
histologi yaitu adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan karsinoma sel besar.

Salah satu cara dalam mengamati perkembangan sel kanker paru-paru adalah dengan
imunositokimia. Contoh penerapan imunositokimia adalah pada identifikasi sel kanker.
Sampel diambil dari cairan serebrospinal (cairan pada
bagian otak dan akord tulang belakang) dan cairan paru
paru pada 24 orang pasien penderita NSCLC. Jenis
antibodi yang digunakan dalam imunositokimia ini adalah
· Antibody primer: anti mutasi EGFR yang mengenali mutasi
delE746-A750 di exon 19 dan mutasi L858R di exon 21
· Antibody sekunder: HRP antibody yang dilabel polimer
Sampel cairan
paru-paru
Cairan
serebrospinal
TEKNIK ANALISIS INSTRUMENTAL
Instrumentasi adalah alat-alat dan
piranti (device) yang dipakai untuk
pengukuran dan pengendalian dalam
suatu system yang lebih besar dan
lebih kompleks.
Secara umum instrumentasi mempunyai
3 fungsi utama :
• sebagai alat pengukuran
• sebagai alat analisa
PENGERTIAN
• sebagai alat kendali
• Klasifikasi cara mempelajari
sel dapat dipandang dari
sifat selnya, bisa juga
dipandang dari teknik
bagaimana sel itu dipelajari.
• Dalam uraian ini dipilih cara
PRINSIP DASAR kedua, yaitu mempelajari
macam-macam teknik
mempelajari sel.
• Salah satu teknik umum
mempelajari sel, yaitu teknik
Analisis Instrumental.
• Dua sifat sel yang menjadi dasar
pengembangan teknik analisis
instrumental pada sel, ialah
ukuran sel dan sifat sel yang
tembus cahaya.
• Sel mempunyai ukuran yang
sangat kecil yang dinyatakan
dalam micron.
• Sel hewan terkecil mencapai 4
mu (milimikron).
• Padahal daya mata manusia
untuk membedakan antara
objek tidak mampu melebihi
jara 0,1 mm (100u).
• Oleh karena itu, diperlukan
teknik instrumental yang
mampu membesarkan obyek
untuk mempelajari sel,
berupa mikroskop.
Perkembangan Teknik Analisis Instrumental
Mikroskop Cahaya

Disebut juga mikroskop optik

Digunakan untuk melihat mikroorganisme


dan dalam anatomi dan fisiologi
Perkembangan Teknik Analisis Instrumental

Mikroskop Elektron
Digunakan untuk mempelajari sel-sel virus kecil
atau molekul yang lebih besar.
• TEM (Transmission Electron Microscope)
• SEM (Scanning Electron Microscope)
• STEM (Scanning Transmission Electron
Microscope)
?

Anda mungkin juga menyukai