Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

UJI SENSITIVITAS BAKTERI METODE KIRBY BAUER

Tujuan Praktikum
3. Mahasiswa mampu melakukan uji sensitivitas dengan metode
difusi Kirby Bauer
4. Mahasiswa dapat sifat bakteri (sensitif/resisten/intermediet)
terhadap antibiotik tertentu.

Pendahuluan
Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lainnya. Antibiotik banyak digunakan dalam
pengobatan penyakit, namun tidak semua antibiotik dapat digunakan
dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang resisten
terhadap antibiotik tersebut. Sebelum pemberian antibiotik, sebaiknya
dilakukan dahulu uji sensitivitas untuk menentukan antibiotik mana
yang paling tepat untuk membunuh bakteri penyebab penyakit tertentu.
Uji sensitivitas/kepekaan terhadap antibiotik dilakukan karena semakin
luasnya resistensi antibiotik baik yang berhubungan dengan infeksi
manusia atau hewan. Hal ini mencetuskan program surveilance untuk
memonitor resistensi antibiotik menggunakan metode yang sesuai.
Untuk mendapatkan hasil yang valid, tes kepekaan harus dilakukan
dengan metode yang akurat dan presisi yang baik, dimana metode
tersebut langsung dapat digunakan dalam menunjang upaya
pengobatan.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :

1. Cara Cakram (Disc Method)


Cara ini menggunakan kertas saring yang telah mengandung
antibiotik dengan kadar tertentu dan diletakkan di atas lempeng agar
yang telah ditanami kuman. Diameter zona hambatan pertumbuhan
kuman yang tampak menunjukkan sensitivitas kuman tersebut terhadap
antibiotik yang bersangkutan. Penilaian terhadap zona hambatan
dilakukan dengan membandingkan besarnya diameter zona hambatan
1
dengan tabel CLSI.

2
2. Cara Tabung (Tube Dilution Method)
Dalam cara ini dilakukan penipisan antibiotika dalam tabung-
tabung reaksi dan dicari konsentrasi antibiotik terendah yang masih
dapat menghambat pertumbuhan kuman. Ini disebut Konsentrasi
Hambatan Minimal (KHM) suatu antibiotik. KHM lazim juga disebut
MIC (Minimal Inhibitory Concentration).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran diameter zona hambatan


antara lain :
a. Kekeruhan Suspensi Bakteri
Jika suspensi kurang keruh maka diameter zona hambatan akan
lebih lebar, jika suspensi lebih keruh maka diameter zona
hambatan akan makin sempit. Artinya akan terjadi pelaporan
positif/negatif palsu.
b. Waktu Pengeringan/Peresapan Suspensi Bakteri Ke dalam
Media Waktu pengeringan tidak boleh lebih dari batas waktu
yang diperbolehkan karena dapat mempersempit zona hambatan,
hasil sensitif bisa dilaporkan resisten

c. Temperatur Inkubasi
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, inkubasi
dilakukan pada suhu 350C. Kurang dari 350C menyebabkan
diameter zona hambatan lebih lebar, sehingga hasil resisten
dilaporkan sensitif. Ini bisa terjadi pada media plate yang
ditumpuk lebih dari 2 plate pada inkubasinya karena plate yang
ditengah suhunya kurang dari 350C. Inkubasi pada suhu lebih dari
350C, kadang ada bakteri yang kurang subur pertumbuhannya,
ada pula obat yang difusinya kurang baik
d. Waktu Inkubasi
Hampir semua cara menggunkan waktu inkubasi 16-18 jam.
Kurang dari 16 jam pertumbuhan bakteri belum sempurna
sehingga sukar dibaca atau diameter zona hambatan lebih lebar.
Sedangkan lebih dari 18 jam pertumbuhan lebih sempurna
sehingga diameter zona hambatan makin sempit.
e. Ketebalan Media agar
Ketebalan agar-agar optimal adalah 4 mm. Kurang dari itu difusi
obat lebih cepat, namun jika lebih dari 4 mm difusi obat akan lebih
lambat.
f. Jarak Antar Disc Obat
Jarak yang dianjurkan adalah minimal 15 mm untuk menghindari
terjadinya zona hambatan yang tumpang tindih. Untuk ukuran
piring petri dengan diameter 9-10 cm, paling banyak untuk 7 disk
obat.
g. Potensi Disc Obat
Tiap jenis obat mempunyai diameter disk yang sama, tetapi
potensinya yang berbeda. Yang harus diperhatikan yaitu cara
penyimpanan, tanggal kadaluarsa dan setiap disk obat baru
diterima harus di cek dengan kontrol strain.
h. Komposisi Media
Sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan bakteri, difusi
obat, aktivitas obat dsb.

Bahan dan Alat:


Bahan:
 Suspensi bakteri
 Berbagai jenis antibiotik
 Standar Mc Farland
 NaCl 0,85%
 Media : Nutrien Agar (NA)/Muller Hinton Agar (MHA), Heart
infusion Broth (HIB)

Alat:
Rak tabung reaksi, tabung reaksi, ose bulat, lidi kapas steril, inkubator,
lampu spiritus, pinset

Cara Kerja:

A. Pembuatan Suspensi Kuman


1) Diambil 1 ujung ose koloni kuman disuspensikan ke dalam NaCl
0,85% hingga kekeruhan sama dengan standar kekeruhan Mc
Farland.
2) Bila suspensi yang dibuat kurang keruh ditambahkan koloni
kuman sedangkan jika terlalu keruh ditambah dengan larutan
NaCl
0,85%.
B. Inokulasi Kuman pada Media Lempengan Agar
1) Dicelupkan lidi kapas steril ke dalam tabung yang berisi suspensi
kuman, tekan pada dinding tabung agar cairan terperas.
2) Digoreskan lidi kapas tersebut pada permukaan media NA sampai
seluruh permukaan media tertutup rapat dengan goresan.
3) Didiamkan media selama 15-20 menit supaya bakteri meresap ke
dalam media padat.
4) Diambil satu per satu disc antibiotik yang sudah disiapkan secara
aseptis.
5) Diletakkan antibiotik di atas media dengan hati-hati dan diatur
supaya jarak antar antibiotik tidak kurang dari 15 mm.
6) Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
7) Diukur diameter zona hambatan (zona jernih) dalam satuan mm
menggunakan penggaris atau jangka sorong.
8) Dicatat diameter zona hambatan yang terbentuk dan
dibandingkan dengan tabel CLSI.

Anda mungkin juga menyukai