Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

(20P01379)
TES KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIK
METODE DIFUSI

Nama : Hakami Yuhibbuna


NIM : 4311421013
Rombel : K-1A

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
I. Tujuan
Dapat melakukan pemeriksaan dan mengetahui sensitifitas
mikroorganisme terhadap beberapa jenis antibiotik.

II. Landasan Teori


Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau
sintetis yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses
biokimiawi di dalam suatu organisme khususnya proses infeksi bakteri [Utami
dan Prapti, 2012]
Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji
kepekaan suatu bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas bertujuan untuk
mengetahui efektifitas dari suatu antibiotik [Wahyutomo, 2009].
Uji kepekaan antimikroba dimulai ketika WHO memprakarsai pertemuan
di Jenewa pada tahun 1977, perhatian yang lebih luas mengenai resistensi
antimikroba yang berhubungan dengan infeksi pada manusia atau hewan. Hal ini
memicu program pengawasan untuk memantau resistensi antimikroba
menggunakan metode yang tepat. Sensitivitas tes antimikroba akan membantu
dokter untuk menentukan antimikroba yang tepat dalam mengobati infeksi. Untuk
mendapatkan hasil yang akurat, tes sensitivitas harus dilakukan dengan metode
yang akurat dan tepat, yang merupakan metode langsung dapat digunakan untuk
mendukung upaya pengobatan. Kriteria penting dalam metode uji sensitivitas
adalah untuk melakukan dengan respon pasien terhadap terapi antimikroba. [JuKe
Unila 2015]

III. Alat dan Bahan


Alat:
1. Lampu spiritus
2. Pinset
3. Inkubator
4. Petri dish
Bahan:
1. Beberapa jenis antibiotik
2. Petri dish berisi media Nutrient Agar atau Muller Hinton Agar
IV. Cara Kerja

Pada dasar petri dish dibuat 4 daerah dengan spidol

Ambil larutan Ambil antibiotic Lakukan hal yang


bakteri standar Mc. disk yang akan sama terhadap
Farland 0,5 dicobakan dengan antibiotic disk yang
sebanyak 1 ml pinset steril. lain.
dengan pipet ukur

Letakkan diatas Tempatkan dengan


diteteskan pada media Nutrient jarak 10 cm antara
permukaan media Agar sedikit disk yang satu
ditekan dengan dengan disk yang
ujung pinset. lain.

lalu tunggu 2 menit


supaya meresap dan
mengering

Diinkubasi pada
suhu 37°C. setelah
24 jam dilihat
hasilnya.

Ukur diameter daerah


terang yang mungkin
timbul di sekitar
antibiotic disk dengan
mistar /jangka sorong
V. Data dan Hasil Pengamatan
Escherichia coli merupakan bakteri flora normal intestinal yang paling
sering menyebabkan penyakit Infeksi Salusan Kemih (ISK) dan infeksi
nosokomial. Resistensi E. coli terhadap berbagai antibiotik telah banyak
dilaporkan, sehingga menimbulkan kesulitan dilakukannya terapi pada penderita
ISK. Suatu Rumah Sakit X ingin mengetahui mengetahui sensitivitas E. coli yang
diisolasi pada urin pasien ISK terhadap beberapa beberapa antibiotic yang
umumnya digunakan RS dalam terapi ISK. Antibiotik yang digunakan adalah
ciprofloxacin, gentamicin, ampicillin, dan cefixime.

Metode yang digunakan adalah Disc Diffusion. Subjek penelitian ini


adalah antibiotik ciprofloxacin, gentamicin, ampicillin, dan cefixime dengan
kosentrasi masing-masing antibiotik adalah 0 μg (kontrol) dan 30 μg. bakteri E.
coli sebanyak 10 sampel yang langsung diisolasi pada pasien penderita Infeksi
Saluran Kemih di Rumah Sakit X.

VI. Pembahasan
Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji
kepekaan suatu bakteri terhadap antibiotik. Uji kepekaan/sensitivitas bertujuan
untuk mengetahui daya kerja/efektivitas dari suatu antibiotik dalam membunuh
bakteri
Hasil dari tes kepekaan, mikroorganisme diklasifikasikan ke dalam dua
atau lebih kategori. Sistem yang sederhana menentukan dua kategori, yaitu
sensitif dan resisten. Meskipun klasifikasi tersebut memberikan banyak
keuntungan untuk kepentingan statistik dan epidemiologi, bagi klinisi merupakan
ukuran yang terlalu kasar untuk digunakan. Dengan demikian hasil dengan tiga
klasifikasi yang biasa digunaka, (sensitif, intermediet, dan resisten).
Ukuran zona jernih tergantung kepada kecepatan difusi antimikroba,
derajat sensitifitas mikroorganisme, dan kecepatan pertumbuhan bakteri.Untuk
derajat kategori bakteri dibandingkan terhadap diameter zona hambat yang
berbeda-beda setiap antimikroba, sehingga dapat ditentukan kategori resisten,
intermediate, atau sensitif terhadap antimikroba uji.
Dari data pengamatan tabel tersebut dapat dilihat bahwa antibiotik
ciprofloxacin sensitif dan intermediet terhadap bakteri E.coli, selanjutnya
antibiotik gentamicin sensitif terhadap E.coli. Sedangkan, antibiotik ampicillin
dan cefixime resisten terhadap bakteri E.coli. Jadi, antibiotik yang paling efektif
untuk menghambat bakteri E.coli adalah antibiotik gentamicin kemudian
ciprofloxacin.

VII. Kesimpulan
Tes kepekaan terhadap antimikroba adalah penentuan terhadap bakteri
penyebab penyakit yang kemungkinan menunjukkan resistensi terhadap suatu
antimikroba atau kemampuan suatu mikroba untuk menghambat pertumbuhan
bakteri yang berdasarkan pada metode difusi. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan MIC (minimum inhibition concentration) suatu agen mikroba.
Alasan dilakukannya uji kepekaan antimikroba adalah untuk mendapatkan
agen antimikroba yang tepat untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu. Uji
sensitifitas antimikroba tidak dilakukan pada setiap spesimen, melainkan hanya
dilakukan pada spesimen dengan jenis mikroba tertentu yang belum diketahui
secara umum sensitifitasnya terhadap jenis-jenis antimikroba yang umum
digunakan.

VIII. Daftar Pustaka


Khusuma, Ari, Yuriska Safitri, Annisa Yuniarni, and Kurnia Rizki. "Uji Teknik
Difusi Menggunakan Kertas Saring Media Tampung Antibiotik dengan
Escherichia coli sebagai Bakteri Uji." Jurnal Kesehatan
Prima 13, no. 2 (2019): 151-155.
Soleha, Tri Umiana. "Uji kepekaan terhadap antibiotik." Juke Unila 5, no. 9
(2015): 119-123.
Utami, Prapti. Antibiotik alami untuk mengatasi aneka penyakit. AgroMedia,
2012.

Anda mungkin juga menyukai