Anda di halaman 1dari 6

BIOSAFETY

Biosafety adalah suatu konsep yang mengamankan orang yang bekerja dengan suatu
bahan biologis. Misalnya orang yang bekerja dengan suatu virus yang dapat menimubulkan
penyakit berbahaya maka orang tersebut harus mengunakan sarung tangan. Jadi biosafety
adalah suatu konsep yang mengatur orang yang bekerja atau bersentuhan dengan objek biologis
berbahaya agar terhindar dari bahaya objek biologis tersebut. Biosafety menurut UU No 18
Tahun 2009 adalah kondisi dan upaya untuk melindungi personel atau operator serta
lingkungan laboratorium dan sekitarnya dari agen penyakit hewan dengan cara menyusun
protokol khusus, menggunakan peralatan pendukung dan menyusun desain fasilitas pendukung.
Biosafety merupakan upaya untuk melindungi pekerja, ternak dan lingkungan sekitar
peternakan dari agen penyakit. Penggunaan seragam kerja dan sepatu boot adalah proses
biosafety terhadap pekerjaan dan penyediaan fasilitas tempat penyimpanan pakan serta obat-
obatan merupakan biosafety terhadap ternak.
Pengertian Biosafety Level
Biosafety level ialah kombinasi penerapan antara praktek dan prosedur oleh pekerja pada
fasilitas laboratorium dan peralatan keamanan ketika bekerja dengan menggunakan agen patogen
menular yang berbahaya. Istilah biosafety level ini juga digunakan untuk menjelaskan metode
yang aman dalam menangani dan mengelola bahan-bahan yang bisa menginfeksi di
laboratorium.
Tingkat keamanan hayati yang ditetapkan oleh CDC dan NIH adalah alat penting dalam
menentukan risiko strategi manajemen di laboratorium biologi. Level-level ini menunjukkan
jenis fasilitas laboratorium dan praktik yang diperlukan berdasarkan jenis bahan yang digunakan,
peralatan keselamatan yang tersedia untuk digunakan dengan material, desain dan pembangunan
fasilitas di mana material dimanipulasi. Pemilihan suatu tingkat keamanan hayati (biosafety)
yang sesuai untuk pekerjaan dengan bahan atau studi hewan tertentu tergantung beberapa faktor:

• stabilitas biologis, dan endemisitas bahan.

• Rute paparan yang memungkinkan.

• Sifat dan fungsi laboratorium.


• Prosedur dan manipulasi yang akan dilakukan.

• Peralatan keamanan dan kontrol teknik di laboratorium.

• Ketersediaan vaksin efektif atau tindakan terapeutik.

Tujuan Biosafety Level

Tujuan diterapkannya konsep biosafety level ini mencakup 3 aspek yaitu:

1. Keamanan personal yang bekerja di dalam laboratorium


2. Lingkungan sekitar laboratorium
3. Kualitas produk.
Tujuan utamanya ialah melindungi personal yang bekerja di dalam laboratorium, baik
dengan cara penerapan penanganan mikrobia yang baik maupun pemakaian peralatan
pengamanan secara tepat. Pemberian vaksin pada personal yang bekerja atau berdekatan dengan
laboratorium juga bisa meningkatkan level perlindungan terhadap infeksi. Tujuan yang kedua
adalah melindungi lingkungan di luar laboratorium dari kontaminasi bahan-bahan infeksius
dengan mengkombinasikan antara desain fasilitas dan pengalaman operasional.

Klasifikasi Biosafety

BMBL menguraikan kriteria untuk empat tingkat keamanan hayati (BSL-1 hingga -4)
dan empat hewan tingkat keamanan hayati (ABSL-1 hingga -4) dan memberikan panduan
keselamatan untuk masing-masing. Ringkasan dari setiap tingkat keamanan hayati disediakan di
bawah ini.

Laboratorium Biosafety Level 1/BSL-1

BSL-1 yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji agen penyebab penyakit yang
kurang membahayakan kesehatan manusia dan mampu meminimalisir segala potensi bahaya
terhadap personel laboratorium serta lingkungannya. Contoh agen atau mikroorganisme tersebut
diantaranya escherichia coli, bacillus subtilis, virus gumboro dan virus infectiouscanine
hepatitis.
Persyaratan rancang bangun BSL-1 harus memiliki :

a. pintu masuk dan keluar;


b. bak cuci tangan stainless steel;
c. rak pakaian kerja/jas laboratorium;
d. ruang kerja mudah dibersihkan;
e. ruangan kedap air;
f. perabotan yang kokoh; dan
g. jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu.
Laboratorium Biosafety Level 2/BSL-2

BSL-2 yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji agen penyakit yang cukup
potensial membahayakan petugas laboratorium dan lingkungannya. Sebagai contoh
mikroorganisme yang ditangani biosafety level ini diantaranya virus campak (Measles
virus), Salmonellae, Toxoplasma sp., virus hepatitis.

Persyaratan rancang bangun BSL-2 harus memiliki :

a. pintu dapat menutup sendiri;


b. bak cuci tangan stainless steel;
c. rak pakaianpelindung;
d. ruang kerja mudah dibersihkan;
e. ruang kerdap air;
f. perabotan yang kokoh;
g. jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu;
h. dilengkapi biological safety cabinet/BSC;
i. harus cukup penerangan/cahaya dalam laboratorium;
j. lokasi laboratorium harus terpisah dari tempat/rumah penduduk;
k. sistem pengawasan ventilasi dimana aliran udara hanya
masuk ke dalam laboratorium tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari laboratorium;
l. dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci mata untuk petugas;
m. membatasi lalu lintas orang dan alat ketika personel dan alat laboratorium sedang bekerja;
n. dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja pada waktu bekerja;
o. dilengkapi tanda biohazard.
Laboratorium Biosafety Level 3/BSL-3

Biosafety level ini digunakan jika kita bekerja dengan menggunakan mikroorganisme
yang berpotensi menginfeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kerusakan yang
parah. Selain berbahaya bagi personal yang bekerja di dalam laboratorium, mikroorganisme ini
juga berpotensi mengkontaminasi lingkungan sekitar laboratorium. Virus avian influenza (AI)
menjadi salah satu agen yang harus ditangani dengan biosafety level 3 ini. Selain
itu, Mycobacterium tuberculosis, St. Louis encephalitis virus, Anthrax dan Coxiella burnetii.

Untuk persyaratan rancang bangun BSL-3, selain harus memenuhi persyaratan rancang
bangun BSL-1 dan BSL-2 juga harus dilengkapi persyaratan sebagai berikut :

a. Fasilitas pengatur aliran udara (HEPA_Filtered Air Exhaust) antar ruang laboratorium;
b. Ruang masuk kedalam tersegel atau Double Door Entry guna mencegah kontaminasi dan
memiliki ruang antara (ante room) yang dilengkapi tempat mandi (air shower) sebelum
masuk ke laboratorium;
c. Biological Safety Cabinet (BSC) class II atau BSC class III guna menangani bahan agen
penyakit menular berbahaya;
d. Fasilitas autoclave di luar dan di dalam laboratorium;
e. Peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi circuit breaker panel dan tempat bekerja yang
dirancang ergonomically untuk kenyamanan bekerja dan efisien.
Laboratorium Biosafety BSL-4

BSL-4 yaitu laboratorium yang digunakan untuk menguji dengan agen peyakit menular
berbahaya dan penyakit exotic yang mempunyai risiki setiap individu tertular melalui hirupan
udara dalam laboratorium yang telah tercemari agen penyakit berbahaya dan dapat mengancam
keselamatan hidup. Sebagai contoh bekerja dengan Ebola zaire, Sin nombre virus, Rift valley
fever, HIV.

Untuk persyaratan rancang bangun BSL-4 disamping memenuhi persyaratan rancang


bangun BSL-1, BSL-2 dan BSL-3juga harus dilengkapi sebagai berikut:
a. Ruang antara (ante room) yang dilengkapi tempat mandi sebelum masuk ke dalam pusat
laboratorium dan memiliki tempat mandi (shower) sebelum keluar
b. Fasilitas BSC Class III
c. Fasilitas autoclave di luar dan dalam laboratorium dengan tutup pintu ganda.
Animal Biosafety Level -1 (ABSL-1)

ABSL-1 ditugaskan untuk pekerjaan hewan yang tidak melibatkan agen biologis atau
melibatkan agen yang tidak diketahui menyebabkan penyakit manusia yang imunokompeten, dan
yang memiliki potensi bahaya minimal untuk petugas laboratorium dan lingkungan.

Persyaratan Fasilitas ABSL-1

Selain persyaratan fasilitas yang tercantum untuk laboratorium BSL-1, laboratorium


ABSL-1 harus memenuhi persyaratan berikut:

a. Fasilitas hewan harus dipisahkan dari area yang terbuka untuk personel yang tidak dibatasi
lalu lintas.
b. Pintu fasilitas eksternal harus tertutup dan terkunci sendiri.
c. Pintu-pintu ke ruang binatang harus terbuka ke dalam, menutup sendiri, dan tetap tertutup
saat binatang percobaan hadir.
d. Fasilitas hewan harus dirancang, dibangun, dan dipelihara untuk memfasilitasi pembersihan
dan Pembenahan. Permukaan interior (dinding, lantai, dan langit-langit) harus tahan air.
e. Jendela harus tahan terhadap kerusakan, jendela harus disegel.
f. Jika drainase lantai disediakan, perangkap harus selalu diisi dengan desinfektan yang sesuai.
g. Ventilasi harus disediakan sesuai dengan Panduan untuk Perawatan dan Penggunaan
Laboratorium Binatang. Tidak ada sirkulasi ulang udara buangan yang harus dilakukan.
Disarankan itu kamar hewan mempertahankan tekanan negatif dibandingkan dengan lorong-
lorong yang berdampingan.
h. Fasilitas harus memiliki wastafel cuci tangan.
i. Kandang dicuci secara manual atau dalam mesin cuci kandang. Mesin cuci sangkar mekanis
harus memiliki
1) suhu pembilasan akhir sedikitnya 180 ° F.
2) Penerangan memadai untuk semua aktivitas, menghindari pantulan dan silau yang
dapat menghalangi penglihatan.
Animal Biosafety Level 2 (ABSL-2)

ABSL 2 digunakan untuk pekerjaan hewan dengan agen yang terkait dengan penyakit
manusia yang menimbulkan bahaya sedang bagi personel dan lingkungan. ABSL-2 dibangun
berdasarkan praktik, prosedur, peralatan penahanan, dan fasilitas persyaratan ABSL-1.

Persyaratan Fasilitas ABSL-2

Selain persyaratan fasilitas yang tercantum untuk laboratorium BSL-2 dan ABSL-1,
ABSL-2 laboratorium harus memenuhi persyaratan berikut:

a. Akses ke fasilitas dibatasi oleh pintu terkunci yang aman.


b. Udara buangan dibuang ke luar tanpa disirkulasikan ke kamar lain. Ventilasi harus
disediakan sesuai dengan kriteria dari Panduan untuk Perawatan dan Penggunaan
Laboratorium Binatang. Arah aliran udara di fasilitas hewan adalah ke dalam; kamar
binatang harus mempertahankan tekanan negatif dibandingkan dengan lorong yang
berdampingan.
c. Autoklaf harus tersedia di fasilitas hewan untuk mendekontaminasi limbah infeksius.
d. Tempat cuci tangan harus ditempatkan di ruang hewan tempat hewan yang terinfeksi
Animal Biosafety Level (ABSL-3)

ABSL – 3 digunakan untuk pekerjaan hewan yang melibatkan hewan asli atau agen yang
memiliki potensi penularan aerosol dan menyebabkan penyakit serius yang berpotensi
mematikan. ABSL-3 dibuat berdasarkan praktik, prosedur, penahanan peralatan, dan persyaratan
fasilitas ABSL-2.

Animal Biosafety Level 4 (ABSL-4)

ABSL-4 untuk pekerjaan hewan yang melibatkan agen yang berisiko tinggi terhadap
penyakit yang mengancam jiwa, penularan aerosol, atau yang terkait agen dengan risiko
penularan yang tidak diketahui.

Anda mungkin juga menyukai