Anda di halaman 1dari 6

UJI SENSITIFITAS ANTIBIOTIK

A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat kecil
atau rendah bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain.

Manfaat
 praktikan dapat mengetahui teknik uji sensitivitas,
 dapat mengukur zona hambat pada masing-masing antibiotik terhadap bakteri S.
aureus dan E. coli,
 mengetahui tingkat sensitivitas, intermediet dan resistensi antibiotik terhadap bakteri S.
aureus dan E. Coli

sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik untuk memberikan daya hambat
terhadap mikroba.

Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitif ke keadaan
yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya.

Resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotic.

Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya akibat antibakteri
atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorrganisme
pada media agar oleh antibiotik. Contohnya: Tetracycline,
Erytromycin, dan Streptomycin.Tetracycline merupakan antibiotik yang memiliki spektrum yang
luas sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara luas.

Cara Cakram (Disc Method), menggunakan cakram kertas saring yang mengandung
antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang diletakkan di atas lempeng agar yang
ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian di inkubasi. Apabila tampak adanya zona
hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotik, maka kuman yang diperiksa
sensitif terhadap antibiotik tersebut. Cara ini disebut juga cara difusi agar, yang lazim dilakukan
adalah cara Kirby-Bauer.

 Medium BHIB Dan Medium MHA

a) Medium Mueller Hinton Agar (MHA)


Medium Mueller Hinton Agar (MHA) merupakan medium tempat hidup dan
berkembangbiaknya suatu bakteri.
Adapun kandungan dari MHA adalah pepton (6 g), kasein (17,5 g), pati (1,5 g) dan agar
(10 g). Semua kandungan tersebut dilarutkan dalam 1 liter air.
b) Medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik
bentuk cair maupun agar.
Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton, Buffer posfat dan sedikit
dekstrosa. Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri dapat menggunakan langsung
sebagai sumber energy.
PEMERIKSAAN SENSITIFITAS ANTIBIOTIK

Metode
Kirby bauer / modifikasi
Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik uji sensitivitas.
2. Untuk mengukur zona hambat pada masing-masing antibiotik terhadap bakteri S.
aureus dan E. coli.
3. Untuk mengetahui tingkat sensitivitas, intermediet dan resistensi antibiotik terhadap
bakteri S. aureus dan E. Coli
4. Untuk mengetahui kepekaan kuman terhadap antimikroba teruma antibiotic.
Prinsip
Suatu jenis kuman dapat peka terhadap antibiotic atau antimikroba dapat diketahui secara
invitro dengan cara membiakkan bakteri pada media yang diberi disk antibiotic atau
antimikroba.
Alat
Alat- alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Cotton swab
2. Petridisk
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung
5. Lampu spiritus
6. Kapas
7. Korek api
8. Incubator
9. Pinset
10. Penggaris
11. Kertas
12. Inkase
Bahan
 Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
 Disk Antibiotik Ampicillin (AMP)
 Disk Antibiotik Kanamycin
 Disk Antibiotik Penicillin
 Disk Antibiotik Rifampicin
 Disk Antibiotik Bacitrasin (B)
Media
Media yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1. Nutrient borth
2. Agar Muller Hilton (MH Agar)
PROSEDUR KERJA
1. 1 ose penuh strain ditanam dalam broth – inkubasi 37°C selama 2-3 jam, kekeruhan broth
dibandingkan dengan standart, untuk menyesuaikan dipakai broth steril atau Pz
2. Dengan sweb steril dan broth ditanam merata pada agar MH sebelum di streak, swab
diperas dahulu pada dinding tabung (dengan ditekan sambil diputar)
3. Cara streak :
 Meliputi seluruh permukaan plate, zig-zag merata
 Plate setelah ditanami, dibiarkan beberapa menit pada temperature kamar dalam
keadaan tertutup
 Disk antibiotic diletakkan dengan pinset/jarum steril pada permukaan plate agar, agak
ditekan, tiap disk diperkirakan jaraknya , agar zona jernih yang terjadi tidak saling
bertubrukan satu plate maksuimal 7 detik
 Setelah inkubasi 37°C selama 24 jam zona hambatan diukur diameternya dengan
penggaris, cawan petri tetap ditutup.
 Pengukuran dilakukan dari dasar late (dibalik), hasil pengukuran dicocokkan dengan
table satuan millimeter (mm).
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan


Table standart
Nama Diameter Zona Hambatan
No.
Antibiotic Resisten Intermediet Sensitive
1. Ampicillin
- Gram + < 11 12 – 13 > 14
- Gram - < 20 21 – 28 > 29
2. Kanamycin 13 14 – 17 18
3. Penicillin
- Gram + < 11 12 – 21 > 22
- Gram - < 21 22 – 28 > 29
4. Rifampicin < 16 17 – 19 > 20
5. Bacitracin <8 9 - 12 > 13

Table hasil pengamatan


Diameter Zona
Nama Keterangan
No. Hambatan
Antibiotic
S. Aureus E. Colli S. Aureus E. Colli
1. Ampicillin 6 - Resisten -
2. Kanamycin - - - -
3. Penicillin - - - -
4. Rifampicin - 9 - Resisten
5. Bacitracin 16 17 Sensitive Sensitive

B. Pembahasan
Pada pengamatan yang dilakukan, terlebih dahulu melakukan fiksasi alat-alat yang akan
digunakan pada praktikum. Fiksasi berfungsi agar tidak terdapat mikroba yang menempel.
Bakteri Eschercia coli dimasukkan dalam media BHIB (Brain Heart Infusion Broth) yang
berfungsi membantu pertumbuhan bakteri tersebut. Selanjutnya menggoreskan sweap secara zig
zag pada cawan petri yang berisikan medium MHA (Mueller Hinton Agar) yang juga merupakan
tempat hidup dan berkembangbiaknya suatu bakteri. Langkah selanjutnya, memasukkan
antibiotik pada masing-masing cawan petri dengan jarak yang tidak terlalu dekat, agar nantinya
dapat diketahui mana antibiotik yang intermediet, resisten dan sensitif terhadap bakteri.
Bakteri yang sensitif terhadap antibiotika akan menunjukkan lingkaran seperti cincin
yang disekitar discus antibiotika yang diletakkan diatas media agar, dimana lingkaran disekitar
discus antibiotika ini disebut zona hambatan atau zona inhibisi.
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan pengujian menggunakan antibiotika
ampicillin, dan bacitracin pada bakteri s. aureus dan antibiotic rifampicin dan bacitracin pada
bakteri e.colli . setelah di inkubasi selama 1 hari maka antibiotic ampicillin yang diletakkan
pada bakteri s aureus membentuk diameter zona hambatan sebesar 6 mm sehingga dapat
disimpulkan bahwa s.aureus resisten terhadap ampicillin
Sensitifitas terjadi karena inhibitor sintesis protein yang menghambat aktivitas transferase
peptida dari ribosom bakteri sehingga antibiotik ini efektif membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri. Sedangkan resistensi terjadi akibat bakteri mensintesis enzim yang dapat
mengubah zat aktif menjadi tidak aktif sehingga terjadi resisten terhadap antibiotik. Bakteri
tersebut menghasilkan enzim yang mampu memecah cincin beta laktam. Beta laktamase banyak
diproduksi oleh bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Enzim ini mempunyai peranan
besar dalam menyebabkan resistensi bakteri gram positif terhadap antibiotik.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum uji sensitifitas antibiotic yang telah diklakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. S. Aureus resisten terhadap ampicillin dan sensitive terhadap bacitracin.
2. E. colli resisten terhadap rifampicin dan sensitive terhadap bacitracin.

Anda mungkin juga menyukai