Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

PEMERIKSAAN UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK


Metode Disk

Hari /Tanggal : Senin, 7 Juni 2021

Nama : Andi Fhatima Khairunnisa

NIM : PO713203191007

Kelompok : D III (A1, Kelompok 2)

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
ANALIS KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021

Nilai TTD
I. TUJUAN

Untuk mengetahui efektivitas dan sensitivitas dari suatu antibiotik


terhadap kepekaan bakteri

II. PRINSIP
Penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat anti bakteri.
III. TEORI DASAR

Uji sensitivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan


kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri dan untuk mengetahui senyawa
murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Metode uji sensitivitas bakteri
adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam
yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi
yang rendah. Uji sensitivitas bakteri merupakan suatu metode untuk
menentukan tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk
mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas bakteri. Seorang ilmuwan
dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-
Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari
metode ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme,
yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram
kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan
pertumbuhan bakteri menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat
antibakteri. Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona
hambatan yang terbentuk bakteri tersebut semakin sensitive (Waluyo, 2008).

Cara Kirby Bauer ( diambil dari nama ahli mikrobilogi W. Kirby dan A. W.
Bauer di tahun 1966 ), atau disebut filter paper disk agar diffusion method,
juga dikenal sebagai NCCLS/ National Committee For Clinical Laboratory
Standars. Prosedur difusi- kertas cakram- agar yang terstandardisasikan
merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotika untuk bakteri.
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona
hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin
terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk
menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik.
Faktor yang mempengaruhi metode Kirby-Bauer :

a. Konsentrasi mikroba uji

b. Konsentrasi antibiotika yang terdapat dalam cakram

c. Jenis antibiotik.

d. pH medium.

Prinsipnya yaitu adanya zona hambatan yang terlihat pada paper diskdi
medium Muller Hinton Agar yang telah diinkubasi selama 18- 24jam.

Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan mikroorganisme yang membunuh


atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotik banyak
digunakan dalam pengobatan penyakit. Namun demikian tidak semua
antibiotic dapat digunakan dalam pengobatan penyakit. Sebelum diberikan
sebagai pengobatan, sebaiknya ditentukan dahulu antibiotic mana yang
paling ampuh untuk mengobati penyakit. Cara yang lazim digunakan untuk
engetahui keampuhan antibiotik adalah antibiogram atau uji kepekaan
antibiotik terhadap pathogen penyebab penyakit (Bibiana, 1994).
Penggunaan antibiotik secara kombinasi ( dua antibiotik yang digunakan
secara bersama-sama) dapat saling mempengaruhi kerja dari masing-masing
antibiotic. Kombinasi antibiotic tersebut dapat bersifat antagonis, dimana
antibiotic yang satu bersifat mengurangi atau meniadakan khasiat antibiotik
kedua. Kombinasi antibiotik dapat pula bersifat sinergis, yaitu penggunaan
antibiotik secara kombinasi yang menyebabkan timbulnya efek teraupetiknya
yang lebih besar dibandingkan bila antibiotik tersebut diberikan secara
sendiri-sendiri. (Pratiwi, 2008).

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Jarum ose
- Kapas swab
- Cawan petri
- Bunsen
- Tabung reaksi
- Rak tabung
- Pinset
- Disk

Bahan :

- Koloni bakteri
- Media MHA (Mueller Hinton Agar)
- Standart Mc Farland
- NaCl steril 0,9 %
- Antibiotik kanamisin dan chloramphenicol

V. PROSEDUR KERJA
 Cara membuat suspensi bakteri
1. Koloni yang berasal dari media sub kultur
2. Ambil 1 ujung ose koloni bakteri dari media sub kultur dibuat suspensi bakteri
pada NaCL 0,9 % steril dengan kekeruhan setara dengan Mc farland standar
0,5. Biarkan 15 menit.
3. Membandingkannya dengan cara pegang 2 tabung berhimpitan, satu tabung
standar dan satu tabung suspensi bakteri. Kemudian dibandingkan
kekeruhannya dengan latar belakang kertas putih yang diberi garis tebal.
Kalau kurang keruh ditambah koloni sedangkan kalau lebih keruh ditambah
air garam.

 Penanaman pada media MHA (Mueller Hinton Agar)


1. Kedalam suspensi bakteri yang sudah distandarisasi kekeruhannya,
dicelupkan kapas lidi steril, tunggu sebentar supaya cairan dapat meresap ke
dalam kapas. Kemudian lidi dapat diangkat dan dapat diperas dengan
menekan pada dinding tabung bagian dalam sambil diputar-putar.
2. Gores-goreskan pada permukaan Mueller Hinton Agar Plate sampai seluruh
permukaan tertutup rapat dengan goresan. Biasanya dilakukan 3 kali
penggoresan permukaan. Kapas lidi di bolak-balik. Dari goresan 1 ke goresan
2, plate diputar 90o sedangkan dari goresan 2 ke goresan 3 plate diputar 45 o.
3. Biarkan Mueller Hinton Agar Plate diatas meja selama 5 menit supaya
suspensi bakteri meresap ke dalam agar.
4. Jarak antara cakram yang satu dengan yang lainnya tidak boleh kurang dari
24 mm diukur dari titik pusat masing-masing cakram.

 Penanaman disk antibiotik


1. Tempelkan antibiotik menggunakan pinset steril dipermukaan Mueller Hinton

Agar plate, tekan pelan-pelan.

2. Tempelkan antibiotik lainnya dengan jarak tidak boleh kurang dari 24 mm.

3. Inkubasi selama 24 jam, pada suhu 37o C.

VI. HASIL PENGAMATAN


Diketahui :

- Antibiotik Kanamisin

Diameter zona hambat = 2 cm

Diameter disk = 0,6 cm

Penyelesaian = Diameter zona hambat – diameter disk

= 2 cm - 0,6 cm

= 1,4 cm atau 14 mm (intermediate)

- Antibiotik Chloramphenicol
Diameter zona hambat = 3,5 cm

Diameter disk = 0,6 cm

Penyelesaian = Diameter zona hambat – diameter disk

= 3,5 cm - 0,6 cm

= 2,9 cm atau 29 mm (sensitive)

Catatan :

- Sensitive : > 17 mm

- Intermediate : 13 – 17 mm

- Resisten : < 13 mm
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini kadar antibiotik ditentukan dengan metode Kirby-
Bauer, yaitu pengukuran sensitifitas antibiotik dengan metode paper disk
yang berisi agen antimikroba pada media yang telah ditanami mikroba dan
akan berdifusi pada media agar. Daerah jernih disekitar paper disk
merupakan hambatan mikroba oleh antibiotik pada permukaan agar. Metode
Kirby-Bauer merupakan cara untuk menentukan sensitifitas antibiotik untuk
bakteri. Sensitifitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter
zona hambat terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin
terhambat pertumbuhannya.
Pada percobaan ini, uji sensitivitas antimikroba dilakukan dengan metode
difusi agar Digunakan medium Mueller Hinton Agar (MHA) karena semua
bakteri dapat tumbuh karena media ini bukan merupakan media selektif dan
media diferensial. Media MHA mengandung starch (tepung pati) yang
berfungsi untuk menyerap racun yang dikeluarkan bakteri, sehingga tidak
mengganggu antibiotik, rendah sulfonamide, trimethoprim, dan tetracycline
inhibitors, mendukung pertumbuhan bakteri non-fastidious yang patogen,
serta banyak data dan pengalaman yang telah dikumpulkan tentang
sensibilitas tes menggunakan media ini.
Dalam percobaan uji resistensi ini, antibiotik yang digunakan adalah
kanamisin dan cholaramphenicol. Media atau Plate yang ditanami koloni
kemudian diberikan kertas cakram antibiotik tersebut diperoleh zona
hambatan yang artinya bakteri tersebut resisten terhadap antibiotik yang
digunakan.
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat
pertumbuhannya akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah
daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme pada media agar
oleh antibiotik.
Intermediate adalah suatu keadaan dimana terjadi pergerakan dari
keadaan sensitive ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten
sepenuhnya.Sementara sensitif adalah suatu keadaan dimana mikroba
sangat peka terhadap antibiotic atau sensitifitas adalah keadaan suatu
antibiotic yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba.

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
bakteri tersebut resisten terhadap antibiotik kanamisin dan chloramphenicol ,
didapatkan hasil zona hambat pada kanamisin adalah 14 mm sedangkan
pada chloramphenicol yaitu 29 mm. Pada antibiotic kanamisin termasuk
intermediate dimana terjadi pergerakan dari keadaan sensitive ke keadaan
yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sementara itu, pada antibiotic
chloramphenicol termasuk senssitif dimana mikroba sangat peka terhadap
antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA

Djide M, Natsir. 2008. Dasar – dasar Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin.


Makassar

Pratiwi Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Yogyakarta

Suwandi, U. 2003. Perkembangan Antibiotik. Cermin Dunia


Kedokteran No. 83. Pusat Penelitian dan Pengembangan PT.
Kalbe Farma, Jakarta

Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang.
UMM Press

W. Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta:


Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai