NIM : PO713203191007
1) Jelaskan perbandingan antara Reverse Transciptase PCR, Real Time PCR, Nested PCR
dan Multiplex PCR dengan PCR konvensional atau PCR standar!
Jawaban
RT-PCR digunakan untuk mendapatkan kembali dan menyalin utas 5’ dan 3’ dari mRNA,
menghasilkan kumpulan cDNA yang banyak dari jumlah mRNA yang sangat sedikit. RT
PCR dapat dengan mudah digunakan untuk mengidentifikasi mutasi, polimorfisme dan
mengukur kekuatan ekspresi gen.
Maksud dari kata real time pada metode ini adalah data fuoresensi yang dihasilkan dari
proses amplifikasi dapat diamati secara langsung pada saat proses amplifikasi masih
berjalan dan tanpa harus menunggu seluruh siklus amplifikasi selesai.
Nested PCR
Nested PCR adalah suatu teknik perbanyakan (replikasi) sampel DNA menggunakan
bantuan enzim DNA polimerase yang menggunakan dua pasang primer untuk
mengamplifikasi fragmen
Multiplex PCR
Multiplex PCR merupakan beberapa set primer dalam campuran PCR tunggal untuk
menghasilkan amplikon (hasil amplifikasi PCR) dari berbagai ukuran yang spesifik untuk
sekuens DNA yang berbeda. Dengan penargetan gen sekaligus, informasi tambahan dapat
diperoleh dari running-tes tunggal yang tidak membutuhkan beberapa kali reagen dan
lebih banyak waktu untuk melakukan.
PCR konvensional
PCR konvensional adalah PCR di mana tahap perbanyakan materi genetik dan tahap
deteksi produk PCR dilakukan secara berturut-turut, yaitu tahap deteksi dilakukan bila
tahap perbanyakan materi genetik telah selesai. Reaksi PCR konvensional biasanya
menggunakan satu pasang primer oligonukleotida untuk mengamplifikasi bagian tertentu
dari genom agen infeksi serta dilakukan pada suatu tabung.
Konsentrasi masing-masing dNTP yang diperlukan dalam PCR berkisar antara 20-200
µM dan keempat dNTP yang digunakan sebaiknya mempunyai konsentrasi yang sama
untuk memperkecil kemungkinan kesalahan penggabungan nukleotida selama proses
polimerisasi.
2. Oligonukleotida Primer
Konsentrasi primer yang optimal berkisar antara 0,1-0,5 µM. Panjang oligonukleotida
yang digunakan sebagai primer umumnya 18-28 nukleotida dan mempunyai kandungan G
+ C sebesar 50-60%. Sekuen oligonukleotida primer sebaiknya dicek apakah mempunyai
kemungkinan membentuk hibrid antara primer yang satu dengan primer yang lainnya.
3. Cetakan DNA
Cetakan DNA yang digunakan sebaiknya berkisar antara 105 -106molekul. Pada waktu
suhu inkubasi PCR mencapai 95oC, yang dimaksudkan untuk mendenaturasi DNA, sudah
cukup untuk merusak sel yang memungkinkan oligonukleotida primer menempel pada
cetakan DNA yang ada di dalam sel. DNA yang digunakan sebagai cetakan dapat berupa
rantai tunggal maupun rantai ganda.
4. Larutan Bufer
Bufer yang dianjurkan untuk melakukan PCR adalah 10-50 mM Tris-HCl, pH 8,3-8,8
(pada suhu 20oC). Untuk membantu proses penempelan primer (primer annealing), dapat
juga ditambahkan KCl sampai konsentrasi 50 mM. Di atas konsentrasi ini, KCl justru
akan menghambat aktivitas Taq DNA polymerase. Di samping itu, perlu juga
ditambahkan 1,5 mM MgCl2. Komponen lain yang perlu ditambahkan adalah gelatin atau
BSA (Bovine serum albumin) sebanyak 0,1% (berat/ volume) dan deterjen non ionic
seperti misalnya Tween 20 sebanyak 0,05-0,1% untuk mempertahankan kestabilan enzim
Taq DNA polimerase.
5. Siklus Reaksi
Secara umum semua konsentrasi enzim yang dianjurkan untuk melakukan PCR adalah
2,5 unit/ reaksi. Seringkali penggunaan 1 unit enzim Taq DNA polymerase sudah
optimum untuk melakukan PCR dengan jumlah siklus reaksi 20-25 kali. Untuk siklus
yang lebih banyak, maka sebaiknya digunakan unit yang lebih besar pula, tetapi
sebaiknya tidak melebihi 2,5 unit karena konsentrasi enzim yang terlalu tinggi akan
menurunkan spesifisitasnya.