Anda di halaman 1dari 6

Biosafety Level 3 Laboratory

Biosafety adalah penerapan pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi


personalia laboratorium dan lingkungan dari paparan agen yang berpotensi menyebarkan
penyakit. BSL-1 yang merupakan jenis laboratorium seperti biasa dan dapat dilakukan di
ruangan mana saja. "Tidak memperhatikan suhu atau kelembapan,“ BSL-1 biasanya
digunakan untuk mengurai bahan-bahan penelitian, seperti zat kimia. Tidak berbahaya.”
BSL-2 tingkat keamanannya sudah lebih ketat dibandingkan dengan BSL-1. Laboratorium
BSL-2 biasanya dipakai untuk meneliti penyakit yang tidak membahayakan. "Tingkat
resikonya tidak tinggi,"

Untuk BSL-3, tingkat pengamannya sudah sangat tinggi. Mulai dari peneliti yang
memakai alat pelindung khusus, baju pengaman khusus, dan masker. Selain itu, tekanan
ruangan harus negatif agar semua kotoran dan kuman tidak mengalir keluar. Selain
pengaturan mesin sendiri, setiap saat ada petugas kontrol yang memperhatikan suhu,
kelembaban, dan tekanan di ruangan.

Risiko utama yang ada pada BSL-3 adalah adanya paparan lewat udara, sehingga
laboratorium ini perlu dibangun jauh dari pemukiman penduduk. Perlunya dekontaminasi
dengan membasuh seluruh tubuh sebelum dan sesudah bekerja di BSL-3.

Gambar 1. Perlengkapan keamanan diri untuk bekerja di laboratorium BSL 3. Bekerja pada
jenis laboratorium ini memerlukan ketelitian dan keterampilan lebih dalam
menangani objek penelitian dengan risiko tinggi.
Persyaratan rancang bangun BSL-3 harus memiliki:

1. Fasilitas pengatur aliran udara (HEPA-filtered air exhaust) antar ruang laboratorium

Filter HEPA mampu menangkap partikel kecil. Di daerah yang terkontaminasi, HEPA ini
dapat menyaring pathogen2 yang ada diudara sekitaran lab sehingga dapat mengurangi
paparan patogen. Udara yang disaring HEPA masuk dari langit-langit, dan keluar melalui
outlet di bagian bawah dinding. Partikel aerosol yang dihasilkan di tempat kerja segera
ditangkap oleh aliran udara ke bawah.

2. Ruang masuk kedalam double door entry guna mencegah kontaminasi dan memiliki ruang
antara yang dilengkapi tempat mandi sebelum masuk ke pusat laboratorium.

 Pintu Satu: Ruang ganti (mengganti semua pakaian pribadi, melepaskan semua
perhiasan)
 Pintu dua: Ruang ganti lab (memakai APD lapisan pertama, gloves lapisan pertama,
 Pintu tiga: Memakai APD tambahan seperti respirator pemurni udara dan mengganti
alas kaki.
 Sesampai di ruang lab, memakai gloves lapisan kedua.

3. Biological Safety Cabinet/BSC class II atau BSC class III guna menangani bahan agen
penyakit menular berbahaya
4. Fasilitas autoclave di luar dan di dalam laboratorium

5. Peralatan listrik tersentralisir dan dilengkapi circuit breaker panel

6. Tempat bekerja yang dirancang ergonomically untuk kenyamanan bekerja dan efisiensi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan laboratorium Biosafety level
3 adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi spesimen didalam laboratorium yakni memperhatikan bahan asal wadah
spesimen apakah berasal dari gelas ataukah plastik yang biasanya mudah bocor,
pengangkutan spesimen dengan menggunakan kontainer tanpa lupa untuk memberikan
label sehingga mudah untuk diidentifikasi, serta memperhatikan saat penerimaan
spesimen dan membuka paket spesimen yang wajib dibuka di kabinet biosafety.
2. Penggunaan pipet dan perlengkapan pipet pun sangat penting dengan selalu menyediakan
pipet cadangan pada saat kerja, kapas pengisi dalam pipet harus ada sehingga dapat
mengurangi adanya kontaminasi, tidak boleh mengeluarkan udara melalui cairan yang
berisi bahan infeksius, bahan infeksius tidak boleh dicampur dengan proses penghisapan
dan pengeluaran melalui pipet, cairan tidak boleh dikeluarkan secara paksa dari pipet,
untuk menghindari adanya penyebaran dari bahan infeksius yang tercecer pada meja
kerja dapat dilakukan pembersihan dengan menggunakan kain atau kerta penyerap yang
telah diberi disenfektan diatas permukaan bidang kerja, sehingga kain yang telah terpakai
harus diautoklaf atau dibuang sesuai dengan prosedur untuk limbah yang mengandung
bahan infeksius lainnya.
3. Penggunaan kabinet biosafety harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku khususnya
pada level 3 ini, yaitu dengan mengadakan pelatihan bagi staf yang akan menggunakan
kabinet biosafety sehingga protokol kerja serta petunjuk keselamatan dipahami dan untuk
meminimalisir kejadian yang tidak diharapkan seperti tumpahan, atau kerusakan juga
kurangnya penguasaan teknik. Kabinet biosafety dilarang keras untuk digunakan jika
dalam keadaan kondisi yang tidak baik, kaca untuk mengamati panel harus dalam
keadaan tertutup ketika sedang digunakan, hanya bahan dan alat yang akan digunakan
saja yang berada didalam kabinet agar peredaraan udara dibagian samping lancar. Bahan
dan alat harus dilakukan dekontaminasi sebelum masuk pada daerah kerja kabinet,
pembakar bunsen tidak digunakan didalam kabinet, karena panas yang diproduksinya
akan mempengaruhi aliran udara yang dapat merusak saringan. Pengerjaan sample dalam
ruang kabinet harus berada di tengah atau disamping dari permukaan bidang kerja dan
terlihat dari bukaan panel, harus dapat meminimalisir lalu lintas di belakang operator,
dan pada bagian depan pembakar udara tidak boleh dihalangi dengat kertas,pipet maupun
bahan lain.
4. Kabinet biosafety pada bagian permukaan harus dibersihkan pada saat memulai dan
mengakhiri pekerjaan dengan menggunakan disinfektan yang sesuai. Sebaiknya
dilakukan pemanasan terlebih dahulu selama 5 menit sebelum dan setelah selesai
pekerjaan diruang kabinet pada bagian kipas cabinet.

Gambar 2. Diagram kabinet biosafety level 3 (glove box). A: Lubang sarung tangan Jendela,
C: Buangan dengan saringan HEPA ganda, D: Saringan HEPA unruk pemasukan udara, E:
Saluran untuk autoklaf, F: Tangki bahan kimia buangan. Dibutuhkan sambungan antara
buangan kabinet dengan system buangan udara bangunan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bekerja di laboratorium biosafety level 3 yakni,

1. Akses yang terbatas bagi orang yang tidak berkepentingan dalam riset dilarang
masuk,
2. Selalu memperhatikan tanda bahaya atau simbol yang terdapat pada setiap alat
ataupun ruangan.
3. Perlunya alat perlindungan diri pada saat bekerja di laboratorium biosafety level 3.
Alat perlindungan diri yang biasa digunakan terdiri dari sarung tangan (doubleglove)
pada setiap pekerjaan di laboratorium, latex atau vinil yang dapat melindungi dari
bahaya bahan infeksus atau sarung tangan khusus untuk melindungi dari bahaya
kimia, cryogen, benda tajam maupun dari hewan.
4. Pelindung wajah untuk melindungi dari adanya cipratan bahan kimia maupun bahan
infeksius lainnya, termasuk menggunakan masker N95 yang memiliki pori masker
yang kecil dan keamanan yang baik, pelindung mata dengan menggunakan kacamata
goggles.
5. Pelindung kaki (cap shoes) untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan kimia atau
bahan infeksius. Jas lab (lab coat) melindungi tubuh kita dari langsungnya paparan
bahan infeksius.
6. Meminimalisir adanya aerosol pada tahap homogenesis dengan menggunakan vortex,
sentrifugasi, melepaskan jarum syringe setelah penggunaan larutan.
7. Mengembangkan prosedur pembersihan tumpahan seperti membuat spill kit disetiap
laboratorium. Praktik higienis personil dengan pengerjaan system aseptis.
8. Melepaskan perlengkapan APD pada saat selesai melakukan pekerjaan sebelum
meninggalkan laboratorium.
9. Mencuci tangan dengan sabun atau air setelahmelepaskan perlengkapan APD.
Kesadaran pada setiap personil akan tanggung jawab bersama untuk pencapaian
laboratorium yang baik dan aman (Yale Environmental Health & Safety, 2017).
Seperti ditunjukkan pada Gambar. 1, SLE-CHN Biosafety Lab terutama terdiri dari
laboratorium BSL-3 dengan tekanan negatif, laboratorium BSL-2, ruang persiapan PCR,
ruang penyimpanan dan dua set ruang ganti (termasuk dua ganti 1 kamar, dua kamar mandi
dan satu ruang ganti kedua). Laboratorium BSL-3 terhubung ke laboratorium lain melalui dua
jendela transfer (jendela transfer "bersih" dan jendela transfer "kotor"). Selain itu, lab berisi
ruang kontrol pusat dan kantor di sisi kiri, dan ruang dekontaminasi, ruang distribusi listrik,
dan unit mesin pendingin udara di sisi kanan. Tekanan di laboratorium BSL-3 dicatat dengan
memeriksa pengukur tekanan di laboratorium setiap hari, dan itu juga dipantau secara real-
time di ruang kontrol pusat. Aliran udara di laboratorium BSL-2 juga dipantau di ruang
kontrol pusat. Generator, unit penyedia air dan unit insinerasi terletak di luar gedung. SLE-
CHN Biosafety Lab sepenuhnya memenuhi standar laboratorium level 3 biosafety dari
Organisasi Kesehatan Dunia (Gbr. 1) [10

Referensi
https://www.researchgate.net/publication/319135639_BIOSAFETY_DAN_BIOSECURITY_UPAYA_UNT
UK_AMAN_BEKERJA_DI_LABORATORIUM [accessed May 06 2020].

Anda mungkin juga menyukai