Anda di halaman 1dari 8

HEMATOLOGI II

SEDIAAN APUS DARAH TEPI (BLOOD SMEAR)

Oleh :

LUH AYU ANGGRENIDEWI

( P07134017 086 )

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN (IVB)

2018/2019
SEDIAAN APUS DARAH TEPI (BLOOD SMEAR)

Hari/tanggal : Kamis, 7 Februari 2019

I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1) Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan dan pewarnaan sediaan apusan
darah tepi
b. Tujuan Instruksional Khusus
1) Mahasiswa dapat melakukan cara pembuatan sediaan apusan darah tepi

II. METODE
Metode yang digunakan dalam praktikum adalah apusan darah atau blood
smear.

III. PRINSIP
Suatu apusan darah dibuat dengan menggunakan darah yang mengandung
antikoagulan EDTA yang diteteskan pada objek glass dan dibuat apusan menyerupai
lidah, kemudian sediaan diwarnai dengan pewarna gimsa. Prinsip pewarnaan
didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel. Zat yang bersifat asam akan bereaksi dengan
komponen sel yang bersifat alkalis dan begitu juga sebaliknya

IV. DASAR TEORI


Apusan Darah Tepi atau blood smear adalah pemeriksaan laboratorium yang
melibatkan sitologi sel darah tepi yang dioleskan pada slide obyek glass. Sebagai
dasar seperti itu, blood smear sangat berharga dalam karakterisasi berbagai penyakit
klinis (Adewoyin and Nwogoh, 2015).
Meskipun kemajuan luar biasa telah dibuat dalam bidang analisis hematologi
di dunia keperawatan, pemeriksaan apusan darah yang dipersiapkan dengan baik dan
ternoda tetap menjadi landasan dokter hematologi diagnostic. Bahkan instrumen
hematologi yang paling canggih pun tidak dapat secara konsisten memberikan jumlah
sel diferensial yang akurat, dan tidak ada alat analisa yang mampu mengidentifikasi
secara akurat perubahan morfologi, hemoparasit, sel neoplastik, dll (Gulati et al.,
2014)
Relevansi diagnostik blood smear sangat besar. Sediaan apusan darah tepi
memperlihatkan morfologi sel pada darah, yang memastikan tempatnya dalam
morfologis diagnosis berbagai darah primer dan sekunder dan penyakit terkait
darah. Ini memiliki relevansi diagnostic tidak berkurang oleh kemajuan dalam
hematologi otomatisasi dan teknik molekuler (Gulati et al., 2014).
Indikasi klinis umum untuk pemeriksaan sediaan darah tepi meliputi sitopenia,
anemia, leukopenia, trombositopenia, leukositosis, limfositosis atau monositosis,
penyakit kuning atau hemolysis, fitur dari anemia hemolitik kongenital seperti
splenomegali, sakit kuning atau nyeri tulang; diduga kronis atau akut penyakit
mieloproliferatif misalnya mieloid kronis leukemia, diduga gagal organ seperti
penyakit ginjal, gagal hati, fitur sindrom hyperviscosity seperti pada
paraproteinaemia, hiperleukositosis leukemia, polisitemia, sepsis bakteri parah dan
parasite infeksi, keganasan dengan kemungkinan sumsum tulang keterlibatan, dugaan
kasus anemia gizi (Adewoyin and Nwogoh, 2015).
Pewarna yang digunakan untuk mewarnai sediaan darah tepi adalah pewarna
jenis Romanowsky memberikan detail nuklir dan sitoplasma yang baik. Sel darah
merah bernoda merah-oranye, nuklei noda biru-ungu dan noda sitoplasma biru
menjadi merah muda. Sebagian besar laboratorium komersial menggunakan beberapa
bentuk pewarnaan tipe Romanowsky (misalnya Wright - Geimsa) dan pewarnaan ini
memberikan hasil yang sangat baik tetapi cenderung menjadi cerewet (Adewoyin and
Nwogoh, 2015).

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :
 Objek glass
 Cover glass
 Pipet tetes
 Rak pewarnaan
b. Bahan Pemeriksaan
 Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan (EDTA)
c. Reagen
 Pewarna gimsa
 Methanol

VI. CARA KERJA


a. Pembuatan Sediaan Apusan Darah
1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dibersihkan objek glass terlebih dahulu dengan tissue
3) Kemudian diteteskan sampel darah pada ujung objek glass (sedikit saja)
4) Diratakan darah dengan objek glass yang lain dan apusan dibuat setipis
mungkin
5) Didorong objek glass dengan membentuk sudut 300 – 450
6) Dikering anginkan sediaan yang telah dibuat
b. Pewarnaan Sediaan Apusan Darah
1) Sediaan yang sudah kering diletakkan pada rak pewarnaan
2) Diteteskan methanol pada sediaan selama 3 – 5 menit
3) Kemudian diteteskan sediaan dengan pewarna gimsa
4) Didiamkan larutan pewarna pada sediaan selama 15 – 20 menit
5) Dibilas sediaan yang diwarnai dengan akuades sampai bersih
6) Setelah itu sediaaan dikering anginkan dan dilap dengan tissue pada bagian
pinggir sediaan.

VII. SYARAT SEDIAAN YANG BAIK


1. Berbentuk seperti lidah
2. Tidak terlalu tebal
3. Tidak berlubang
4. Panjang sediaan apusan 2/3 sampai ¾
5. Terdapat counting area
6. Ujung apusan rata
7. Sediaan apusan tidak melebar pada bagiaan pinggir obyek glass.
VIII. HASIL PENGAMATAN

Nama Probandus : Ni Kadek Ennie S Aryanti

Umur : 20 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil percobaan : Diperoleh tiga apusan dengan ciri- ciri sebagai berikut :

 Sediaan apusan yang diperoleh tidak melebar


 Apusan panjangnya 2/3
 Ujung apusan sedikit bergerigi
 Terdapat counting area
 Warna apusan hijau
 Sediaan apusan berlubang karena mengandung lemak
 Berbentuk seperti lidah namun tidak sempurna
 Apusan tidak terlalu tebal
IX. PEMBAHASAN
Praktikum sediaan darah tepi memiliki tujuan untuk mempelajari morfologi
eritrosit atau sel darah merah; untuk menandai morfologi limfosit dan untuk
menghitung angka dan morfologi trombosit (Gulati et al., 2014)
Apusan Darah Tepi atau blood smear adalah pemeriksaan laboratorium yang
melibatkan sitologi sel darah tepi yang dioleskan pada slide obyek glass. Sebagai
dasar seperti itu, blood smear sangat berharga dalam karakterisasi berbagai penyakit
klinis (Adewoyin and Nwogoh, 2015).
Relevansi diagnostik blood smear sangat besar. Sediaan apusan darah tepi
memperlihatkan morfologi sel pada darah, yang memastikan tempatnya dalam
morfologis diagnosis berbagai darah primer dan sekunder dan penyakit terkait
darah. Ini memiliki relevansi diagnostic tidak berkurang oleh kemajuan dalam
hematologi otomatisasi dan teknik molekuler (Adewoyin and Nwogoh, 2015).
Pewarna yang digunakan untuk mewarnai sediaan darah tepi adalah pewarna
jenis Romanowsky memberikan detail nuklir dan sitoplasma yang baik. Sel darah
merah bernoda merah-oranye, nuklei noda biru-ungu dan noda sitoplasma biru
menjadi merah muda. Sebagian besar laboratorium komersial menggunakan beberapa
bentuk pewarnaan tipe Romanowsky (misalnya Wright - Geimsa) dan pewarnaan ini
memberikan hasil yang sangat baik tetapi cenderung menjadi cerewet (Angulo and
Flandrin, 2013)
Pada praktikum sediaan apusan darah tepi menggunakan sampel darah atas
nama Ni Kadek Ennie S Aryanti diperoleh sediaan apusan darah tepi berlubang karena
sampel darah mengandung lemak, sediaan berbentuk seperti lidah namun tidak
sempurna, tidak terlalu tebal, panjang sediaan apusan 2/3, terdapat counting area,
ujung hapusan sedikit bergerigi, hapusan tidak melebar pada bagian ujung. Pada
praktikum pewarna yang digunakan adalah pewarna giemsa, warna yang seharusnya
dihasilkan adalah warna ungu, sedangkan warna yang dihasilkan saat praktikum
adalah warna hijau, ini disebabkan karena cat pewarna yang digunakan sudah rusak
atau sudah expaired.
Kualitas slide yang buruk biasanya disebabkan oleh tekanan ke bawah yang
berlebihan, gerakan penyebaran yang lambat, atau goyangan slide penyebar di
permukaan noda. Gerakan penyebaran lambat cenderung menyebabkan panjang,
apusan tipis yang tidak memiliki tubuh padat, lapisan tipis, dan ujung bergerigi yang
berkembang dengan baik. Yang memimpin edge mungkin memiliki garis darah
bukannya penampilan yang tipis dan berbulu karena mendorong darah
menariknya. Seringkali ada goresan pada apusan. Garis linier disusun secara
horizontal ke tepi depan disebut tanda ragu-ragu dan mereka menunjukkan keraguan
dalam gerakan ke depan. Berlebihan ke bawah tekanan akan menghasilkan slide
pendek dengan tanda ragu dan ujung bulu yang kurang berkembang wilayah
monolayer. Goyangan sering karena kurangnya pengalaman atau mencoba untuk
memberikan tekanan daripada membiarkan slide penyebar beristirahat di permukaan
noda. Jika Anda kesulitan membuat slide yang berkualitas, itu dapat membantu jika
ada orang yang berpengalaman mengenali teknik Anda (Eldanasoury et al., 2016)
Noda jenis Romanowsky memberikan detail nuklir dan sitoplasma yang
baik. Sel darah merah bernoda merah-oranye, nuklei noda biru-ungu dan noda
sitoplasma biru menjadi merah muda. Sebagian besar laboratorium komersial
menggunakan beberapa bentuk pewarnaan tipe Romanowsky (misalnya Wright -
Geimsa) dan pewarnaan ini memberikan hasil yang sangat baik. Noda tipe
Romanowsky cepat (seperti Diff-Quik) adalah versi modifikasi murah, kuat, cepat dan
mudah digunakan dan umumnya memberikan hasil yang sangat baik (Adewoyin and
Nwogoh, 2015)
X. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum sediaan apusan darah tepi menggunakan sampel darah
atas nama Ni Kade Ennie S Aryanti, didapat tiga buah sediaan apusan darah tepi. Dari
ketiga apusan yang telah dibuat diperoleh pewarnaan yang tidak sesuai yang
disebabkan karena penggunaan zat warna yang sudah expaired dan salah satu apusan
ada yang rusak dikarenakan pada saat masih basah tidak sengaja tersentuh tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Adewoyin, A. and Nwogoh, B. (2015) ‘Peripheral blood film - a review’, (December 2014).

Angulo, J. and Flandrin, G. (2013) ‘Automated detection of working area of peripheral blood
smears using mathematical morphology’, 25, pp. 37–49.

Eldanasoury, A. S. et al. (2016) ‘Validation of Criteria for Smear Review Following


Automated Blood Cell Analysis in Ain Shams’, 5(3), pp. 484–493.

Gulati, G. et al. (2014) ‘Purpose and Criteria for Blood Smear Scan , Blood Smear
Examination , and Blood Smear Review’, (January 2013). doi: 10.3343/alm.2013.33.1.1.

Anda mungkin juga menyukai