Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam memahami hakikat ilmu kimia setidaknya dalam suatu
kegiatan pembelajaran diperlukan adanya kegiatan praktikum yang
memerlukan berbagai macam alat laboratorium. Dan sudah pasti kita harus
tahu kegunaan dan bagaimana cara menggunakan semua peralatan dasar yang
biasa digunakan dalam laboratorium. Selain itu dalam kegiatan tersebut kita
harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang benar,
walaupun sudah mengenal alat dan mengetahui cara penggunaannya, tetapi
perlu diingat bahwa tiap-tiap alat memiliki standar tertentu yang telah
dirancang oleh pabrik pencipta maupun badan badan tertentu yang
mempelajari dan pemerhati kimia dan untuk memudahkan mengenal alat
kimia yang digunakan untuk pengelompokkan yang umum dipakai.
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu,
perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang
digunakan. Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila
alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Contohnya jika pada alat-alat tersebut masih tersisa zat-zat kimia,
maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum. Sehingga
perlu diadakan kalibrasi alat (Anonim, 2012 )
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan
hasil yang didapat tidak akurat. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara
kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium. Bukan hal yang mustahil bila terjadi
kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan
penggunaan alat-alat dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang
berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu, pemilihan jenis
alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Agar penelitian berjalan lancar. (Anonim, 2012).
Sehingga, dalam pembuatan makalah ini saya berusaha menyajikan
tentang prosedur penggunaan alat dan pedoman keselamatan kerja yang
menjadi faktor utama di laboratorium, terutama pada laboratorium yang
mengandung senyawa-senyawa kimia berbahaya dan mikroorganisme yang
dapat menginfeksi penyakit berbahaya. Setiap individu memiliki kewajiban
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman sesuai dengan kemampuan
terbaik mereka. Pedoman keamanan Biologi (Safety Cabinet ) dibuat untuk
menginformasikan cara kerja yang spesifik dalam penanganan
mikroorganisme patogen di labolatorium dan juga mempersiapkan petunjuk
praktis bagi pembuatan kode praktek kerja yang dibutuhkan di setiap
labolatorium.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Safety Cabinet ?
2. Bagaimana Kelompok resiko Safety Cabinet ?
3. Apa saja Keutamaan Safety Cabinet ?
4. Apa yang dimaksud dengan level Safety Cabinet ?
5. Apa saja Tujuan Safety Cabinet Level?
6. Bagaimana Pengklasifikasian Safety Cabinet ?
7. Apa saja Bagian-bagian Safety Cabinet ?
8. Bagaimana Prinsip Safety Cabinet ?
9. Bagaimana Cara penggunaan Safety Cabinet ?
10. Bagaimana SOP Pengoperasian Safety Cabinet ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Safety Cabinet ?
2. Untuk mengetahui Kelompok resiko Safety Cabinet ?
3. Untuk mengetahui Keutamaan Safety Cabinet ?
4. Untuk mengetahui level Safety Cabinet ?
5. Untuk mengetahui Tujuan Safety Cabinet Level?
6. Untuk mengetahui Klasifikasi Safety Cabinet ?
7. Untuk mengetahui Bagian-bagian Safety Cabinet ?
8. Untuk mengetahui Prinsip Safety Cabinet ?
9. Untuk mengetahui Cara penggunaan Safety Cabinet ?
10. Untuk mengetahui SOP Pengoperasian Safety Cabinet ?

D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Safety Cabinet


Merupakan kabinet kerja yang disterilkan untuk kerja di tempat
yang memiliki resiko mikrobiologi. Safety Cabinet memiliki suatu pengatur
aliran udara yang menciptakan aliran udara kotor (dimungkinkan ada
kontaminan) untuk disaring dan diresirkulasi melalui filter. Safety Cabinet
dirancang untuk melindungi operator, seluruh lingkungan labolatorium dan
material kerja dari penyebaran aerosol beracun dan infeksius. Kegiatan
labolatorium seperti inokulasi kultur sel, suspensi cairan dari senyawa
infeksius homogenisasi, dan pengocokan material infeksius, sentrifugasi dari
cairan beracun, atau bekerja dengen hewan dapatmenimbulkan aerosol
beracun (Suhardi, dkk 2008)
Safety Cabinet menggunakan Laminar air flow untuk menghalangi
airbornedesease. Pada alat ini digunakan HEPA(High Effeciency Particulate
Air) sebagai filter untuk membersihkan mikroba, udara pada Safety Cabinet
akan beresirkulasi melalui filter HEPA. Filter ini memiliki efisiensi 99,99%
terhadap partikel dengan diameter dibawah 0,3 µm. Berdasarkan kelompok
resiko terhadap bahaya biologi (Biohazard) Safety Cabinet ini dibagi menjadi
tiga kelas yaitu : Kelas I, Kelas II ( A1, A2, B1, B2), dan kelas III
(Suhardi,dkk 2008).

B. Kelompok Resiko
Level keselamatan biologi atau (Safety Cabinet level) adalah level
atau tingkatan keselamatan yang diperlukan untuk penanganan agen biologi.
Centers for Disease Control and Prevention atau "Pusat Pencegahan dan
Penanganan Penyakit" yang berpusat di Amerika Serikat menspesifikasikan
empat level penanganan keselamatan biologi.
1. Level Keselamatan Biologi 1
Diperuntukkan bagi agen-agen yang diketahui tidak menyebabkan
penyakit pada manusiadewasa yang sehat dan bahaya potensial yang
minimal bagi pekerja laboratorium dan lingkungan.
Laboratorium tidak memerlukan lokasi terpisah dari lokasi umum
dalam suatu bangunan. Contoh agen biologi kategori level keselamatan
biologi 1 antara lain: Bacillus subtilis, hepatitis, E. coli dan virus cacar air
(U.S. Departement of Health and Human Services, CDC,2007).
Persyaratan rancang bangun Level Keselamatan Biologi -1 harus
memiliki :
a. Pintu masuk dan keluar
b. Bak cuci tangan stainless steel
c. Rak pakaian kerja/jas laboratorium
d. Ruang kerja mudah dibersihkan
e. Ruangan kedap air
f. perabotan yang kokoh dan
g. jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu.

2. Level Keselamatan Biologi 2


Memiliki kesamaan dengan level keselamatan biologi 1.
Perbedaannya terletak pada beberapa hal berikut:
a. pekerja laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam penanganan
agen-agen patogenik dan berada dibawah arahan ilmuwan yang
berkompeten.
b. akses ke laboratorium dibatasi ketika pekerjaan tengah dilakukan.
c. penanganan khusus bagi barang-barang tajam.
d. prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan
mengandung agen berinfeksi dilakukan di dalam wadah khusus.
Contoh agen biologi kategori level keselamatan biologi 2 antara lain:
Hepatitis B, Hepatitis C,Flu, virus West Nyle dan Salmonella
(U.S. Departement of Health and Human Services, CDC,2007)
Persyaratan rancang bangun Level Keselamatan Biologi-2 harus
memiliki :
a. pintu dapat menutup sendiri
b. bak cuci tangan stainless steel
c. rak pakaianpelindung
d. ruang kerja mudah dibersihkan
e. ruang kerdap air
f. perabotan yang kokoh
g. jendela dilengkapi dengan saringan serangga dan debu
h. dilengkapi biological safety cabinet/BSC
i. harus cukup penerangan/cahaya dalam laboratorium
j. lokasi laboratorium harus terpisah dari tempat/rumah penduduk
k. sistem pengawasan ventilasi dimana aliran udara hanya masuk ke
dalam laboratorium tanpa ada sirkulasi udara untuk keluar dari
laboratorium
l. dilengkapi alat pelindung mata dan obat cuci mata untuk petugas
m. membatasi lalu lintas orang dan alat ketika personel dan alat
laboratorium sedang bekerja
n. dilengkapi pakaian pelindung untuk pekerja pada waktu bekerja
o. dilengkapi tanda biohazard.

3. Level Keselamatan Biologi 3


Ditujukan bagi fasilitas klinis, diagnostik, riset atau produksi yang
berhubungan dengan agen-agen eksotik yang dapat mengakibatkan potensi
terkena penyakit berbahaya. Pekerja laboratorium memiliki pelatihan
khusus dalam penanganan agen-agen patogenik berbahaya dandiawasi
oleh ilmuwan-ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja
dengan agen-agen tersebut. Contoh agen biologi kategori level
keselamatan biologi 3 antara lain: Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis,
virus cacar, thypus dan avian influenza (U.S. Departement of Healthand
Human Services, CDC, 2007).
Untuk persyaratan rancang bangun Biosafety Level-3, selain harus
memenuhi persyaratan rancang bangun Biosafety Level-1 dan Biosafety
Level-2 juga harus dilengkapi persyaratan sebagai berikut :
a. Fasilitas pengatur aliran udara (HEPA Filtered Air Exhaust) antar
ruang laboratorium
b. Ruang masuk kedalam tersegel atau Double Door Entry guna
mencegah kontaminasi dan memiliki ruang antara (ante room) yang
dilengkapi tempat mandi (air shower) sebelum masuk ke laboratorium;
c. Biological Safety Cabinet (BSC) class II atau BSC class III guna
menangani bahan agen penyakit menular berbahaya
d. Fasilitas autoclave di luar dan di dalam laboratorium
e. Peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi circuit breaker panel dan
tempat bekerja yang dirancang ergonomically untuk kenyamanan
bekerja dan efisien

4. Level Keselamatan Biologi 4


Dibutuhkan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan agen-agen
eksotik yang ekstrim berbahaya, dimana memiliki risiko tinggi penyebaran
melalui udara. Staf laboratorium memiliki pelatihan khusus dalam
menangani agen-agen berbahaya tersebut. Fasilitas laboratoriumterisolasi
dari tempat-tempat umum. Semua pekerjaan dalam fasilitas ini dilakukan
dalam tempat tertutup khusus. Pekerjanya memakai pakaian pelindung
khusus lengkap dengan tabung oksigenyang tersendiri. Contoh agen
biologi kategori level keselamatan biologi 4 antara lain: Ebola,virus Hanta
dan virus. (U.S. Departement of Health and Human Services, CDC, 2007).

Tabel 1. Klasifikasi Mikroorganisme Menular berdasarkan Kelompok


Resiko
Klasifikasi Deskripsi
Resiko 1 (> resiko terhadap komunitas Mikroorganisme yang tidak
dan perorangan) mungkinmenyebabkan penyakit pada
manusia danhewan
Resiko 2 ( resiko sedang untuk Mikroorganisme patogen pada
perorangan,rendah untuk komunitas) manusia,hewan namun tidak
menimbulkan bahayaserius pada
pekerja, komunitas, lingkungan
Resiko 3 (resiko perorangan tinggi, Mikroorganisme patogen yang
resikokominitas rendah) berbahayaserius bagi manusia, hewan
namun tidak menginfeksi dari satu
orang ke orang lain
Resiko 4 ( resiko tinggi terhadap Mikroorganisme patogen yang
perorangandan komunitas menimbulkan bahaya serius pada
manusia, hewan dankomunitas yang
dapat disebarkan dari satuorang ke
orang lain

5. Tingkatan dan Biosafety Level (BSL)


Diketahui bahwa terdapat empat tingkatan BSL dengan tingkat
tatalaksana masing-masing berbeda-beda. Masing-masing tingkatan
tersebut melakukan kerja yang disesuaikan dengan birisk serta kapasitas
rancang bangun prasarana.
maka dapat disimpulkan bahwa biorisk yang akan
diamanahkanpun berbeda-beda. Namun setiap biorisk yang akan
diamanahkan dalam setiap tingkatan sedikit banyak
tergantung ”ketentuan negara masing-masing”. Sebagai contoh Human
trypanosoma species seperti beberapa negara di wilayah Afrika dianggap
belum merupakan prioritas.
C. Keutamaan Safety Cabinet

Gambar 2.1 Safety Cabinet dari BIOBASE


1. Sistem HEPA filter (Filter High Efficiency Particulated Air)
Sistem HEPA sangan efisien dalam melakukan filtrasi yaitu hingga
99,99%. Efisiensi dan akurasi mencapai 0,3 mikron. HEPA terbuat dari
serat kaca borosilikat lipid.
2. Dilengkapi dengan layar LED
Dilengkapi oleh layar LED bersama dengan sistem control
mikroprosesor akan mengontrol semua keselamatan fungsi. Dari semua
kelebihan yang dimiliki SAFETY CABINET, ada satu hal yang
membuatnya sangat unik yaitu adanya bar strip di panel kontrol LED yang
akan memberikan warning pada pengguna untuk mengganti filter HEPA
tepat waktu. Ini membuat SAFETY CABINET memberikan perlindungan
khusus bagi pengguna. Safety Cabinet dari BIOBASE
3. UV Timer
SAFETY CABINET juga dilengkapi dengan UV Timer yang
berfungsi untuk mengontrol siklus dekontaminasi dan memaksimalkan
umur lampu agar dapat menyala lebih lama. Sinyal UV hanya dapat
diaktifkan ketika jendela depan tertutup rapat sepenuhnya dan lampu
fluorescent dimatikan. Ini akan melindungi dan menghindari potensi
bahaya yang dapat ditimbulkan oleh efek buruk sinar UV pada
penggunaan Safety Cabinet.
4. Sistem pengendalian mikroprosesor
Sistem yang dimiliki oleh Safety Cabinet akan mengontrol ukuran
aliran tekanan udara secara akurat dan menyeimbangkan kecepatan aliran
udara agar tersebar ke seluruh ruang kerja.
5. Sistem cerdas filter kompensasi
Kosistensi penyaluran aliran udara vertikal secara otomatis dengan
kecepatan 0,37 m/s ± 0,015 m/s tanpa gangguan. Bila terjadi filter block,
mtor fan akan meningkatkan kecepatannya. Hal tersebut untuk
memastikan aliran udara vertikal konstan dan menjamin kinerja yang
aman.
6. Mudah untuk dekontaminasi dan disinfeksi
Dengan adanya UV Timer yang mengontrol siklus dekontaminasi
membuat Safety Cabinet mudah dibersihkan. Selain itu juga didukung oleh
jendela drive motor depan yang lancar dan dengan tepat dapat dipindahkan
sesuai dengan posisi yang diinginkan. Baja permukaan meja stainless
dapat diambil untuk autoklaf.

D. Level Safety Cabinet


Adalah kombinasi penerapan antara praktek dan prosedur oleh
pekerja pada fasilitas laboratorium dan peralatan keamanan ketika bekerja
dengan menggunakan agen patogen menular yang berbahaya. Istilah Safety
Cabinet level ini juga digunakan untuk menjelaskan metode yang aman dalam
menangani dan mengelola bahan-bahan yang bisa menginfeksi di
laboratorium.

E. Tujuan Level Safety Cabinet


Tujuan diterapkannya konsep level Safety Cabinet ini mencakup
tiga aspek yaitu:
1. Keamanan personal yang bekerja di dalam laboratorium
2. Lingkungan sekitar laboratorium
3. Kualitas produk.
Tujuan utamanya ialah melindungi personal yang bekerja di dalam
laboratorium, baik dengan cara penerapan penanganan mikrobia yang baik
maupun pemakaian peralatan pengamanan secara tepat. Pemberian vaksin
pada personal yang bekerja atau berdekatan dengan laboratorium juga bisa
meningkatkan level perlindungan terhadap infeksi. Tujuan yang kedua adalah
melindungi lingkungan di luar laboratorium dari kontaminasi bahan-bahan
infeksius dengan mengkombinasikan antara desain fasilitas dan pengalaman
operasional.
F. Klasifikasi Safety Cabinet
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, jalur penularan agen
infeksius maupun fungsi laboratorium, persyaratan Safety Cabinet berdasarkan
ketentuan dari WHO Laboratory Safety Cabinet meliputi :
1. Safety Cabinet kelas 1
Adalah Safety Cabinet yang dirancang untuk melindungi praktikan
atau peneliti, aliran udara yang keluar disaring dengan HEPA filter. Pada
Safety Cabinet kelas 1 tidak terdapat resirkulasi udara. Udara luar dapat
masuk melewati area kerja, oleh karena itu Safety Cabinet ini tidak untuk
perlindungan produk. Ruang terbuka memungkinan operator untuk
menjangkau permukaan bidang kerja, jendela dapat dibuka seluruhnya
untuk untuk menyediakan akses pada bidang kerja. Merupakan ruang
bertekanan negatif yang memiliki percepatan minimum 0,38 m/s. Safety
Cabinet jenis ini cocok untuk bekerja dengan radionuklida dan bahan
kimia beracun yang nonvolatile (U.S. Departement of Health and
HumanServices, CDC, 2007).

(A) (B)
Gambar 2.2 Safety Cabinet kelas I (A). Used in junction with building system
(B).Complete with internal motor/ blower assembly

2. Safety Cabinet Kelas II


Dengan pesatnya penggunaan sel dan kultur jaringan untuk
perkembang biakan virus dan tujuan lain, tidak ada pilihan yang lebih
baik selain udara runag yang tidak disterilkan agar tidak melewati
permukaan bidang kerja.
Safety Cabinet kelas II dirancang tidak hanya untuk melindungi
personil tetapi juga untuk melindungi material permukaan bidang kerja
dari udara yan telah tercemar. Merupakan open-front, berventilasi,
menggunakan HEPA filter, memiliki resirkulasi udara kedalam bidang
kerja. Dapat digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
senyawa infeksius yang termasuk (A) (B). Kelompok Resiko 2 dan 3.
Dapat pula digunakan untuk kelompok resiko (4) jika memakai APD dan
tekanan udara positif. Safety Cabinet kelas II ini terdiri dari 4 jenis yaitu:
tipe A1, A2, B1, dan B2 (U.S. Departement of Health and Human
Services, CDC, 2007).
a. Safety Cabinet Kelas II tipe A1
Tidak harus ada ventilasi keluar, cocok untuk labolatorium yg tidak
punya saluran perpipaan. Digunakan untuk agen yang memilki resiko
rendah, dan tidak mengandung bahan kimia beracun ygvolatil dan
radionuklida volatil.Percepatan udara masuk minimal 0,38-0.5 m/s
pada bukaan depan. Mungkin memiliki tekanan positif pada
contaminated duct dan plenum. jika udara dimungkinkan dibuang
keluar gedung maka udara tersebut akan memasuki suatu tudung
kanopi “thimble” dimana kesimbangan tekanan dalam kabinet tidak
terganggu oleh fluktuasi dalam exhaust sistem
.Gambar 2.3 Safety Cabinet Kelas II type A 1

b. Safety Cabinet Kelas II tipe A2


Memilki ventilasi keluar, sehingga ada resirkulasi udara. Sebanyak
30% dibuang keluar dan 70% masuk kembali kedalam ruangaan,
Percepatan udara masuk minimal 0,5 m/s atau 100 ft/min. Memiliki
duct dan plenum dengan tekanan negatif cocok untuk bekerja dengan
bahan kimia beracun dan radionuklida volatile tingkat rendah.

Gambar 2.4 Safety Cabinet Kelas II type A 2


c. Safety Cabinet Kelas II tipe B1
Sebanyak 70% dibuang keluar dan 30% masuk kembali kedalam
ruangan. Memiliki duct dan plenum dengan tekanan negatif,
percepatan minimal 0,5 m/s. cocok untuk bekerja dgn bahan kimia
beracun dan radionuklida volatile konsentrasi rendah.

Gambar 2.5 Safety Cabinet Kelas II type B 1


d. Safety Cabinet Kelas II tipe B2
Tidak ada resirkulasi udara, 100% udara dibuang. Memiliki duct
dan plenum dengan tekanan negatif, percepatan minimal 0,5 m/s.
cocok untuk bekerja dengan bahan kimia beracun dan radionuklida
volatile. Memiliki alarm yang akan berbunyi jika aliran penghisap
berhenti
Gambar 2.6 Safety Cabinet Kelas II type B 2
3. Safety Cabinet Kelas III
Menyediakan tingkat perlindungan paling tinggi dan digunakan
untuk kelompok resiko 4. Semua penetrasi disegel. Pasokan udara melaui
saringan HEPA dan buangan juga melewati HEPA.
Udara di dalam kabinet tetap bertekanan negatif (124,5 Pa/ 0,5 in).
Akses ke dalam ruangan harus memaki sarung tangan yang terikat ports
di dalam kabinet. HEPA buangan dapat disambungkan dengan pintu
ganda autoklaf agar semua senyawa infeksius dapat steril. Globe box
dapat digabungkan untuk memperluas permukaan bidang kerja, cocok
untuk Safety Cabinet tingkat 3 dan 4 (U.S. Departement of Health and
Human Services, CDC, 2007).

Gambar 2.6 Safety Cabinet Kelas III


Tabel 2.1 Perbedaan antara Safety Cabinet I, II dan III

4. HEPA filter
HEPA filter sesuai dengan standar yang diadopsi oleh banyak
industri dan OSHA harus bisa mengurangi setidaknya 99,97% dari
partikel udara yang memiliki diameter 0,3 µm atau kurang. Filter pada
HEPA biasanya terbuat dari fiberglass yang dikompres dengan diameter
fiber antara 0,5-2µm, kunci utama yang mempengaruhi fungsi fiber
adalah diameter, ketebalan filter, dan face velocity. Ruangan udara antara
filter itu sendiri lebih besar dari 0,3 µm, asumsi umum yang menyebutkan
bahwa HEPA filter adalah saringan yang dapat melalukan partikel yang
lebih kecil dan menahan partikel yang lebih besar tidak sepenuhnya
benar. Tidak seperti membran filter yang hanya dapat menyaring partikel
berdasarkan ukurannya, HEPA filter dirancang untuk menargetkan pada
partikel yang jauh lebih kecil, partikel tersebut tidak hanya tersaring
tetapi juga terjebak pada fiber dengan melalui enam mekanisme yaitu
(U.S. Departement of Health andHuman Services, CDC, 2007) :
a) Interception Partikel
mengikuti alur aliran dalam suatu aliran serat fiber. Partikel
dikumpulkan ketika partikel tersebut menyentuh materi filter.
b) Inertial Impact
Pada proses ini partikel yang lebih besar tidak dapat menghindari
serat dengan mengikutikontur melengkung dari aliran udara dan
dipaksa untuk melekat dalam salah satu dari fiber secara langsung;
meningkatkan efek ini dengan mengurangi pemisahan serat dan
tinggikecepatan aliran udara.
c) Diffusion
Partikel tersebut terkumpul pada saat mereka bergerak dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasirendah, partikel itu kemudian
menabrak partikel yang sudah terkumpul sebelumnya.
d) Electrostatics
Pada proses ini partikel-partikel yang bermuatan negative akan
tertarik pada material fiber yang bermuatan positif.
e) Sieving
Proses ini didasarkan pada ukuran partikel, atau bisa dissebut
penyaringan. Partikel yanglebih besar akan tertahan pada material
fiber dan tidak dapat lolos.
f) Gravity
Proses ini menggunakan gaya grafitasi untuk mengendapkan partikel.
G. Bagian-bagian Safety Cabinet

Gambar 2.7 Bagian-bagian Safety Cabinet

H. Prinsip Safety Cabinet


Prinsip kerja Safety Cabinet (Biological Safety Cabinet) yaitu
menciptakan aliran masuk udara untuk melindungi operator yang sedang
menangani sampel biologis yang beresiko dengan membuang udara keluar
melalui HEPA (High Efficiency Particular Air) filter.

I. Cara Penggunaan Safety Cabinet


1. Perhatikan arah aliran udara yang menjadi pembeda antara laminar dengan
Safety Cabinet terletak pada arah aliran udaranya. Oleh karena itu,
mengetahui bagaimana aliran udara merupakan hal yang harus
diperhatikan guna menjaga keamanan dan kualitas produk.
2. Perhatikan kinerja anda saat bekerja menggunakan Safety Cabinet, Anda
harus meminimalisir pergerakan. Baik pergerakan di dalam maupun di
depan Safety Cabinet. Pergerakan yang terlalu cepat dan tidak hati-hati
akan mengganggu arah aliran udara. Sebaiknya Anda bekerja dengan
perlahan dan hati-hati. Pergerakan di luar alat seperti lalu lalang para
analis atau rekan kerja juga akan mempengaruhi arah aliran udara. Selain
itu, Anda juga harus minimalisir terjadinya percikan agar potensi infeksi
dari sampel berkurang.
3. Ketahui working area. Dalam working area, sebaiknya Anda melakukan
analisa pada jarak 4 inchi di depan air grill. Alat atau bahan yang diletakan
sembarang dapat mengganggu aliran udara, menghasilkan turbulensi dan
memungkinkan terjadinya kontaminasi. Bagian yang paling tepat adalah
terletak pada 1/3 bagian tengah dari Safety Cabinet.
4. Perhatikan kondisi Safety Cabinet Sebelum memulai pekerjaan dengan
menggunakan alat Safety Cabinet, Anda harus menyalakan alat tersebut
terlebih dahulu selama beberapa menit. Sebelum dan sesudah
menggunakan Safety Cabinet, Anda juga harus melakukan disinfeksi pada
aspiration bottles atau suction flask. Selain itu, jangan menutup air grill
pada Safety Cabinet karena hal tersebut akan mengganggu arah aliran
udara.
5. Pastikan sterilitas dalam bekerja menggunakan Safety Cabinet, pastikan
bahwa semua alat dan bahan yang akan digunakan bisa didekontaminasi
bagian permukaannya. Saat hendak mengeluarkan tangan dari dalam
Safety Cabinet , pastikan untuk mendekontaminasinya terlebih dahulu dan
keluarkan tangan secara perlahan. Peletakan alat dan bahan serta cara kerja
harus sesuai dengan zona kerja yaitu dari area bersih menuju area
kontaminasi (dari kiri ke kanan). Hal ini dilakukan agar mengurangi
terjadinya kontaminasi dan infeksi.

J. Intruksi Kerja Penggunaan Safety Cabinet


Berdasarkan (Biobase BSC-130011B2-X “Pada Laboratorium Bakteriologi”)
1. Hubungkan dengan sumber listrik
2. Buka pengunci alat dengan cara memutar kunci ke arah kanan
3. Tekan tombol power
4. Nyalakan lampu UV penggunaan normal 30 menit (pengaturan ulang
menggunakan remote control)
5. Setelah 30 menit lampu UV akan mati
6. Nyalakan lampu kerja
7. Buka pintu Biosafety cabinet dengan cara menekan tombol panah ke atas
sampai tanda garis kuning, bisa juga ddengan menginjak pedal warna
merah.
8. Nyalakan blower (kipas)
9. Masukkan peralatan kerja (alat dan bahan) yang ingin dikerjakan dan
mulai bekerja
10. Setelah selesai bekerja matikan blower (kipas)
11. Tutup pintu biosafety cabinet dengan cara menekan tombol panah ke
bawah sampai pintu tertutup, bisa juga dengan menginjak pedal warna
hitam
12. Matikan lampu kerja dan nyalakan lampu UV (penggunaan normal 30
menit) pengaturan ulang menggunakan Remote Control
13. Setelah lampu UV mati, matikan alat dengan menekan tombol power
14. Lepas hubungan arus listrik.
Berdasarkan SOP Pengoperasian menurut (Suhardi et al 2008)
Sebelum Operasi
1. Membaca Lembar data keselamatan (SDS) untuk bahan yang digunakan
dalam Safety Cabinet. Catatan tindakan pencegahan mengenai penggunaan
bahan kimia atau mikroorganisme dalam Safety Cabinet.
2. Angkat sash dengan tinggi direkomendasikan
3. Menyalakan kipas Safety Cabinet 10 menit sebelum mulai bekerja untuk
memungkinkan penyaringan udara yang memadai.
4. Periksa intake udara dan kisi-kisi knalpot untuk penghalang, dan
memeriksa pengukur tekanan pembacaan menunjukkan beban HEPA
filter. Jika Anda tidak tahu diterima membaca f atau kabinet, meminta
sertifikasi atau berkonsultasi produsen Anda manual.
5. Jika kabinet dilengkapi dengan alarm, menguji alarm dan beralih ke posisi
"ON".
6. Konfirmasi aliran udara ke dalam dengan memegang sepotong jaringan di
tengah tepi pandangan panel dan memastikan itu diambil.
7. Dekontaminasi permukaan kabinet dan permukaan dekontaminasi semua
bahan yang akan ditempatkan di dalam Safety Cabinet (Lihat bagian
Pembersihan dan desinfeksi).
8. Barang berukuran besar, seperti kontainer sampah. harus ditempatkan ke
satu sisi Interior Cabinet
9. Menjaga wilayah kerja Safety Cabinet bebas dari peralatan yang tidak
perlu atau persediaan. Kekacauan di dalam SAFETY CABINET mungkin
menghambat aliran udara yang tepat dan tingkat perlindungan yang
diberikan. Pertimbangkan untuk menggunakan rak kawat atau rak untuk
meningkatkan aliran udara di sekitar depan dan pemanggang belakang.
10. Gunakan pelindung mata, jas lab, ditutup sepatu kaki dan sarung tangan
sekali pakai untuk melindungi diri serta sampel Anda dari kontaminasi.
11. Respirator mungkin diperlukan untuk beberapa prosedur. Alam dari Alat
Pelindung Pribadi (PPE) dikenakan dapat bervariasi sesuai dengan temuan
yang diperoleh dari penilaian risiko biologis.
Pengoperasian
1. Aktif bekerja harus mengalir dari bersih untuk daerah yang terkontaminasi
di permukaan kerja.
2. Lengan harus dipindahkan masuk dan keluar perlahan, tegak lurus dengan
bukaan depan untuk meminimalkan gangguan dari tirai udara dan aliran
laminar.
3. Bekerja sebagai jauh ke belakang mungkin, tapi dalam jangkauan nyaman.
4. Selalu menggunakan alat bantu pipetting mekanik. Mulut pipetting tidak
diperbolehkan.
5. Sumber panas seperti Bunsen burner dilarang dalam Safety Cabinet karena
mereka secara signifikan mengganggu aliran laminar udara.
6. Untuk mensterilkan loop bakteriologis, mikro pembakar atau listrik
"tungku" dapat digunakan.
7. Tidak bekerja di Safety Cabinet sementara lampu peringatan atau alarm
sinyal.
8. Cari perangkap limbah cair di dalam kabinet dan menggunakan di baris
HEPA filter untuk melindungi garis vakum. Jika perangkap harus terletak
di lantai, menempatkan mereka dalam wadah sekunder (seperti nampan
plastik tahan lama atau kotak) untuk mencegah kerusakan.
Pembersihan dan Disinfeksi
1. Ketika pekerjaan selesai, semua peralatan dan perlengkapan dari Safety
Cabinet harus didekontaminasi dan dihapus dari kabinet.
2. Permukaan interior juga harus dibersihkan dengan disinfektan yang tepat
yang akan membunuh mikroorganisme yang dapat ditemukan di kabinet.
bahan kimia korosif seperti pemutih harus dihindari, tetapi jika
digunakan, harus diikuti dengan menghapus bawah air steril atau 70%
etanol.
3. Memberikan kabinet untuk menjalankan selama 10 menit

K. Penggunaan Safety Cabinet di Labolatorium


1. Penempatan
Percepatan udara yang mengalir melalui medan terbuka ke dalam
Safety Cabinet adalah sekitar 0,45 m/s. Pada percepatan ini integritas arah
aliran udara masuk mudah terganggu dan dapat dengan mudah diganggu
oleh aliran udara yang dihasilkan oleh orang-orang berjalan dekat dengan
Safety Cabinet, jendela yang terbuka, udara yang masuk dan pintu yang
terbuka dan tertutup. Idealnya Safety Cabinet diletakan pada lokasi yang
terpisah dari lalu lintas dandari daerah yang berpotensi terganggu aliran
udara, jika mungkin dilakukan pengosongan sekitar 30-35 cm dibelakang
dan diatas Safety Cabinet. Pengosongan area dibelakang Safety Cabinet ini
menyediakan pengukuran percepatan udara yang akurat pada saringan
buangan dan untuk perubahan pada saringan buangan (Suhardi,dkk.,2008)
2. Operator
Jika Safety Cabinet tidak digunakan secara tepat keuntungannya
yang bersifat menguntungkan akan sangat berkurang. Operator harus teliti
dalam pemeliharaan integritas daerah bukaan aliran udara masuk ketika
menggerakan tangannya ke dalam dan keluar dari cabinet.
Lengan harus bergerak keluar masuk secara pelan, tegak lurus
dengan medan bukaan. Manipulasi material di dalam Safety Cabinet harus
ditunda sekitar 1 menit setelah menempatkan tangan dan lengan di dalam
untuk membuat penyesuaian pada kabinet dan untuk “menyapu udara”
pada permukaan tangan dan lengan. Banyak pergerakan keseberang medan
bukaan juga harus diminimalisasi melalui penempatan semua materi
penting kedalam kabinet sebelum dimulainya manipulasi
(Suhardi,dkk2008).
3. Sertifikasi Tahunan
Integritas dan operasi yang fungsional dari tiap Safety Cabinet
harus bersertifikat stanadar internasional pada saat instalasi dan secara
teratur sesudahnya oleh teknisi berkualitas,menurut instruksi pabrik
pembuatnya. Evaluasi dari efektifitas Safety Cabinet meliputi: integritas
kabinet, kebocoran saringan HEPA, down flow, flow velocity, tekanan
negatif, pola asap, alarm. Tes optioanal juga disediakan untuk kebocoran
elektrik, intensitas cahaya,intensitas cahaya ultraungu, tingkat kebisingan
dan getaran.
Latihan khusus, keterampilandan peralatan diperlukan untuk
melaksanakan tes ini dan sangat direkomendasikan untuk dikerjakan oleh
pihak yang professional berkualitas (Suhardi,dkk.,2008).
4. Peralatan Perlindungan Diri
Pakaian pelindung diri harus dikenakan setiap menggunakan Safety
Cabinet. Matel labolatorium dapat dipakai untuk pekerjaan pada Safety
Cabinet tingkat 1 dan 2.
Jas yang terbuat dari bahan padat, serta tertutup bagian
belakangnya menyediakan perlindungan yang baik dan harusdigunakan
pada Biosafety tingkat 3 dan 4 (kecuali labolatorium khusus). Sarung
tanganharus dikenakan diatas pergelangan tangan jas daripada dikenakan
didalam.
Lengan baju yang elastis dapat digunakan untuk melindungi lengan
peneliti. APD harus dikenakanketika menggunkan KB. APD bergantung
pada kelompok resiko (Suhardi,dkk 2008)
5. Pembersihan dan Penyeterilan
Media KB harus didekontaminasi sebelum dan setelah
penggunaan, dengan alkohol 70%atau UV selama 5-10 menit (Suhardi,dkk
2008).
Tabel 2.2 Perbedaan Biosecurity dan Biosafety
Biosecurity Biosafety
Mencegah dan mengamankan Ukuran tindakan pencegahan terhadap
material patogen dan toksin penurunan resiko biologik
termasuk catatan informasi
terhadapkemungkinan pencurian,
penyalahgunaan

Merupakan institusi dengan Menurunkan atau mengeliminasi paparan


kebiasaan selalu mengkedepankan pekerja lab atau orang lain dan lingkungan
tanggungjawab sesuai tingkat luar yang berpotensi terpapar agen
pengamanan mengenai akses berbahaya dalam suatu kerja biosains atau
terbatas agen patogen, toksin riset biomedik
berbahaya yang dapat dihaki
oleh individual.
Menetapkan akuntabilitas Terkait kehandalan dan tanggungjawab
berlebihan terhadap material pekerja dalam menangani, menggunakan
didasarkan penilaian resiko dan mentransfer material patogen
keamanannya berbahaya dan toksin sesuai tingkat
kemampuan penahanan laboratorium
Mendorong kinerja program Pemilihan keamanan metode dalam
biosafety mengatur material infeksi pada suatu
laboratorium yang telah dirancang
didasarkan penilaian resiko keamanan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Safety Cabinet adalah suatu alat yang di gunakan dalam ruang
bidang mikrobiologi dan berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi
pengguna nya, Safety Cabinet di bagi menjadi beberapa kelas 1,2,dan 3.
Adapun keutamaan dari Safety Cabinet memiliki Sistem HEPA filter,
Dilengkapi dengan layar LED, UV Timer, Sistem pengendalian
mikroprosesor, Sistem cerdas filter kompensasi, mudah untuk di desinfeksi.
Prinsip penggunaan alat ini yaitu menciptakan aliran masuk udara untuk
melindungi operator yang sedang menangani sampel biologis yang beresiko
dengan membuang udara keluar melalui HEPA (High Efficiency Particular
Air) filter. Dalam menggunakan Safety Cabinet kita harus memperhatikan
beberapa hal seperti ; penempatan alat, operator, sertifikat tahunan, APD, dan
Penyeterilan.

B. Saran
Seabagai mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan yang senantiasa
selalu berkecimpung di laboratorium hendaknya kita mengetahui SOP dari
alat yang kita gunakan, baik itu prinsip kerja, cara kalibrasi, dan cara
menggunakannya, dengan baik dan benar, sehingga kesalahan dalam
keakuratan hasil itu dapat diminimalisir. Semoga makalah saya dapat menjadi
bahan informasi untuk menambahkan pengetahuan kepada penulis dan
pembaca
Banjarbaru, 16 Oktober 2018
Pembimbing Hormat saya,

Erfan Roebiakto, S.KM.,M.S Sarah Abdaliah


19620327 198403 1 002 P07134217252
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Safety
Cabinet” ini dengan seksama dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Insturmentasi III dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bapak Erfan Roebiakto,
S.KM, M.S sebagai dosen mata kuliah Instrumentasi III yang telah membimbing
saya, dan ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini. Saya berharap agar makalah
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca pada
umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran.
Dalam menyusun makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan
dan kekeliruan. Untuk itu saya meminta maaf atas segala kekurangan dan
kemampuan saya dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan, dan dosen senantiasa saya harapkan demi
peningkatan kualitas makalah kedepan.

Banjarbaru, 16 Oktober 2018

Sarah Abdaliah
P07134217252
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal


[1] Suhardi, Sri Harjati et al.2008. Biosafety: Pedoman Keselamatan Kerja di
Labolatorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. PT Multazam Mitra
Prima:Jakarta.

[2] U.S. Departement of Health and Human Services, Central for Disease
Control and Prevention. 2007. Biosafety in Microbiological and
Biomedical Labolatories. U.S.Government Printing Office : Washington
DC.

Sumber Internet
[1] https://www.scribd.com/document/363667805/Biosafety-Cabinet
[2] https://www.scribd.com/doc/121576286/biosafety-cabinet
[3] https://www.scribd.com/doc/58721883/Biosafety-Cabinets-Siap-Print
[4] https://www.scribd.com/doc/106062947/PENGENALAN-ALAT

Anda mungkin juga menyukai