MATAKULIAH
BIO-222
PENYUSUN,
NIP : 196509221988032001
1
BAB 1. SEL DAN BAGIAN-BAGIANNYA
Sel berasal dari istilah celula digunakan pertama kali oleh Robert Hook pada tahun
1665, yang berarti bilik kecil. Istilah tersebut untuk memberi nama ruang yang dibatasi oleh
dinding yang dilihatnya pada gabus botol (Quercus suber) di bawah mikroskop. Ahli botani
M. Schleiden dan ahli zoology T. Schwan pada tahun 1838 mengajukan konsep bahwa semua
organisme tersusun atas sel-sel yang dikenal dengan teori sel. Semua organisme hidup terdiri
atas sel, dapat berupa organisme tunggal (uniseluler) atau bersel banyak (multiseluler). Setiap
sel merupakan unit fungsional dan struktural dari bentuk hidup.
Bagian yang ada di sebelah dalam dinding sel disusun oleh bahan yang disebut
protoplasma yang berarti bahan hidup. Bagian yang disusun oleh protoplasma disebut
protoplas. Bagian-bagian sel yang bersifat hidup (protoplasmik) merupakan sebagian dari
protoplas, terdiri atas sitoplasma beserta sistim membrane, inti sel, plastida dan mitokondria.
Di dalam sel juga terdapat bagian-bagian yang tidak hidup (non-protoplasmik), yang berada
di dalam plasma dan plastid terdiri atas bagian-bagian yang bersifat cair dan padat. Dinding
sel juga merupakan bagian yang sel yang tidak hidup terletak di luar plasma. Struktur sel
tumbuhan ditunjukkan pada Gambar 1.
2
BENTUK DAN UKURAN SEL
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi. Perbedaan
pokok sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan mempunyai dinding sel,
adanya plastid dan vakuola yang membesar. Sel tumbuhan berbentuk seperti peluru, kubus,
poliedrik, prisma dan memanjang. Penampang lintang sel mempunyai ukuran rata-rata 1/100
– 1/10 mm (10 – 100 µm), tetapi ada sel yang mempunyai diameter 1mm atau lebih seperti
pada empulur batang atau pada buah yang berdaging.
Sel tumbuhan mempunyai ukuran panjang yang bervariasi. Pada serabut-serabut kayu
dan serabut-serabut kulit kayu tumnuhan bijj tertutup (angiospermae) mempunyai panjang 1-
3 mm, dan pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) berukuran 2-8 mm. panjang sel-sel
serabut pada batang urticaceae dan monokotil adalah 20-550 mm, dan sel yang terpanjang
adalah sel-sel buluh getah yaitu yang terdapat pada tumbuhan yang mengeluarkan getah
apabila dilukai.
3
Gambar 2. Struktur Membran Plasma
Membran plasma suatu sel mempunyai hubungan dengan membran plasma sel
tetangga, melalui noktah yaitu bagian dinding sel yang tidak menebal. Hubungan ini berupa
benang-benang plasma atau plasmodesmata (tunggal, plasmodesma), dan di dalam
plamodesmata terdapat bagian berupa buluh-buluh halus disebut mikrotubula.
4
Gambar 3. Retikulum Endoplasma
b. Badan Golgi
Badan golgi disebut juga aparat golgi atau diktiosom, berupa kumpulan ronggarongga
atau sistema yang pipih, berbentuk mangkok, dikelilingi oleh vesikel-vesikel. Dekat dengan
ujung sistema terdapat sejumlah vesikel, dan vesikel diperkirakan berasal dari ujung sistema
(gambar 1.2). Badan golgi berfungsi sebagai penyusunan, pergudangan, penyortiran dan
pengiriman. Pada bagian ini produk retikulum endoplasma dimodifikasi dan disimpan, untuk
kemudian dikiiim ke tujuan lain.
c. Sferosom
Sferosom atau mikrosom adalah butir butir berukuran 0,25 - 1,0 mikron, yang sangat
mobil pada sel hidup. Sferosom sukar dipelajari karena ukurannya yang sangat kecil serta
sukar diawetkan dalam sel-sel yang difiksasi. Sferosom adalah adalah bagian khusus di dalam
sel yang berfungsi sebagai pembentuk lemak.
5
Gambar 4. Badan Golgi
d. Mikrobodi
Mikrobodi terdapat di dalam semua macam sel tumbuhan, bemkman diameter 0,5-1,5
µm, berselaput membran tunggal, berbentuk membulat atau seperti mangkok. Berisi berbagai
enzim sesuai dengan tipe sel atau jaringannya. Pada daun tumbuhan tingkat tinggi, mikrobodi
disebut periksisom sering didapati bersama-sama kloroplas, mempunyai hubungan dengan
sintesis asam amino dan fotorespirasi. Glioksisom adalah mikrobodi yang terdapat sel-sel biji
yang sedang berkecambah dengan bahan cadangan makanan adalah lemak. Enzim-enzim di
dalam glioksisom mengubah lemak menjadi karbohidrat yang kemudian dipindahkan ke
bagian lain tumbuhan.
e. Mikrotubula
Mikrotubula merupakan struktur yang lurus, memanjang, kosong di tengahnya dan
tersusun dari sub unit protein globular, dengan diameter rata-rata 23 - 27 nm. Mikrotubula
terdapat di sitoplasma tepi berdekatan dengan dinding sel yang sedang tumbuh menebal, pada
saat proses mitosis dan meiosis, dan juga pada fragmoplas yang muncul diantara kedua
nukleus anak pada telofase.
6
Gambar 5. Mikrotubula dan mikrofilamen
f. Ribosom
Ribosom adalah partikel-partikel kecil, berdiameter 17-20 nm, yang didapati bebas
dalam sitoplasma dan menempel pada retikulum endoplasma, berupa makromolekul
ribonukleoprotein dan berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sebagian besar protein yang
dibuat oleh ribosom bebas akan beriimigrasi di dalam sitosol, misalnya enzim-enzim yang
mengkatalisis metabolisme di dalam sitosol. Ribosom terikat umumnya membuat protein
untuk membran atau untuk dikirim ke luar sel. Secara struktutal ribosom bebas dan terikat
adalah identik dan dapat saling bertukar tempat, dan sel dapat menyesuaikan jumlah relatif
dari masing-masing jenis ribosom begitu metabolismenya berubah.
Gambar 6. Ribosom
7
2. Inti sel (Nukleus)
Inti sel dalam keadaan tidak membelah bentuknya bulat, jorong, kadang-kadang
berlekuk. Di dalam sel-sel yang masih muda ukuran inti sel kira-kira 2/3 kali ukuran selnya,
di dalam sel-sel dewasa inti kelihatan lebih kecil. Di dalam satu sel organisme tingkat rendah
mungkin terdapat lebih dari sebuah inti, misalnya pada jamur dan ganggang, sel tumbuhan
tingkat tinggi umumnya hanya mempunyai satu inti.
Inti sel diliputi oleh membran ganda yang berpori. Kedua membran ini, masing-
masing mcmpakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Di sebelah dalam ini terdapa
cairan inti disebut juga matriks atau kariolimfa, rangka inti atau retikulum, serta anak inti
atau nukleolus (jamak: nukleoli). Rangka inti terdiri atas kromatin yang pada waktu
pembelahan inti muncul sebagai kromosom. Rangka inti mengandung nukleoprotein suatu
persenyawaan dengan asam deoksirinonukleat (ADN). Anak inti sangat padat, berbutir dan
berserabut, tidak dilapisi oleh membran, mengandung asam ribonukleat (ARN) dan asam
deoksiribonukleat (ADN) dan protein (Gambar 7).
3. Plastida
Plastida adalah organel yang khas bagi sel tumbuhan dan tidak terdapat pada sel
hewan. Di dalam sel-sel yang masih muda terdapat sebagai benda benda kecil berbentuk
tetes, butir atau halter. Di dalam sel-sel yang telah dewasa plastida lebih besar dan tampak
dengan mikroskop biasa pada perbesaran lemah.
8
Plastida mempunyai bentuk, ukuran sena pigmen yang bermacam-macam. Pada
tumbuhan tingkat rendah mungkin tidak dijumpai adanya plastida, atau hanya terdapat 1 atau
2 di dalam satu sel. Di dalam sel tingkat tinggi plastida terdapat dalam jumlah yang besar.
Berdasarkan ada tidaknya zat wama di dalam plastida dibedakan menjadi plastida tidak
berwama (leukoplas), dan plastida berwama (kromatofor) yang terdiri dan kloroplas dan
kromoplas.
9
Gambar 8. Kloroplas
Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil dan karotenoid. Klorolil terdiri atas
klorolil a berwama hijau kebiruan, dan klorofil b berwama hijau kekuningan. Karotenoid
dapat berupa karoten berwama jingga dan xantofil berwama kuning. Di dalam sel alga
terdapat pigmen fikosianin pada alga biru, fikosantin pada alga perang, dan fikoeritnin pada
alga merah. Pada kloroplas tertentu, misalnya pada alga Cladophora atau Spirogyra terdapat
tempat khusus dimana tepung asimilasi terbentuk yaitu disamping atau di sekitar pirenoid.
Pirenoid adalah badan-badan yang terdiri atas protein dan terdapat di dalam kloroplas
berperan dalam pembentukan dan penyimpanan amilum.
Kromoplas sangat beragam dalam bentuk dan ukurannya, seringkali berasal dati
kloroplas seperti pada buah, dapat juga berkembang secara langsung dari proplastida seperti
pada bunga. Diferensiasi kromolas melibatkan pigmen-pigmen karotenoid. Wama merah
pada buah tomat (Lycopersicum sp.) disebabkan adanya kromoplas yang mangandung
likopen, sedangkan wama jingga pada wortel (Daucus carota) karena mengandung karoten.
4. Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya apabila sel
hidup diwamai dengan zat warna Janus Green B. Dengan mikroskop elektron mitokondria
mempunyai bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat atau butir-butir kecil, batang atau
benang. Ukurannya bermacam-macam, umumnya berdiameter 0,5-1,1 µm dan panjang 1 - 2
µm. Mitokondria mempunyai membran rangkap, membran dalam melipat ke arah dalam
disebut krista (gambar 1.4). Jumlah mitokondria dalam sel sangat berhubungan dengan
tingkat aktifitas metabolismenya.
10
Mitokondria juga mengandung ribosom yang sama dengan ribosom di dalam
sitoplasma, tetapi ukurannya lebih kecil. Mitokondria juga mengandung ADN yang berbeda
dengan ADN yang terdapat di dalam inti sel. Fungsi mitokondria adalah respirasi sel, dan di
dalamnya terdapat enzim-enzim siklus krebs (Gambar 9).
Gambar 9. Mitokondria
RANGKUMAN
Semua organisme hidup terdiri atas sel, dapat berupa organisme tunggal (uniseluler)
atau bersel banyak (multiseluler). Setiap sel merupakan unit fungsional dan struktural dari
bentuk hidup. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi.
Perbedaan pokok sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan mempunyai
dinding sel, adanya plastid dan vakuola yang membesar. Sel tumbuhan berbentuk seperti
peluru, kubus, poliedrik, prisma dan memanjang. Bagian yang ada di sebelah dalam dinding
sel disusun oleh bahan yang disebut protoplasma yang berarti bahan hidup. Bagian yang
disusun oleh protoplasma disebut protoplas. Bagian-bagian sel yang bersifat hidup
(protoplasmik) merupakan sebagian dari protoplas, terdiri atas sitoplasma beserta sistim
membrane, inti sel, plastida dan mitokondria. Di dalam sel juga terdapat bagian-bagian yang
tidak hidup (non-protoplasmik), yang berada di dalam plasma dan plastid terdiri atas bagian-
bagian yang bersifat cair dan padat. Dinding sel merupakan bagian yang sel yang tidak hidup
terletak di luar plasma
11
TES FORMATIF
Bentuk Soal : Essai
1. Gambarkan struktur sel tumbuhan
2. Jelaskan bentuk dan ukuran sel tumbuhan
3. Jelaskan komponen sel yang bersifat hidup (protoplasmik)
DAFTAR PUSTAKA
12