Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 4

K3 & BSL Kultur TB


Dosen Pengampu : Misbahul Huda S.Si.,M.Kes
KELOMPOK 4
 SAIMIN 1913353018

 KANIA FHARA R. 1913353026

 ERMALA DEWI 1913353033

 SYADZA SOLEHA 1913353049

 AZ-ZAHRA ARBELIA REUS 1913353050


SUB BAHASAN

01 PENDAHULUAN 02 K3

03 BIOSAFETY LAB 04 KESIMPULAN


PENDAHULUAN

Laboratorium harus memiliki peraturan dan pedoman keselamatan dan


keamanan kerja yang menyeluruh serta fasilitas pendukung pelaksanaan.
Prinsip keselamatan kerja di laboratorium, yaitu:

 Keselamatan kerja bertujuan untuk melindungi petugas yang bekerja di


laboratorium dan masyarakat dari risiko terkena gangguan kesehatan yang
diƟ mbulkan dari laboratorium.
 Keamanan kerja bertujuan untuk mencegah dan melindungi dari upaya
pencurian dan penyalahgunaan alat dan bahan laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan tanggung jawab seluruh
petugas laboratorium. Petugas laboratorium diharapkan mampu bekerja
sesuai prosedur tetap dan harus melaporkan setiap tindakan, kondisi atau
kejadian yang dinilai tidak sesuai dengan protap kepada ketua tim
keselamatan dan keamanan kerja laboratorium/penanggung jawab
laboratorium.
Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium

1. Administrasi
Hal-hal yang termasuk dalam pengelolaan secara administrasi:

a. Penyusunan tim/petugas pelaksana keselamatan dan keamanan


laboratorium TB
b. Penyusunan prosedur tetap laboratorium TB Laboratorium TB harus
memiliki dokumentasi mengenai pemeliharaan infrastruktur,
peralatan, prosedur tetap pemeriksaan sehingga dapat mudah
diketahui apakah peralatan telah terpasang, lulus uji fungsi,
dioperasikan dan prosedur kerja sudah dilaksanakan sesuai
standar.
c. Kompetensi keselamatan dan kemanan kerja
d. Penilaian risiko keselamatan dan keamanan kerja laboratorium
Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium

2. Teknis
a. Pengaturan tata ruang dan sarana kerja sesuai risiko Pengaturan
tata ruang laboratorium TB harus disesuaikan dengan risiko pajanan
M.tuberculosis.
b. Pemilahan dan penempatan bahan sesuai dengan risiko bahaya
Bahan/materi di laboratorium TB merupakan faktor yang dapat
menyebabkan kecelakaan kerja, sehingga memerlukan pemilahan dan
penempatan yang sesuai dengan tingkat risikonya.
c. Pemilihan alat kerja dan proses kerja yang tepat Peralatan yang digunakan
disesuaikan dengan petunjuk teknis jenis pemeriksaan. Proses kerja
dilaksanakan sesuai prosedur tetap pemeriksaan standar.
d. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tepat Penggunaan laboratorium
mikroskopis TB: jas laboratorium Penggunaan laboratorium biakan dan uji
kepekaan: jas laboratorium, sarung tangan, masker, dan alas kaki. Spesifi
kasi APD dapat dilihat dalam Pedoman Pemeriksaan mikroskopik, biakan uji
kepekaan M. tuberculosis.
e. Pemeliharaan perangkat kerja (peralatan dan infrastruktur) Pemeliharaan
peralatan dan infrastruktur dilakukan secara sistema Ɵ s.
Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium

3. Pengendalian Kecelakaan

Kecelakaan kerja yang dimaksud berkaitan dengan pengendalian akibat


aerosol dan kontak langsung. Setiap laboratorium yang melakukan pemeriksaan
M. tuberculosis harus menyiapkan tindakan pencegahan yang sesuai dengan
bahaya dari M. tuberculosis.
Rancangan respon kedaruratan yang disusun untuk menangani
kecelakaan laboratorium adalah suatu keharusan dalam setiap fasilitas yang
bekerja dengan atau menyimpan isolat M. tuberculosis. Dinkes setempat atau
NTP harus terlibat dalam pengembangan rencana kesiap siagaan darurat.
Langkah yang harus dilakukan tim K3 bila terjadi kecelakaan kerja di
laboratorium :

1. Memasti kan kecelakaan kerja ditangani sesuai dengan SPO.


2. Melakukan tindakan pengobatan penderita kecelakaan.
3. Mengetahui faktor penyebab kecelakaan.
4. Melakukan perbaikan untuk pencegahan selanjutnya.
5. Rekomendasi tim K3 harus ditindaklanjuti oleh pimpinan.
BIOSAFETY LABORATORY
Keamanan kerja laboratorium (BIOSAFETY) menjelaskan prinsip-prinsip, teknologi dan praktik
yang dilaksanakan sebagai upaya perlindungan dan pencegahan terpaparnya pekerja
laboratorium, orang sekitar dan lingkungan oleh mikroorganisme dan toksin yang dikerjakan,
dengan secara tidak sengaja.

PRINSIP : SAFE WORKING PRACTICES


• Pertahanan primer
Praktek kerja aman dan peralatan keselamatan yang dipelihara dengan benar
• Pertahanan sekunder
Infrastruktur dan fasilitas pendukung ditempat pertahanan primer berada
• Pertahanan tersier
Bangunan tempat pertahan sekunder disimpan
Menurut WHO (World Health Organization), laboratorium dapat diklasifikasikan
berdasarkan kegiatan interaksinya dengan mikroorganisme hidup yang bersifat pathogen
menjadi empat level. Yaitu :

1. Laboratorium BSL-1 (Biosafety Level 1)


Pada Laboratorium Boisafety level 1 ini memiliki fungsi sebagai laboratorium dasar
yang biasanya digunakan untuk pembelajaran. Mikroorganisme hidup yang digunakan untuk
penelitian pada BSL-1 ini tidak berpotensi berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit bagi
manusia atau mahluk hidup lain. Contoh mikroorganisme yang diteliti pada Laboratorium
BSL-1 ini ialah Bacillus subtilis, Escherichia coli, dll. Di dalam Laboratorium BSL-1 tidak harus
terdapat alat-alat keselamatan khusus. Tetapi harus tetap dilengkapi dengan :
1. Bak cuci tangan
2. Terdapat pintu masuk dan keluar laboratorium
3. Ruang kedap air, ruang kerja yang mudah dibersihkan
4. Dilengkapi dengan rak untuk Jas Laboratorium atau pakaian kerja
5. Memiliki perabotan yang kokoh dan kuat
6. Jendela disertai dengan saringan serangga dan debu
7. Dilengkapi dengan alat keamanan seperti alat emergency shower
2. Laboratorium BSL-2 (Biosafety Level 2)
Laboratorium Biosafety Level 2 ini memiliki fungsi untuk penelitian yang sudah berhubungan dengan diagnosis penyakit dan
layanan kesehatan dasar. Pada BSL-2 ini sudah terdapat mikroorganisme yang diteliti dimana bersifat pathogen tetapi masih
memiliki resiko kontaminasi rendah untuk menyebabkan suatu penyakit pada pekerja laboratorium yang meneliti dan terhadap
manusia serta hewan. Pada BSL-2 ini harus sudah terdapat alat-alat keselamatan khusus serta pengobatan langsungj ika
sampai terjadi kontaminasi terhadap pekerja. Pada Laboratorium Biosafety Level 2 ini beberapa persyaratan  khusus yang
sudah ditetapkan oleh sesuai dengan SE MENKES Nomor 234 Tahun 2020, yaitu :

A. Persyaratan untuk Gedung


Gedung Untuk Biosafety Kelas / Level 2 ini harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Terdapat ruang untuk penyimpanan dan penerimaan bahan sampel


2. Terdapat ruang untuk penelitian spesimen
3. Terdapat ruang khusus yang digunakan untuk menangani limbah yang bersifat infeksius yang juga dilengkapi dengan
autoclave
4. Terdapat ruangan yang disediakan untuk loker, adsministrasi dan pantry
5. Terdapat system instalasi yang akan digunakan untuk penanganan air limbah (IPAL)
BSL-2 harus memiliki Bio-Safety Cabinet (BSC)

Syarat BSC untuk Biosafety Level 2 sesuai dengan SE MENKES-234 ini ialah :
1. Menggunakan BSC Kelas II A dengan standard Internasional
2. BSC juga dilengkapi dengan pintu sash, UV Light dan UPS
3. Untuk tempat peletakan BSC, diusahakan tidak pas di depan aliarn udara atau AC dan tidak di depan
pintu masuk atau keluar
4. BSC juga tidak diletakkan dimana terdapat banyak lalu lalang orang-orang
5. Dilengkapi dengan kontak listrik sendiri
6. BSC sudah dibekali dengan SOP untuk proses pengoperasian, pemeliharaan
dan penggunaan pekerjaan menggunaka BSC
3. Laboratorium BSL-3 (Biosafety Level 3)
Laboratorium BSL-3 (Biosafety Level 3) ini memilili fungsi untuk melakukan penelitian dalam rangka
sudah mendiagnosis penyakit khusus. Pada BSL-3 ini sudah terdapat mikroorganisme yang bisa berpotensi
mengkontaminasi pekerja laboratorium yang cukup serius pada bagain saluran pernafasan yang dapat
berakibat fatal. Selain itu Bio-Safety Level 3 ini juga bisa mengkontaminasi lingkungan sekitar yang dekat
dengan laboratorium. Beberapa jenis mikroorganisme yang diteliti pada BSL 3 ini ialah Anthrax,
Mycobacterium tuberculosis, Virus Avian Influenza, Virus St. Louis encephalitis dan Coxiella burnetii.
Pada BSL-3 ini harus dilengkapi engan peralatan-peralatan khusus, seperti :
1. Ventilasi udara khusus
2. Dilengkapi dengan pintu rangkap untuk keaanan lebih
3. Terdapat ruangan khusus sebelum masuk ke dalam laboratorium untuk sterilisasi tubuh
4. Dilengkapi dengan autoklaf dan Bio-Safety Cabinet
5. Selain itu, harus dilengkapi juga dengan alat pencegahan dan pengobatan yang lengkap jika sampai
terjadi kontaminasi
4. Laboratorium BSL-4 (Biosafety Level 4)
Laboratorium BSL-4 (Biosafety Level 4) ini merupakan tipe laboratorium yang memang khusus digunakan untuk
kegiatan penelitian mikroorganisme yang bersifat pathogen dan berbahaya. mikroorganisme yang berada pada
laboratorium BSL-4 ini benar-benar mikroorganisme yang bisa menyebabkan penyakit serius pada pekerja atau pada
manusia jika sampai terkontaminasi. Dan penyakit yang disebabkanya pun memiliki potensi untuk menular dari orang
satu ke yang lain baik langsung atau tidak dengan cepat. Contoh mikroorganisme yang diteliti pada Laboratorium BSL-4
ini ialah Virus HIV Aids, Virus Ebola, Rift valley fever serta Virus Sin nombre. 
Untuk Laboratorium BSL-4 ini harus dilengkapi dengan :
1. Memiliki ruang antara yang disertai juga dengan kamar mandi yang digunakan untuk mandi sebelum memasuki
pusat dari laboratorium da tempat mandi (shower) sebelum keluar dari laboratorium untuk memastikan tidak ada
kontaminasi virus atau bakteri yang terbawa.
2. Memiliki fasilitas-fasilitas yang sama seperti BSL 3
3. Dilengkapi dengan autoclave di bagian luar serta dalam laboratorium yang memiliki pintu ganda.
KESIMPULAN
 Laboratorium harus memiliki peraturan dan pedoman keselamatan dan keamanan kerja yang menyeluruh
serta fasilitas pendukung pelaksanaan.
 Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium :Administrasi,Teknis dan Pengendalian
Kecelakaan
 Keamanan kerja laboratorium (BIOSAFETY) menjelaskan prinsip-prinsip, teknologi dan praktik yang dilaksanakan sebagai
upaya perlindungan dan pencegahan terpaparnya pekerja laboratorium, orang sekitar dan lingkungan oleh
mikroorganisme dan toksin yang dikerjakan, dengan secara tidak sengaja.
 Tingkatan BSL-LAB :
• Laboratorium BSL-1 (Biosafety Level 1)
• Laboratorium BSL-2 (Biosafety Level 2)
• Laboratorium BSL-3 (Biosafety Level 2)
• Laboratorium BSL-4 (Biosafety Level 3)
THANKS!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai